• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam

melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan,

memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang

konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi sebagai pencerminan akuntabilitas bank, menjamin dilaksanakan ketentuan yang

berlaku sebagai wujud tanggungjawab bank, objektif dan bebas dari tekanan pihak

manapun dalam pengambilan keputusan, serta senantiasa memperhatikan

kepentingan stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.

Penerapan prinsip GCG oleh perusahaan merupakan sebuah pilihan dalam

menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih merupakan suatu etika bisnis

dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya.13

Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/33/PBI/2009 tentang

pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah menjabarkan prinsip-prinsip dasar GCG yang terdiri dari :

a. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga objektifitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah

13

Indra surya dan ivan yustiavanda, Penerapan Good Corporate Governance Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha (Jakarta : Kencana, 2006) h.109

21

diakses dan difahami oleh pemangku kepentingan. 14 Pedoman

pelaksanaannya anara lain sebagai berikut :

[1] Perusahaan harus menyediakan informasi tepat waktu, jelas, akurat

dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku

kepentingan sesuai dengan haknya.

[2] Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas

pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi

keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham

pengendali, kepemilikan saham oleh anggota direksi dan anggota

dewan komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan

dan perusahaan lainnya, sistem managemen resiko, sistem

pengawasan dan sistem pengendalian internal, sistem dan

pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting

yang dapat mempengarhi perusahaan.

[3] Prinsip keterbukaan yang dianut tidak mengurangi kewajiban untuk

memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan

peraturan perundang undangan, rahasia jabatan, dan hak pribadi.

[4] Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional

dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.

Perbincangan yang menarik dalam hal prinsip keterbukaan

(Transparency) adalah adanya kehawatiran perusahaan bahwa jika ia terlalu

14

terbuka, maka strateginya akan diketahui oleh para peaing sehingga akan

membahayakan kelangsungan usahanya.15 Namun pada penulisan kali ini

difokuskan pada setiap pengambilan keputusan menyangkut kepegawaian

dilaksanakan secara transparan.

Kebijakan perusahaan terkait dengan proses promosi, demosi, dan

mutasi pegawai hendaknya dijalankan sesuai dengan sistem jenjang karir

(career planning siste) yang jelas dan konsisten. Dasar pertimbangannya dipromosikan karena prestasi kerja yang baik ditunjukan dengan hasil

penilaian pegawai dan sikapnya yang dijadikan teladan, seperti disiplin, kerja

sama (team work), serta saling menghargai. Sehingga, terhindar dari promosi yang tidak diinginkan semisal nepotisme dengan kedekatannya terhadap

pimpinan atau terdapat hubungan kekeluargaan. Jika terjadi hal terebut

dengan ketidak transparannya keputusan menyangkut kepegawaian dapat

menimbulkan turunnya motivasi kerja pegawai, bahkan dapat menimbulkan

unjuk rasa (demonstrasi) yang mengganggu kinerja perusahaan.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,

terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

lainnya. Akuntabilitas adalah prasyarat untuk mencapai kinerja yang

15

23

berkesinambungan. 16 Pedoman pelaksanaannya antara lain :

[1] Perushaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab

masing-masing organ perusahaan dan semua pegawai secara jelas

dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values), dan strategi perusahaan.

[2] Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan

semua pegawai mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas,

tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.

[3] Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal

yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.

[4] Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran

perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta

memiliki sestem penghargaan dan sangsi (reward and punishment sistem).

[5] Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, setiap organ

perusahaan dan semua pegawai harus berpegang pada etika bisnis

dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati. c. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga

dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat

16

pengakuan sebagai perusahaan yang baik dan sehat (good corporate citizen).17 Dimana perusahaan memiliki tanggungjawab untuk mematuhi segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di

lingkungan sekitar perusahaan berada. Pedoman pelaksanaannya antara lain

sebagai berikut :

[1] Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan

memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,

anggaran dasar dan peraturan perusahaan.

[2] Perusahaan harus malaksanakan tanggung jawab sosial dengan

antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan

terutama disekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan

pelaksanaan yang memadai.

Maksud dari arti pertanggungjawaban tersebut adalah segala kebijakan

yang diambil dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan

stakeholder lainnya, termasuk kepada publik. Dimana peruahaan hendaknya memberi kebebasan berorganisasi kepada pegawai/pegawai sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak ada kekangan dari

perusahaan asal dijalani secara benar dan professional. Dalam hal ini,

manajemen harus bermitra dengan serikat pegawai/pegawai agar tercipta

suasana kerja yang kondusif.

17

25

d. Independen/kemandirian (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus bersifat

independensi sehingga masing masing perusahaan tidak saling mendominasi

dan tidak diintervensi oleh pihak lain.18 Pedoman pelaksanaannya antara lain

sebagai berikut :

[1] Masing masing organ perusahaan menghindari terjadinya dominasi

oleh pihak manapun, tidak terpengaruhi oleh kepentingan tertentu,

bebas dari benturan kepentingan (conflic of interest ) dan dari segala pengeruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan

dapat dilakukan secara obyektif.

[2] Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan

tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan

perundang-undangan, tidak saling mendomnasi dan atau melempar tanggung

jawab antara satu dengan yang lainnya.

Melalui prinsip independensi/kemandirian (Independency) maka prinsip pertanggungjawaban (Responsibility) dapat dilaksanakan dengan baik, terbebas dari benturan kepentingan yang mungkin ada, baik karena

kepentingan diri sendiri, golongan, atuaupun kepentingan karena balas budi.

e. Kewajaran (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan pihak yang berkepentingan berdasarkan asas kewajaran dan

18

kesetaraannya.19 Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan

untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan

prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang

dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. 20 Pedoman

pelaksanaannya antara lain sebagai berikut :

[1] Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku

kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan

pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses

terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam

lingkup kedudukan masing-masing.

[2] Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar

kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan

kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.

[3] Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam

penerimaan pegawai, berkarir, dan melaksanakan tugasnya secara

profesional tanpa membedakan suku, agam, ras, golongan, gender,

dan kondisi fisik

Perlakuan yang adil dan objektif dapat mendorong setiap pegawai untuk

meningkatkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi yang dimiliki,

19

Ibid,. h.7 20

Wida f maniik, “Good Corporate Governance”, artikel diakses pada hari rabu 10 Desember 2014 dari http://manikwida.blogspot.com/2012/11/good-corporate-governance-gcg_7704.html

27

kebijakan penggajian (remuniresasi) pegawai, hendaknya diterapkan secara

objektif dan konsisten, misalnya berdasarkan kinerja (based on performance). Penghargaan (reward) diberikan sesuai dengan prestasi yang dicapai dan sanksi (punishment) dikenakan sesuai dengan kesalahan yang telah dilakukanny. Dan setiap pegawai/pegawai mendapat perlakuan yang sama

dalam pendidikan dan pelatihan (training) untuk pengembangan kemampuan, keterampilan dan pengalamannya.

Dokumen terkait