• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Presentasi Bokong

Presentasi bokong merupakan suatu keadaan dimana janin dalam posisi membujur atau memanjang, kepala berada pada fundus sedangkan bagian terendah adalah bokong.

3) Presentasi muka

Presentasi muka adalah posisi kepala pada presentasi muka hiperekstensi sehingga ubun-ubun kecil menempel pada punggung dan penunjuknya adalah dagu (omentum).

4) Letak lintang

Letak lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang tubuh janin memotong atau tegak lurus dengan sumbu panjang ibu.

2. Presentasi Bokong

a. Pengertian

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagianterendahnya bokong kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insiden 3 - 4 % dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai (Saifuddin, 2010).

Klasifikasi presentasi bokong menurut Aminin (2013) :

1) Presentasi bokong murni (frank breech), kedua paha janin berefleksi dan kedua tungkai berekstensi pada lutut. Posisi bokong ditentukan oleh sakrum ada empat posisi, yaitu sebagai berikut (Mochtar dalam Aminin, 2013).

a) Sakrum kiri depan (left sacrum anterior) b) Sakrum kanan depan (right sacrum anterior)

c) Sakrum kiri belakang (left sacrum posterior) d) Sakrum kanan belakang (right sacrum posterior)

2) Presentasi bokong kaki atau lengkap (complete breech), kedua paha janin berefleksi dan satu atau kedua lutut difleksikan.

3) Presentasi kaki atau lutut (incomplete breech), satu atau dua paha janin berekstensi dan satu atau kedus lutut/kaki terletak dibawah panggul atau keluar dari jalan lahir.

b. Penyebab letak sungsang

Menurut Manuaba, dkk (2012), penyebab letak sungsang adalah : 1) Dari sudut ibu

a) Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks, mioma bersama kehamilan).

b) Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa). c) Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang

panggul, terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala).

2) Dari sudut janin

a) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat b) Hidrosefalus atau anensepalus

c) Kehamilan kembar

d) Hidramnion atau oligohidramnion e) Prematuritas

c. Tanda dan gejala letak sungsang

Menurut Aminin (2013), tanda gejala pada letak sungsang adalah sebagai berikut :

1) Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian bawah perut dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada kehamilan yang terdahulu karena terasa penuh dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah (Oxorn dan Fote dalam Aminin, 2013).

2) Pemeriksaan abdominal

Pemeriksaan Leopold menurut Aminin (2013) adalah :

a) Leopold I, kepala janin yang keras, bulat dan dapat diraba dengan ballotementkarena sudah menempati fundus uteri. b) Leopold II, menunjukkan punggung sudah berada pada satu

sisi abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.

c) Leopold III, bagian terbawah teraba lunak, tidak melenting (bokong).

d) Leopold IV, menunjukkan posisi bokong yang mapan di bawah simfisis.

3) Pemeriksaan dalam

Menurut Mochtar, dalam Aminin (2013), pada pemeriksaan dalam, teraba tiga tonjolan tulang, yaitu tuber ossis, ischi dan os sakrum.

d. Komplikasi persalinan letak sungsang

Menurut Manuaba, dkk (2012), komplikasi persalinan letak sungsang yaitu :

1) Komplikasi pada ibu, meliputi perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi.

2) Komplikasi pada bayi, meliputi asfiksia, trauma persalinan, infeksi.

a) Asfiksia bayi dapat disebabkan oleh :

(1) Kemacetan persalinan kepala: aspirasi air ketuban dan lendir

(2) Perdarahan atau edema jaringan otak (3) Kerusakan medula oblongata

(4) Kerusakan persendian tulang leher (5) Kematian bayi karena asfiksian berat b) Trauma persalinan :

(1) Diskolasi-fraktur persendian, tulang ekstremitas (2) Kerusakan alat vital: limpa, hati, paru-paru atau

jantung

c) Infeksi dapat terjadi karena: (1) Persalinan berlangsung lama

(2) Ketuban pecah pada pembukaan kecil (3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam e. Tahapan dalam kelahiran sungsang

Menurut Wiknjosastro dalam Aminin (2013), tahapan dalam persalinan sungsang yaitu :

1) Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusar (skapula depan).

2) Fase cepat, yaitu mulai lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. 3) Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh

kepala lahir.

f. Penatalaksanaan persalinan presentasi bokong

Menurut Saifuddin (2010), untuk menentukan cara persalinan dengan presentasi bokong diperlukan pertimbangan berdasarkan ada tidaknya kontra indikasi persalinan vaginal, umur kehamilan, taksiran berat janin dan persetujuan pasien. Percobaan persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi persalinan bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin, berat bayi > 3.600 gram, tidak adanya informed consent dan tidak adanya petugas berpengalaman melakukan pertolongan persalinan dengan presentasi bokong.

Berdasarkan jalan lahir yang dilalui, maka persalinan letak sungsang menurut Manuaba, dkk (2012), dibagi menjadi :

1) Persalinan Pervaginam

a) Asuhan yang diberikan pada ibu bersalin kala II Menurut Asri dan Clervo (2012) adalah:

(1) Mendampingi ibu agar merasa aman dan nyaman. (2) Menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu. (3) Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari

infeksi.

(4) Jika ada lendir darah atau cairan ketuban segera dibersihkan.

(5) Memberi dukungan mental untuk mengurangi kecemasan ibu.

(6) Menjaga privasi ibu.

(7) Menjelaskan proses kemajuan persalinan dan prosedur yang akan dilakukan.

b) Persalinan dengan metode brach

Persalinan brach berhasil bila berlangsung satu kali his dan mengejan, sedangkan penolong membantu melakukan hiperlordosis. Teknik melakukan hiperlordosis adalah: (1) Setelah bokong tampak disuntikkan oksitosin 5 unit

(2) Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara brach (kedua ibu jari pada kedua paha bayi dan keempat jari kedua tangan lainnya memegang bokong bayi.

(3) Lakukan hiperlordosis dengan melengkungkan bokong kearah perut ibu.

(4) Seorang membantu melakukan tekanan Kristeller pada fundus uteri, saat his dan mengejan.

(5) Sehingga akan lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, muka dan kepala bayi.

(6) Bayi diletakkan pada perut ibu untuk pemotongan tali pusat dan selanjutnya dirawat sebagaimana mestinya. Bila pertolongan bracht gagal, dilanjutkan dengan ekstraksi (manual aid).

c) Ekstraksi bokong parsial

Persalinan dengan ekstraksi bokong parsial berarti bahwa persalinan bokong sampai umbilikus dengan kekuatan sendiri, terjadi terjadi kemacetan persalinan badan dan kepala. Dilakukan persalinan bantuan dengan jalan secaraklasik,mullerdan loevset.

(1) Pertolongan ekstraksi bokong secara klasik dilakukan sebagai berikut:

(a) Tangan memegang bokong dengan cara telunjuk pada spina iskiadika anterior superior.

(b) Tarik cunam ke bawah sampai ujung skapula tampak.

(c) Badan anak dipegang sehingga perut anak didekatkan ke perut ibu, dengan demikian kedudukan bahu belakang menjadi lebih randah. (d) Tangan lainnya menelusuri bahu belakang sampai

mencapai persendian siku.

(e) Tangan belakang dilahirkan, dengan mendorong persendian siku menelusuri badan bayi.

(f) Selanjutnya badan anak dipegang demikian rupa, sehingga punggung anak mendekati panggul ibu. (g) Tangan lainnya menelusuri bahu depan, menuju

persendian siku, selanjutnya lengan atas dilahirkan dengan dorongan pada persendian siku.

(h) Persalinan kepala dilakukan sebagai berikut: badan anak seluruhnya ditunggangkan pada tangan kiri. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut bayi, untuk mempertahankan situasi fleksi. Dua jari lain menekan pada os maksilaris, untuk membantu fleksi kepala. Tangan kanan memegang leher bayi, menarik cunam kebawah, sehingga suboksiput berada dibawah simfisis

sebagai hipomoklion. Kepala bayi dilahirkan dengan melakukan dengan melakukan tarikan tangan kanan, sambil melakukan putaran kearah perut ibu. Berturut-turut lahir, dagu, mulut, muka, dahi dan kepala seluruhnya. Setelah bayi lahir diletakkan di atas perut ibu, tali pusat dipotong, lendir dibersihkan, dan selanjutnya dirawat sebgaimana mestinya.

(2) Persalinan ekstraksi bokong parsial menurut Mueller. Persalinan ekstraksi bokong menurut Mueller tidak banyak perbedaan dengan ekstraksi Klasik.

Perbedaannya terletak pada persalinan lengan depan dilakukan terlebih dahulu dengan jalan:

(a) Punggung bayi didekatkan ke punggung ibu, sehingga skapula tampak.

(b) Tangan lainnya menelusuri bahu depan menuju lengan atas, sampai persendian siku untuk melahirkan lengan atas.

(c) Perut bayi didekatkan ke perut ibu, tangan lain menelusuri bahu belakang, sampai persendian siku, dan selanjutnya lengan belakang dilahirkan. (d) Persalinan kepala dilakukan dengan teknik

(e) Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong dan dibersihkan untuk dirawat sebagaimana mestinya. (3) Pertolongan persalinan bahu menurut Loevset. Konsep

teknik loevsetuntuk melahirkan bahu berdasarkan: (a) Perbedaan panjang lahir depan dan belakang. (b) Bahu depan yang berada dibawah simfisis bila

diputar menjadi bahu belakang kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga otomatis terjadi persalinan.

(c) Bahu belakang setelah putaran 90o menjadi bahu depan, kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga secara otomatis terjani persalinan. (d) Pada waktu melakukan putaran disertai tarikan

sehingga kedua bahu dapat dilahirkan.

(e) Persalinan kepala dapat dilakukan dengan tekhnik

Mauriceau.

d) Pertolongan persalinan kepala

Pertolongan kepala menurut Mauriceau-veit Smellie. Apabila terjadi kegagalan pada persalinan kepala dapat dilakukan pertolongan secara Mauriceau (Viet Smellie): (1) Badan anak ditunggangkan pada tangan kiri. (2) Tali pusat dilonggarkan.

(3) Jari tengah dimasukkan kedalam mulut bayi, dua jari lain diletakkan pada tulang pipi serta menekan kearah badan bayi sehingga fleksi kepala dapat dipertahankan.

(4) Tangan kanan memegang leher bayi, menarik curam kebawah sampai sampai suboksiput sebagai

hipomoklion, kepala bayi diputar keatas sehingga

berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi, kepala bayi seluruhnya.

2) Persalinan letak sungsang dengan Seksio Sesaria

Dengan komplikasi persalinan dengan keadaan abnormal: ketuban sudah pecah pada pembukaan kecil, terjadi distres janin, bayi cukup besar, bayi prematuritas, terdapat infeksi pada ibu, tali pusat menumbung, maka sebagian pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan seksio

sesaria.

Dokumen terkait