• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Jenis Kelamin : L / P 3. Umur : 4. Tanggal lahir : 5. Alamat : 6. No, Hp :

DATA ANTROPOMETRI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. BB : 2. TB : 3. IMT : 4. Status gizi : 5. Tekanan darah :

RIWAYAT KESEHATAN

1. Apakah Saudara/i sedang mengalami gangguan pencernaan ? a. Ya, gangguan yang dialami :

b. Tidak

2. Apakah Saudara/i sedang menjalani pengobatan? a. Ya, jenis pengobatannya :

b. Tidak

3. Apakah Saudara/i menggunakan obat-obatan terlarang? a. Ya

b. Tidak

4. Apakah Saudara/i mengkonsumsi minuman beralkohol? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah Saudara/i memiliki penyakit khusus atau penyakit yang sudah kronis?

a. Ya, Jika Ya, sebutkan jenis penyakitnya : b. Tidak

6. Apakah Saudara/i pernah dirawat di Rumah Sakit? a. Ya

b. Tidak

Jika ya, sebutkan jenis penyakitnya :………

Bulan/Tahun saat mengalami perawatan di RS :…………, Berapa lama masa perawatan di RS :……… Riwayat Penyakit Diabetes Mellitus

7. Apakah Saudara/i memiliki keluarga yang menderita penyakit DM? a. Ya

b. Tidak

Jika ya, sebutkan silsilah keluarga yang menderita DM :

8. Apakah Saudara/i pernah melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah? a. Ya

b. Tidak

Jika ya, kapan waktu pemeriksaan dilakukan :………,

Berapa kadar glukosa darah hasil pemeriksaan :……… 9. Apakah Saudara/i mengalami gejala DM, seperti :

a. Poliuria (sering buang air kecil) yaitu 1 kali per 4 jam b. Polidipsi (sering haus), c. Polifagia (sering lapar) Riwayat Penyakit Hati

57

a. Ya b. Tidak

Jika Ya, kapan Saudara/i menderita penyakit tersebut

;………

Apakah mengalami perawatan di RS :………

Apakah sekarang anda masih menderita penyakit tersebut?,,,,,,,,,, 11. Apakah Saudara/i pernah menderita genjala penyakit hati seperti :

a. Mengalami perubahan warna kulit, Kulit dan mata menjadi kekuning- kuningan sehingga sering disebut penyakit kuning, Terdapat lingkaran gelap di bawah mata,

b. Air seni berwarna kuning gelap, Buang air besar tidak teratur, biasanya tidak setiap hari,

c. Kehilangan nafsu makan yang menyebabkan berat badan menurun, Pasien mungkin menjadi anemia dan sering merasa mual, Perut kembung, penuh gas dan terjadi gangguan percernaan setelah makan, d. Perut terlihat buncit, Ini karena pembengkakan di bawah tulang rusuk

kanan bawah yang merupakan keluhan umum dari pasien hati, Hal ini dapat memberikan tekanan berat pada diafragma yang kadang jadi sakit saat bernapas,

e. Perhatikan bentuk dan penampilan kuku, Bentuk kuku melengkung dan keputihan juga menunjukkan masalah hati,

f. Terjadi masalah pada kulit, seperti kulit kering, gatal, eksim, jerawat, psoriasis dan lainnya,

g. Sering terjadi perdarahan hidung dan mudah memar yang menunjukkan kekurangan protein,

h. Sering merasa haus berlebihan dan sering buang air kecil,

i. Sering sakit kepala, pusing, kejang, lelah, lemah, lesu dan depresi, j. Muncul bau badan dan mulut yang tidak enak,

Riwayat Penyakit Ginjal

12. Apakah Saudara/i memiliki penyakit ginjal? a. Ya

b. Tidak

13. Apakah Saudara/I pernah mengalami gejala penyakit ginjal seperti : a. Gangguan pengecapan

b. Tidak nafsu makan c. Mual-mual dan muntah d. Berat badan turun dan lesu e. Gatal-gatal dan kulit kasar f. Gangguan tidur

g. Gerakan-gerakan tak terkendali, kram 14. Berapa kali Saudara/i minum dalam sehari?

15. Berapa kali Saudara/i buang air kecil dalam sehari? a. < 8 kali

b. > 8 kali

16. Apakah Saudara/i sering mengalami sakit pinggang? a. Ya

b. Tidak,

Jika ya, bagaimana gejalanya dan seberapa sering

:………,,

Surat Persetujuan Untuk Berpartisipasi Dalam Penelitian (INFORMED CONSENT)

NILAI INDEKS GLIKEMIK BUBUR INSTAN PATI SINGKONG DAN BUBUR INSTAN PATI RESISTEN SINGKONG

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Setelah memperoleh penjelasan tentang tujuan, manfaat, prosedur, dan kemungkinan risiko, serta jawaban atas pertanyaan saya yang diberikan oleh tim peneliti pada penelitian NILAI INDEKS GLIKEMIK BUBUR INSTAN PATI SINGKONG DAN BUBUR INSTAN PATI RESISTEN SINGKONG, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ...

Jenis Kelamin : ………....

Umur : ………...

Alamat : ...

dengan ini menyatakan dengan penuh kesadaran bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut di atas dan bersedia untuk menjalani pemeriksaan darah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian NILAI INDEKS GLIKEMIK BUBUR INSTAN PATI SINGKONG DAN BUBUR INSTAN PATI RESISTEN SINGKONG, dengan catatan semua data mengenai diri saya dirahasiakan, Selanjutnya, bila suatu ketika, dalam masa penelitian, saya merasa dirugikan karena penelitian ini, saya berhak mengundurkan diri dari keterlibatan saya serta membatalkan persetujuan ini, tanpa sanksi apa pun dan dari pihak manapun, Bogor, ………, 2011

Yang membuat pernyataan, Mengetahui, Peserta Kegiatan Peneliti (………,) (………,)

Saksi, (………,)

Lampiran 4 Prosedur analisis komposisi zat gizi, serat pangan, total pati, amilosa dan amilopektin, pati resisten, daya cerna pati in vitro

59

a. Kadar Air Metode Oven (AOAC 1995)

Kadar air diukur dengan metode oven biasa, sampel tidak terdegradasi pada suhu 100ᵒC. Cawan aluminum kosong dikeringkan dalam oven suhu105ᵒC selama 15 menit lalu didinginkan dalam desikator selama 5 menit atau sampai tidak panas lagi. Cawan ditimbang dan dicatat beratnya. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram di dalam cawan tersebut, sampel dikeringkan dengan oven sampai beratnya konstan (perubahan berat tidak lebih dari 0,003 g). Setelah itu cawan didinginkan di dalam desikator. Ditimbang berat akhirnya. Kadar air dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

x= berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (g). a= berat cawan kosong (g).

y= berat cawan dan sampel setelah dikeringkan (g). b. Kadar Abu Metode Pengabuan Kering (AOAC 2006)

Sampel yang akan dianalisis ditimbang sebanyak 1-2 gram kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan berisi sampel diarangkan di atas nyala pembakar lalu diabukan dalam tanur listrik pada suhu maksimal 550ᵒC sampai pengabuan sempurna (berwarna putih dan tidak mengeluarkan asap lagi). Cawan berisi abu sampel dikeluarkan lalu didinginkan dalam desikator. Cawan berisi abu sampel kemudian ditimbang bobotnya. Kadar abu sampel diukur dengan rumus berikut:

X = bobot cawan sampel setelah diabukan (g). Y = bobot sampel sebelum dikeringkan (g). Z = bobot cawan kosong (g).

c. Kadar Protein Metode Semi Mikro Kjedahl (AOAC1995)

Sampel ditimbang sebanyak 0.1-0.5 gram menurut besarnya kandungan protein, sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan 0.5 gram selenium mix serta 7 ml H2SO4 pekat. Sampel didestruksi sampai diperoleh larutan berwarna jernih dan uap SO2 hilang. Hasil destruksi ditambahkan akuades dan dimasukkan ke dalam labu destilasi kemudian ditambahkan NaOH ke dalam labu dan didestilasi. Destilat ditampung dalam 20

Kadar air (%b/b) = −

( − ) 100%

ml larutan asam borat 3% lalu dititrasi dengan HCl standar (indikator metil merah biru).

fk = faktor konversi fp = fakor pengenceran

d. Kadar Lemak Metode Ekstraksi Langsung Soxhlet (AOAC1995)

Sampel yang akan dianalisis ditimbang sebanyak 1-2 gram kemudian dimasukkan ke dalam selongsong kertas yang dialasi dengan kapas. Bagian atas selongsong kertas yang telah diisi sampel juga disumbat dengan kapas lalu dikeringkan dalam oven pada suhu tidak lebih dari 80ᵒC selama ±1 jam. Selongsong kemudian dimasukkan ke dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak berisi batu didih yang telah dikeringkan dan telah diketahui bobotnya. Sampel diekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama ±6 jam. Pelarut kemudian disuling kembali dan hasil ekstraksi lemak dikeringkan dalam oven pengering pada suhu 105ᵒC. Labu berisi lemak sampel kemudian didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang bobotnya. Pengeringan diulangi sampai didapat bobot yang tetap. Kadar lemak dapat dihitung dengan rumus:

X = bobot labu lemak setelah ekstraksi (g) Y = bobot labu lemak sebelum kosong (g) W= bobot sampel (g)

e. Kadar Karbohidrat dengan by difference (Winarno 1997)

Kadar karbohidrat ditentukan dengan by difference yaitu hasil pengurangan dari 100% dengan kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan kadar abu sehingga kadar karbohidrat dipengaruhi oleh kandungan gizi lainnya.

f. Kadar Serat Metode Enzimatis (AOAC1995)

Sampel digiling lalu diekstrak lemaknya dengan menggunakan heksana. Sebanyak 0.5 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu erlemenyer, kemudian ditambahkan 25 ml 0.1 M buffer natrium fosfat pH 6, diaduk dan ditambahkan 0.1 ml enzim termamyl. Labu erlemenyer ditutup dengan

Kadar karbohidrat (Wb) = 100%-(%air + %abu + %lemak + %protein). % Kadar protein = � 14 100

61

alumunium foil dan diinkubasi dalam penangas air pada suhu 100ᵒC selama 15 menit, kemudian dibiarkan dingin.

Sebanyak 20 ml air destilata ditambahkan dan diatur pHnya menjadi 1.5 menggunakan HCl dan 100 mg pepsin. Labu erlenmeyer ditutup kembali dengan alumunium foil dan diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40ᵒC selama 60 menit. Sebanyak 20 ml air destilata ditambahkan ke dalam labu erlenmeyer kemudian pH diatur menjadi 6.8 dengan menggunakan NaOH dan 100 mg pankreatin. Labu erlenmeyer ditutup kembali kemudian diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 40ᵒC selama 60 menit. Kemudian pHnya diatur menjadi 4.5 dengan menggunakan HCl, sampel disaring, dan dicuci dengan 2 x 10 ml air destilata.

Residu yang diperoleh dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 95% dan 2 x 10 ml aseton. Residu hasil penyaringan kemudian dikeringkan pada suhu 105ᵒC sampai beratnya konstan, setelah itu ditimbang dan didinginkan dalam desikator (D1), kemudian diabukan pada suhu 550oC selama 5 jam. Setelah didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang (I1). Filtrat yang diperoleh diatur volumenya sampai 100 ml dan ditambahkan 400 ml etanol 95% pada suhu 60ᵒC, dibiarkan mengendap selama 1 jam. Kemudian disaring dan dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 78%, 2 x 10 ml etanol 95%, dan 2 x 10 ml aseton. Setelah itu, dikeringkan pada suhu 105oC selama semalam. Kemudian ditimbang setelah didinginkan dalam desikator (D2). Kemudian diabukan pada suhu 550oC selama 5 jam, setelah didinginkan dalam desikator (I2) kemudian ditimbang. Berikut ini rumus perhitungan kadar serat pangan:

W= Berat sampel

D= Berat setelah pengeringan (g) I= Berat setelah pengabuan (g)

B= Berat blanko bebas abu (g)= (D-I)blanko

g. Kadar Total Pati Metode Luff Schorl (AOAC 1995)

% Serat makanan tidak larut (IDF) = 1−1− 1 100

% Serat makanan larut (SDF) = 2−1− 2 100 % Serat makanan total = %IDF + %SDF

Sampel ditimbang sebanyak 3 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dan ditambahkan larutan HCl 3% dan batu didih. Selanjutnya, dihubungkan dengan kondensor dan didihkan selama 3 jam dan dinetralkan dengan NaOH 0.4 N. Setelah itu, ditambahkan 1 ml asam asetat pekat, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml atau 500 ml dan ditepatkan sampai tanda tera. Kemudian disaring dengan penyaring berlipat kering, selanjutnya residu dipipet sebanyak 10 ml ke dalam labu erlenmeyer 300 ml.

Kemudian ditambahkan 25 ml larutan luff, 15 ml air dan batu didih. Hubungkan dengan kondensor dan didihkan selama 10 menit tepat. Tambahkan 10 ml larutan KI 30% dan 25 ml H2SO4 4 N. Proses terakhir adalah mentitrasi dengan larutan Tio 0.1 N dan sebagai indikator digunakan larutan kanji (misalnya a ml). Blanko dikerjakan dengan menggunakan 25 ml larutan luff dan 10 ml air destilata (misalnya b ml).

Kadar pati dihitung dengan rumus sebagai berikut: Pengubahan menjadi jumlah ml tio 0.1 N

Z ml tio 0.1 N pada daftar ekuivalen dengan y mg glukosa

h. Kadar Amilosa (IRRI 1978 dalam Apriyantono et al. 1989)

Standar amilosa dibuat dengan cara memasukan 40 mg amilosa murni ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml larutan NaOH 1 N. Tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air suhu 95ᵒC selama 10 menit. Setelah didinginkan, larutan gel pati dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 100 ml, kemudian ditepatkan sampai tanda tera. Larutan stok dipipet 1, 2, 3, 4, dan 5 ml dipindahkan masing-masing ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 dan 1.0 ml larutan asetat 1 N. Selanjutnya ditambahkan 2 ml larutan iod (0.2 I2 dan 2 g KI dilarutkan ke dalam 100 ml air destilata) ke dalam setiap labu kemudian ditepatkan sampai 100 ml dengan air destilata. Larutan dibiarkan selama 20 menit, lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Kurva standar merupakan hubungan antara kadar amilosa dengan absorbansinya.

Z ml = b−a x N tio 0.1

63

Sebanyak 100 mg sampel pati dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan etanol 95% dan 9 ml larutan NaOH 1 N. Tabung reaksi dipanaskan pada suhu 95˚C selama 10 menit. Setelah didinginkan larutan gel pati dipindahkan secara kuantitatif dan ditepatkan dengan air destilata sampai tanda tera. Sebanyak 5 ml larutan gel dipipet ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan 1 ml larutan asam asetat 1 N dan 2 ml larutan iod. Kemudian ditera dengan air destilata. Larutan dibiarkan selama 20 menit kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Blanko dibuat dengan memipet 5 ml akuades ke dalam labu takar 100 ml, yang ditambahkan 1 ml larutan asam asetat 1 N dan 2 ml larutan iod, kemudian ditera dengan air destilata. Larutan dibiarkan selama 20 menit kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. i. Pati resisten (Kim et al. 2003)

Sebanyak 0.5 g sampel pati dilarutkan dengan 25 ml buffer fosfat 0.08 M (pH 6.0) dalam gelas piala 250 ml, kemudian ditutup dengan aluminium foil, selanjutnya ditambahkan 0.05 ml enzim termamyl, dan campuran diinkubasi dalam penangas air suhu 95ᵒC selama 15 menit dengan diaduk lembut selama 5 menit sekali. Setelah didinginkan sampai suhu ruang, pH campuran diatur sampai 7.5 dengan 5 ml larutan NaOH 0.275 N dan ditambahkan 0.05 ml enzim protease (40 mg protease/50 ml buffer fosfat pH 6), kemudian diinkubasi dalam penangas air bergoyang dengan suhu 60ᵒC selama 30 menit. Setelah didinginkan sampai suhu ruang, pH campuran diturunkan menjadi 4.3 dengan menambahkan 5 ml larutan HCl 0.325 N, kemudian ditambahkan 0.05 ml enzim amiloglukosidase, dan diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 60ᵒC selama 30 menit.

Setelah inkubasi selesai, ditambahkan empat bagian etanol 95% dan campuran didiamkan selama satu malam pada suhu ruang. Endapan disaring dengan kertas saring Whitman 40. Residu yang tertinggal dicuci dengan 20 ml etanol 78% sebanyak tiga kali, kemudian dengan 10 ml etanol murni sebanyak dua kali. Residu tersebut dikeringkan dalam oven bersuhu 40ᵒC. Kadar pati resisten dihitung dengan cara membandingkan bobot residu dengan bobot sampel dikalikan 100.

j. Daya cerna pati (Muchtadi et al. 1992)

Sampel yang setara 1 g pati dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan dengan 100 ml air destilata. Wadah ditutup dengan alumunium foil dan dipanaskan dalam waterbath sampai mencapai suhu 90ᵒC tercapai, sampel segera diangkat dan didinginkan. Larutan tersebut dipipet sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi tertutup, kemudian ditambahkan 3 ml air destilata dan 5 ml buffer phosfat pH 7. Masing-masing sampel dibuat dua kali,

salah satunya sebagai blanko. Tabung ditutup dan diinkubasi pada suhu 37˚C

selama 15 menit. Larutan diangkat dan ditambahkan 5 ml larutan enzim α- amilase (1 mg/ml dalam buffer fosfat) untuk sampel dan 5 ml buffer phosfat pH 7 untuk blanko sampel. Inkubasi dilanjutkan selama 30 menit.

Sebanyak 1 ml campuran hasil inkubasi dipindahkan ke dalam tabung reaksi bertutup berisi 2 ml larutan DNS (0.3 asam dinitrosalisilat, 9 g NaK- Tartarat, 0.5 g NaOH). Larutan dipanaskan dalam air mendidih selama 12 menit, kemudian segera didinginkan dengan air mengalir. Larutan ditambahkan 10 ml air destilata dan divorteks. Larutan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm, Kurva standar diperoleh dari 1 ml larutan yang mengandung 0.0, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0 mg larutan maltosa murni yang dimasukan ke dalam tabung reaksi bertutup, kemudian ditambahkan masing-masing 2 ml larutan DNS. Larutan dipanaskan dalam air mendidih selama 12 menit, kemudian didinginkan dengan air mengalir. Larutan ditambahkan 10 ml air destilata dan dibuat homogen menggunakan vortek, diukur absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm.

A= kadar maltosa sampel

a= kadar maltosa blanko sampel B= kadar maltosa pati murni

b= kadar maltosa blanko pati murni

Daya Cerna Pati= −

65

Lampiran 5 Hasil uji statistik nilai indeks glikemik bubur instan

Lampiran 6 Contoh penghitungan nilai indeks glikemik bubur instan pada salah satu subjek

Persamaan kurva y = -0,006x2 + 0,717+91,37

Persamaan kurva hasil integral y = -1/3(0,006x3)+ 0,717x2 +91,37x Nilai IG bubur formula tepung emulsi =

x100%

= 12670,8/13740 x 100 = 92,21834

ANOVA Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 1070.308 3 356.769 2.744 .057

Within Groups 4680.005 36 130.000