• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) MA ARIF METRO-LAMPUNG 1431 H / 2010 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) MA ARIF METRO-LAMPUNG 1431 H / 2010 M"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS SISWA

KELAS VII A MTs MA’ARIF 31 TRIBHAKTI SIDOMAKMUR KECAMATAN MELINTING KABUPATEN LAMPUNG

TIMUR TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I )

Oleh

M. K A S T U R I NPM. 07211152 K.

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) MA’ARIF METRO-LAMPUNG

1431 H / 2010 M

(2)

ABSTRAKSI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS SISWA

KELAS VII A MTs

MA’ARIF 31 TRIBHAKTI SIDOMAKMUR KECAMATAN MELINTING KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

OLEH M . K A S T U R I

Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang ini dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa serta berbagai layanan jasa lainnya, dalam rangka memajukan perkembangan ilmu pengetahuan dan kekayaan intelektual.

Prestasi belajar AL-Qur’an Hadits siswa merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar siswa tersebut dapat dihubungkan dengan adanya faktor pemanfaatan perpustakaan yang dilaksanakan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, terkait dengan latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut “Adakah hubungan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VII A Semester Ganjil MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010?”

Selanjutnya, penulis menentukan Hipotesis Alternatif (Ha) sebagai berikut : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VII A Semester Ganjil MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.”

Adapun Hipotesis Nihil (Ho) adalah “Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VII A Semester Ganjil MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.”

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VII A Semester Ganjil MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.

Adapun metode yang penulis gunakan dalam rangka menyelesaikan penelitian ini adalah : Quesioner, Interview, Observasi, dan Dokumentasi.

Sedangkan untuk menyelesaikan penelitian ini, penulis menganalisisnya dengan menggunakan metode analisa Teknik Analisa Koefisien Korelsi ‘r”

Product Moment menurut pendapat Suharsimi Arikunto dengan menunjuk pada angka kasarnya, yaitu dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

(3)

Dari analisis tersebut diperoleh nilai rhitung = 0,059 maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nihil diterima dan hipotesis alternatif ditolak karena nilai rhitung < rtabel. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang positif yang signifikan antara variabel X dan Y.

  

 

  

2

2

2

2

 

Y Y

N X X

N

Y X XY

rxy N

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. PENEGASAN JUDUL

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengartikan judul penelitian ini, yaitu:

“HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN HADITS SISWA KELAS VII A MTs MA’ARIF 31 TRIBHAKTI SIDOMAKMUR KECAMATAN MELINTING KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010,” maka perlu kiranya penulis memberikan pengertian tentang judul proposal ini.

1. Hubungan

Menurut pembahasaan yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional RI, bahwa kata

“Hubungan” mengandung makna : “Keadaan berhubungan, kontak, sangkut-paut, dan ikatan atau pertalian.”1

Dengan pengertian di atas maka penulis dapat memberikan pengertian bahwa hubungan adalah adanya sangkut paut atau ikatan antara suatu hal dengan hal yang lainnya. Dalam penelitian ini adalah adanya sangkut paut antara variabel penelitian.

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka 2007, Cet. ke-3 Edisi III hal. 409.

(5)

2. Intensitas

Kata “Intensitas” sebagaimana diterangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti : “Keadaan tingkat atau intens keeratan hubungan antara faktor yang satu dengan faktor yang lain.”2

Adapun menurut penulis bahwa yang dimaksud dengan intensitas adalah tingkat keeratan hubungan antara faktor yang ada pada variabel penelitian.

3. Pemanfaatan

Kata “Pemanfaatan” seperti yang diungkapkan dalam istilah Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata bentukan yang berasal dari kata “Manfaat”

dimasuki awalan “pe” dan akhiran “an” maka jadilah kata “pemanfaatan” yang berarti “suatu proses, cara atau perbuatan memanfaatkan”3. Dari pengertian tersebut maka penulis dapat menjelaskan bahwa dalam pemanfaatkan dapat diartikan sebagai memanfaatkan sesuatu tempat tertentu yaitu perpustakaan sekolah.

4. Perpustakaan

Dalam pembahasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

“perpustakaan” merupakan kata bentukan yang berasal dari kata “pustaka” yang berarti “buku atau buku primbon” kemudian dimasuki awalan “pe” dan akhiran

“an” maka terbentuklah kata “perpustakaan” yang berarti “tempat, gedung atau ruang yang khusus disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang sengaja disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan sebagai acuan dalam pembelajaran.”4

Menurut penulis bahwa perpustakaan adalah suatu tempat (dapat berupa gedung/bangunan atau sebagainya) yang dijadikan sebagai sarana untuk membaca

2 Ibid, hal. 438

3 Ibid, hal. 711

4 Ibid, hal. 912

(6)

dan di tempat tersebut ada pelayanan yang lainnya, seperti peminjaman buku, dan sebagainya.

5. Sekolah

Sebagaimana yang diterangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “sekolah” mengandung pengertian “Bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya, ada).”5

Dalam hal ini menurut penulis bahwa sekolah dapat dimanfaatkan sebagai pendidikan yang berguna untuk tempat diselenggarakannya proses belajar- mengajar serta berfungsi sebagai tempat menerima dan memberikan materi pelajaran menurut tingkatannya, baik Dasar, Menengah maupun Atas serta sesuai dengan jurusannya dalam pembelajarannya tersebut.

6. Prestasi

Prestasi merupakan “Hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).”6 Dari pengertian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa prestasi adalah Suatu keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dalam rangka meraih sesuatu yang biasanya diukur dengan melalui penilaian dan berhak menerima penghargaan dari pihak lain.

Dari pengertian tersebutlah penulis dapat mengambil suatu pemikiran bahwa antara perilaku dengan prestasi siswa memiliki keterkaitan yang sangat erat dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan tercapainya proses pembelajaran yang sangat simpel serta efektif dan efisien terkait dengan penelitian

5 Ibid, hal. 1013

6 Ibid h. 895

(7)

ini, penulis hanya membatasi pada masalah prestasi yang diperoleh siswa terkait dengan perilaku dalam kehidupannya sehari-hari.

7. Belajar

Kata “Belajar” sebagaimana diungkapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata bentukan yang berasal dari kata “Ajar” yang dimasuki awalan “Be” maka jadilah kata “Belajar” yang berarti “Berusaha untuk memperoleh suatu kepandaian atau suatu ilmu yang dilakukan dengan cara melakukan suatu kegiatan aktif seperti membaca, berlatih yang akhirnya akan menuju kepada suatu perubahan tingkah laku atau tanggapan yang ditimbulkan oleh adanya pengalaman tersebut.”7

Dari uraian tersebut maka penulis dapat menyatakan bahwa belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang terjadi akibat dari proses yang aktif, seperti membaca dan menyerap ilmu pengetahuan.

8. Al-Qur’an Hadits

Al-Qur’an Hadits adalah merupakan salah satu komponen materi pembelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan agama baik dari tingkat dasar, menengah dan bahkan tingkat atas.

Dari uraian penegasan judul di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penjelasan dari judul skripsi “Hubungan Antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIIA MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009 / 2010” adalah adanya sangkut paut atau

7 Ibid h. 17

(8)

ikatan antara daya intensitas/daya keeratan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar atau hasil belajar pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas VII A di MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Alasan Memilih Judul

Berbagai alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul ini adalah : 1. Adanya hubungan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

dengan prestasi beljar siswa.

2. Karena perpustakaan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, maka penulis terdorong untuk menelitinya.

C. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang ini dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa serta berbagai layanan jasa lainnya, dalam rangka memajukan perkembangan ilmu pengetahuan dan kekayaan intelektual.

Menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. : 0103/0/1981 tanggal 11 Maret 1988, adapun fungsi perpustakaan adalah :

1. Sebagai sumber informasi 2. Sebagai tempat studi / belajar

3. Sebagai tempat penyimpanan dokumentasi

4. Sebagai tempat tumbuhnya ilham, inspirasi, dan rekreasi

(9)

5. Sebagai tempat pengumpul dan penyimpan terbitan tentang daerah / negaranya atau bidang ilmu pengetahuan tertentu / clearing house.

6. Sebagai pusat kegiatan peradaban manusia.

7. Sebagai tempat penyimpanan kekayaan intelektual manusia.

8. Sebagai sarana komunikasi ilmiah antar bidang, antar bangsa, antar generasi yang telah dibatasi oleh dimensi waktu, bangsa maupun aliran politik.

Hal ini berarti bahwa penggunaan perpustakaan sangat penting artinya bagi terciptanya dan terbentuknya pribadi-pribadi siswa yang mandiri sehingga kelak mampu menempatkan dirinya pada posisi yang berguna bagi dirinya, nusa, bangsa serta agama.

Sutarno NS, menjelaskan bahwa “Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi pendidikan, penelitian, preservasi, dan pelestari khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.”8

Adapun sarana yang penting untuk menciptakan bagaimana siswa dapat mempunyai semangat belajar yang tinggi adalah dengan minat membaca buku.

Karena dengan minat membaca buku yang tinggi siswa akan mendapat ilmu pengetahuan yang baru, seperti yang dikemukakan oleh Sutarno NS sebagai berikut :

“Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran, dan hobi membaca, dan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Berseminya

8 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta, Sagung Seto, 2006, Edisi Revisi, Cetakan I, hal. 68

(10)

budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya.”9

Dari penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa untuk menumbuhkan minat baca dan dalam rangka mencerdaskan anak bangsa tidak mungkin akan terlaksana tanpa bahan bacaan yang bermutu dalam masyarakat.

Oleh karena itu, buku merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan, baik formal maupun non formal.

Disamping itu sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia dalam arti seluas-luasnya, perpustakaan hendaklah dapat dijadikan pusat sumber belajar mengajar, media komunikasi, dan sumber informasi. Oleh karena itu, perpustakaan mempunyai hubungan yang erat dalam kaitannya melayani buku untuk siswa dan masyarakat pemakainya sebagai pelengkap informasi pendidikan.

Mengingat pentingnya perpustakaan maka dalam penelitian ini penulis akan membahas signifikasi hubungan penggunaan perpustakaan dengan minat baca siswa. Sesuai pendapat Sutarno NS bahwa “Keberadaan sebuah perpustakaan di dalam suatu komunitas masyarakat karena hal-hal sebagai berikut : Pertama adanya keinginan yang datang dari kalangan masyarakat luas untuk terselenggaranya perpustakaan, karena mereka yang membutuhkan. Kedua, adanya keinginan dari suatu organisasi, lembaga, atau pemimpin selaku penanggung jawab institusi tersebut untuk membangun perpustakaan. Ketiga, adanya kebutuhan yang dirasakan oleh kelompok masyarakat tertentu tentang

9Ibid hal. 27

(11)

pentingnya sebuah perpustakaan. Keempat, diperlukannya wadah atau tempat yang bisa untuk menampung, mengolah, memlihara dan memberdayakan berbagai hasil karya umat manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan, sejarah, penemuan, budaya, dan lain sebagainya.”10

Dari kutipan di atas dapat diambil pengertian bahwa adanya hubungan penggunaan perpustakaan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan demikian siswa dituntut rajin mengunjungi perpustakaan, karena semakin baik penggunaan perpustakaan akan cenderung semakin baik pula prestasi belajar pada siswa.

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja agar mendapat suatu kecakapan yang baru, dalam kaitannya dengan hal ini, Drs Slameto merumuskan pengertian tentang belajar, “Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”11 Sedangkan menurut Muhibbin Syah, “Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.”12

Dari berbagai kenyataan yang ada, ternyata yang mempengaruhi prestasi belajar siswa bukan hanya perpustakaan, perpustakaan itu hanyalah sebagian dari faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi prestasi belajar. Para ahli telah

10 Ibid hal. 67

11 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, Cetakan Pertama, hal. 13

12 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, Edisi Revisi, 2008, hal.

68.

(12)

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang.

Prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah adalah bukti dari keberadaannya dan merupakan titik kulminasi dari aktifitasnya dalam proses belajar mengajar.

Keberhasilan siswa untuk mendapatkan prestasi belajar banyak faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

a. Faktor-faktor yang ada pada diri sendiri (siswa), meliputi : 1. Faktor Psikis, terdiri dari :

1) Intelektual, yaitu taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar.

2) Non Intelektual, yaitu motivasi belajar, sikap dan perasaan, minat serta kondisi akibat sosial kultural.

b. Faktor-faktor yang berasal dari luar, meliputi :

1. Faktor pengaturan proses belajar mengajar di sekolah, yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas sekolah, dan pengelompokan siswa.

2. Faktor sosial sekolah, yaitu sistem sekolah, status sosial sekolah, dan interaksi antara guru dan murid (siswa).

3. Faktor situsional, meliputi keadaan politik, ekonomi, keadaan waktu dan tempat, kedaan musim dan iklim.

Dari pendapat tersebut di atas, berarti semua faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, intelegensi yang tinggi tetapi faktor lingkungan yang kurang menguntungkan, maka tidak mustahil kalau anak-anak tidak dapat mencapai prestasi yang baik. Demikian pula sebaliknya anak yang kurang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi dengan lingkungannya seperti

(13)

adanya perpustakaan sekolah serta faktor lain yang mendukung, akhirnya prestasi belajar menjadi baik.

Dengan demikian, dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh adanya fasilitas perpustakaan selaku sarana penunjang yang memadahi karena perpustakaan berkaitan erat dengan keberhasilan dari proses dalam pembelajaran.

Dari pendapat tersebut di atas, bararti semua faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa anak didik, intelegensi yang tinggi tetapi faktor lingkungan yang kurang menguntungkan maka tidak mustahil kalau anak- anak tidak dapat mencapai prestasi yang baik, demikian pula sebaliknya anak yang kurang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi dengan lingkungannya serta faktor lain yang mendukung akhirnya prestasi belajar menjadi baik.

Faktor-faktor yang mereka kemukakan cukup beragam, tapi pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 pokok, yaitu : faktor yang datang dari diri pelajar, yang mana faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh pelajar masih dipengaruhi oleh faktor yang datang dari luar dirinya yaitu lingkungan sekolah dan masyarakat. Salah satu lingkungan belajar yang mempengaruhi prestasi belajar sekolah adalah tersedianya sarana perpustakaan.

Selanjutnya jika dikaitkan dengan prestasi belajar pendidikan Agama Islam, berarti suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa dari proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan pada materi tertentu yakni Pendidikan Agama Islam.

(14)

Menurut H. M. Arifin bahwa : “Pendidikan agama Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.”13

Dari kutipan di atas dapat diambil pengertian bahwa pendidikan agama Islam adalah sistem yang berupa pengajaran bimbingan dan asuhan terhadap anak didik yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab serta diatur sedemikian rupa, terutama di dalam bidang peningkatan prestasi Pendidikan Agama Islam (Al- Qur’an Hadits) yang dapat dilihat dalam bentuk nilai hasil belajar siswa yaitu Pendidikan Agama Islam (Al-Qur’an Hadits) serta untuk mengembangkan segala kemampuan yang ada pada diri anak didik sampai terbentuknya kepribadian muslim yang utuh dan sempurna. Terkait dengan hal ini maka perpustakaan menjadi amat penting guna meningkatkan prestasi belajar siswa yang pada gilirannya dapat memacu siswa dalam mempelajari dan mendalami Agama Islam.

Untuk menjelaskan permasalahan yang ada, berikut ini penulis sajikan data hasil pra survey ke perpustakaan MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut :

1. Perpustakaan MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur menempati suatu ruangan yang terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Ruang buku yang terdiri dari 5 buah rak buku dan buku berjumlah 1.394 eksemplar yang digolongkan dalam :

13 Muzayyin Arifin Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, Cetakan Ketiga hal. 7

(15)

a.1. Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam sebanyak 279 eksemplar yang terdiri dari buku pelajaran kelas VII, VIII, dan IX.

a.2. Buku pelajaran selain Pendidikan Agama Islam sebanyak 637 eksemplar.

a.3. Buku bacaan penunjang pelajaran sebanyak 458 eksemplar.

a.4. Kamus, ensiklopedi, buku cerita, dan lain sebagainya.

b. Ruang baca terdiri dari 12 meja baca dan 40 buah kursi.

2. Pelayanan perpustakaan di MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur adalah menggunakan Sistem Open Access ( pelayanan dengan sistem terbuka ) yaitu cara peminjaman koleksi perpustakaan dengan memberi kesempatan kepada pengunjung untuk mengambil pustaka sendiri. Adapun keberadaan kondisi perpustakaan MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur adalah sebagai berikut :

a. Petugas di perpustakaan ada 5 orang yaitu : 1 orang kepala perpustakaan, 1 orang auditor, dan 3 orang staff tata usaha, namun demikian pelayanan masih terasa kurang maksimal. Kondisi di dalam perpustakaan antara ruang baca dan ruang buku belum ada sekatnya.

b. Kondisi siswa berada di ruang baca hanya membaca sekilas dan ada yang meminjam buku.

c. Setiap kelas rata-rata tersedia buku wajib pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu kelas VII jumlah siswa 120 : 150 eksemplar,

(16)

kelas VIII jumlah siswa 118 : 200 eksemplar, kelas IX jumlah siswa 100 : 120 eksemplar.

d. Tersedia pula buku penunjang serta buku paket.

e. Perpustakaan buka setiap hari mulai jam. 07.15 WIB – 13.45 WIB dan untuk kelas VII –VIII ditambah sampai jam 15.30 WIB setiap hari selasa. Sedangkan untuk kelas IX setiap hari efektif sampai 15.30 WIB karena pada jam tersebut ada jam tambahan.

f. Siswa diperkenankan membaca buku di ruang baca dan siswa dibolehkan meminjam koleksi buku yang ada di perpustakaan sampai 4 hari dan bisa diperpanjang dan apabila siswa terlambat untuk mengembalikannya maka siswa dikenakan sanksi.

Dari hal-hal tersebut di atas, maka pelayanan perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila antara petugas perpustakaan dengan pengguna perpustakaan sama-sama mengetahui peraturan atau tata cara yang telah ditetapkan oleh petugas perpustakaan dalam penggunaan fasilitas perpustakaan. Mengenai masalah pelayanan di perpustakaan, Dian Sinaga berpendapat bahwa “Adapun pelayanan perpustakaan sekolah yang potensial terhadap para siswanya meliputi pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, jam buka perpustakaan sekolah, dan bimbingan membaca.”14

Kemudian untuk mengetahui signifikasi antara penggunaan perpustakaan dengan minat baca siswa kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur maka penulis mengadakan kegiatan pra survey ke MTs Ma’arif 31 Tribhakti

14 Dian Sinaga, Mengelola Perpustakaan Sekolah, Bandung, Bejana, Cetakan IV, 2011, hal.

33

(17)

Sidomakmur dan penulis mendapat nilai minat baca dari petugas perpustakaan.

Berdasarkan daftar hadir penggunaan (pengunjung) perpustakaan selama 1 (satu) semester maka diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 1

Keadaan Penggunaan Perpustakan dan Prestasi Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur dari Hasil

Pra Survey yang Penulis Lakukan pada Tanggal 06 Januari 2010

No Nama Siswa Kelas

Frekuensi Kunjungan

Penggunaan Perpustakaan

Prestasi Keterangan

1 Ahmad Saiful VII A 32 Amat Baik 80 Baik 2 Ahmad As’ari VII A 32 Amat Baik 90 Amat Baik

3 Budi Kasih VII A 30 Baik 70 Baik

4 Elma Theana VII A 29 Baik 70 Baik

5 Siti Maghfiroh VII A 25 Kurang 80 Baik

6 Kentiana VII A 32 Amat Baik 80 Baik

7 Leni Lestari VII A 29 Baik 80 Baik

8 Novita Sari VII A 30 Baik 90 Amat Baik

9 Suprihatin VII A 26 Kurang 90 Amat Baik

10 Siti Wahyuni VII A 29 Baik 70 Baik

Sumber Data : Buku Leger dan daftar hadir penggunaan (kunjungan) perpustakaan MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur

Dari Tabel di atas, penulis mengambil kriteria penilaian, yaitu untuk potensi Amat Baik berkunjung yaitu 31 – 32 kali, Baik 29 – 30 kali, Cukup 27 – 28 kali, dan kurang 25 – 26, yang mana dari hasil itu dapat diketahui bahwa 1

(18)

orang pengguna perpustakaannya baik dan prestainya amat baik, 2 orang pengguna perpustakaannya amat baik dan prestasinya baik, 4 orang pengguna perpustakaannya baik dan prestasinya baik, 1 orang pengguna perpustakaan kurang dan prestasinya amat baik, dan 1 orang pengguna perpustakaan kurang, prestasinya baik.

Tabel 2

Data Pra Survey Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun

Pelajaran 2009/2010

No

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Frekuensi Prosentase

1 Amat Baik 3 30 %

2 Baik 5 50 %

3 Kurang 2 20 %

Jumlah 10 100 %

Dari tabel pra survey terhadap 10 orang siswa terkait dengan frekuensi pemanfaatan perpustakaan yang dalam prosentase kehadiran sebagai berikut :

1. Siswa yang berpretasi amat baik dalam pemanfaatan perpustakaan berjumlah 3 orang ( 30 % ).

2. Siswa yang berprestasi baik dalam pemanfaatan perpustakaan berjumlah 5 orang ( 50 % ).

3. Siswa yang berprestasi kurang dalam pemanfaatan perpustakaan berjumlah 2 orang ( 20 % ).

(19)

Dari hasil pra survey tersebut penulis menemukan adanya kesenjangan hasil prestai belajar siswa, dimana sebagian siswa dengan penggunaan perpustakaan baik, mempunyai minat baca tinggi, tetapi sebagian siswa dengan penggunaan perpustakaan kurang tetapi mempunyai minat baca tinggi atau sedang. Dengan adanya kesenjangan itu, penulis tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Intensitas pemanfaatan perpustakaan dengan prestasi pelajaran Al-Qur’an Hadits.

Berdasarkan pra survey di atas, pada penelitian ini penulis akan meneliti tentang Hubungan Antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan temuan penelitian hasil pra survey di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : “ Adakah Hubungan Antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010 ?”

D. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto : dari katanya “Hipotesis” berasal dari 2 (dua) penggalan kata, yaitu “Hypo” yang artinya “di bawah” dan “Tessa” yang

(20)

artinya “Kebenaran” 15 Sehubungan dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”16

Sedangkan menurut Sugiyono, “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat diartikan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.”17

Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa hipotesis adalah pernyataan sebagian jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian dan penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh secara obyektif.

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis mengajukan Hipotesis Nihil (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha). Hipotesis Nihil (Ho) nya adalah “Tidak ada hubungan antara intensitas pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.” Sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) nya adalah “Ada hubungan antara intensitas pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Al-

15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2010, Edisi Revisi, hal. 110.

16 Ibid hal. 110

17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 2008, Bandung, Alfabeta, Cetakana keempat, hal. 64.

(21)

Qur’an Hadits Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.”

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana fungsi keberadaan perpustakaan dapat mempengaruhi prestasi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010, sedangkan tujuan secara khusus adalah :

1. Untuk mengetahui Intensitas penggunaan perpustakaan sekolah MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui keadaan prestasi siswa kelas MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.

3. Untuk mengetahui hubungan antara Intensitas pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadits siswa.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah

1. Sebagai tugas akhir dari perkuliahan di STAI Ma’arif Metro-Lampung 2. Mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I ) dari STAI Ma’arif

Metro.

3. Untuk pengalaman dan pengetahuan bagi penulis, khususnya menjadikan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis.

(22)

G. Metodologi Penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian

Sifat dan penelitian ini termasuk dalam kelompok penelitian “Non Eksperimen” karena dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui gambaran

tentang keberadaan data yang ditimbulkan dari hasil uji coba hasil survey yang penulis lakukan ke lokasi penelitian serta penyelesaiannya dengan menggunakan Metode Statistik. Sedangkan penelitian “Non Eksperimen” ini menurut Suharsimi Arikunto adalah “Analisis data penelitian non-eksperimen dapat dilakukan menggunakan rumus statistik, dapat juga hanya statistik sederhana dalam bentuk rerata, simpangan baku, tabulasi silang, dan disajikan dalam bentuk tabel, bagan, atau grafik. Dari analisis dan tampilan data tersebut peneliti membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau fenomena yang menjadi obyek penelitian.”18

Sedangkan jenis dari penelitian ini sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono adalah “Penelitian Kuantitatif” dikarenakan “Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”19

2. Populasi

Populasi adalah Semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara

18 Suharsimi Arikunto, Op. Cit. hal. 30

19 Sugiyono, Op. Cit. hal. 8

(23)

terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.”20 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, Populasi adalah “Keseluruhan obyek suatu penelitian” 21 Jadi, dengan demikian yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh individu yang menjadi obyek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para siswa yang masih sekolah di kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian teknik random sampling .Menurut Suharsimi Arikunto “Teknik sampling ini diberi nama

demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek- subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.”22

Dalam menentukan besar kecilnya sampel maka penulis akan mengutip pandapat para ahli sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, beliau berpendapat:

“Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel, atau semakin besar prosentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin baik.”23

Sehubungan dengan teori di atas, jumlah dengan populasi anak yaitu 31 siswa maka penulis akan mengambil seluruhnya yaitu sebanyak 31 siswa agar hasil penelitiannya semakin baik.

20 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetansi dan Praktiknya, 2008, Bumi Aksara, Cetakan Kelima, hal. 53

21 Suharsimi Arikunto, Op Cit. hal. 173

22 Ibid, hal. 177

23 Ibid hal. 177

(24)

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu :

a. Metode Interview

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan interview bebas terpimpin yakni dalam proses tanya jawab, penulis telah menyiapkan kerangka pertanyaan sebelumnya dan memberikan kebebasan kepada para responden dalam menjawabnya. Data yang penulis angkat melalui metode ini adalah keadaan sosiografi dan pengajaran yang dilaksanakan di kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009 / 2010 yang mana interview ini ditujukan kepada Kepala Sekolah dan siswa yang berguna untuk mengungkapkan segala macam faktor yang berkaitan dengan lokasi penelitian penulis.

b. Metode Observasi

Observasi menurut pendapat Sutrisno Hadi, bisa diartikan sebagai

“Suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”24 Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data yang belum terkumpul dengan menggunakan metode-metode sebelumnya, seperti kondisi dan sarana sekolah seperti perpustakaan. Adapun jenis observasi yang penulis lakukan adalah observasi partisipan atau observasi berperan serta.

Menurut Sugiyono, “Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-

24 Ibid hal. 145

(25)

hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.”25 Adapun kegunaan metode ini adalah untuk mendapatkan data mentah yang selanjutnya akan penulis olah guna terjawabnya problematika penelitian. Jadi, dalam mengambil data, penulis terjun langsung menjadi obyek populasi dan dengan menggunakan observasi jenis ini, penulis pun menetap di wilayah penelitian.

c. Metode Dokumentasi

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah

“Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.”26 Metode ini penulis gunakan untuk mengungkapkan data tentang keadaan prestasi siswa kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010, yang sumbernya adalah daftar hadir dalam data perpustakaan sekolah tersebut.

d. Metode Analisa Data

Sesuai dengan problematika dalam penelitian ini, yaitu Hubungan antara Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar Al- Qur’an Hadits Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif 31 Tribhakti Sidomakmur Kecamatan Melinting Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010, dengan jumlah populasi obyeknya sebanyak 31 orang maka pendekatan statistik yang penulis gunakan adalah Korelasi “r” product moment sebagai berikut :

25 Ibid hal. 145

26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2010, Edisi Revisi,. hal. 274

(26)

N ∑ xy - ( ∑x ) ( ∑y )

( N ∑x2 – ( ∑x )2) ( N ∑y2 - ( ∑y )2 ) (* 27

Keterangan :

N : Number of Cusses ( Jumlah total obyek ) x : Variabel x

y : Variabel y

27 Ibid hal. 317

r xy =

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PERPUSTAKAAN SEKOLAH 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Sebelum penulis mendefinisikan perpustakaan sekolah, sebaiknya terlebih dahulu penulis memahami arti atau definisi perpustakaan, sebab kata

“sekolah” pada istilah “perpustakaan sekolah” merupakan kata yang menerangkan kata “perpustakaan.” Memahami perpustakaan secara umum merupakan dasar memahami perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan bagian dari perpustakaan secara umum.28

Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru di kalangan masyarakat, dimana-mana telah diselenggarakan perpustakaan, seperti di sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah kejuruan, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah. Begitu pula di kantor-kantor, bahkan sekarang telah digalakkan perpustakaan-perpustakaan umum baik di tingkat kabupaten sampai dengan di tingkat desa. Tetapi, walaupun bukan merupakan hal yang baru, masih banyak orang yang memberikan definisi yang salah terhadap perpustakaan.

Banyak orang yang mengasosiasikan perpustakaan itu dengan buku- buku, sehingga setiap tumpukan buku pada suatu tempat tertentu disebut perpustakaan. Padahal tidak semua tumpukan buku itu dapat dikatakan perpustakaan. Memang salah satu ciri perpustakaan adalah adanya bahan pustaka

28 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, Cetakan Keenam, hal. 1

(28)

atau sering juga disebut koleksi pustaka. Tetapi masih ada ciri-ciri yang lebih mengarah kepada arti perpustakaan.

Ada beberapa ciri perpustakaan yang dapat kita rinci sebagai berikut : a. Perpustakaan itu merupakan suatu unit kerja

Adanya perpustakaan tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu.

b. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka

Di perpustakaan disediakan sejumlah bahan pustaka. Bahan pustaka bukan hanya berupa buku-buku, tetapi juga bukan berupa buku (non book material) seperti majalah, surat kabar, brosur, micro film, peta, globe, gambar- gambar. Jumlah bahan pustaka ini tergantung kepada kebutuhannya yang didasarkan pada jumlah pemakainya. Semakin besar jumlah pemakainya maka bahan pustaka yang tersedia harus semakin banyak. Bahan-bahan pustaka tersebut tidak hanya disusun atau disimpan, tetapi dikelola dengan sebaik-baiknya menurut aturan tertentu, seperti diinventarisasi, diklasifikasi menurut sistem klasifikasi tertentu, dibuatkan kartu katalog, dilengkapi dengan lidah buku, label buku, kantong buku, kartu buku, sehingga siap dipinjamkan kepada siapa saja yang ingin meminjamnya, khususnya anggota perpustakaan.

c. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai

Tujuan pengelolaan atau pengaturan bahan-bahan pustaka tidak lain adalah agar dapat digunakan sebaik-baiknya oleh pemakainya. Lebih jauh lagi adalah bagaimana agar dengan pengaturan tersebut dapat membangkitkan minat setiap pemakai untuk selalu mengunjungi perpustakaan. Dengan demikian,

(29)

perpustakaan tersebut akan selalu digunakan oleh pemakai atau oleh anggotanya.

Pemakai perpustakaan tersebut tergantung atau sesuai dengan unit kerjanya.

Misalnya : perpustakaan sekolah maka pemakainya adalah murid-murid, guru, dang anggota sekolah lainnya, perpustakaan perguruan tinggi maka pemakainya adalah segenap anggota civitas akademika, dan untuk perpustakaan kantor maka pemakainya adalah segenap pegawai kantor.

d. Perpustakaan sebagai sumber informasi

Perpustakaan tidak hanya sebagai tumpukan buku tanpa ada gunanya, tetapi secara prinsip, perpustakaan harus dapat dijadikan atau berfungsi sebagai sumber informasi bagi setiap yang membutuhkannya. Dengan kata lain, tumpukan buku yang dikelola dengan baik itu baru dapat dikatakan sebagai perpustakaan, apabila dapat memberikan informasi bagi setiap yang memerlukannya. Sudah barang tentu tingkat kemampuan memberikan informasi tersebut tergantung kepada keadaan bahan pustaka yang tersedia serta keahlian pustakawannya.

Demikianlah bebrapa ciri pokok perpustakaan, yang dapat dijadikan dasar untuk membuat definisi perpustakaan. Berdasarkan keempat ciri pokok sebagaimana telah dijelaskan di atas maka definisi perpustakaan adalah sebagai berikut :

“Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.”29

29 Ibid hal. 3

(30)

Apabila ditinjau dari sudut tujuan, fungsi serta pemakaiannya maka secara garis besar ada lima macam perpustakaan, yaitu :

a. Perpustakaan nasional b. Perpustakaan umum c. Perpustakaan khusus

d. Perpustakaan perguruan tinggi, dan e. Perpustakaan sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa perpustakaan merupakan unit kerja. Dengan demikian perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dari suatu sekolah yang menyelenggarakannya. Menurut Supriyadi, perpustakaan sekolah adalah “Perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, baik sekolah umum, maupun sekolah lanjutan.”30

Untuk mengelola perpustakaan sekolah, sebaiknya ditunjuk seorang guru yang dianggap mampu mengelola perpustakaan sekolah. Apabila yang mengelola perpustakaan sekolah adalah seorang guru maka akan mudah mengintegrasikan penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan proses belajar mengajar.

Menurut Satuan Tugas Koordinasi Pembinaan Perpustakaan Sekolah (SAT-GAS KPPS) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur sebagaimana diterangkan oleh Ibrahim Bafadhal bahwa perpustakaan sekolah adalah “Koleksi pustaka yang diatur menurut sistem tertentu, dalam suatu ruang,

30 Ibid hal. 4

(31)

merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan minat dan bakat murid.”31

Bertolak dari penjelasan di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang hingga dapat

membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Pengertian makna “Perpustakaan” adalah “Tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku, majalah, dsan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajarai, dan dibicarakan.”32 Sedangkan yang dikehendaki dari pengertian perpustakaan sekolah adalah seperti yang disebutkan oleh Engking Mudyana dan Royani, yaitu :

“Perpustakaan sekolah ialah sarana penunjang pendidikan yang bertindak di satu pihak sebagai pelestari ilmu pengetahuan, dan di lain pihak sebagai sumber bahan pendidikan yang akan diwariskan kepada generasi yang lebih muda. Secara nyata perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk proses belajar dan mengajar bagi guru maupun bagi murid.”33

Sedangkan menurut pendapat yang diungkapkan oleh Soejono Trimo, dikemukakan bahwa perpustakaan sekolah adalah :

“Sekumpulan bahan pustaka, baik yang tercetak maupun dalam bentuk rekaman yang lainnya, pada suatu tempat tertentu yang telah diatur sedemikian rupa untuk mempermudah orang mencari informasi yang diperlukannya dan yang tujuan utamanya adalah untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat yang dilayaninya dan bukan untuk diperdagangkan. Ia merupakan kumpulan daripada pengetahuan dan pengalaman manusia dari masa ke masa, yang mengandung data

31 Ibid hal. 4

32 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka 2007, Cet. ke-3 Edisi III hal. 912

33 Dian Sinaga, Mengelola Perpustakaan Sekolah, Bandung, Bejana, Cetakan IV, 2011, hal. 16

(32)

maupun fakta tentang masyarakat, bangsa, negara, dan dunia. Sebagai sumber pengetahuan dan pengalaman manusia ia dapat berfungsi edukatif, informatif, inspiratif, serta rekreatif bagi para pemakainya.”34

Dengan demikian (dari berbagai pendapat tersebut) maka dapat penulis ambil definisi bahwa perpustakaan sekolah adalah merupakan sebagian unit kerja yang dikelola oleh sekolah dan menyimpan berbagai koleksi bahan pustaka dengan cara sistematis, sejauh keberadaannya membantu tercapainya pengembangan tujuan-tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh sekolah tersebut.

2. Tujuan Perpustakaan

Bagi orang yang terpelajar dan terdidik, masuk ke perpustakaan berarti ingin membaca dan mendapatkan informasi. Bentuk dan jenis bacaannya bagi setiap orang tentu saja berbeda. Yang sama adalah kegiatan membaca dan mempelajari sesuatu. Dengan cara itu orang mengharapkan memperoleh sesuatu yang baru sebagai bahan informasi.

Oleh karena itu, orang masuk ke perpustakaan bertujuan untuk :

a. Dapat mengikuti peristiwa dan perkembangan dunia terakhir, melalui berbagai sumber bacaan mutakhir.

b. Secara tidak langsung mendapatkan pengajaran dan pendidikan. Cara belajar itu disebut otodidak, belajar sendiri, terutama bagi mereka yang tidak senang duduk di bangku sekolah/kuliah.

c. Mencari rujukan dalam menyelesaikan tugas, menulis, meneliti, dan sebagainya.35

34 Ibid hal. 22

35 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta, Sagung Seto, 2006, Edisi Revisi, Cetakan I, hal. 35

(33)

Oleh karena itu jelas bahwa tujuan perpustakaan adalah membantu masyarakat dengan memberikan layanan dan ilmu pengetahuan, bagi mereka yang tidak duduk di bangku sekolah, sedangkan mereka yang duduk di bangku sekolah dapat mempercepat menyelesaikan pendidikannya dengan tepat waktu dan memperoleh hasil yang memuaskan.

Sedangkan menurut pendapat Manil Silva yang dikutip oleh Dian Sinaga mengemukakan bahwa : “The main function of public library, school and other libraries is to provide reading facilities for education, recreation, and reseach.

Pendapat Manil Silva tersebut mengandung pengertian bahwa fungsi yang paling pokok dari eksistensi perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, dan jenis perpustakaan lainnya (perpustakaan perguruan tinggi/universitas, dan perpustakaan khusus) adalah untuk kepentingan pendidikan, rekreasi, dan penelitian (reseach).”36

Adapun tujuan dari diadakannya perpustakaan sekolah adalah untuk meningkatkan daya pikir, mengembangkan bakat, menanamkan pengetahuan yang terpadu dan manghargai prestasi keilmuan melalui membaca buku sendiri yang dilakukan oleh siswa.

3. Peranan Perpustakan

Setiap instansi atau organisasi yang telah dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya. Begitu pula halnya dengan perpustakaan bila penyelenggara tidak melaksanakan atau bahkan tidak mengetahui peranannya maka perpustakaan yang ada itu tidak ada

36 Dian Sinaga, Op. Cit. hal. 25

(34)

maknanya. Sedangkan diantara Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan Menurut Sutarno NS adalah :

a. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

b. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat.

c. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, apabila tidak ada perpustakaan atau perpustakaan yang ada kurang berperan dengan baik, mungkin anggota masyarakat yang baru belajar membaca atau sedang membiasakan diri membaca dan yang membutuhkan sumber bacaan dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya.

d. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

e. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan, sejarah pemikiran dan ilmu pengetahuan yang ditemukan pada masa yang lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan dapat dipelajari, diteliti, dikaji, dan dikembangkan oleh generasi sekarang dan kemudian dipergunakan sebagai landasan penuntun untuk merencanakan masa depan yang lebih baik.

f. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan non formal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

g. Perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education)

h. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya.

i. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas dan pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang sudah maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai (representative).

j. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja

(35)

seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan tindakan indisipliner.37

Jadi dari pernyataan tersebut dapatlah diketahui bahwa peran perpustakaan sangatlah besar terhadap masyarakat guna membina dan mengembangkan serta menyalurkan hobi, minat dan bakat yang dimilinya, sehingga mereka itu semua dapat mengimplementasikan dan mengembangkan bakat dan kreativitasnya dengan baik yang kelak dapat dijadikan salah satu pegangan hidupnya, terutama bagi mereka yang masih duduk di bangku sekolah.

(siswa).

4. Fungsi-Fungsi Perpustakaan

Menurut pendapat Soejono Trimo, mengemukakan pendapat bahwa :

“Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, khususnya dengan adanya kemajuan yang pesat dalam metode mengajar dan cara belajar mengakibatkan suatu tekanan baru pada arti perpustakaan itu sendiri lebih didasarkan pada segi penggunaannya secara semestinya daripada dengan masa lalu. Perpustakaan tidak hanya sebagai gudang buku atau study hall saja, tetapi ia menjelma dengan bentuk-bentuk the heart of educational program, instructional materials center, social center, clearing house dari publikasi-publikasi setempat.”38

Berdasar pada pendapat tersebut maka penulis bisa simpulkan bahwa fungsi perpustakaan sekolah ialah tempat untuk belajar, tempat untuk mencari informasi, tempat untuk sekedar rekreasi dan tempat untuk memperdalam dan penghayatan serta penerapan ilmu pengetahuan khususnya bagi siswa.

Apabila ditinjau secara umum, perpustakaan sekolah itu sebagai pusat belajar, sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan murid-murid

37 Sutarno NS,Op.Cit hal. 68 – 69.

38 Dian Sinaga, Op Cit. hal. 23

(36)

adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku yang lain yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran. Akan tetapi apabila ditinjau dari sudut tujuan murid-murid mengunjungi perpustakaan sekolah maka ada yang tujuannya untuk belajar, ada yang tujuannya untuk memperoleh informasi, bahkan mungkin ada juga murid yang mengunjungi perpustakaan sekolah dengan tujuan hanya sekedar untuk mengisi waktu senggangnya atau sifatnya rekreatif.

Seperti pendapat yang diungkapkan oleh Ibrahim Bafadhal, bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah :

1. Fungsi Edukatif

Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku-buku fiksi maupun non fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan murid- murid belajar sendiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun berkelompok. Adanya perpustakaan sekolah dapat meningkatkan interest membaca murid-murid, sehingga teknik membaca semakin lama semakin dikuasai oleh murid-murid. Selain itu di dalam perpustakaan sekolah tersedia buku-buku yang sebagian besar pengadaannya disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Hal ini dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah.Oleh sebab itu, kiranya dapat kita katakan bahwa perpustakaan sekolah itu memiliki fungsi edukatif.

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang bukan berupa buku (non book material) seperti majalah, buletin, surat kabar, pamflet, guntingan artikel, peta, bahkan dilengkapi juga dengan alat-alat pandang- dengar seperti overhead projector, slide projector, filmstrip projector, televisi, video tape recorder, dan sebagainya. Semuanya ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh murid-murid. Oleh sebab itu perpustakaan sekolah memiliki fungsi informatif.

3. Fungsi tanggung jawab administratif

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, dimana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Setiap murid yang akan masuk ke perpustakaan sekolah harus menunjukkan kartu anggota atau kartu pelajar, tidak diperbolehkan membawa tas, tidak boleh mengganggu teman-temannya yang sedang belajar. Apabila ada murid yang terlambat mengembalikan buku pinjamannya maka didenda. Dan apabila ada murid yang telah menghilangkan buku pinjamannya harus menggantinya, baik dengan cara dibelikan di toko, maupun difoto-copykan. Semua ini selain mendidik

(37)

murid-murid ke arah tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak administratif.

4. Fungsi riset

Sebagaimana telah dijelaskan terdahhulu, bahwa di dalam perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka. Adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan- keterangan yang diperlukan. Misalnya seorang murid ingin meneliti tentang kehidupan orang-orang pada abad ke-17 yang lalu, atau seorang guru ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tubuh seorang bayi maka mereka (murid atau guru) dapat melakukan riset literatur atau yang dikenal dengan sebutan “Library reseach” dengan cara membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam perpustakaan sekolah.

5. Fungsi rekreatif

Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreatif. Ini tidak berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologisnya. Sebagai contoh, ada seorang murid yang membaca buku yang berjudul “Metro Kota Pendidikan.” Didalam buku tersebut selain dikemukakan mengenai kota Metro, juga disajikan gambar-gambar, seperti gambar gedung- gedung sekolah, perpustakaan, kantor-kantor, tempat-tempat ibadah, tempat- tempat hiburan, pasar, dan sebagainya.Dengan demikian murid yang membaca buku tersebut secara psokologis telah rekreasi ke kota Metro yang indah itu.

Selain itu, fungsi rekreatif berarti bahwa perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya.39 Perpustakaan sekolah akan bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid, tetapi lebih jauh lagi adalah siswa mampu mencari, menemukan, menyaring dan mendengarkan informasi, siswa terbiasa belajar mandiri, terlatih ke arah tanggung jawab, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya.

Secara terinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut :

a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca.

b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.

39 Ibrahim Bafadal, Op. Cit. hal. 6-8.

(38)

c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.

d. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

e. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.

f. Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.

g. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

h. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.

i. Perpustakaan sekolah dapat membantu siswa, para guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.40 5. Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Agar dapat menunjang proses belajar mengajar maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pemabaca yang dalam hal ini adalah murid- murid.

Sebuah perpustakaan biasanya dibangun di tengah-tengah lingkungan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, masyarakat pengguna merupakan salah satu pertimbangan untuk membangun sebuah perpustakaan. Sedangkan “Untuk perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian yang sederhana, menyediakan

40 Ibid. hal. 5 – 6

(39)

bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus tempat berekreasi sehat, di sela-sela kegiatan rutin dalam belajar.”41

Dengan demikian, pengguna perpustakaan sekolah adalah masyarakat yang ada di lingkungan sekolah yang bersangkutan, terutama para guru dan siswa yang memanfaatkan perpustakaan sekolah.

Sedangkan untuk mengetahui Intensitas Pemanfaatan perpustakaan sekolah tidak bisa terlepas dari peran perpustakaan itu sendiri, sehingga Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atau kemajuan masyarakat yang dapat dilihat dari Intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. Jadi, dari semua pendapat itu dapat diketahui bahwa Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan dapat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.

Peran perpustakaan sekolah dalam pembinaan minat baca sangat penting, seperti yang dikemukakan oleh Mulyani Achmad N dalam bulletin Perpustakaan UII nomor 8-9 Desember/Januari sebegai berikut :

1. Menimbulkan kecintaan terhadap membaca, memupuk kesadaran membaca, dan menanamkan reading habit (kebiasaan membaca).

2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami bacaan.

3. Memperluas horison pengetahuan dan memperdalam pengetahuan yang sudah diperoleh.

4. Membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir dengan menyajikan buku-buku yang bermutu.

5. Mmemberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.42

Dari teori-teori di atas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa Intensitas Pemanfaatan perpustakaan terdiri dari intensitas kunjungan, jumlah buku yang

41 Sutarno NS, Op.Cit. hal. 47

42 Dian Sinaga, Op. Cit. hal. 95

(40)

dibaca, pemanfaatan buku yang dipinjam dan atau dibaca, serta bisa menyelesaikan tugas sekolah dan bahan diskusi.

Sering kali orang mengatakan perpustakaan, namun mereka banyak yang belum tahu dari ciri-cirinya. Menurut pendapat Sutarno, bahwa suatu perpustakaan mempunyai ciri-ciri tertentu, sebagaimana diungkapkan bahwa : “….sebuah perpustakaan mempunyai ciri-ciri dan persyaratan tertentu, seperti :

1. Tersedianya ruangan / gedung, yang dipergunakan khusus untuk perpustakaan.

2. Adanya koleksi bacaan pustaka / bacaan dan sumber informasi lainnya.

3. Adanya petugas yang menyelenggarakan kegiatan dan melayani pemakai.

4. Adanya komunitas masyarakat pemakai 5. Adanya sarana dan prasarana yang diperlukan

6. Diterapkannya suatu sistem atau mekanisme tertentu yang merupakan tata cara, prosedur aturan-aturan agar segala sesuatunya berlangsung lancar.43 Dengan demikian, sesuatu bisa dikatakan sebagai perpustakaan apabila ada syarat-syarat atau ciri-ciri yang telah dikemukakan di atas. Jadi dari uaraian tersebut, penulis dapat mengambil suatu definisi bahwa salah satu manfaat perpustakaan bagi siswa adalah bisa lebih santai dalam belajar secara otodidak yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga siswa bisa lebih konsentrasi dalam belajar atau membaca dan bisa meningkatkan prestasi belajarnya.

Bagi setiap orang yang terpelajar dan terdidik, masuk ke perpustakaan berarti ingin membaca dan mendapatkan informasi. Dengan cara demikian orang mengharapkan memperoleh sesuatu yang baru sebagai bahan informasi. Oleh karena itu, setiap orang masuk perpustakaan pastilah mempunyai tujuan tertentu.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan orang masuk ke perpustakaan bukan hanya untuk sekedar membaca dan mencari informasi, namun

43 Sutarno NS,Op.Cit. hal. 12

Gambar

Tabel II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan defenisi yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa emotional branding merupakan strategi yang digunakan untuk membangun merek dengan cara

organik tidak dapat terpisahkan , walaupun secara definisi ada perbedaan dalam karakteristik.Dalam penelitian solidaritas kaum laki-laki pedagang sayur keliling di

Untuk mempermudah proses wawancara dan observasi peneliti menggunakan alat perekam dan dilakukan setelah mendapatkan izin dari subjek sesuai dengan izin yang berlaku.

Hasil penelitian Jamil (2012) menunjukkan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan fungsi BP3K. Program Balai Penyuluhan Pertanian adalah tatakelola,

Tampilan pesan EWS dengan status Waspada ini dimunculkan, apabila variabel lokasi sistem alat dan perangkat penerima televisi digital (DVB-T2) sama dengan salah satu

Identitas leksikal bentuk yang dihasilkan dari proses istiqaq tidak sama dengan identitas leksikal bentuk dasarnya atau dengan kata lain kelompok derivasi adalah

Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kemiskinan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi di Pulau Sulawesi,

2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau rasa tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang