• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dividend Payout Ratio

5. Price Earning Rasio (PER)

saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAit =

saham perusahaan i yang beredar (listing) pada waktu t

3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Ukuran Perusahaan ditentukan oleh Log Natural dari Total Asset (Ln TA) tiap tahunnya (Alli et al,1993 dalam Sutrisno,2001;5).

4. Debt Equity Ratio (DER)

Membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tesebut sesuai dengan pendapat Ross et.al,2003. Adapun perhitungan dari Debt Equity Ratioadalah :

5. Price Earning Rasio (PER)

Menunjukan perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. (Joel dan Jae, 2000).

Harga pasar per saham

Price Earning Ratio =

Laba bersih perusahaan per saham

Pengertian Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal dipenilaian harga saham. Kegiatan perdagangan saham dan

volume yang tinggi disuatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik (bullish). Peningkatan volume perdagangan dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang makin kuat atau kondisi yang membaik (bullish) (Suad Husnan, 2002;354).

(Magdalena, 2004) menjelaskan volume perdagangan saham sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian. Sedangkan (Abdul Halim dan Nasuhi Hidayat, 2000) mendefinisikan bahwa volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada hari t.

Volume perdagangan saham yang besar mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka dealer tidak akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. (Magdalena, 2004;25).

Pengertian Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Firm Size adalah ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemudahan aksesnya ke pasar-pasar modal. Perusahaan besar yang sudah eksis akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman dari pada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan diwakili oleh Log natural dan Total Asset. (Alli et al.,1993, dalam Sutrisno, 2001:03).

Perusahaan yang besar dianggap mempunyai resiko lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Alasannya, karena perusahaan yang besar bisa dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, dan variabel ini diprediksi mempunyai huibungan yang negative dengan resiko.

Berdasarkan penelitian tersebut penelitian ini menggunakan total aktiva sebagai indicator pengukuran besar atau kecilnya perusahaan, Semakin besar suatu perusahaan berarti semakin banyak dana yang digunakan untuk menjalankan operasi perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar pula.

Jumlah asset dapat dikatakan sebagai salah satu alat ukuran perusahaan. Asset perusahaan ada pada posisi neraca dimana mencerminkan kekayaan yang merupakan hasil penggunaan dalam berbagai bentuk. Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang dinilai dari jumlah assets yang dimiliki perusahaan tersebut bear atau kecil, maka hal ini dapat mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan.

Pengertian Price Earning Ratio (PER)

Menurut Jogianto, Price Earning Ratio (PER) menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earning. Jadi rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.

Sedangkan Sutrisno (2000;268) menjelaskan bahwa Price Earning Ratio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh para pemegang saham.

Mohammad Usman (2001;83) menyatakan bahwa sebagai alternatif lain selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah dengan menggunakan nilai laba perusahaan (earning). Salah satu pendekatan yang populer untuk mengestimasi nilai intrinsik adalah pendekatan Price Earning Ratio (PER).

Menurut gruber, Pendekatan Price Earning Ratio (PER) merupakan model penilaian saham yang paling praktis sehingga banyak dipergunakan oleh para pemodal dan analisis saham. Pendekatan ini juga paling sering digunakan oleh penjamin emiten (underwriter) untuk menentukan harga saham perdana (Suad Husnan). Selain itu Price Earning Ratio (PER) mempunyai arti yang cukup penting dalam penilaian saham, karena mencerminkan salah satu indokator perusahaan tentang pada masa mandatang, pada perusahaan yang mempunyai Price Earning Ratio tinggi resiko yang rendah serta pertumbuhan yang tinggi, sehingga pemodal bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tinggi dan berharap akan mendapatkan aliran kas mendatang lebih tinggi.

Selanjutnya Abdul Halim menjelaskan bahwa dalam beberapa hal, rasio ini lebih menarik dibandingkan model dividen. Pertama, Price Earning Ratio memberikan sesuatu standar yang tepat untuk membandingkan dengan harga dari saham-saham yang memiliki tingkat pendapatan per lembar saham yang berbeda. Kedua, model ini lebih mudah digunakan dari pada model dividen terutama bagi

saham dari perusahaan-perusahaan yang tidak membagi dividen sekarang ini. Ketiga, estimasi input ini digunakan pada model Price Earning Ratio lebih mudah dilakukan dari pada estimasi input pada model.

Suad Husnan juga menjelaskan bahwa perusahaan yang berada dalam industri yang masih dalam tahap pertumbuhan akan mempengaruhi Price Earning Ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada pada industri yang sudah mapan.

Berdasarkan pengertian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio adalah perbandingan antara harga saham (P = Price) dan Laba per saham (E = earning), Price/earning = R (ratio). Price Earning ratio terdiri dari tiga variabel dalam kaitan pembentukan harga saham, variabel P (price) tergantung pada variabel E (earning) dan R (ratio), Jika E dan R diketahui maka P (price) dapat dihitung.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning ratio (PER)

Sesuai dengan model tersebut maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earning Ratio, adalah :

1. Dividen Payout Ratio, apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya payout ratio akan meningkatkan Price Earning Ratio

2. Tingkat keuntungan yang dipandang layak (discount rate). Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya discount rate akan menurunkan Price Earning Ratio

3. Pertumbuhan Dividen. Apabila faktor-faktor lain dipegang konstan, maka meningkatnya pertumbuhan dividen akan meningkatkan Price Earning Ratio (Suad Husnan,2001;342).

Pengertian Debt to Equity Ratio

Debt To Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Ross et al : 2003) yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”. Menurut Horne dan Wachoviz (1998:145) “Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity”. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Brealey et al. (2001:490) “Debt to equity is long term debt of the firm dividing equity“. Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu hutang.

Dokumen terkait