• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESTASI BELAJAR 1. Pengertian Prestasi Belajar

LANDASAN TEORI

B. PRESTASI BELAJAR 1. Pengertian Prestasi Belajar

Seperti pendapat yang dikemukakan di kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa : “Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).”44 Sedangkan menurut pemaparan pendapat yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah mengemukakan bahwa : “Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.”45

Jadi, dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan siswa yang didapat dari penguasaan materi pelajaran tertentu.

2. Faktor-Faktor Prestasi Belajar

Belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, karena keberhasilan belajar mengajar itu sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Adapun seperti yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah akan

44 Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit. hal. 895

45 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, 2003, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Edisi Revisi, hal. 216.

menguraikan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang digambarkan dalam bentuk bagan berikut46 :

Dari kutipan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan kedalam faktor lingkungan maupun instrumental.

Dalam kaitannya dengan faktor-faktor belajar yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, khususnya pelajaran Al-Qur’an Hadits, penggunaan perpustakaan akan sangat berarti dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, apalagi saat ini semakin kompleksnya hal-hal yang dapat membantu dalam pemahaman siswa tentang suatu pelajaran, seperti dalam buku masalah-masalah ilmu keguruan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lain.

Sementara itu, Saiful Bahri Djamarah menjelaskan lebih rinci bahwa :

“Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang didalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.”47

Berdasarkan pada pendapat di atas maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar itu pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor diri sendiri, lingkungan sekolah yang kondusif, keluarga dan masyarakat.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa posisi perpustakaan sekolah dalam peningkatan prestasi belajar siswa adalah merupakan salah satu faktor penunjang yaitu faktor dari luar anak didik/faktor eksternal bagian non sosial.

3. Perencanaan Pengukuran Prestasi Belajar

Untuk mengetahui prestasi belajar diperlukan pengelompokan hasil tes yang terus dievaluasi dalam proses perjalanan belajar mereka. Ada beberapa

47 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, Cetakan Pertama, hal. 149

pendapat tentang evaluasi/tes ini, seperti menurut pendapat Daryanto, bahwa

“Untuk masing-masing tindak lanjut yang dikehendaki ini diadakan tes, yang diberi nama : mengetahui prestasi belajar, dengan menggunakan teknik evaluasi yang dapat dikelompokkan menjadi dua tes, yaitu :

a. Tes Formatif, adalah tes atau evaluasi yang dilakukan untuk setiap selesai materi pelajaran.

b. Tes Sumatif, adalah bentuk tes atau evaluasi yang dilaksanakan setelah menyelesaikan beberapa unit pelajaran bahkan sebagai tes akhir.

4. Deskripsi Prestasi Belajar

Dari berbagai teori di atas, dapat diiketahui bahwa untuk dapat memberikan penilaian terhadap hasil belajar digunakan dua teknik yaitu tes formatif dan tes sumatif dan hasil penilaian akan berbentuk informasi, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

48 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, 2010, Rineka Cipta, Cetakan Keenam, hal. 11.

80 Sumber : Buku Raport siswa MTs Ma’arif 31 Tribhakti .

Berdasarkan pada teori di atas maka untuk memberikan suatu nilai yang akan mencerminkan prestasi belajar siswa digunakan dua macam panilaian, yaitu : a. Secara kualitatif seperti istimewa, amat baik, baik, dan sebagainya.

b. Secara kuantitatif yaitu berbentuk angka dari 10 – 100 C. Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Pengertian mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah Bidang studi yang memberikan pndidikan untuk mengamalkan dan memahami Al-Qur’an sehingga mampu membaca fasih dan menafsirkan / menterjemahkan ayat-ayat terpilih serta memahami hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan dalam buku Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam dijelaskan bahwa bidang studi Al-Qur’an Hadits merupakan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-Hadits tertentu yang sesuai dengan kepentingan menurut tingkat-tingkat madrasah yang bersangkutan sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajari, meresapi, dan menghayati pokok-pokok isi Al-Qur’an dan Al-Hadits serta menarik hikmah yang terkandung di dalamnya secara keseluruhan.

Dari kedua pengertian tersebut di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pengertian mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah mata pelajaran yang

memberikan pengajaran membaca dan mengartikan Al-Qur’an Hadits sehingga mampu menghayati pokok-pokok ajarannya serta menarik hikmah yang terkandung di dalamnya.

2. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan pendidikan Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah adalah :

- Kemampuan membaca secara fasih, tartil lancar dan benar menurut ilmu tajwid.

- Pengetahuan tentang ayat-ayat Al-Qur’an tertentu dan kemampuan untuk memahami pokok-pokoknya.

- Pengetahuan tentang hadits-hadits tertentu dan kemampuan untuk memahami pokok-pokoknya.

- Kesadaran dan kemampuan untuk meyakini serta mengamalkan ajaran agama yang telah mereka pelajari.

Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa tujuan yang hendak dicapai dari pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah agar siswa mampu memahami pokok-pokok yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Seiring dengan pengertian di atas, Allah SWT mengungkapkan dalam firman-Nya bahwa membaca Al-Qur’an merupakan hal yang paling penting karena sesuai dengan ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5 sebagai berikut :

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al-‘Alaq : 1-5)49

3. Fungsi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits

Dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah dijelaskan bahwa fungsi mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah sebagai usaha membimbing siswa ke arah pengenalan, pengetahuan, pemahaman dan kesadaran untuk mengamalkan kandungan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi yang telah mereka pelajari.

Sejalan dengan itu, dalam buku Metode Khusus Pengajaran Agama dijelaskan sebagai berikut :

Pengajaran bidang studi Al-Qur’an Hadits fungsinya adalah :

a. Membimbing siswa ke arah pengenalan, pengetahuan, pemahaman dan kesadaran untuk mengamalkan kandungan ayat-ayat suci Qur’an dan Al-Hadits.

b. Menunjang bidang studi lain dalam kelompok pengajaran agama Islam khususnya bidang Aqidah dan Syariah.

49 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Pustaka Amani, Jakarta, Edisi Baru, Cetakan Tahun 2005 hal. 904

c. Mata rantai dalam pembinaan kepribadian siswa ke arah pribadi utama menurut norma-norma agama.

D. Hubungan Antara Intensitas Pemanfaatan Perpustaakn Dengan

Dokumen terkait