• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Pengembangan Kurikulum

Dalam dokumen IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI MAN MODEL (Halaman 28-35)

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Kurikulum

3. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum merupakan merupakan proses perencanaan dan penyususnan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Dalam proses pengembangan kurikulum, suatu hal lain yang tidak dapat diabaikan adalah memahami prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Berikut ini merupakan penjelasan tentang prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum.

a. Prinsip berorientasi pada tujuan

Pengembangan kurikulum hendaknya di arahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap, dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan Nasional.

b. Relevansi

Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevan ke dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Kurikulum menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kurikulum juga harus memilki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian,dan penilaian. Relevansi internal ini menunjukan suatu keterpaduan kurikulum.12

Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, kebutuhan satuan pendidikan, tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik, perkembangan intelektualnya, kebutuhan jasmani dan rohani, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

12Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Cet.7,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2005), h.150-151

c. Efektivitas dan efisiensi

Prinsip efektivitas yang dimaksudkan adalah sejauh mana perencanaan kurikulum kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Dalam proses pendidikan efektivitas dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, efektivitas mengajar pendidik berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Kedua, efektivitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang dinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar.

Perkembangan kurikulum harus pertimbangkan efesiensi dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia pada satuan pendidikan agar mencapai hasil yang optimal. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu dan tenaga yang digunakan secara optimal untuk menyelesaikan program pengajaran.13

d. Prinsip fleksibilitas

Fleksibilitas berarti tidak kaku, ada semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Didalam kurikulum, fleksibilitas dapat dibagi menjadi dua macam, yakni fleksibilitas dalam memilih program pendidikan seperti jurusan ataupun program-program keterampilan lainnya. Yang kedua adalah fleksibilitas dalam program pengajaran. Fleksibilitas disini maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada pendidik untu mengembangkan sendiri

13Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h.204.

program-program pengajaran yang berpatokan pada tujuan dan bahan pengajaran didalam kurikulum yang bersifat umum.14

e. Prinsip kesinambungan

Perkembangan kurikulum hendaknya disusun secara berkesinambungan. Artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi atau bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, satu sama lain saling keterkaitan memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dan satuan pendidikan.

f. Prinsip keseimbangan

Pengembangan kurikulum juga selain memperhatikan kesinambungan juga memperhatikan keseimbangan (balance) secara proporsional dan fungsional antara bagian program, sub program, antara semua mata pelajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, humaniora, sosial dan keilmuan perilaku.

Dengan adanya kesinambungan tersebut pada gilirannya diharapkan terjadi perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, satu sama lain saling memberikan sumbangannya terhadap perkembangan pribadi peserta didik.

g. Prinsip keterpaduan

Pengembangan kurikulum juga harus disusun dan dirancang serta dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu

dengan melibatkan semua pihak, baik kalangan praktisi maupun akademis, sampai pada tingkat intersektoral.

Dengan adanya keterpaduan ini diharapkan akan terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh. Di samping itu pula dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajarannya, baik dalam interaksi antar peserta didik dan guru maupun antar teori dan praktik.

h. Prinsip mengedepankan mutu.

Pengembangan kurikulum juga harus berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu. Sedangkan mutu pendidikan berorientasi pada hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu sangat di tentukan oleh derajat mutu guru (tenaga pendidik), proses pembelajaran, peralatan atau media yang lengkap dan memadai. Hasil pendidikan yang bermutu di ukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional yang di harapkan.

4. Fungsi Kurikulum

Kurikulum meruapakan bagian dari sistem pendidikan yang tidak bisa dipisahkan dengan komponen sistem lainnya. Tanpa kurikulum suatu sistem pendidikan tidak dapat dikatakan sebgai sistem pendidikan yang sempurna.

Kurikulum merupakan sebuah ide vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan secara sempurna. Bahkan seringkali kurikulum menjadi tolak ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik buruknya kurikulum akan sangat menentukan terhadap baik buruknya kualitas output suatu lembga pendidikan yang dalam hal ini adalah peserta didik. Kurikulum haruslah

dapat mengantar peserta didik agar mampu menyesuaikan diri dari kehidupan sosial bermasyarakat serta dapat mengembangkan pribadi peserta didik secara utuh meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Sebagai wahana dan media konservasi , kurikulum memiliki kontribusi besar dan strategis bagi pewarisan amanat ilmu pengetahuan yang diajarakan Allah swt. Sebagai wahana dan media interlisasi kurikulum berfungsi sebagai alat untuk memahami, mengahayati dan sekaligus mengamalkan ilmu dan nilai dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka menciptakan situasi yang kondusif, dinamis dan konstruksi dapat berjalan dan berkesinambungan sehingga kehidupan ini dapat memiliki kebermaknaan dalam arti nilai guna dan hasil guna.

Selain itu kurikulum juga memiliki fungsi lain terutama dalam dunia pendidikan khusunya bagi guru, kepala sekolah, orang tua serta peserta didik. Yaitu:

1. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran, proses pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurikulum tidak akan berjalan dengan dengan sistematis dan efektif, hal itu dikarenakan pembelajaran adalah proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan pesrta didik dalam proses pembelajaran dikelas diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.

2. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program disekolah. Program-program sekolah yang didasarkan pada kurikulum seperti penyusunan kelender pendidikan,

pengajuan sarana dan prasana sekolah kepada komite sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah, baik intrakurikuler, ekstrakulikuler maupun kegiatan lainnya.

3. Bagi pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan supervisi sekolah. Dengan berpedoman pada kurikulum, pengawas pendidikan dapat melihat apakah program sekolah termasuk dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum, bagian-bagian mana yang sudah dilaksanakan, dan bagian-bagian mana yang belim dilaksanakan. Sehingga dengan demikian, pengawas bisa memberikan masukan atau saran dalam perbaikan.

4. Bagi orang tua dari peserta didik, kurikulum sebagai pedoman untuk memberikan bantuan dalam penyelenggaraan program sekolah dan membantu putri-putranya belajar dirumah sesuai dengan program sekolah, melalui kurikulum orangtua dapat mengetahui tujuan yang harus dicapai peserta didik serta ruang lingkup materi pembelajarannya.

5. Bagi peserta didik itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. melalui kurikulum peserta didik dapat memahami kompetensi apa yang harus dicapai baik dalam segi pengetahuan, segi keterampilan maupun dari segi sikap.

Ketika baru memulai pembelajaran didalam kelas maka guru memberitahukan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran

yang akan dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran, maka peserta didik bisa self-evaluation, atau melakukan penilaian diri ketika pembelajaran telah selesai. Apa yang harus dilakukannya setelah menguasai kompetensi tertentu dan apa yang harus dilakukannya ketika belum menguasai kompetensi tertentu.

Dalam dokumen IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI MAN MODEL (Halaman 28-35)

Dokumen terkait