• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Premenstrual Syndrome (PMS)

Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debrissel mukosa uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium secara periodik dan siklik, yang dimulai kurang lebih 14 hari setelah ovulasi. Siklus haid terjadi sebagai dampak pertumbuhan dan pengelupasan lapisan endometrium uterus.11

Berbagai keluhan yang ada sebelum haid, yaitu diantaranya cemas, lelah, susah konsentrasi, susah tidur, hilang energi, sakit kepala, sakit perut dan sakit di payudara.12

2. Premenstrual Syndrome (PMS)

Premenstrual Syndrome (PMS) adalah perpaduan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita..1 Gejala yang muncul pada seseorang yang mengalami PMS dapat bermacam-macam, mulai dari gejala yang ringan sampai berat. Gejala-gejala fisik dan psikologis yang sering dilaporkan yaitu rasa kembung, pembengkakan dan nyeri payudara, ketegangan emosional, depresi, gangguan mood.2 Intensitas PMS bervariasi pada antara wanita dilihat dari faktor hormonal, psikososial, dan fisiologis. Tanda-tanda yang dialami

8 dapat berbeda diantara masing-masing siklus. Gejala yang paling umum dari gejala sindrom pramenstruasi adalah iritabilitas dan perilaku emosional, depresi, agitasi, kelelahan, penurunan konsentrasi, pembengkakan (edema) dan rasa sakit dada dan perut.1

3. Etiologi Premenstrual Syndrome (PMS)

Berbagai teori bahwa sindroma premenstruasi disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah dampak dari perubahan hormon pada saat sebelum menstruasi. Selain faktor hormonal, peran faktor gaya hidup antara lain aktivitas fisik dan mikronutrien juga tidak bisa diabaikan, Olahraga teratur bisa membantu mengurangi sindroma premenstruasi. Penyebab sindroma premenstruasi berhubungan dengan beberapa faktor antara lain:

a. Faktor hormonal

Tingkat ketidakseimbangan estrogen dan hormone progesteron di mana estrogen sangat berlebihan, sementara progesteron berkurang.1 b. Faktor kimiawi

Kadar serotonin yang berubah-ubah selama siklus menstruasi, dimana perubahan serotonin sendiri dikaitkan dengan tanda-tanda depresi, kecemasan, kelelahan, agresif dan lain sebagainya. Serotonin yang rendah terjadi pada wanita dengan sindrom premenstruasi.1

9 Insiden sindrom premenstruasi dua kali lebih tinggi dalam kelahiran kembar satu telur (monozigotik) dibandingkan kelahiran kembar dua telur (dizigotik). 1

d. Faktor psikologis

Stress sangat penting dalam mempengaruhi sindrom premenstruasi. Gejala-gejala sindrom premenstruasi akan makin konkret dialami oleh wanita yang terus menerus mengalami tekanan psikologi. 1

e. Faktor aktivitas fisik

Kebiasaan beraktivitas yang kurang dapat memperberat sindrom premenstruasi. Aktivitas fisik direkomendasikan untuk mengurangi keparahan sindrom premenstruasi. Namun masih sedikit bukti yang mendukung jelas korelasi antara kegiatan fisik dengan sindrom premenstruasi. Aktivitas fisik secara teratur direkomendasikan untuk mengurangi lelah dan depresi terkait sindrom premenstruasi. Beberapa sumber mengungkapkan bahwa latihan aerobik merupakan cara lain yang efektif untuk mengurangi sindroma premenstruasi. Beberapa mekanisme biologis dapat menjelaskan hubungan aktivitas fisik dengan sindrom premenstruasi. Aktivitas fisik dapat meningkatkan endorphin, menurunkan estrogen dan hormon steroid lainnya, menaikkan transportasi oksigen pada otot, mengurangi kadar kartisol dan menaikan keadaan psikologis. Semua prosedur ini mendukung interaksi terbalik kegiatan fisik dengan sindrom pramenstruasi, dimana makin teratur

10 kegiatan fisik maka akan semakin berkurang keparahan sindrom premenstruasi. Secara psikologis kegiatan fisik dapat meningkatkan mood, meningkatkan rasa percaya diri, dan mengatasi tantangan. 1 f. Kalsium

Penelitian telah menunjukkan bahwa kalsium mempengaruhi suasana hati yang berlangsung selama sindrom premenstruasi. Gejala seperti gelisah, hidrasi dan depresi dapat berkurang pada seseorang dengan sindrom premenstruasi yang mengkonsumsi kalsium tanpa efek samping.Tiga Asupan harian yang direkomendasikan buat kalsium adalah 1000 mg/'hari. Asupan kalsium yang tinggi dengan jumlah yang lebih besar dari 1.336 mg/hari dapat meminimalisir gejala-gejala gangguan mood, perilaku, nyeri dan retensi air selama siklus menstruasi. Sepuluh Sumber utama kalsium berasal dari susu dan output olahan lainnya seperti yogurt dan keju. Juga penting untuk menjaga asupan harian 400-800 IU vitamin D bersama dengan kalsium untuk mendapatkan efek maksimal. Warna hijau, seperti bayam. Sumber lainnya adalah kacang, biji-bijian, gandum, oatmeal, yogurt, kedelai, alpokat, dan pisang.1

g. Vitamin B

Vitamin B6 dapat membantu meredakan depresi dan kecemasan yang terkait dengan PMS. Penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara suplementasi vitamin B kompleks dan PMS yang ditandai dengan pengurangan dan penghapusan gangguan fisik dan

11 mental yang terkait dengan PMS. Dosis vitamin B6 yang dianjurkan adalah 50 sampai 100 mg per hari. Sumber utama vitamin B6 adalah biji-bijian, sayuran (wortel, bayam, kacang polong), telur dan daging.1 4. Gejala Premenstruasi syndrome (PMS)

Jumlah yang diketahui sekitar 200 gejala yang berhubungan dengan PMS tetapi yang paling umum adalah mudah tersinggung (lekas marah) dan disforia (perasaan sedih). Gejala muncul 6-10 hari sebelum haid berupa gejala fisik dan psikis yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan menghilang setelah haid. Gejala PMS termasuk gejala fisik, emosional dan perilaku.13

Gejala-gejala yang mungkin ditemukan pada seseorang yang mengalami Premestrual Syndrome (PMS) adalah:

a. Perubahan fisik

(1) Sakit pada punggung (2) Kembung

(3) Payudara terasa penuh dan nyeri (4) Nafsu makan tidak stabil

(5) Sulit buang air besar (6) Pusing

(7) Pingsan (8) Nyeri kepala

12 (10) Hot flashes (Kulit wajah, leher, dada tampak merah dan teraba

hangat) (11) Sulit tidur (12) Lemas

(13) Mual dan muntah

(14) Kelelahan yang luar biasa

(15) Kelainan pada kulit (misalnya jerawat dan neurodermatitis) (16) Pembengkakan pada jaringan atau nyeri sendi

(17) Berat badan bertambah b. Perubahan suasana hati

(1) Mudah marah (2) Cemas berlebih (3) Depresi

(4) Mudah tersinggung (5) Gelisah

(6) Mudah sedih dan Mudah bahagia c. Perubahan mental

(1) Ruwet

(2) Susah untuk fokus (3) Pikun13

13 Premenstrual Syndrome (PMS) biasanya terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormon dan siklus menstruasi, beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya Premenstrual Syndrome (PMS) : a. Riwayat Keluarga

Genetik merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam timbulnya PMS, peran genetik ini dapat dilihat dalam sejarah keluarga, keluarga yang disebut dalam penelitian ini termasuk keluarga kandung yaitu ibu dan saudara perempuan. Jika salah satu anggota keluarga ini pernah PMS di amsa lalu, dapat dikatakan bahwa seseorang beresiko lebih besar terkena penyakit PMS.14

b. Wanita yang pernah melahirkan

Faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya PMS yang pertama adalah pada wanita yang melahirkan. Bahkan jika wanita itu telah melahirkan beberapa anak, maka PMS bias menjadi lebih berat.14 c. Status perkawinan

Wanita yang berstatus menikah memiliki potensi untuk mengalami PMS lebih banyak dari pada wanita lajang. 14

d. Usia

Usia juga merupakan faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian PMS. Dalam kasus ini, wanita berusia antara 30 dan 45 tahun mengalami lebih banyak PMS dan PMS pada usia mereka yang lebih tua. 14

14 Faktor stres akan memperburuk gangguan PMS. Ini sangat mempengaruhi pikiran dan pemecahan masalah seseorang. Stres adalah reaksi tanggung jawab seseorang, baik secara fisik maupun psikologis karena perubahan. Kemarahan, kecemasan dan bentuk emosi lainnya adalah reaksi stres. Menyatakan ketegangan merupakan respon psikologis dan fisiologis seseorang untuk stress dalam bentuk takut, marah, cemas, frustasi atau aktivitas saraf otonom. 14

f. Pola makan

Kebiasaan meminum produk atau minuman tinggi gula dan garam, kopi, teh, cokelat, minuman bersoda, produk susu dan produk setengah jadi bisa membuat gejala PMS semakin parah. 14

g. Indeks massa tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan estrogen dan faktor dominan yang menyebabkan PMS adalah estrogen.14

h. Kekurangan zat-zat gizi

Beberapa nutrisi yang jika tidak mencukupi dalam tubuh akan meningkatkan resiko PMS. Nutrisi yang dipertimbangkan adalah vitamin B (Terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi dan asam linoleat.14

i. Kegiatan fisik

Faktor risiko berikutnya yang dapat mempengaruhi PMS adalah kurangnya latihan dan aktifitas fisik. Kurangnya kebiasaan olahraga

15 dapat meningkatkan Premenstrual syndrome(PMS), aktifitas fisik dapat meningkatkan endorphin, menurunkan hormon estrogen dan steroid lainnya, meningkatkan transportasi oksigen pada otot, mengurangi kadar kortisol, dan memperbaiki keadaan psikologis.14

6. Jenis-jenis Premenstrual Syndrome (PMS)

Jenis-jenis Premenstrual Syndrome (PMS) barmacam-macam, menurut gejala yang timbul. Tipe-tipe tersebut, yaitu:

a. Tipe A

PMS tipe (anxiety) ditandai dengan gejala seperti kecemasan, saraf tegang, perasaan tidak stabil. Beberapa wanita juga mengalami depresi ringan hingga sedang sebelum menstruasi. Gejala tersebut disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron, hormon estrogen terlalu tinggi di bandingkan dengan hormon progesteron.15

b. Tipe H

PMS Tipe H (hyperhydrasion) di tandai gejala kembung, nyeri pada payudara, pembengkakan tangan dan kaki, dan kenaikan berat badan sebelum menstruasi.. Edema akan terbentuk karena akumulasi air pada jaringan di luar sel karena sejumlah besar garam atau gula dalam makanan penderita15

c. Tipe C

PMS tipe C (craving) di tandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan manis-manis. Rasa ingin makan makanan

16 manis di sebabkan oleh pikiran yang stres, garam tinggi pada makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega-6), atau kekurangan magnesium.15

d. Tipe D

PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala depresi, ingin menangis, lemah, sulit tidur, kebingungan, dan kesulitan dalam mengucapkan kata-kata. PMS tipe D biasanya terjadi bersamaan dengan tipe A. Sindrom PMS tipe D disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, ketika kadar hormon progesteron dalam siklus menstruasi terlalu tinggi di bandingkan dengan hormone estrogen.15

7. Pencegahan Premenstrual Syndrome (PMS)

Pencegahan premensrual syndrome dapat dilakukan dengan cara : a. Modifikasi Gaya Hidup

Gaya hidup sehari-hari perlu disesuaikan untuk meminimalkan gejala akibat perubahan hormonal. Pola hidup sehat seperti mengurangi kafein, menambah waktu istirahat untuk menghindari kelelahan dan mengurangi stres juga berperan penting dalam mengatasi PMS.16

b. Pola Diet

Jenis produk yang direkomendasikan untuk penderita PMS bervariasi dari wanita ke wanita, karena wanita dengan PMS mungkin memiliki penyakit lainnya seperti hipoglikemia dan hipertensi, untuk menghasilkan pedoman nutrisi, perlu untuk memprioritaskan penelitian

17 khusus dan tindakan pencegahan. Nasi, kentang, roti dapat mencegah edema (bengkak), dan mengurangi kafein (kopi), teh, alkohol, dan minuman bersoda juga dapat mengurangi ketegangan, kecemasan dan insomnia (gangguan tidur).16

c. Olahraga

Membiasakan olahraga secara teratur dan aktivitas fisik. Dapat berupa joging, berlari, bersepeda atau berenang. Beberapa wanita mengatakan bahwa berolahraga ketika malam hari untuk PMS dapat membantu mereka rileks dan tertidur. Berhenti merokok, tingkatkan pengendalian diri, kurangi stress, kurangi asupan garam, gula, dan lemak, tingkatkan asupan karbohidrat dan serat, olahraga keras, rileks dan meditasi, serta konsumsi vitamin B6, kalsium dan magnesium.17 8. Pengukuran Premenstrual Syndrome (PMS)

Premenstrual Syndrome (PMS) diukur memakai kriteria diagnosa SPAF (The Shortened Premenstruasi Assesment Form) yang terdiri dari 10 gejala PMS, masing-masing item diberi skor 1-6, mulai tidak terasa sampai yang ekstrem (sangat berat), sehingga total skor 60. 14

Berikut skor, setiap gejala PMS yang di rasakan. Skor menunjukkan tingkat keparahan yang dialami:

1 = tidak ada keluhan

2 = sangat ringan (gejala yang dialami hanya sedikit terasa)

18 4 = sedang (gejala terasa dan mempengaruhi aktivitas sehari - hari) 5 = berat (gejala terasa sekali dan terjadi penurunan fungsi, beberapa aktivitas sehari - hari tidak bisa dilakukan)

6 = berat sekali (gejala sangat terasa sekali, terjadi penurunan fungsi fisik dan psikis sehingga tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari)

Berikut gejala-gejala yang muncul beberapa hari (kurang lebih 5 sampai 7 hari) saat menjelang haid (datang bulan/menstruasi) :

1. Payudara terasa tegang/nyeri, membesar atau bengkak

2. Merasa tidak berdaya untuk mengatasi masalah yang ringan/biasa 3. Merasa tertekan/stres

4. Mudah tersinggung/marah 5. Merasa sedih/ddepresi 6. Nyeri otot/kaku sendi 7. Berat badan bertambah

8. Rasa sesak, tidak nyaman atau nyeri perut

9. Mengalami bengkak (edema) pada tangan atau kaki 10. Merasa kembung 14

Dokumen terkait