• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Prinsip Tata Kelola

Terdapat empat prinsip tata kelola badan usaha, antara lain:

1. Kerja sama

Manusia adalah makhluk sosial dan membutuhkan orang lain, karena manusia tidak dapat hidup sendiri, sehingga perlu bekerjasama dalam segala aktivitas. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bidang, seperti di bidang ekonomi dan kegiatan ekonomi lainnya. Tujuan utama ekonomi Islam adalah untuk mencapai kemakmuran bersama, bukan hanya untuk individu.

Untuk mendirikan perusahaan Islam, tujuan utama ekonomi Islam perlu dipertimbangkan. Dalam Islam, mereka yang memiliki bisnis tidak

diperbolehkan untuk membiarkan orang lain berpartisipasi dalam bisnis mereka untuk keuntungan mereka sendiri, tanpa memperhatikan orang lain yang terlibat dalam bisnis mereka. Ketika kita mempekerjakan orang lain, kita membayar pekerjaan yang dilakukan oleh orang itu atau sesuai dengan kesepakatan di antara kita. Dalam proses kerjasama dengan pihak lain untuk mengembangkan usahanya

Syirkah adalah kerjasama dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan atau kepercayaan, pembagian keuntungan atas dasar kesepakatan bersama. Dalam menjalankan usaha syariah, kerjasama adalah kerjasama dua orang atau lebih yang sepakat untuk menggabungkan dua atau lebih keuntungan (modal aset, keahlian dan tenaga kerja) sebagai modal komersial, seperti perdagangan, industri pertanian atau lainnya dan berorientasi pada keuntungan.

2. Keikutsertaan (Partisipatif)

Pada dasarnya partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan atau pemikiran, emosi, atau perasaan spiritual seseorang dalam suatu situasi kelompok, yang mendorongnya untuk memberikan kontribusi kepada kelompok untuk mencapai tujuan. Partisipasi aktif berarti lebih dari sekedar partisipasi fisik.

Partisipasi dapat dipahami sebagai partisipasi spiritual, pikiran, emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kolektif, mendorong dia untuk memberikan kontribusi kepada kelompok, berusaha untuk mencapai tujuan dan tanggung jawab untuk bisnis terkait. Menurut Keith Davis, ada tiga elemen penting dari partisipasi:

1) Ketidakpastian pertama adalah bahwa partisipasi atau partisipasi sebenarnya adalah semacam partisipasi spiritual dan emosional, bukan sekedar partisipasi fisik.

2) Tidak kedua adalah kesediaan untuk berkontribusi dalam upaya mencapai tujuan tim. Artinya ada rasa senang dan suka rela membantu kelompok.

3) Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur ini merupakan aspek yang menonjol dari perasaan anggota. Pengakuan sebagai anggota ini berarti rasa memiliki. Partisipasi atau kontribusi seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tidak akan lepas dari kekuasaan dan tanggung jawab.

Pemberian wewenang ini dalam sistem manajemen adalah mutlak untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas atau tugas yang dibebankan kepada seseorang. Tanpa otoritas, seseorang akan ragu-ragu dalam menjalankan tugasnya dan akhirnya gagal menjalankan tugasnya dengan benar.

Otorisasi itu sendiri juga harus disertai dengan tanggung jawab.

Kekuasaan dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan kewenangannya.

3. Transparasi

Transparansi berarti tembus, jelas dan benar dalam bahasa Indonesia.

Selain itu, agar kebenaran di baliknya mudah dilihat dan dipahami dengan jelas, beberapa hal yang tidak mengandung kesalahan dan keraguan atau diungkapkan dalam proses pengambilan keputusan, serta publisitas saat menyampaikan materi terkait perusahaan dan informasi terkait .

Komite Basel mendefinisikan transparansi sebagai kegiatan untuk memberikan informasi kepada publik secara tepat waktu dan dapat diandalkan sehingga pengguna informasi dapat memanfaatkan kebutuhannya. Proses penyediaan informasi ini bukanlah hasil dari transparansi, jika salah satu pihak dapat menyiapkan informasi secara tepat waktu, relevan, akurat dan tepat, transparansi dapat tercapai.

Joseph Stiglitz telah menyampaikan pentingnya informasi dalam proses pengambilan keputusan dalam beberapa literatur. Ia dianalogikan dengan informasi, seperti uang, aset, atau sumber daya lainnya.

Dalam pandangan Islam, transparansi merupakan shiddiq (jujur).

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an-Nahl ayat 105, yang berbunyi:

ِٰاللّ ِتٰيٰاِب َن ۡوُنِم ۡؤُي َلَّ َن ۡيِذالا َبِذَكـۡلا ى ِرَتۡفَي اَمانِا َن ۡوُبِذ ٰك ۡلا ُمُُ َككِٕ ٰلوُاَو ۚ

Terjemahan: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta (QS. An-Nahl:.105).

Dari ayat ini, hanya ada orang yang tidak percaya pada kebohongan, dan informasi yang diperoleh setelah jelas, akurat dan relevan tidak diungkapkan. Transparansi (keterbukaan informasi) di BUMDes berarti masyarakat dapat menggunakan informasi tentang perkembangan BUMDes. Yang penting di sini adalah keterbukaan informasi Dalam semangat pelayanan publik, informasi seperti ini adalah hak publik.

Transparansi pengelolaan BUMDes erat kaitannya dengan pengungkapan laporan keuangan BUMDes. Pembahasan lebih lanjut

akan dibahas dalam sistem akuntabilitas dalam prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes.

4. Akuntabel

Bertanggung jawab atas pengelolaan BUMDes, semua kegiatan harus dilaksanakan, dan akuntabel kepada pemerintah desa dan masyarakat, semua kegiatan harus tercatat dengan rapi dan jelas. Prasetio (2017) menulis bahwa akuntabilitas adalah tanggung jawab pengurus atau wali amanat kepada wali amanat untuk mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya secara vertikal dan horizontal.

Sebagai pertanggungjawaban, sistem pertanggungjawaban pada mulanya merupakan ungkapan yang digunakan untuk mengukur apakah dana publik digunakan secara tepat untuk tujuan yang telah ditentukan, bukan untuk penggunaan yang tidak sah. Dalam merumuskan sistem akuntabilitas, juga digunakan untuk mendeteksi dan mengetahui apakah pegawai memiliki penyimpangan.

Sistem akuntabilitas ditujukan pada “checks and balances” sistem administrasi. Akuntabilitas adalah segala bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh suatu organisasi, yang benar-benar sesuai dengan keadaan nyata yang terjadi, dan tidak ditutupi atau dimanipulasi.

5. Transparansi

Lembaga publik perlu transparan secara finansial karena:

Meningkatkan kepercayaan. Keterbukaan publik pemerintah atas informasi keuangan kepada publik lebih mudah dipercaya masyarakat, dan juga merupakan pemerintahan yang relatif tertutup. Pemerintahan yang tertutup

dalam hal penyampaian informasi keuangan dapat dinilai oleh warga negara sebagai pemilik rahasia dalam penggelapan keuangan.

Dapat dikatakan bahwa kemampuan pemerintah untuk menutup informasi keuangan dalam pelaporan dan pengelolaan keuangan masih rendah dalam memperkuat pengawasan (pengendalian) masyarakat. Agar pelaksanaan pembangunan masyarakat dapat berjalan efektif, maka perlu diikutsertakan dalam pengawasan. Jika anggota masyarakat memahami pembiayaan proyek/kegiatan, pengawasan masyarakat tersebut akan efektif. Jika pemerintah transparan dalam memberikan informasi keuangan, masyarakat dapat mengevaluasi dan memberikan pendapat atas berbagai kekurangan atau kekurangan dalam rencana/kegiatan pelaksanaan. Rencana/kegiatan.

Warga negara berhak memperoleh informasi dan pengetahuan, dan masyarakat berhak memperoleh informasi dan memahami kebijakan, rencana, dan kegiatan pemerintah, yang secara tidak langsung atau langsung mempengaruhi kehidupan penduduk dan masyarakat. Dana yang dialokasikan oleh pemerintah juga harus terbuka (transparan) sehingga warga dapat menilai apakah dana tersebut cukup untuk mendanai kebijakan, program, dan kegiatan.

Sistem akuntabilitas dalam pandangan Islam berawal dari khalifah, cara berpikirnya bahwa manusia adalah pemimpin di muka bumi, selalu menggunakan pedoman Al-Qur'an.dan.Hadits sebagai asal usul Islam.

Tanggung jawab ini ada antara investor dan manajer atau kesepakatan pemilik. Melaksanakan akuntabilitas dalam laporan keuangan dan

transparansi. Bentuk peranan bumdes dalam meningkatkan masyarakat setempat yakni:

1. Menyediakan modal bagi masyarakat

2. Menyediakan unit produk dan jasa bumdes serta mengakormodir kebutuhan masyarakat setempat melalui bumdes mart.

Dokumen terkait