• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5 Tinjauan Komunikasi

2.5.5 Prinsip Komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi menjadi sebuah hal yang penting untuk dijelaskan sama pentingnya dengan penjabaran terkait pengertian komunikasi.

Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu Proses Simbolik

Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan Simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau

simbol yang ada di sekitar tempat hiburan malam adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya. Misalkan, pengunjung menggunakan simbol atau lambang meminta minuman di bartender, say hello dengan clubber lain, dan segala kegiatan yang menggunakan simbol nonverbal.

Hakikatnya kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik nyata dan abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.

Prinsip 2 : Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi Pada prinsipnya komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Sehingga, semua aspek gerak kita dapat diartikan menjadi sebuah komunikasi. Sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak pesan.

Pada observasi awal yang dilakukan, ditemukan bar di area pinggir, tempat dance floor, tempat live Dj, dan para pengunjung yang menikmati clubbing. Para pengunjung seperti wanita contohnya, dengan pakaian dress sexi dan pakaian terbuka, para lelaki yang high class menunjukan aura kepada para wanitanya. Itu semua menandakan bahwa mereka ingin menunjukan komunikasi dan mencari komunikasi.

Gerak-gerik para pengunjung baik lelaki maupun wanita, dan Dj yang sedang bermain, bartender yang menyediakan minuman untuk para pengunjung, itu adalah awal dari sebuah komunikasi yang nantinya akan berlanjut pada suatu interaksi, baik verbal maupun nonverbalnya.

Prinsip 3 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali. Hal ini terjadi di lokasi penelitian ketika pengunjung datang dan melihat isi ditempat hiburan malam seperti orang kebingungan, mungkin karena pengunjung itu baru pertama kali kesitu. Dan pada saat itu ada karyawan yang bekerja di tempat hiburan itu, karyawan itu memulai komunikasi dengan berkata „malam mba/mas, mau pesen minuman, open table, atau apa‟. Itu contoh dari sebuah awal komunikasi yang tanpa disengaja, dan akhirnya pengunjung bertanya-tanya pada karyawan disitu, dan karyawannyapun menjelaskan kepada pengunjung tersebut.

Prinsip 4 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial dan psikologis. Jika dihubungkan dengan objek penelitian, Interaksi yang terjadi antara pengunjung dengan pengunjung dan pengunjung dengan para pekerja di lingkungan tempat hiburan malam berada dalam konteks ruang sosial dan psikologis yang sama, karena mereka satu tempat dan satu lingkungan yang sama yaitu didalam tempat hiburan malam.

Prinsip 5 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Secara harfiah orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain dapat di paparkan bahwa komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Kita dapat meprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.

Ditemukan pula fenomena yang serupa dengan pemaparan tersebut, jika pengunjung menggunakan bahasa daerah yang medok, orang disitu bisa memprediksi bahwa orang itu dari kampung, pengunjung yang memakai kaos dan sandal itu sudah bisa dikategorikan orang kampung dan tidak punya pengalaman dalam hal clubbing, karena sebenarnya tempat hiburan malam juga mempunyai aturan-aturan yang harus dipatuhi ketika masuk kedalamnya. Misalkan, tidak membawa minuman makanan dari luar, dilarang memakai kaos, dan memakai sandal, dan sebagainya. Jika ada orang yang melanggar peraturan yang dibuat, itu sudah bisa dikategorikan orang awam yang baru masuk tempat hiburan malam.

Prinsip 6 : Komunikasi itu bersifat sistemik

Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup (a living system). Komunikasi terjadi dalam lingkup dua sistem dasar operasinya yaitu sistem internal dan ekseternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika berkomunikasi atau dikenal juga dengan frame of

reference dan frame of experience. Sistem eksternal adalah sistem yang berasal

dari lingkungan sekitar dan mempengaruhi pola komunikasinya.

Seperti terlihat ketika para pengunjung saling berinteraksi satu sama lain, mereka akan merasa nyaman dan merasa nyambung jika pengalaman diluar dari tempat hiburan malam satu pemikiran, apalagi jika yang di obrolkan sama-sama menyukai isi dalam obrolan itu, maka mereka akan menerima makna atas simbol-simbol yang terbangun tersebut.

Prinsip 7 : semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah Komunikasi

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras, bahasa, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.

Ketika didalam tempat hiburan malam terjadi interaksi antar pengunjung, dan pengunjungnya itu dari daerah yang sama dengan bahasa yang sama juga. Komunikasi akan terjalin efektif dan lancar. Tetapi, jika para pengunjung berinteraksi berbeda daerah dan bahasa, akan menemukan kesulitan pada saat berinteraksi, dan yang ada akan saling mencari pengertian satu sama lain.

Karena dalam suatu tempat, suatu bahasa khusus sangat penting digunakan, jika tidak bisa menguasai bahasa khusus dan menyesuaikannya, sebaiknya menggunakan bahasa international yaitu bahasa nonverbal.

Prinsip 8 : Komunikasi bersifat Nonsekuensial

Beberapa pakar komunikasi mengakui sifat sirkuler atau dua arah komunikasi ini, misalnya Frank Dance, Kincaid dan Schramm yang mereka sebut model komunikasi antarmanusia yang memusat, dan Tubss.

Komunikasi sirkuler ditandai dengan adanya anggapan kesetaraan antar peserta komunikasi, perose komunikasi berjalan timbal balik (dua arah), dalam praktiknya tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik, komunikasi yang

terjadi jauh lebih rumit. Misalkan ketika pengunjung yang tidak tahu (baru pertama) saling berinteraksi dengan pengunjung yang berpengalaman ditempat hiburan malam saling menanyakan sesuatu, maka orang yang berpengalaman akan menceritakan dan menjawab apa yang ditanyakan oleh pengunjung yang tidak tahu itu.

Dokumen terkait