• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Manfaat Penelitian

2. Prestasi Belajar

mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes dan non tes yang relevan. Instrumen tes meliputi aspek kognitif yang dinilai dengan pemberian soal evaluasi untuk mengetahui tingkat perkembangan dalam segi intelektual,

sedangkan instrumen non tes meliputi aspek afektif dan psikomotorik yang dinilai melalui pengamatan untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa dalam segi non intelektual.

3. Media puzzle adalah permainan yang menyusun suatu gambar atau benda yang telah dipecah dalam beberapa bagian. Puzzle pada hakekatnya merupakan bentuk permainan teka-teki yang umumnya

digunakan siswa. Permainan puzzle bagi siswa dapat mengeksplorasi menurut kemampuan dan minatnya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan media puzzle yang berbeda pada setiap siklus, untuk mengetahui gambar dalam puzzle tersebut siswa harus merangkai potongan-potongan gambar acak menjadi bagian yang utuh. Pada siklus pertama gambar dalam media puzzle

yang digunakan guru untuk menjelaskan materi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, contohnya berupa gambar lesung, komputer dan mobil. Sedangkan pada siklus kedua gambar dalam media puzzle digunakan guru untuk menjelaskan materi tentang dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi, contohnya gambar pesawat, gambar kepadatan lalu lintas.

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar IPS materi perkembangan teknologi dengan menggunakan media puzzle pada siswa kelas IV SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui apakah penggunakan media puzzle dapat meningkatkan kreativitas belajar IPS materi perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui apakah penggunakan media puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi perkembangan teknologi pada siswa kelas IV SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat bermanfaat bagi: 1. Secara Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan baru terkait penggunaan media puzzle.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menggunakan media puzzle dalam pelajaran IPS, sehingga dapat menerapkannya untuk materi pokok lain yang sesuai.

b. Bagi guru, merupakan salah satu contoh model alat peraga yang dapat dikembangkan untuk materi pokok yang lain, mata pelajaran yang lain dan di kelas yang lain.

c. Untuk perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat menambah satu bacaan yang dimanfaatkan untuk teman-teman guru sebagai contoh penelitian tindakan kelas, terutama bagi yang masih kesulitan dalam melaksanakan PTK dan belum berani untuk memulainya.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan berbagai pengertian yang dikaji oleh peneliti dalam kajian pustaka dan menjelaskan hipotesis tindakan yang dicapai oleh peneliti.

A. Kajian Pustaka 1. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu kajian yang komplek yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan tersebut terletak pada bagaimana kreativitas itu didefinisikan. Adapun kreativitas didefinisikan sangat berkaitan dengan penekanan pendefinisian dan bergantung pada dasar teori yang menjadi dasar acuannya.

Menurut Mangunhardjana (1986:11), kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru, berguna, dan dapat dimengerti. Munandar (1985:47) menjelaskan kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

Berdasarkan pendapat Mangunhardjana (1986) dan Munandar (1985) di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas sama-sama memiliki gagasan baru dalam memecahkan suatu masalah. Pengertian di atas dapat diuraikan bahwa yang dimaksud baru bukan berarti melihat hal-hal yang

belum pernah dialami sebelumnya, tetapi gagasan yang baru merupakan gabungan dari hal-hal yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya dengan hal-hal yang belum pernah dialami selama hidupnya. Makin banyak pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang maka makin memungkinkan memanfaatkan dan menggunakan segala pengalaman yang diperolehnya, dengan menggabungkan pengalaman yang dialami maka akan membentuk sebuah gagasan baru untuk memecahkan suatu masalah.

b. Ciri – ciri kreativitas

Menurut Williams (dalam Munandar 1995:88), kreativitas dapat diamati dalam dua aspek yakni aspek kemampuan berpikir kreatif dan kemampaun dalam segi afektif. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir, sedangkan ciri-ciri kemampaun dalam segi afektif adalah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan.

Mangunhardjana (1986:27), menjelaskan ciri-ciri orang kreatif sebagai berikut :

a. Kelincahan mental – berpikir dari segala arah

Kelincahan mental (mental agility) adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka, dan khususnya melihat

hubungan-hubungan yang tak biasa antara ide-ide, gagasan-gagasan dan sebagainya. Berpikir dari segala arah (convergent thinking) adalah kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari berbagai arah, segi dan mengumpulkan berbagai fakta yang penting dan mengarahkan fakta itu pada masalah atau perkara yang dihadapi. b. Kelincahan mental – berpikir ke segala arah

Berpikir ke segala arah (divergent thinking) adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan, menyebar kesegala arah, segi. Berpikir kesegala arah mendorong kita untuk mencari berbagai jawaban yang berbeda.

c. Fleksibilitas konseptual

Fleksibilitas konseptual (conceptual flexibility) adalah kemampuan secara spontan mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan.

d. Orisinalitas

Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk pemberian ide, gagasan, pemecahan dan cara kerja.

e. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas

Orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan dari pada kemudahan, memilih tantangan dari keamanan. Akibatnya mereka dapat bertemu dengan gagasan-gagasan aneh dan hal-hal baru dari pada orang-orang yang puas dengan yang mudah, aman dan sederhana.

e. Latar belakang yang merangsang

Latar belakang yang merangsang (stimulating background), lingkungan dan suasana yang mendorong seseorang berpikir keratif dimulai dari keluarga seperti kakek, nenek, orang tua, paman, bibi, kakak, atau sekedar tetangga.

f. Kecakapan dalam banyak hal

Manusia kreatif pada umumnya mempunyai banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang (multiple skill).

Uraian mengenai ciri-ciri kreativitas di atas dapat dipahami bahwa seseorang dikatakan kreatif apabila dalam interaksinya dengan lingkungan, ciri-ciri dari kreativitas mendominasi dalam aktivitas kehidupannya dan melakukan segalanya dengan cara-cara yang unik. Semua ciri-ciri tersebut secara konstruktif dapat dimunculkan dalam diri setiap individu, sebab setiap individu memiliki potensi kreatif.

Berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan Mangunhardjana (1986) di atas maka peneliti memutuskan untuk mengambil semua ciri-ciri kreativitas tersebut sebagai indikator pengamatan perkembangan kreativitas pada siswa kelas IV karena seseorang dianggap kreatif jika memenuhi semua ciri-ciri kreativitas tersebut.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi cara berpikir kreatif

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Mangunhardjana (1986: 53) adalah:

1. Hadiah yang merangsang

Hadiah untuk anak tidak sekedar untuk menuruti kesenangan mereka, pemberian hadiah bisa berupa alat-alat ketrampilan dari kayu, besi, atau memberi tugas untuk membuat sesuatu, sehingga hadiah semacam ini tak akan sia-sia bagi hidup anak-anak selanjutnya.

2. Perkenalan dengan orang-orang inovatif

Memperkenalkan anak pada orang-orang yang memiliki kreativitas merupakan cara yang baik agar anak mendapat dorongan untuk mencontoh orang-orang yang menarik tersebut dalam segi prestasi, produktifitas dan visi yang ingin mereka raih.

3. Petualangan

Petualangan dalam hal ini berupa bergaul dengan teman-teman yang memiliki segi pandangan yang berbeda dan menambah pengetahuan yang belum dia mengerti sebelumnya.

4. Melatih sikap positif

Jika anak menemukan masalah, anak dilatih tidak hanya untuk menemukan segi positif atau negatif dalam menjumpai ide, gagasan, pemecahan masalah, penyelesaian, cara kerja, hal baru, tetapi anak dilatih untuk menemukan segi menarik yang mereka hadapi, seperti anak diajak untuk membahas apa yamg dapat dibuat dengan segi-segi menarik dari ide, gagasan tersebut untuk menyelesaikan masalahnya.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar, 1985) adalah:

1. Faktor internal individu

Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :

1. Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha

defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan.

2. Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.

3. Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan kreativitas dalam masyarakat, antara lain : (1) Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan

media, (2) adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat, (3) menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang, (4) memberi kebebasan terhadap semua warganegara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin, (5) adanya kebebasan setelah pengalaman tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati, (6) keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda, (7) adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda, (8) adanya interaksi antara individu yang berhasil, dan (9) adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif. Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.

Berdasarkan pendapat Mangunhardjana (1986) dan Roger (1985) di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor kreativitas sama-sama tidak hanya dari dalam diri mereka sendiri tetapi juga dari pengaruh lingkungan sekitar. Pengertian di atas dapat diuraikan bahwa kreativitas seseorang dipengaruhi dari lingkungan sekitar, misalnya dari keluarga, sekolah atau masyarakat dari sanalah seseorang akan

belajar dan membentuk pengetahuan yang berdampak pada kreativitas, tetapi kreativitas tersebut harus didukung agar seseorang mengembangkan bakat yang dimilikinya. Penelitian ini meneliti tentang kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Denggung semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Pada penelitian ini kreativitas siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi perkembangan teknologi didukung dengan adanya media puzzle yang berupa potongan-potongan gambar secara acak yang akan dirangkai siswa menjadi gambar yang utuh, dengan menggunakan media puzzle

diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat.

d. Pengaruh Kreativitas terhadap proses belajar siswa

Menurut Munandar (1985:46) pengembangan kreativitas sistem pendidikan ditekankan oleh para wakil rakyat melalui Ketetapan MPR-RI No. 11/MPR/1983 tentang Garis-garis Besar haluan Negara “Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di segala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu, dan efisensi kerja”. Pemberian pembelajaran yang membutuhkan kreativitas siswa sangat penting dalam pembelajaran karena dapat menumbuhkan sikap imajinatif dalam diri siswa sehingga anak dapat termotivasi dan memiliki minat dalam mengikuti pembelajaran. Pengaruh kreativitas dalam proses belajar dapat dilihat dari kemampuan siswa memecahkan masalah yang diberikan guru, percaya

diri dalam mengekspresikan gagasan-gagasan baru, mengembangkan aspek yang dimilikinya baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Jika anak memiliki sikap kreatif dalam dirinya maka akan mempengaruhi proses belajarnya dan membuat prestasi belajarnya semakin meningkat.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar. Sebelum menjelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang prestasi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan suatu aktivitas tertentu. Belajar terjadi dalam diri anak sejak anak lahir melalui praktek dan latihan yang dapat diamati sehingga terbentuk tingkah laku yang akhirnya anak mendapatkan manfaat dari bahan yang telah dipelajarinya dan mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Menurut Winkel (2004:167) prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan

bobot atau nilai yang berhasil diraihnya. Nasution (1996:17) menjelaskan prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang peserta didik dalam berpikir, merasa dan berbuat. Nasution berpendapat prestasi belajar seorang peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan pendapat Winkel (2004) dan Nasution (1996) di atas dapat disimpulkan bahwa cara pandang mereka terhadap prestasi belajar berbeda. Winkel memahami prestasi belajar hanya dipandang dari hasil (nilai) yang dicapai dari proses pembelajaran, sedangkan Nasution memandang prestasi belajar tidak hanya dari segi kognitif atau nilai saja tetapi dari keberhasilan ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai berupa makna dari bahan yang dipelajari yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari dan mendapatkan pengalaman yang bermakna bagi dirinya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Sukmadinata (2003:162) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut :

1. Faktor-faktor dari dalam individu

b) Aspek rohani menyangkut kondisi psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotorik serta kondisi afektif dan kognitif dari individu.

c) Kondisi intelektual menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan.

d) Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik guru, teman, orang tuanya, maupun orang-orang lainnya.

2) Faktor-faktor lingkungan

a) Keluarga meliputi keadaan rumah dan ruang tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan disekitar rumah.

b) Sekolah meliputi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, dan media belajar. c) Masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang

pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi muda.

Berdasarkan pendapat di atas faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu dari dalam (intern) siswa itu sendiri dan faktor yang berasal dari pengaruh di luar siswa (ekstern). Sehubungan dengan hal tersebut agar siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang seoptimal

mungkin, maka siswa perlu meningkatkan kecerdasan yang ada dalam dirinya. Demikian pula halnya dengan faktor yang ada di luar diri siswa. Faktor ini dapat mendorong dan menghambat siswa dalam proses belajar. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat memberi dukungan siswa di dalam belajar. Di antara ketiga lingkungan tersebut, lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang terpenting yang berfungsi sebagai lingkungan kedua yang sangat mendukung dalam mendidik anak atau siswa, setelah lingkungan utama yaitu lingkungan keluarga.

Pada penelitian ini kreativitas siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi perkembangan teknologi didukung dengan adanya media puzzle yang berupa potongan-potongan gambar secara acak yang akan dirangkai siswa menjadi gambar yang utuh, gambar dalam

puzzle tersebut berupa gambar perkembangan teknologi produksi misalnya gambar lesung, mesin jahit, sedangkan teknologi komunikasi misalnya gambar televisi, telepon, dan teknologi transportasi misalnya gambar pesawat, motor. Pada siklus I materi yang dibahas tentang membandingkan teknologi masa lalu dan masa kini, sedangkan pada siklus II lebih menekankan pada materi tentang kelebihan dan kekurangan dari perkembangan tekologi. Dengan menggunakan media

Dokumen terkait