• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi pakan orangutan sumatera 1. Spesies tumbuhan sumber pakan orangutan1.Spesies tumbuhan sumber pakan orangutan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Preferensi pakan orangutan sumatera 1. Spesies tumbuhan sumber pakan orangutan1.Spesies tumbuhan sumber pakan orangutan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi yang merupakan sumber pakan orangutan sumatera sebanyak 33 spesies. Spesies tersebut terdiri dari 5 habitus, yakni pohon, liana, herba, bambu, dan epifit. Selain itu orangutan juga memakan rayap (Dicus piditermes). Spesies pohon pakan yang dimanfaatkan orangutan pada saat penelitian sebanyak 27 spesies. Hal ini berarti hanya 12.56% dari 215 spesies pohon pakan yang terdapat dalam plot permanen. Hasil penelitian CII untuk konservasi orangutan di Batang Toru selama dua tahun terakhir (2005-2007) telah diidentifikasi 143 spesies pohon pakan orangutan. Selain itu Simorangkir (2009) juga menyatakan di hutan Batang Toru menyediakan pohon pakan orangutan sebanyak 96 jenis (77,4%-78,5%).

Variasi pakan orangutan betina lebih tinggi daripada orangutan jantan. Orangutan betina memakan 19 spesies pohon, sedangkan orangutan jantan memakan 16 spesies pohon. Menurut Dierenfeld (1997), orangutan termasuk satwa yang highly opportunistic feeders bahwa satwa tersebut mampu mengkonsumsi jenis makanan lebih dari 100 jenis tanaman bahkan lebih dari 300 jenis tanaman di habitatnya (Rijksen 1978).

Analisis jenis-jenis pakan yang disukai oleh orangutan sumatera digunakan asumsi bahwa semakin besar frekuensi suatu spesies tumbuhan dimakan dan ketersediaannya di alam sedikit, maka semakin disukai spesies tumbuhan tersebut. Penentuan apakah suatu spesies disukai atau tidak disukai, menggunakan perhitungan Indeks Neu (Indeks Preferensi). Menurut Neu et al. (1974) dalam Kadhafi (2011), jika nilai w ≥1, maka spesies tumbuhan tersebut disukai.

Penghitungan Indeks Neu dilakukan hanya dengan mengetahui ketersediaan pakan di alam dari hasil analisis vegetasi. Spesies pohon dan indeks preferensi pakan orangutan sumatera disajikan dalam Tabel 5.

Hasil analisis Indeks Neu menyatakan spesies pohon yang disukai orangutan sebanyak 10 spesies dari 27 spesies yang teramati. Orangutan jantan menyukai 7 spesies dan orangutan betina 8 spesies. Menurut Sugardjito et al. (1987) dalam Wich et al. (2006), pakan orangutan di stasiun penelitian orangutan Ketambe sebanyak 174 spesies diantaranya Nephelium sp., Polyalthia sp., Mastixia sp.,

Durio sp., Artocarpus sp., Baccaurea sp., Ficus sp., dan Lansium sp. Terdapat kesamaan jenis antara pakan orangutan di Ketambe dengan pakan orangutan di Batang Toru. Salah satu jenis pakan yang sama adalah Ficus sp. Jenis ini merupakan sumber pakan alami yang sangat penting bagi orangutan. Dapat dikatakan jenis ini merupakankeystone spesies, yaitu jenis tumbuhan yang selalu dikonsumsi sepanjang tahun dan juga mampu menyediakan buah sepanjang tahun sehingga keberadaannya dapat membantu kestabilan populasi orangutan. Studi kasusdi Ketambe, bahwa orangutan tidak pernah mengalami kekurangan pakan, Tabel 5 Preferensi spesies pohon yang dimakan orangutan sumatera di Batang

Toru

No Nama Lokal Nama Ilmiah Suku Jenis kelamin Indeks

preferensi

1 Kandri Eurya nutida Theaceae 39.45 2 Malaka Tetrameristra glabra Theaceae 21.92 3 Hotang Naigea neriifolium Podocarpaceae 17.54 4 Jambu Syzygiumsp. Myrtaceae 13.15 5 Fikus Ficussp. Moraceae 4.38 6 Jambu Rodhomirtus tomentosa Myrtaceae 4.38 7 Damar daging Agathis borneensis Araucariaceae 2.92 8 Sampinur bunga Dacrycarpus imbricatus Podocarpaceae 1.46 9 Kandis Garcinia parvifolia Guttiferae 1.46 10 Medang kunyit Gironniera subaequalis Ulmaceae 1.22 11 Terentang C. auriqulatum Anacardiaceae 0.88 12 Mayang susu Palaquium rostratum Myrtaceae 0.76

13 - Hydnocarpus kunstleri Flacourtiaceae 0.55

14 Andis Swimingtonia floribunda Anacardiaceae 0.44 15 Damar suri Symingtonia populnea Hamamelidaceae 0.44 16 Atur mangan Gymnostoma sumatrana Casuarinaceae 0.38 17 Bintangur Calophyllum soulatri Guttiferae 0.37 18 Baja-baja Gomphia serrata Ochnaceae 0.34 19 Manggis liar Garcinia hombroniana Guttiferae 0.31 20 Malu tua Tristaniopsis whiteana Myrtaceae 0.15 21 Mayang merah Madhuca laurifolia Sapotaceae 0.04 22 Fikus Ficus elasticus Moraceae -23 Nangka Arthocarpussp. Moraceae

-24 Unknown 1 Unknown1

-25 Unknown Unknown

-26 Unknown 3 Unknown3

-27 Unknown 4 Unknown4

37

karena jika musim buah rendah orangutan masih dapat memakan buah Ficus sp. yang hampir selalu tersedia sepanjang tahun untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal ini dapat dilihat dari sampel urin orangutan sumatera yang tidak ditemukan zat kimia berupa keton. Adanya keton dalam urin orangutan mengindikasikan bahwa produksi energi orangutan bersifat rendah (Wich et al. 2004 dalam Wich et al. 2006). Berbeda halnya orangutan kalimantan di Gunung Palung yang tidak tersedia pohon ficus. Pada saat tidak musim berbuah, orangutan akan sangat menderita karena kekurangan makanan, sehingga orangutan hanya memakan kambium (Knott 1998dalamWichet al. 2006).

Beberapa pakan yang disebutkan dalam tabel 5, terdapat 6 spesies yang tidak diketahui nilai INP, sehingga tidak dapat dihitung nilai indeks preferensinya. Spesies-spesies tersebut adalah Ficus elasticus, Arthocarpus sp. Unknown 1, Unknown 2, Unknown 3, dan Unknown 4. Spesies yang tidak dapat ditentukan INP nya ini disebabkan karena spesies pakan orangutan tersebut terdapat di luar plot analisis vegetasi dan spesies tersebut belum teridentifikasi.

Ketersediaan Ficus sp. di plot permanen stasiun penelitian Batang Toru memiliki nilai INP rendah yaitu 0,27%. Ficus sp. merupakan pakan orangutan yang memiliki potensi tinggi. Meskipun diluar plot permanen masih dijumpai jenis ini, namun perlu dilakukan pengkayaan jenis Ficus sp. di dalam plot permanen untuk mengantisipasi kekurangan pakan.

Selain habitus pohon, orangutan juga makan spesies tumbuhan pada habitus lainnya yaitu spesies liana (Freycinetea sp.) dengan persentase 5,49%, pandan (Pandanus sp.) 3,32%, epifit 0,11%, pakis 0,11% dan bambu 1,26%. Jenis serangga yang dimakan adalah rayap (Dicus piditermes) yaitu 2,86%.

2. Preferensi bagian tumbuhan yang dimakan orangutan

Preferensi timbul akibat bekerjanya indra penciuman, peraba, dan perasa (McDonald et al. 1995 dalam Zuhra 2009). Umumnya pakan yang lebih disukai (memiliki preferensi yang tinggi) akan lebih mudah dicerna hewan daripada pakan yang lebih bernutrisi tetapi preferensinya rendah (Morrison 1959). Hasil pengamatan bagian tumbuhan yang dimakan orangutan dengan mengikuti pergerakannya di lokasi penelitian didapat 33 spesies tumbuhan dan 6 bagian tumbuhan yang dikonsumsi. Bagian tumbuhan yang teramati dimakan oleh

orangutan yakni buah, bunga, daun muda, kulit kayu, empulur batang (pith), dan batang muda (stem). Bagian yang paling banyak dimakan adalah buah dengan persentase 62,59% dari 27 spesies pohon pakan orangutan yang ditemukan. Urutan selanjutnya adalah bunga dengan persentase 11,56%, empulur batang (pith) 7,89%, daun muda 7,32%, kulit kayu 6,52%, dan batang muda 1,14%. Orangutan juga memakan rayap (Dicus piditermes) sebanyak 2,97%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian tumbuhan yang disukai orangutan adalah buah. Galdikas (1984) menyatakan orangutan termasuk satwa frugivora (pemakan buah) yang paling besar di planet bumi. Diperkirakan 60% makanan orangutan adalah buah (seperti durian, nangka, lychees, manggis, mangga, dan ara). Orangutan sumatera di Bahorok, Taman Nasional Gunung Leuser juga menghabiskan waktu makan sebesar 55,6% (Sinaga 1992). Di Mentoko, Taman Nasional Kutai, orangutan mengkonsumsi buah dengan persentase tertinggi yaitu 63,2% (Krisdijantoro 2007). Di Kalimantan Tengah orangutan memakan buah dengan persentase 61% dari waktu makan (Galdikas 1984). Orangutan di TN. Tanjung Puting 60,9%, dan di Ulu Segama 62,0% (Rodman 1988 dalam Wich et al. 2006), Gunung Palung 66,8% (Knott 1988 dalam Wich et al. 2006), Ketambe 67,5% (Fox et al. 2004 dalam Wich et al. 2006), dan Suaq 66,2% (MacKinnon 1974dalamRodman 1988dalamWichet al. 2006). Menurut Meijaard dan Rijksen (1999), di habitat berkualitas baik, antara 57% (jantan) dan 80% (betina) waktu makannya dihabiskan untuk memakan buah-buahan. Menurut Ungar (1995), orangutan lebih menyukai buah yang matang, mengandung banyak air, dan berukuran besar. Buah yang dipilih kadang manis ataupun masam.

Perbedaan kelamin juga berpengaruh terhadap proporsi makan orangutan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Grafik perba

Hasil penelitian m mengkonsumsi buah da memakan buah adalah 64, untuk bunga orangutan j sedangkan orangutan bet lebih banyak mengkonsu Empulur batang orangut 5,12%, dan bagian batang

Jenis buah yang di glabra, Naigea neriifol Dacrycarpus imbricatus, jenis tersebut diangga mengkonsumsi jenis ini hasil analisis indeks nue >

Selain buah orangut banyak adalah pada orang hanya 1,29%. Jenis bung Palaquium rostratum. Je ketersediaan jenis ini terg

2,41 0,6 5, 0 4,2 1,29 1,85 2,21 0 Buah Bunga Daun Muda Kulit Kayu Empulur (Pith) Batang Muda Serangga

erbandingan proporsi jenis makanan orangutan ja orangutan betina.

n menunjukkan bahwa orangutan betina lebi daripada orangutan jantan. Persentase orangut

64,58%, sedangkan orangutan jantan 59,34%. n jantan menduduki persentase lebih tinggi yai betina hanya 1,29%. Bagian daun muda orang konsumsi ini yaitu 10,33% dan orangutan jantan ha

utan betina mengkonsumsi 9,59% dan orangut ng muda hanya dikonsumsi orangutan betina yai disukai orangutan adalah Eurya nutida, Tet folium, Syzygium sp., Ficus sp., Agathis bor us, Garcinia parvifolia,dan Gironniera subaequal nggap pakan preferensial karena oranguta

ni sedangkan ketersediaan di alam rendah, sehi nue >1.

gutan juga mengkonsumsi bunga. Konsumsi bung orangutan jantan yaitu 28,31% sedangkan orang

bunga yang paling sering dikonsumsi orangut . Jenis ini tidak dapat disebut pakan preferens

ergolong tinggi yaitu 16,04%. Penentuan jenis pr

59,34 28,31 ,41 5,12 4,22 64,58 29 10,33 10,15 9,59 85 ,21 20 40 60 80 Persentase 39 n jantan dan lebih banyak gutan betina . Sebaliknya aitu 28,31%, ngutan betina n hanya 0,6%. ngutan jantan yaitu 1,85%. Tetramerisrta borneensis, qualis. Jenis-utan banyak sehingga dari bunga paling ngutan betina ngutan adalah nsial, karena s preferensial 80 Betina Jantan

berdasarkan asumsi bahwa semakin besar frekuensi suatu spesies tumbuhan dimakan dan ketersediaannya di alam sedikit, maka semakin disukai spesies tumbuhan tersebut.

Daun muda banyak dikonsumsi oleh orangutan betina yaitu 10,33%, sedangkan orangutan jantan hanya 2,41%. Bagian yang dikonsumsi adalah semua daun dari pangkal sampai ujungnya. Jenis daun muda yang dikonsumsi diantaranya Gironniera subaequalis, Symingtonia populnea, dan Tristanopsis witheana.Namun jenis yang termasuk preferensial hanyaGironniera subaequalis karena nilai indeks preferen ≥1. Di hutan Mentoko, Taman Nasional Kutai,

Kalimantan Timur, orangutan juga mengkonsumsi daun sebanyak 26,2%. Di Wilayah Bahorok orangutan juga mengkonsumsi daun yaitu sebanyak 35,3% (Sinaga 1992).

Kulit kayu banyak dikonsumsi oleh orangutan betina, sebesar 10,15%, sedangkan orangutan jantan hanya 0,6%. Cara orangutan mengkonsumsi kayu sangat unik, orangutan menguliti kayu hingga bagian kambium terlihat. Kulit kayu yang diperoleh akan dikunyah untuk mendapatkan sarinya. Setelah dikunyah beberapa saat, ampas kulit kayu akan dikeluarkan dari mulutnya. Jenis-jenis pohon yang dimanfaatkan kulit kayunya adalah Palaquium rostratum dan Rodhomirtus tomentosa. Nilai indeks preferensi untuk jenis Rodhomirtus tomentosa adalah 4,38 sehingga kulit kayu dari jenis Rodhomirtus tomentosa merupakan pakan preferens. Orangutan di Mentoko, Taman nasional Kutai, juga mengkonsumsi kulit kayu sebanyak 8,48% (Krisdijantoro 2007). Zuhra (2009) menyatakan bahwa orangutan yang sering mengkonsumsi kulit kayu dan daun adalah kelompok Sumatera.

Meskipun orangutan adalah satwa frugivora, namun pada saat penelitian ditemukan orangutan makan habitus selain pohon, yakni herba (pandan 3,32%), liana (0,11%), epifit (0,11%), pakis (0,11%) dan bambu (1,26%). Orangutan juga ditemukan makan serangga (Dicus piditermes) 2,86%. Jenis pandan dan liana dimanfaatkan batang mudanya. Dalam memakan batang muda, orangutan terlihat menghisap sarinya beberapa saat, kemudian ampas batang akan dikeluarkan dari mulutnya. Jenis tanaman yang dimanfaatkan batang mudanya adalah Pandanus sp. dan Freycinetea sp. Persentase orangutan memakan jenis selain pohon

A b c d E

F g h i j

5,13 6,45 6,32 5,73 4,81 5,79 2,12 3,09 2,17 5,2 5,99 5,33 6,25 3,42 0,33 0,39 0,59 0,99 0,33 0,86 0,26 0,26 0 1 2 3 4 5 6 7

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust

P e r se nt a se 2011 % Buah % Bunga

43

spesies sumber pakan orangutan. Menurut Nurmansyah (in press), hasil analisis vegetasi untuk spesies pohon pakan orangutan yang ditemukan pada saat penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Komposisi vegetasi jenis pakan orangutan di Batang Toru

No Nama Jenis KR FR DR INP

1 Agathis borneensis 0,89% 0,52% 1,90% 3,31% 2 Calophyllum soulattri 0,89% 1,22% 0,98% 3,08% 3 Palaquium rostratum 8,14% 2,43% 5,46% 16,04% 4 Dacrycarpus imbricatus 0,22% 0,52% 0,92% 1,66% 5 Eurya nitida 0,07% 0,17% 0,01% 0,26% 6 Ficus sp. 0,07% 0,17% 0,02% 0,27% 7 Garcinia hombroniana 1,04% 0,87% 1,49% 3,39% 8 Garcinia parvifolia 0,22% 0,35% 0,14% 0,71% 9 Madhuca laurifolia 7,40% 1,04% 4,84% 13,28% 10 Gomphia serrata 0,96% 1,04% 0,30% 2,30% 11 Campnosperma auriculatum 3,33% 1,91% 6,95% 12,20% 12 Hydnocarpus kunstleri 0,59% 0,52% 0,17% 1,29% 13 Naigea neriifolium 0,22% 0,35% 0,07% 0,64% 14 Palaquium hexandrum 1,55% 1,04% 2,62% 5,22% 15 Rhodomyrtus tomentosa 0,07% 0,17% 0,09% 0,34% 16 Syzygiumsp. 2,22% 2,26% 1,70% 6,18% 17 Unknown 2,52% 2,26% 1,24% 6,02% 18 Swintonia floribunda 0,52% 0,35% 1,47% 2,34% 19 Symingtonia populnea 0,74% 0,70% 2,43% 3,86% 20 Gironniera subaequalis 2,66% 1,74% 1,41% 5,82% 21 Tetrameristra glabra 0,07% 0,17% 0,03% 0,28% 22 Tristaniopsis whiteana 2,22% 1,04% 2,12% 5,39% 23 Gymnostoma sumatrana 1,70% 1,04% 2,71% 5,46%

Sumber: Nurmansyah (in press)

Diketahui bahwa untuk jenis-jenis pakan preferensi memiliki nilai INP rendah, seperti pada Eurya nutida 0,26%, Tetrameristra glabra 0,28%, Naigea neriifolium0,64%, danRhodomyrtus tomentosa0,34%.

Pengetahuan tentang ketersediaan pakan satwa tidak cukup hanya dengan mengetahui struktur dan komposisi jenis pohon pakan yang dilakukan dengan analisis vegetasi, namun perlu dilakukan monitoring pohon pakan atau yang disebut dengan fenologi untuk mengetahui jumlah produktivitas/ketersediaan bagian yang dimakan oleh orangutan, seperti buah, bunga, dan daun muda, karena

45

Hasil analisis proksimat diketahui kandungan protein, karohidrat, lemak, kadar air, serat kasar, dan kadar abu. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil analisis proksimat terhadap jenis-jenis pakan orangutan sumatera

No Jenis sampel Bagian Kadar

air (%) Karbohidrat (%) Protein (%) Lemak (%) Serat kasar (%) Abu (%) 1 N. neriifolium Buah 67,69 26,72 1,71 0,16 3,07 0,66 2 A.borneensis Buah 76,17 13,85 1,58 0,95 6,36 1,095 3 D.imbricatus Buah 50,61 25,31 2,93 9,26 10,87 1,04 4 T. glabra Buah 89,88 6,64 0,41 0,15 2,63 0,30 5 C.auriqulatum Buah 86,35 10,74 0,56 0,13 1,85 0,38 6 Liana Intisari 87,33 7,92 0,91 0,12 2,99 0,76 7 Pandan batang 92,03 4,44 0,59 0,095 2,21 0,64

Diantara tujuh jenis sampel tersebut, jenis yang memiliki kandungan karbohidrat dengan urutan paling tinggi adalah Naigea nerifolium (26,72%), Dacrycarpus imbricatus (25,31%), Agathis borneensis (13,85%), Camnosperma auriqulatum (10,74%), Freycinetea sp. (7,92%), Tetrameristra glabra (6,64%), dan pandan (4,44%). Orangutan banyak makan jenisNaigea neriifolium. Jenis ini merupakan jenis yang tergolong preferens. Pertimbangan dalam pemilihan jenis ini diduga karena cepat dalam mencukupi kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari. Hasil analisis proksimat bahwa kandungan karbohidrat Naigea neriifolium adalah paling tinggi dari jenis-jenis lainnya yang diujikan, yaitu 26,72%. Karbohidrat ini memegang peranan sangat penting di dalam tubuh satwa, karena bila energi terpenuhi untuk target produksi tertentu maka kebutuhan protein, mineral, dan vitamin dengan sendirinya akan tercukupi, dan suplai asam amino mungkin membatasi produksi (Reksohadiprodjo 1988).

Jenis pakan yang memiliki kandungan protein dengan urutan paling tinggi adalah Dacrycarpus imbricatus (2,93%), Naigea nerifolium (1,71%), Agathis borneensis (1,58%), Freycinetea sp. (0,91%), pandan (0,59%), Campnosperma auriqulatum (0,56%), Tetrameristra glabra (0,41%). Protein juga memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan aktivitas metabolisme dalam tubuh hewan, terutama untuk hewan yang diproduksikan untuk produksi daging (Parakkasi 1995). Pakan sumber protein untuk hewan adalah pakan yang mengandung protein kasar lebih dari 20% (NRC 1981). Hasil analisis jenis pakan yang memiliki kandungan protein dengan urutan paling tinggi adalah Dacrycarpus imbricatus(2,93%),Naigea nerifolium(1,71%), Agathis borneensis (1,58%), Freycinetea sp. (0,91%), pandan (0,59%), Campnosperma auriqulatum

(0,56%), Tetrameristra glabra (0,41%). Kadar ini cukup tinggi dibandingkan dengan kadar protein daun makanan siamang (Hylobates syndactylus) 0,13% (Harianto 1988 dalam Bismark 1994) dan kadar protein daun makanan bekantan (Nasalis larvatus) antara 7,27-11,16% (Bismark 1994).

Hasil analisis jenis pakan yang memiliki kandungan lemak dengan urutan paling tinggi adalah Dacrycarpus imbricatus (9,26%), Agathis borneensis (0,95%), Naigea nerifolium (0,16%), Tetrameristra glabra (0,15%), Campnosperma auriqulatum (0,13%), Freycinetea sp. (0,12%), Pandanus sp. (0,095%). Hasil analisis proksimat kandungan lemak dari ke 7 contoh tergolong rendah, yaitu paling tinggi hanya 0,95% yang terdapat dalam spesies Agathis borneensis dan paling rendah hanya 0,095% pada spesies Pandanus sp. Dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai cadangan makanan jika karbohidrat telah habis dirombak sebagai energi. Selain itu fungsi lemak adalah suspensi bagi vitamin A, D, E, dan K yang berguna untuk proses biologis, penahan goncangan untuk melindungi organ vital, dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang mendukung (Widodo 2002). Pada saat penelitian kondisi orangutan tergolong sehat. Hal ini dapat dilihat dari penampakan fisik, yakni kulit tampak cerah (tidak kusam), tubuh terlihat gemuk, dan pergerakannya yang lincah. Kandungan lemak yang rendah ini tidak bermasalah bagi kebutuhan nutrisi orangutan, karena kadar lemak yang rendah dapat disubtitusi dari lemak dalam pakan lainnya.

Hasil analisis jenis pakan yang memiliki kandungan serat kasar dengan urutan tertinggi yaitu Dacrycarpus imbricatus (10,87%), Agathis borneensis (6,36%), Naigea nerifolium (3,07%), Freycinetea sp. (2,99%), Tetrameristra glabra (2,63%), Pandanus sp. (2,21%), Campnosperma auriqulatum (1,85%). Serat sangat penting dalam pencernaan, selain itu mencegah dari timbulnya penyakit. Komposisi serat terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin dan lain-lain. Komposisi ini dipengaruhi oleh spesies tumbuhan, bagian tumbuhan (daun, akar, batang) dan derajat kematangan tumbuhan tersebut (Tala 2009).

Kadar Abu atau yang biasa disebut mineral memiliki peranan penting dalam tubuh satwa. Kadar abu paling tinggi dari ke 7 contoh adalah spesiesFreycinetea sp. 0.76%. Dalam tubuh, mineral hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, apabila termakan dalam jumlah besar dapat bersifat racun. Mineral yang diketahui bersifat

47

toksik diantaranya selenium, fluorin, arsen, timah hitam, perak, dan molibdenum. Mineral berfungsi sebagai metabolisme tubuh dan melancarkan pencernaan. Selain itu untuk memelihara tekanan osmotik cairan tubuh, menjaga kepekatan otot dan syaraf, dan mengatur transport zat makanan dalam sel. Selain itu berfungsi untuk perbaikan dan pertumbuhan jaringan seperti dalam gigi dan tulang (K, F dan Mg), perbaikan bulu/rambut, tanduk dan kuku, jaringan lunak dan sel darah (Widodo 2002).

Hasil analisis jenis pakan yang memiliki kadar air dengan urutan tertinggi yakni Pandanus sp. (92,03%), Tetrameristra glabra (89,88%), Freycinetea sp. (87,33%), Campnosperma auriqulatum (86,35%), Agathis borneensis (76,17%), Naigea neriifolium (67,69%), Dacrycarpus imbricatus (50,61%). Hasil analisis jenis pakan yang memiliki kadar abu dengan urutan tertinggi yakni Agathis borneensis (1,09%), Dacrycarpus imbricatus (1,04%), Freycinetea sp. (0,76%), Naigea neriifolium (0,66%), Pandanus sp. (0,64%),Campnosperma auriqulatum (0,38%), Tetrameristra glabra (0,30%). Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berat kering (dry basis). Penentuan kadar air dalam analisis proksimat ini sangat penting untuk diketahui. Mutu stabilitas suatu contoh pakan ditentukan oleh kadar air yang merupakan salah satu syarat utama pada pengujian contoh pakan. Syarat tersebut harus dipenuhi, karena jika kadar air melebihi standar, akan menyebabkan produk tersebut rentan ditumbuhi mikroba atau jasad renik lainnya sehingga akan mempengaruhi kestabilannya. Kandungan air dalam bahan pakan menentukan acceptability, kesegaran, dan sangat berpengaruh terhadap masa simpan contoh pakan, karena air dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik atau adanya perubahan-perubahan kimia seperti contoh, kandungan air dapat mempengaruhi tekstur, kenampakan, dan cita rasa bahan pakan (Buckle et al. 1987 dalam Winarno 2002).

Tujuh contoh pakan yang diujikan, spesies yang memiliki kandungan nutrisi terbaik adalah Dacrycarpus imbricatus. Spesies ini memiliki kandungan nutrisi yang terbaik daripada yang lainnya. Bagian yang dimakan dari spesies ini adalah buah. Buah Dacrycarpus imbricatus berbentuk bulat lonjong dan agak mirip dengan kacang hijau, berwarna hijau ketika belum masak, dan merah ketika sudah

masak. Rasa buah ini adalah sepat-manis. Rasa sepat ini diduga karena dalam lapisan kulit buah terdapat getah (Gambar 14e). Ketersediaan spesies Dacrycarpius imbricatus dalam plot permanen tergolong rendah, yakni 1,66%, namun di luar plot masih bisa dijumpai jenis ini. Hasil wawancara dengan salah satu ahli primata di Batang Toru, bahwa buah ini juga dimakan oleh Hylobates syndactylus(siamang) danHylobates agilis(owa ungko).

BAB VI