• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Prestasi Belajar

Proses belajar yang dialami oleh seorang siswa dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, keterampilan, dan dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa melalui evaluasi belajar atau tes prestasi yang diberikan oleh guru.

Prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai oleh siswa. Tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi yang dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (Winkel, 1996:64). Jadi usaha untuk mengetahui suatu hasil belajar sangat ditentukan adanya evaluasi suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa, evaluasi tersebut dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar tercapai. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Menurut Winkel (1996:36), belajar merupakan suatu aktivitas mental atau fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Dari pengertian di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Sunaryo, 1983:4). Prestasi belajar yang diperoleh siswa

merupakan perubahan dari hasil belajar yang dapat diukur secara langsung dengan tes dan dapat dihitung hasilnya. Dengan demikian hasil pengukuran dari prestasi belajar dituangkan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari hasil ulangan, tugas-tugas dan ujian akhir. Biasanya untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai sisiwa dalam belajar di sekolah ditunjukkan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam rapor yang didapat pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran.

Selanjutnya Mulyono (1990:700) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi.

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (Winkel, 1984:43)

1. Faktor pada pihak siswa

a) Faktor psikis meliputi intelektual (kecerdasan dan bakat) dan non intelektual (sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri).

b) Faktor fisik atau kondisi fisik (perkembangan yang tidak sempurna pada anggota tubuh dan adanya kelemahan dalam menghitung atau mengingat angka).

2. Faktor di luar siswa

a) Faktor pengatur proses sekolah, meliputi: kurikulum, disiplin, guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

b) Faktor sosial di sekolah meliputi: sistem sekolah, status sekolah, interaksi guru dan siswa.

c) Faktor situasional meliputi keadaan politik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim.

Faktor-faktor tersebut di atas akan mempengaruhi siswa dalam proses belajar dan pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan dan perubahan di pihak siswa yang sebelumnya tidak dimiliki. Kemampuan dan perubahan itu antara lain: penalaran verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik dan sikap.

3. Fungsi Prestasi Belajar

Fungsi utama dari prestasi belajar adalah (Arifin, 1991:3)

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasi anak didik.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.

c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar yang dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar, anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

Dalam pendidikan di Universitas Sanata Dharma kegiatan evaluasi hasil proses pembelajaran setiap mata kuliah dalam satu semester dapat terdiri dari (FKIP, 2007:37):

1) Evaluasi hasil pembelajaran harian yang dapat dilakukan antara lain melalui kuis.

2) Evaluasi hasil pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung dengan Ujian Sisipan (USIP).

3) Evaluasi hasil pembelajaran pada pertengahan semester yang dilakukan melalui pelaksanaan Ujian Tengah Semester (UTS) .

4) Evaluasi hasil pembelajaran pada akhir semester yang dilakukan melalui pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS).

Pengolahan nilai akhir evaluasi hasil proses pembelajaran setiap mata kuliah, dapat dilakukan dengan menggunakan metode Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Penilaian Acuan Norma (PAN). Menurut Buku Pedoman FKIP (2007:55), nilai akhir keberhasilan belajar mahasiswa Universitas Sanata Dharma dinyatakan dalam bentuk huruf sebagai berikut:

Tabel 2.1

Nilai Akhir Keberhasilan Belajar Mahasiswa

Huruf Arti Angka Mutu

A Sangat Baik 4 B Baik 3 C Cukup 2 D Kurang 1 E Gagal 0

Penilaian dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan batas lulus yang merupakan batas minimum pencapaian kompetensi yang diperlukan. Dengan menggunakan persentase sebagai pedoman, skor sebesar 56%

ditetapkan sebagai batas bawah untuk lulus dengan nilai C, skor sebesar 50% ditetapkan sebagai batas bawah untuk nilai D. Skor batas bawah untuk lulus dengan nilai B dan batas bawah untuk nilai A ditetapkan oleh dosen yang bersangkutan. Dengan alasan yang kuat dan dengan persetujuan ketua program studi, dosen dapat menyimpang dari pedoman. Dalam hal ini dosen wajib memberi tahukan kepada mahasiswa.

Sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas Sanata Dharma diselenggarakan dengan menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Menurut buku Pedoman FKIP (2007:11), Sistem Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi mahasiswa dan beban penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit semester atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan sekurang- kurangnya 16-19 minggu kerja. Sedangkan satuan kredit semester (sks) adalah takaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain baik yang terstruktur maupun mandiri selama dua sampai empat jam per minggu dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar lain yang setara.

Penerapan sistem kredit ini merupakan bahan belajar mahasiswa dalam pencerminan perolehan pengetahuan/kecerdasan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu dan waktu tertentu, serta pengakuan penyelesaian suatu beban belajar yang tertera dalam kurikulum. Penilaian prestasi

belajar akademik di perguruan tinggi dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP). Seperti halnya rapor di sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah, IP merupakan bentuk prestasi yang di peroleh selama satu semester, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Prestasi belajar ini diperoleh dari kegiatan yang dinilai oleh dosen yang terdiri dari nilai ujian dan tugas-tugas.

Dokumen terkait