• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pretasi Belajar Siswa a. Pengertian Prestasi

Dalam dokumen Tesis Eva Nurhidayati S 541208024 (Halaman 22-43)

Menurut pendapat (Syaiful Bahri Djamarah: 2012) tentang pengertian prestasi adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik commit to user secara individual maupun kelompok”.

12

Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.

Aadesanjaya (2012), “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu”.

Dari beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang dapat dicapai baik individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Prestasi didapat dari kerja keras dan keuletan.

b. Pengertian Belajar

M. Dalyono (2005: 49) berpendapat bahwa “belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya”. Menurut W. S. Winkel (2004: 59) “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.

Santrock dan Yussen (dalam Sugihartono, dkk., 2007: 74) mendefinisikan belajar “sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman”. Pengertian belajar dikemukakan oleh Slameto (2010: 2) yakni “belajar adalah suatu proses usaha yang commit to user

13

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menurut Witherington dalam Ngalim Purwanto (2007: 84) “belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu perintah”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang relatif bersifat permanen yang berasal dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan.

c. Prestasi Belajar

Muhibbin Syah (2011: 141), ”prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Prestasi belajar yang dicapai siswa adalah sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Prestasi belajar ini digunakan untuk menilai hasil pembelajaran para siswa pada akhir jenjang pendidikan tertentu.

“Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik” (Nana Syaodih 2003: 102-103). Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf. Sedangkan Oemar Hamalik (2005: 159) mengartikan

14

“prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa”.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum, menurut Toto Ruhimat, dkk (2011), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Yang tergolong faktor internal adalah:

1. Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan meliputi: a) Faktor intelektual terdiri atas:

1) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat. 2) Fakor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.

b) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.

c) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal adalah:

1) Faktor sosial yang terdiri atas: a) Faktor lingkungan keluarga b) Faktor lingkungan sekolah. c) Faktor lingkungan masyarakat.

15 d) Faktor kelompok.

2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan danteknologi, kesenian dan sebagainya.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,iklim, dan sebagainya.

4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

Menurut Nana Sudjana (2005: 39), “hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan”. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor dari luar diri siswa adalah lingkungan belajar, yang paling dominan salah satunya adalah kualitas pengajaran.

Menurut Djaali H (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1. Faktor Dari Dalam Diri

a. Kesehatan, apabila kesehatan sering terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, demam dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat tidak bergairah untuk mau belajar, secara psikologi, gangguan pikirandan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar b. Intlegensi, faktor intlegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence,

intlegensi memiliki tuju dimensi yang semiotonom, yaitulinguistik,

16

musik, matematik logis, visual spesial, kinestik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal

c. Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses berlajar lebih mudah dilakukan, motivasi merupakan dorongan agar mau melakukan sesuatu, motivasi bisa berasal dari dalam diri ataupun daluar lingkungan.

d. Cara belajar, perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajarm tempat sert fasilitas belajar.

2. Faktor Dari Lingkungan

a. Keluarga, situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orang tua dan suadara, bimbingan orang tua, dukungan orang tua, sengat mempengaruhi prestasi belajar.

b. Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sejolah, rasio jumlah murid perkelas, juga mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.

c. Masyarakat, apabila masyarakat sekitar adalah masyrakat yang berpendidikan dan moran yang baik, hal ini dapat esbagai pemicu untuk lebih giat belajar.

d. Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas daniklim juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.

17

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:

1. Faktor Internal

a. Faktor psikis (jasmani), kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak dalam mengikuti pelajaran, begitu pula sebaliknya.

b. Faktor psikologis (kejiwaan), faktor yang termasuk aspek psikologi yang dapat mempengaruhi hasil belajar : intlegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi.

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan sosial, lingkungan sosial sekolah seperti guru atau dosen, staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi belajar seseorang.

b. Lingkungan non-sosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu bwlajar yang digunakan.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal sebagai mana dijelaskan diatas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan peroses belajar tersebut. Cara guru dan

18

orang tua dalam mendidik anak juga berpengaruh besar terhadap minat belajar seseorang.

Menurut Muhibbin Syah (2008), faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa/pelajar) yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa atau pelajar.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa/pelajar) yaitu lingkungan siswa.

3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa atau pelajar untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.

Menurut Sumadi Suryabrata (2000), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal :

1. Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa/pelajar yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan panca indera:

1).Kesehatan badan

Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa/pelajar perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat

19

menjadi penghalang bagi pelajar dalam menyelesaikan studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa/pelajar perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.

2).Panca indera

Berfungsinya panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini diantara panca indera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajri melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian, seorang pelajar yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya disekolah atau akademik.

b. Faktor Psikologis

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain adalah :

1. Intelligensi

Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan sesuai tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf

20

intelensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seseorang siswa, dimana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah diprkirakan juga akan memiliki prestasi yang rendah. Namun bukanlah sustu suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya.

2. Sikap

Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor yang dapat menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya.

3. Motivasi

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Faktor Ekternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa/ pelajar, ada hal-hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah:

a. Faktor lingkungan keluarga 1). Sosial Ekonomi Keluarga

21

Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah

2). Pendidikan orang tua

Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.

3). Perhatian Orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga.

Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemicu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; namun secara tidak langsung, seperti hubungan keluarga yang harmonis.

b. Faktor Lingkungan Sekolah 1). Sarana dan prasarana

Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP, LCD akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar.

2). Kompetensi guru dan siswa

Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seseorang siswa merasa

22

kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik disekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingintahunya, hubungan dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenagkan, dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.

3). Kurikulum dan metode mengajarnya

Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut. Metode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. c. Faktor Lingkungan Masyarakat

1). Sosial Budaya

Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguahan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya kes ekolah dan denderung memandang rendah pekerjaan guru dan atau pengajar.

2). Partisipasi Terhadap Pendidikan

Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyrakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengatahuan.

d. Pengukuran Prestasi Belajar

23

Dalam dunia oendidikan, menilai merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu proses belajar dan mengajar. Di Indonesia, kegiatan menilai prestasi belajar bidang akademik disekolah-sekolah dicatat dalam sebuah buku laporan yang disebut dengan rapor. Dalam rapor dapat diketahui sejauhmana prestasi belajar seseorang siswa, apakah siswa tersebut berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran. Didukung oleh pendapat Sumadi Suryabrata, bahwa rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridny selama masa tertentu.

e. Sistem Evaluasi Perkuliahan a. Jenis Evaluasi

Evaluasi mata kuliah dilakukan melalui Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan Penulisan Tugas Akademik.

1). Ujian Tengah Semester

Pelaksanaan Ujian Tengah Semester diadakan pada pertemuan minggu ke VIII.

2). Ujian Akhir Semester

Pelaksanaan Ujian Akhir Semester diadakan pada pertemuan minggu XVI.

3). Penulisan Tugas Akademik

24

Penulisan tugas akademik dapat berupa Kajian Kepustakaan, Komentar, Kritik, Resensi Buku, Laporan Studi Lapangan, Studi Kasus, dan Makalah. Setiap mahasiswa diwajibkan menulis tugas akademik sebanyak dua atau tiga sesuai dengan ketentuan mata kuliah masing-masing.

b. Persyaratan Mengikuti Ujian

1). Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti ujian adalah mereka yang mengikuti perkuliahan minimal 70 % dari jumlah tatap muka yang terselenggarakan.

2). Pada saat pelaksanaan Ujian, mahasiswa harus dapat menunjukkan Kartu Mahasiswa dan KSM.

c. Penilaian

1). Komponen dan Pembobotan Komponen nilai akhir, terdiri dari: 1. Makalah atau tugas harian 60-70 % 2. UAS bobot 30 – 40 %

2). Pemberian Nilai

Nilai final dinyatakan dengan angka dan huruf yang merupakan jumlah nilai dibagi seluruh komponen seperti tersebut di atas.

d. Penyerahan Nilai

25

Dosen diharapkan menyerahkan nilai ujian paling lambat sepuluh hari setelah mata kuliah tersbut diujikan.

e. Pemberitahuan Nilai

Nilai Ujian Akhir Semester diumumkan dua minggu setelah pelaksanaan ujian mata kuliah yang bersangkutan.

f. Kartu Hasil Studi (KHS)

KHS adalah hasil evaluasi belajar mahasiswa dalam satu semester dan menunjukkan Indeks Prestasi Mahasiswa yang bersangkutan dan sebagai dasar pengambilan jumlah SKS pada semester berikutnya. Penyerahan KHS dilaksanakan tiga minggu setelah Ujian Akhir Semester dilaksanakan.

g. Transkrip Nilai

Transkrip nilai adalah hasil evaluasi belajar mahasiswa untuk keseluruhan mata kuliah yang telah ditempuh dan menunjukkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Mata kuliah dengan nilai D dan E boleh tidak diperhitungkan pada transkrip nilai sejauh bukan termasuk mata kuliah yang diwajibkan dan sisa kreditnya masih di atas 154 SKS. Transkrip nilai diberikan kepada mahasiswa untuk keperluan pengajuan judul dan ujian skripsi.

h. Indeks Prestasi (IP)

26

Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah menempuh sejumlah mata kuliah. Indeks Prestasi dibedakan menjadi IP semester dan IP Kumulatif.

IP semester adalah IP yang perhitungannya berdasarkan mata kuliah-mata kuliah yang ditempuh selama satu semester tertentu.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah IP yang perhitungannya berdasarkan seluruh mata kuliah yang telah ditempuh.

Cara Menghitung IP dan IPK Perhitungan IP :

Maksud dari rumus tersebut adalah bahwa Indeks Prestasi (IP) merupakan angka rata-rata yang diperoleh dari perhitungan yaitu :

"Jumlah perkalian nilai mata kuliah yang dicapai (N) dengan SKS yang ditempuh (K) dibagi dengan jumlah SKS yang diambil (K)". (Alimudin, 2009)

27

3. Sistem Evaluasi di Prodi D III Kebidanan fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep.

a. Penyelenggaraan Tekhnis Pendidikan di di Prodi D III Kebidanan fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep.

Kurikulum di Prodi D III Kebidanan fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep.disusun berdasarkan kajian kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan, industri dan masyarakat pada saat ini dan masa mendatang serta memperhatikan standar yang dituntut oleh profesi.

b. Proses Belajar Mengajar

Penyelenggaraan program pendidikan di Prodi D III Kebidanan fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep mengacu pada Sistem Kredit Semester (SKS) yang dimodifikasi dengan sistem paket dan mewajibkan semua mahasiswa menempuh seluruh mata kuliah yang disajikan pada semester itu atau yang diprogramkan. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program.

c. Beban dan Masa Studi

Beban studi Program DIII Kesehatan sekurang- kurangnya 110 sks dan sebanyak- banyaknya 120 sks dengan masa pendidikan sekurang- commit to user

28

kurangnya 6 semester atau 3 tahun, selambat- lambatnya 10 semester atau 5 tahun. Pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal perminggu sebanyak 1 jam perkuliahan atau 2 jam praktikum atau 4 jam kerja lapangan, yang masing- masing diiringi oleh sekitar 1-2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 1-2 jam kegiatan mandiri. Yang dimaksud 1 jam adalah 50 menit. Jadwal kuliah diatur oleh masing- masing jurusan atau prodi berdasarkan kalender akademik yang berlaku.

d. Evaluasi Hasil Belajar

Untuk menilai kemampuan akademik mahasiswa dilakukan evaluasi meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

1). Jenis Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari beberapa jenis evaluasi dibawah ini:

a). Ujian tulis, ujian praktek. b). Tugas

d). Makalah e). Seminar

f). Ujian tahap dilaksanakan setiap akhir semester genap yaitu Ujian Tahap I, II, dan III

2). Sistem Penilaian Hasil Belajar

29

Cara penilaian yang digunakan adalah PAP (Penilaian Acuan Patokan) dan nilai hasil belajar berupa nilai absolut atau nilai angka. Nilai absolut adalah nilai angka untuk masing- masing mata kuliah hasil dari beberapa evaluasi mata kuliah yang bersangkutan.

Nilai absolut ditentukan dengan rumus:

NA =

i i f x f. Keterangan : NA = Nilai akhir fxi = bobot ke i fi = nilai ke i

Nilai absolut/ nilai angka dari suatu mata kuliah ini dikonversikan ke skala nilai, kemudian kenilai mutu (AM) dan selanjutnya diberi huruf mutu (HM) dengan peringkat sebagai berikut:

Tabel: Konversi Nilai

Angka Absolut Angka Mutu Huruf Mutu

80< x ≤100 4 A 75< x ≤80 3,5 B+ 68< x ≤75 3 B 59< x ≤68 2,5 C+ 50< x ≤59 2 C commit to user

30

40< x ≤50 1 D

0< x ≤40 0 E

Sumber : Buku Panduan Akademik FIK Universitas Wirarja Sumenep 3). Pencapaian Prestasi Semester

Indek Prestasi atau IP semester pada sistem SKS adalah nilai dari gabungan mata kuliah yang dicapai oleh mahasiswa pada semester yang bersangkutan, dihitung dengan rumus sebagai berikut:

IPs=

SKS

dalam semester MK SKS x AM 1 Keterangan :

AM = Jumlah sks mata kuliah pada semester x angka mutu

SKS= Jumlah sks pada semester tersebut

b). Evaluasi Akhir Studi (Indeks Prestasi Kumulatif/ IPK)

Evaluasi akhir studi merupakan evaluasi dari nilai semester I sampai semester IV atau Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yaitu prestasi yang dicapai mahasiswa dari seluruh program kuliah yang telah ditempuh. Mahasiswa dinyatakan lulus pada akhir studi bila mencapai nilai IPK minimal 2,00.

c). Evaluasi Akhir Program dan Predikat Kelulusan

31

Untuk menentukan predikat kelulusan didasarkan pada nilai IPK dan IPK Ujian Akhir diperoleh dari IP Semester 1 sampai dengan semester 6/ total SKS. Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat, yaitu: memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian. Dasar penentuan predikat kelulusan sesuai dengan SK. Mendiknas nomor 232/U/2000 adalah sebagai berikut: a). IPap 2,00 - < 2,76 : Memuaskan

b). IPap 2,76 - <3,51 : Sangat Memuaskan c). IPap 3,51- 4,00 : Dengan Pujian. Keterangan :

IPap : Indeks Prestasi Akhir Program 3. Konsep Kompetensi

"Kompetensi" merupakan istilah kunci dalam penelitian ini. Kata "kompetensi" berasal dari bahasa Inggris competence, yang berarti kemampuan, keahlian, wewenang dan kekuasaan. Hornby (1982 : 172) mengartikan

competence sebagai person having ability, power, authority, skill, knowledge to do what is needed.. Bertolak dari pengertian ini maka kompetensi dapat diberi makna, orang yang memiliki kemampuan, kekuasaan, kewenangan, keterampilan, pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu.

Hari Suderadjat (2004) memberikan rambu-rambu tentang makna kompetensi. Secara umum, kompetensi diartikan sebagai pemilikan pengetahuan (konsep dasar keilmuan), ketrampilan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan di lapangan, dan nilai-nilai serta sikap. Lebih spesifik lagi commit to user

32

menurut Kepmendiknas 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Dalam dokumen Tesis Eva Nurhidayati S 541208024 (Halaman 22-43)

Dokumen terkait