• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. PRESTASI AKADEMIK

1. Pengertian Prestasi Akademik

Istilah prestasi akademik terkadang digunakan secara berganti-ganti dengan prestasi belajar, tetapi kedua istilah ini sebenarnya memiliki makna yang sama (Moedjianto dalam Narulita 2005). Pada

umumnya istilah prestasi belajar digunakan untuk siswa sekolah, sedangkan prestasi akademik digunakan untuk mahasiswa di lembaga Pergruruan Tinggi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) prestasi akademik adalah nilai yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan ditentukan melalui penilaian. Sedangkan Sukarti (1986) mendefinisikan prestasi belajar atau prestasi akademik sebagai tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa terhadap tugas belajar di kampus dalam periode tertentu yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan (dalam Pabiban, 2007).

Tingkat keberhasilan atau penguasaan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih. Prestasi belajar sendiri menurut Bloom (dalam Prasetiyo, 2009) adalah proses belajar yang dialami siswa untuk menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi. Menurut Suryabrata (2002) prestasi belajar adalah hasil evaluasi dari suatu proses biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau angka, yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi misalnya nilai raport atau Kartu Hasil Studi (KHS).

Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar di kampus yang didapatkan melalui serangkaian pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran mencakup segala

cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar yang dapat dikuantifikasikan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Pembahasan mengenai prestasi akademik sangat terkait dengan aktivitas akademik yang dilakukan yaitu belajar. Pada dasarnya belajar itu sendiri bukanlah aktivitas yang mandiri, akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara langsung maupun tidak langsung ikut pula mempengaruhi hasil belajar karena setiap proses belajar ditujukan untuk mendapatkan hasil belajar atau prestasi akademik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar mahasiswa diakui sangat kompleks dan terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Namun, secara umum faktor-faktor tersebut diklasifikasikan ke dalam dua faktor besar, yaitu (Suryabrata, 2002; dan Syah, 2008):

1. Faktor-faktor yang Berasal dari Luar Diri Mahasiswa

Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri mahasiswa meliputi faktor non sosial dan faktor sosial.

a. Faktor non sosial

Faktor non sosial ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, cuaca, waktu, tempat, alat yang dipakai untuk belajar, dan sebagainya.

b. Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor manusia, baik manusia itu hadir maupun yang kehadirannya tidak langsung. Misalnya, kehadiran seseorang yang mengganggu saat belajar, hubungan mahasiswa dengan dosen, dan hubungan dengan anggota keluarga.

2. Faktor-faktor dari Dalam Diri Mahasiswa

Faktor dari dalam diri mahasiswa meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

c. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis dapat berupa keadaan tubuh, kesehatan, keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu (Suryabrata, 2002). Kondisi organ-organ khusus individu seperti tingkat kesehatan, indera pendengaran dan penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan individu dalam menyerap informasi dan pengetahuan. Selain itu, akibat negatif yang dapat terlihat dari faktor fisiologis adalah terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh system memori individu tersebut (Syah, 2008).

d. Faktor Psikologi

Faktor psikologi adalah hal yang mendorong aktivitas belajar itu, hal yang merupakan alasan dilakukannya perbuatan belajar itu. Arden N. Fradsen (dalam Suryabrata, 2002)

mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar antara lain adanya rasa ingin tahu dan ingin maju, untuk mendapatkan simpati dari orang lain, radanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan, dan keinginan untuk mendapatkan rasa aman.

Faktor psikologi dapat pula mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran yang dilakukan oleh individu. Faktor-faktor itu secara umum adalah (Syah, 2008):

1. Intelegensi. Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk memberikan reaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber dalam Syah, 2008). Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) tidak dapat diragukan turut menentukan tingkat keberhasilan akademik individu. Semakin tinggi kemampuan inteligensi individu maka semakin besar peluang untuk meraih sukses.

2. Sikap. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk memberi reaksi atau memberi respon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap individu yang

positif terhadap pengajar dan materi kuliah yang diberikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar. Sebaliknya sikap yang negatif maka akan menimbulkan kesulitan dalam proses belajar. 3. Bakat. Bakat diartikan sebagai kemampuan individu

untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Individu yang berbakat dalam bidang elektro, misalnya, akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut.

4. Minat. Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar individu dalam bidang-bidang tertentu.

5. Motivasi. Motivasi merupakan pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman dan Reber dalam Syah, 2008). Individu yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan lebih terdorong untuk meraih apa yang menjadi tujuan belajarnya.

3. Pengukuran Prestasi Akademik

Prestasi belajar itu sendiri dapat diketahui dari hasil evaluasi belajar. Evaluasi belajar dapat dilakukan dengan pengukuran yang biasanya dibuat oleh guru, dosen atau pengajar dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktek. Setelah itu, penialaian dilakukan atau diberikan berdasarkan norma yang sudah dibuat dan dipergunakan. Hasilnya diwujudkan dengan simbol yang biasanya dapat berupa angka atau huruf yang biasa disebut dengan Indeks Prestasi (IP).

Prestasi belajar di lingkup mahasiswa diistilahkan sebagai prestasi akademik. Prestasi akademik ini menjadi ukuran keberhasilan individu dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Pengukuran prestasi akademik mahasiswa dilakukan melalui rangkaian evaluasi terhadap mater-materi yang telah diberikan. Menurut Winkel (1983) evaluasi merupakan penentuan sampai seberapa jauh sesuatu berharga, bermutu atau bernilai (dalam Prasetiyo, 2009). Evaluasi prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa berdasarkan Indeks Prestasi (IP) dilakukan pada akhir tiap semester. Ada dua jenis Indeks Prestasi yaitu Indeks Prestasi Sementara (IPS) dan Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Indeks Prestasi Sementara digunakan untuk menentukan jumlah beban kredit yang boleh diambil pada semester berikutnya. Cara menghitung besar IPS adalah sebagai berikut:

IPS=

Kredit yang diambil adalah kredit dari mata kuliah yang terdaftar dalam Kartu Rencana Studi (KRS) pada semester tersebut. Sedangkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) digunakan untuk menentukan kelanjutan studi mahasiswa dan dilakukan dengan jadwal evaluasi. Cara menghitung besar IPK adalah sebagai berikut:

IPK=

n : jumlah mata kuliah yang telah diambil

Selanjutnya, norma penilaian yang biasanya dilakukan pada perguruan tinggi adalah dengan menggunakan simbol huruf-huruf A, B, C, D dan E. Simbol-simbol huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari simbol angka-angka sebagaimana tampak pada tabel berikut (Syah, 2008):

Tabel 1.Perbandingan Nilai Angka dan Huruf

Simbol-simbol Nilai Angka dan Huruf

Predikat Angka Huruf 8 -10 = 80 – 100 = 3,1-4 7 -7,9 = 70 – 79 = 2,1-3 6 -6,9 = 60 – 69 = 1,1-2 5 -5,9 = 50 – 59 = 1 0 -4,9 = 0 - 49 = 0 A B C D E Sangat Baik Baik Cukup Kurang Gagal

D. HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN BELAJAR DAN

Dokumen terkait