• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

H. Prinsip - Prinsip Mengajar

1 Perhatian

Didalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar bila siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkembang karena pengaruh pendidikan dan lingkungan.

Perhatian dapat timbul secara langsung, karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan dan kegunaan mata pelajaran yang diperolehnya. Perhatian tidak langsung baru timbul bila dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang menarik, juga dengan menggunakan media yang merangsang siswa berfikir maupun menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, bila perhatian terhadap pelajaran itu ada pada siswa, maka pelajaran yang diterimanya akan dihayati, diolah didalam pikirannya, sehingga timbul pengetahuan. Usaha ini mengakibatkan siswa dapat membanding - bandingkan, membedakan dan menyimpulkan pengetahuan yang di terimanya.17

17

Salah satu masalah yang harus dihadapi oleh seorang guru dalam kelas adalah menarik perhatian siswa dan kemudian menjaga agar perhatian itu tetap ada."

2 Aktifitas

Dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan aktifitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktifitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.

Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang di sajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu / pengetahuan itu dengan baik.18 19

3 Disiplin

Kedisiplinan seolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai / karyawan dalam pekeijaan administrasi dan kebersihan / keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain - lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa - siswanya dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa.

18 Ibid, him 106 19 Ibid, him 36

Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata - mata tertuju pada suatu obyek (benda / hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemikiran rangsangan yang datang dari lingkungannya. Jika seseorang sedang beijalan di jalan besar, ia sadar akan adanya lalu lintas di sekelilingnya, akan kendaraan - kendaraan dan orang - orang yang lewat, akan toko - toko yang ada di pinggir jalan. Dalam keadaan seperti ini kita tidak mengatakan bahwa ia menaruh perhatian atau perhatiannya tertarik akan hal - hal di sekelilingnya. Tetapi jika kemudian kita lihat ia bertemu dengan seseorang yang dikenalnya dan kemudian bercakap - cakap dengannya, maka ia dapat mengatakan bahwa orang tersebut berada dalam keadaan sedang memperhatikan, yakin ia mengarahkan indera atau sistem persepsinya untuk menerima informasi tentang sesuatu, dalam hal ini tentang orang yang dikenalnya itu, dalam tingkat yang lebih terinci. Tingkat yang lebih tinggi dari menaruh perhatian adalah menarik minat. Orang tidak lagi hanya bersedia untuk mendengarkan sesuatu, misalnya, tetapi ia juga bersedia untuk memberi tanggapan mengenai apa yang di dengarnya.

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekeija dengan disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggungjawab karena bila tidak melaksankan tugas tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang tepat.

Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula disiplin belajar.20

Asas yang lain dalam cara belajar yang baik ialah disiplin dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman - pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seorang mahasiswa mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas - malasan, keinginan mencari gampangnya saja, keseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan - gangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan mahasiswa. Gangguan itu hanya bisa diatasi kalau seseorang mahasiswa mempunyai disiplin. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin di jalankan kalau seseorang mahasiswa mempunyai disiplin untuk mentaati rencana keija yang tertentu. Godaan - godaan yang bermaksud menangguhkan usaha belajar sampai sudah dekat ujian, hanya dapat di halaunya kalau ia mendisiplinkan dirinya sendiri. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekeija secara teratur.

Berdisiplin selain akan membuat seseorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur. Karena kelak setelah menjadi saijana, mereka pada umurnya akan memegang pimpinan dalam masyarakat atau negara. Hanya dengan menggabungkan pengetahuan yang sempurna dan watak yang baik di dalam dirinya, barulah seseorang mahasiswa kelak dapat menjadi warga yang banyak berguna bagi masyarakat dan negara.

Cara belajar yang baik bukanlah bakat sejak lahir segolongan orang saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan tetapi keteraturan dan disiplin harus di tanam dan diperkembangkan dengan penuh kemauan dan kesungguhan barulah dapat dimiliki oleh seseorang mahasiswa. Membaca atau mempelajari pengetahuan mengenai cara belajar yang baik tidak sukar. Tetapi mengusahakan agar kecakapan itu benar- benar dimiliki, hal ini meminta kesungguhan. Kecakapan itu harus dipergunakan sehari - hari oleh seseorang mahasiswa dalam usaha belajarnya, hingga menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya, kalau cara belajar yang baik telah menjadi kebiasaan, maka tidak ada lagi resep - resep yang harus selalu diperhatikan sewaktu belajar. Demikian pula unsur keteraturan dan disiplin tidak akan terasa lagi sebagai beban yang berat.

Dengan memiliki kebiasaan yang baik, nanti akan ternyata bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan. Ilmu yang sedang di tuntut dapat dimengerti dan di kuasai dengan sempurna. Ujian —

ujian dapat dilalui dengan berhasil. Usaha yang berbuah itu akan menimbulkan kegembiraan dan kepuasan di dalam hati. Kalau seorang mahasiswa setiap kali menempuh ujian selau lulus dan dari tahun ke tahun selalu naik tingkat, maka jerih payah dari usaha belajar itu tidak lagi akan dirasakannya. Tidak ada lagi perasaan tertekan di dalam jiwanya karena setiap hari harus bekeija keras menghafal pelajaran - pelajaran. Bahkan didalam hatinya akan berkobar kegembiraan untuk belajar semakin giat.

Kelak setelah meninggalkan bangku sekolah, maka kebiasaan baik yang telah dimiliki itu akan tetap memberikan faedah kepada semua usahanya dalam masyarakat. Dalam usaha apapun juga, keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik.21

BAB III

Dokumen terkait