• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SHALAT FARDHU MELALUI JAMAAH SHALAT DZUHUR PADA SISWA KELAS VI SD KALIBEJITUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN SHALAT FARDHU MELALUI JAMAAH SHALAT DZUHUR PADA SISWA KELAS VI SD KALIBEJITUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S. Pd. I )

Pada Progam Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SALATIGA

( STAIN )

2008

SKRIPSI

(2)

N O T A P E M B I M B I N G

Lamp : 3 eksemplar Kepada Yth.

Ilal : Naskah Skripsi Yth. Ketua STAIN

Rocha n i di

Salatiga

Assulumu 'uluikum Wr. Wh.

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara :

Nama : ROCHANI

NIM : 1141)6 239

Judul : Meningkatkan Keterampilan Shala.' Fardhu Melalui Jama,ah Shalat Dzuhur Pada Siswa VI SD Kalibeji T urtang Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasyah.

Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalaniu 'uluikum Wr. Wb

Salatiga, 3 1 Juli 2008 M 28 Rajab 1429 H Pembimbing

f \

(3)

MELALUI JAM A’AH SHALAT DZUHUR PADA SISWA KELAS VI SD KALIBEJI TUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 /2 0 0 8

N a m a : ROCHANI N I M : 11406239

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam ( P A I)

Salatiga, 22 September 2008

Dewan Penguji,

(4)

ABSTRAKSI

Rochani 2008. Meningkatkan Keterampilan Shalat Fardhu Melalui Jama’ah Shalat Dzuhur Pada Siswa Kelas VI SD Kelibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008.

Pada siswa SD Negeri kalibeji Kecamatan Tuntang kabupaten Semarang nilai rata - rata Pendidikan Agama Islam yang diperoleh siswa relative rendah, yang lebih memprihatinkan lagi dalam praktek atau keterampilan lebih khusus yaitu keterampilan shalat fardhu yang akan dilaksanakan secara rutin setiap hari.

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui bahwa strategi jama’ah shalat dzuhur dapat meningkatkan perhatian siswa dalam shalat fardhu.

2. Mengetahui bahwa strategi jama’ah shalat dzuhur dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam shalat fardhu.

3. Mengetaui bahwa strategi jama’ah shalat dzuhur dapat meningkatkan keterampilan shalat fardhu.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya dapat diambil beberapa kesimpulan antra lain Pertama jama’ah shalat dzuhur dapat meningkatkan keterampilan shalat fardhu siswa kelas VI SD Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten semarang, hal in tercermin hasil tes akhir yang mencapai 100 % tuntas. Kedua jama’ah shalat dzuhur juga meningkatkan keaktifan, perhatian, dan kedisiplinan siswa, hal ini ditandai:

a) Penurunan jumlah siswa tidak mengikuti jama’ah Shalat Dzuhur b) Siswa bersemangat mengikuti jama’ah Shalat Dzuhur

c) Nilai siswa Meningkat

(5)

^

‘Kepada Adah S cWTyang telah memberikan rahmat

dan hidayahNYA sehingga skripsi ini dapat selesai

dengan (ancar.

r

Kjpada Istriku Tatonah yang telah setia

memberikan support dan doa.

^

Kppada Anah^- anak&u LiCi^lMuhhibah dan <Dina

(6)

Selalu salah karena melangkah lebih baik daripada

tidak pernah salah karena tidak melangkah.

Kesalahan adalah awal daripada kebenaran.

Belajar dari kesalahan akan mendapatkan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat sehingga skripsi ini selesai dikeijakan.

Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad saw, para sahabat, keluarga serta pengikutnya.

Tanpa bermaksud mengurangi arti penghargaan kepada yang lainnya, penulis secara khusus ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada:

1 Bapak Drs.lmam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga, beserta seluruh stafnya.

2 Bapak Drs.Djoko Sutopo, selaku Ketua Program Ekstensi. 3 Bapak Prof. Dr. H. M. Zuhri, MA.

4 Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Kepada beliau semua mudah-mudahan semua amalnya diterima oleh Allah SWT dan mendapat balasan yang setimpal.

Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Salatiga, Agustus 2008

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

ABSTRAKSI... iv

PERSEMBAHAN... v

MOTTO... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

E. Hipotesis... 4

F. Definisi Istilah... 4

G. Kerangka Berpikir... 5

H. Metode Penelitian... 6

I. Setting Penelitian... 9

(9)

K. Instrumen Penelitian... 10

L. Langkah Kegiatan Dalam setiap Tahapan Penelitian... 10

M. Siklus Tindakan... 11

N. Teknik Pengumpulan D ata... 17

O. Analisis Data... 17

P. Sistematika Penelitian... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Shalat... 20

B. Hikmah Shalat... 20

C. Waktu Shalat... 22

D. Syarat dan Rukun Shalat... 26

E. Pembelajaran yang Efektif... 27

F. Bermain Peran... 31

G. Pembiasaan Sebagai M etode... 32

H. Prinsip - prinsip Mengajar... 37

BAB III PELAKSANAAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan 1... 43

B. Deskripsi Pelaksanaan I I ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 51

B. Pembahasan... 58

(10)

B. Saran... 64 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan... 9

Tabel 2. Prosentase hasil kuesioner siswa pada praktek shalat pada siklus 1 ... 14

Tabel 3. Prosentase hasil kuesioner siswa pada praktek shalat pada siklus 2 ... 14

Tabel 4. Hasil pengamatan praktek shalat 1 ... 15

Tabel 5. Hasil pengamatan praktek shalat 2 ... 16

Tabel 6. Daftar nilai praktek shalat 1... 53

Tabel 7. Daftar nilai praktek shalat 2... 54

Tabel 8. Perhitungan persentase sebelum dilaksanakan jamaah shalat dzuhur... 55

Tabel 9. Perhitungan persentase sesudah dilaksanakan jamaah shalat dzuhur... 56

Tabel 10. Daftar siswa kelas VI SD Negeri Kalibeji Tahun pelajaran 2007 / 2008... 57

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuh kembangkan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah S.W.T. Di samping itu juga untuk mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlaq mulia yaitu berpengetahuan, rajin ibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, disiplin, toleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya Islam dalam komunitas sekolah.

(14)

Berdasarkan fakta tersebut peneliti berusaha memecahkan dengan penelitian tindakan kelas yang beijudul "Meningkatkan Keterampilan Shalat Fardhu Melalui Jama’ah Shalat Dzuhur Pada Siswa Kelas VI SD

Kalibeji Tuntang Semarang

Harapan dari guru, semua siswa kelas VI sudah terampil melaksanakan shalat fardhu secara tertib tetapi kenyataannya belum sesuai yang diharapkan.

Hal ini disebabkan : 1. Lingkungan keluarga

Sebagian besar siswa kelas VI berasal dari keluarga buruh, mereka pada umumnya pasrah begitu saja kepada sekolah.

2. Lingkungan masyarakat

Sosial, budaya, adat istiadat masyarakat desa Kalibeji banyak ragamnya. Hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

3. Siswa kurang terlatih

Walaupun siswa sudah menguasai syarat rukun shalat karena kurang latihan, mereka tetap tidak terampil.

4. Siswa malas

Kebanyakan siswa hanya mau belajar kalau di sekolah saja, di rumah mereka malas mengulangi pelajarannya.

(15)

dapat dilaksanakan berkat dukungan : Kepala Sekolah, Semua Guru baik yang beragama Islam maupun Non Muslim, Wali Siswa dan tersedianya Mushalla.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan strategi jamaah sholat Dzuhur dapat meningkatkan perhatian siswa dalam sholat fardlu ?

2. Apakah penerapan strategi jamaah sholat Dzuhur dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam sholat fardlu ?

3. Apakah penerapan strategi jamaah sholat Dzuhur dapat meningkatkan kedisiplinan sholat fardlu siswa ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bahwa strategi jamaah sholat Dzuhur dapat meningkatkan perhatian siswa dalam sholat fardlu.

2. Untuk mengetahui bahwa strategi jamaah sholat Dzuhur dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam sholat fardlu.

3. Untuk mengetahui bahwa strategi jamaah sholat Dzuhur dapat Meningkatkan shalat fardhu siswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi peneliti

(16)

2. Bagi guru

a. guru dapat memakai metode yang tepat dalam pembelajaran b. memberi contoh pada guru yang lain dalam manangani kasus

serupa. 3. Bagi lembaga

Apabila terbukti sistem jamaah sholat Dzuhur dapat meningkatkan kedisiplinan anak dalam sholat fardlu, maka dapat dimanfaatkan penggunaan sistem jamaah sholat Dzuhur pada pengamalan sholat dan lainnya di SD Kalibeji. Secara praktis temuan penelitian ini dapat dijadikan pola pengembangan strategi dan pengelolaan pembelajaran di SD.

E. Hipotesis Tindakan

1. Strategi pembelajaran kebiasaan jama’ah shalat Dzuhur dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran shalat fardhu. 2. Strategi pembelajaran kebiasaan jama’ah shalat Dzuhur dapat

meningkatkan aktifitas siswa dalam shalat fardhu.

3. Strategi pembelajaran kebiasaan jama’ah shalat Dzuhur dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam shalat fardhu.

F. Definisi Istilah

Agar terdapat kejelasan judul tersebut, maka diperlukan definisi - definisi istilah sebagai berikut.

(17)

semalam. Shalat jam a’ah ialah shalat bersama — sama yang terdiri dari imam dan makmum.

G. Kerangka Berfikir

Pendidikan pembiasaan shalat menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami syarat / rukun shalat. Oleh karena itu pendidikan shalat diarahkan pada bagaimana siswa di bantu untuk mencari tahu dan melakukan sesuatu dalam rangka memahami manfaat shalat.

Untuk mencapai arahan tersebut diatas perlu diterapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran shalat di SD. Salah satu strategi pembelajaran yang diasumsikan relevan adalah jamaah shalat Dzuhur. Dalam sistem jamaah shalat Dzuhur siswa mempraktekkan bersama-sama untuk belajar dan bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar mengajar di orientasikan pada tujuan dan keberhasilan beijamaah, semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh keberhasilan. Bagi siswa yang selalu aktif dalam kegiatan ini diberikan penghargaan dalam rangka memotivasi dan memberikan semangat.

(18)

Keterampilan Shalat Fardhu dengan

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir

H. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas yang pada hakikatnya digunakan dalam rangka memecahkan masalah - masalah yang timbul dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran ibadah shalat fardhu. Pelaksanaan penelitian sekaligus sebagai pelaku dalam proses pembelajaran dan kolaboratif, karena melibatkan orang lain / guru kelas sebagai bagian dari penelitian.

(19)

dengan situasinya, maupun jawabannya untuk meningkatkan ketrampilan shalat fardhu siswa.

Penelitian tindakan ini merupakan penelitian sistemik, yang hasilnya terbuka untuk diketahui oleh masyarakat. Validitas pendekatannya tergantung keterampilan penelitinya, lebih bersifat pribadi dan antar pribadi, tidak terletak pada metodenya.

Namun sekalipun jelas bahwa tindakan penelitian tidak selalu merupakan jawaban terhadap pemecahan masalah / di lema pendidikan , dasar humanistiknya dapat memberi sumbangan kepada penggunaan metode pembelajaran.

Berdasarkan deskripsi dan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas menekankan pada kegiatan / tindakan dengan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktek / sistem nyata dalam kelas. Diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki, memecahkan masalah - masalah dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dalam rangka meningkatkan ketrampilan shalat fardhu.

Penelitian tindakan kelas langkah penelitiannya bersifat refleksi tindakan dengan “Pola pengkajian Berdaur (siklus)”. Langkah ini berlangsung berulang yang terdiri d ari:

(20)

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus dapat digambarkan pada bagan dibawah ini.

Perencanaan

---

1

1

Refleksi

n

Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

(21)

I. Setting Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri Kalibeji kecamatan Tuntang kabupaten Semarang Jawa Tengah Tahun pelajaran 2007 / 2008.

Jadwal waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas Tabel 1. Jadwal kegiatan.

Keterangan : - Di mulai 15 Pebruari 2008 berakhir 15 mei

- Pelaksanaan praktek tiap hari senin, selasa, rabu, dan kamis.

Jadwal pelajaran kelas VI SDN Kalibeji 2007 / 2008

No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu

1 07.00-07.35 UP Mat IPA Mat Spi AG

2 07.35-08.00 OR Mat IPA Mat IPA AG

3 08.00-08.45 OR Mat BJawa Mat IPA AG

08.45-09.00 I

s

T I R A H A T

4 09.00-09.35 OR B.Ind SBK B.Ind PKN Mulok SD

5 0 9 .3 5 - 10.10 IPS B.Ind SBK B.Ind PKN Mulok SD

10.10-10.25 I

s

T I R A H A T

6 10.25-11.00 IPS B.Ind P.D SBK T.jw T.jw

(22)

J. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Kalibeji kecamatan Tuntang kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008 yang beijumlah 25 orang siswa, sebagaimana digambarkan dalam tabel.

K. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut:

1. Blangko angket untuk disi oleh siswa

2. Lembar pengamatan unyuk mengamati kegiatan siswa

L. Langkah Kegiatan Dalam Setiap Tahapan Penelitian

1. Penjelasan langkah kegiatan

2. Melakukan kegiatan yang telah ditentukan 3. Uji coba keterampilan kegiatan

4. Refleksi dan Tindak lanjut

Tahapan langkah kegiatan dalam penelitian di atas berlaku untuk setiap siklus.

(23)

M. Siklus Tindakan

1. Siklus ke 1

a. Rencana Tindakan

Guna memperlancar pelaksanaan penelitian kelas yang akan dilakukan, dalam siklus, ini terlebih dahulu dilakukan persiapan, persiapan yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan antara siswa dan peneliti. Persiapan itu antara lain, menyediakan blangko angket kegiatan shalat fardhu, lembar pengamatan, tempat berwudhu, musholla, alat - alat shalat.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Penjelasan langkah - langkah

Penjelasan langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam pengisian angket shalat fardhu dan lembar pengamat harus didisi dengan sejujurnya.

2) Melakukan gerakan shalat dengan benar

Pada saat siswa melakukan shalat peneliti dan guru kelas VI melakukan bimbingan kepada siswa yang sedang melakukan gerakan shalat, agar waspada pada setiap gerakan shalat. Tidak boleh tergesa - gesa.

3) Uji coba melakukan gerakan shalat fardhu

(24)

4) Refleksi dan Tindak lanjut

Observasi Peneliti dan siswa melakukan refleksi secara bersama — sama dan diakhiri dengan melakukan sendiri.

c. Observasi 1

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti. Dan guru kelas VI SD Kalibeji sebagai pengamat. Siswa juga dilibatkan dalam kegiatan observasi. Secara tidak langsung dengan mengisi blangko angket shalat fardhu dan lembar pengamatan perpaduan beberapa hasil pengamatan akan sangat bermanfaat, bagi proses tindakan selanjutnya.

d. Refleksi 1

Pada tahap ini dilakukan evaluasi kegiatan dan proses, dalam setiap tindakan menemukan kekurangan, kelemahan, kelebihan, dan kekuatan berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti.

2. Siklus ke 2

a. Rencana Tindakan 2

Rencana tindakan ke 2 tidak jauh berbeda dengan rencana tindakan 1, hanya macam rencana kegiatannya yang diubah sesuai dengan yang telah disiapkan. Persiapannya antara lain, lembar pengamatan, peralatan shalat, kegiatan ini dilakukan di musholla.

b. Pelaksanaan Tindakan 2

1) Penjelasan langkah - langkah

(25)

2) Melakukan rukun - rukun sholat

Pada saat siswa melakukan rukun - rukun shalat, peneliti dan guru kelas VI melakukan pembimbingankepada siapa - siapa yang sedang melakukan rukun - rukun shalat supaya rukun - rukun shalat dilakukan dengan benar

3) Uji coba keterampilan melakukan rukun - rukun sholat

Sehabis shalat jama’ah, peneliti yang dibantu guru kelas VI melakukan uji coba keterampilan melakukan rukun - rukun shalat kepada siswa dengan menunjuk beberapa siswa untuk melakukan rukun - rukun shalat.

4) Refleksi dan tindak lanjut

Peneliti dan siswa melakukan refleksi secara bersama dan diakhiri siswa secara individu.

c) Observasi 2

Pelaksanaan observasi hampir sama dengan yang dilakukan pada

tindakan 1. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas VI SD Kalibeji sebagai pengamat. Perpaduan beberapa hasil pengamatan akan sangat

bermanfaat bagi proses tindakan selanjutnya. d) Refleksi 2

Pada tahap ini dilakukan evaluasi kegiatan dan proses dalam setiap tindakan untuk menemukan kekurangan, kelemahan, dan kekuatan

(26)

ini digunakan sebagai acuan pada langkah tindakan berikutnya, terutama dalam tahap perencanaan tindakan selanjutnya.

Tabel 2. Prosentase hasil kuesioner siswa pada praktek shalat pada siklus 1

No Pertanyaan Jawaban siswa

Sudah Belum

1. Apakah kamu sudah terbiasa shalat dhuhur ?

84 16

2. Apakah kamu sudah terbiasa shalat Ashar?

35 65

3. Apakah kamu sudah terbiasa shalat Maghrib ?

88 12

4. Apakah kamu sudah terbiasa shalat Isya ‘?

56 44

5. Apakah kamu sudah terbiasa shalat subuh ?

12 88

Tabel 3. Prosentase hasil kuesioner siswa pada praktek shalat pada siklus 2

No Pertanyaan Jawaban siswa

Sudah Belum

1. Apakah kamu sudah terbiasa shalat dhuhur ?

96 4

2. Apakah kamu sudah terbiasa shalat Ashar?

76 24

3. Apakah kamu sudah terbiasa shalat Maghrib ?

100 0

4. Apakah kamu sudah terbiasa shalat Isya ‘?

80 20

5. Apakah kamu sudah terbiasa shalat subuh ?

(27)

Tabel 4. Hasil pengamatan praktek shalat 1

No Aspek pengamatan Hasil

1. Kesiapan siswa dalam praktek shalat Sedang 2. Kemampuan siswa dalam praktek shalat Sedang 3. Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan

shalat

Baik

4. Kemampuan siswa dalam melakukan ruku’ Sedang 5. Kemampuan siswa dalam melakukan I’tidal Sedang 6. Kamampuan siswa dalam melakukan sujud Kurang 7. Kemampuan siswa dalam melakukan duduk

iftirasy

Sedang

8. Kemampuan siswa dalam melakukan duduk tawaruk

Kurang

9. Kemampuan siswa dalam melakukan salam Sedang Keterangan:

Kurang :skor 1 Sedang :skor 2

Baik :skor 3

Prosentase hasil pengamatan setelah direkapitulasi antara hasil

pengamatan peneliti dan guru kelas VI didapat perolehan dalam prosentase : 62, 9 persen.

Prosentase tersebut diperoleh dari perbandingan antaraharapan dengan rekapitulasi hasil pengamatan, perhitungannya adalah :

Skor maksimal

(28)

Tabel 5. Hasil pengamatan praktek shalat 2

No Aspek pengamatan Hasil

1. Kesiapan siswa dalam praktek shalat Sedang 2. Kemampuan siswa dalam praktek shalat Baik 3. Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan

shalat

Baik

4. Kemampuan siswa dalam melakukan ruku’ Baik 5. Kemampuan siswa dalam melakukan I’tidal Sedang 6. Kamampuan siswa dalam melakukan sujud Baik 7. Kemampuan siswa dalam melakukan duduk

iftirasy

Sedang

8. Kemampuan siswa dalam melakukan duduk tawaruk

Sedang

9. Kemampuan siswa dalam melakukan salam Baik Keterangan:

Kurang :skor 1 Sedang :skor 2 Baik :skor 3

Prosentase hasil pengamatan setelah direkapitulasi antara hasil

pengamatan peneliti dan guru kelas VI didapat perolehan dalam prosentase : 85 persen.

Prosentase tersebut diperoleh dari perbandingan antaraharapan dengan rekapitulasi hasil pengamatan, perhitungannya adalah :

Skor maksimal

X 100%

(29)

N. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Mengadakan tes / evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui pretes dan postes.

2. Melakukan observasi / pengamatan terhadap aktivitas siswa

O. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1. Hasil belajar dianalis dengan analis deskriptif, komperatif yaitu, membandingkan nilai tes antar siklus.

(30)

P) Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal, bagian inti, bagian akhir.

Cakupan bagian awal meliputi halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan yang terdiri (lembar persetujuan pembimbing dan lembar persetujuan dan pengesahan), persembahan, motto, kata pengantar, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar isi.

Bagian inti terdiri dari pendahuluan, kajian pustaka, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta penutup.

Bab pertama tentang pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi istilah, kerangka berpikir, metode penelitian (rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah - langkah siklus penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data dan analisa data) dan sistematika penulisan.

Bab kedua tentang kajian pustaka, pada bab ini akan dipaparkan tentang bahan kajian, teori - teori pendukung dan metode serta pendekatan yang sesuai permasalahan yang diteliti.

(31)

Bab ke empat berupa hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini akan dipaparkan tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan / wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan).

Bab kelima tentang penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran .

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Shalat

Shalat menurut bahasa berarti do’a, adapun menurut istilah yaitu beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbirotul ihram dan diakhiri dengan salam dengan beberapa syarat yang telah ditentukan.

Pengertian shalat sebagaimana tersebut di atas menggambarkan shalat secara lahiriyah yang dapat dilihat dan didengar sedangkan perbuatan hati waktu melaksanakan shalat ialah menghadapkan hati kepada Allah yang mendatangkan takut kepada-NYA serta menumbuhkan di dalam jiwa, rasa, keagungan, kebesaran-NYA dan kesempurnaan kekuasaan-NYA.

B. Hikmah Shalat

Suatu ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah pasti mendatangkan keutamaan atau keberuntungan bagi yang melaksanakannya. Shalat 5 waktu adalah salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah, maka sudah pasti banyak keutamaannya. Keutamaan shalat 5 waktu tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Orang yang shalat akan mendapatkan keberuntungan dan akan mendapatkan surga firdaus, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Mu’minun ayat 9 - 1 1 yang artinya,”Dan orang - orang yang memelihara sembahyangnya mereka itulah orang - orang

(33)

yang akan mewarisi,( yaitu yang akan mewarisi surga firdaus , mereka kekal di dalamnya)”.

2. Shalat dapat menghilangkan keluh kesah dan kikir sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat Ma’arij ayat 1 9 - 2 3 yang artinya, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila Ia ditimpa kesusahan Ia berkeluh kesah, dan apabila Ia mendapat kebaikan Ia amat kikir, kecuali orang - orang yang mengeijakan shalat, yang mereka itu tetap mengeijakan shalatnya.” 3. Shalat dapat mencegah perbuatan yang keji dan mungkar,

sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Ankabut ayat 45 yang artinya “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu yaitu Al kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan - perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah - ibadah yang lain dan Allah mengetahui apa yang kamu keijakan”.

4. Shalat dan sabar dapat menghasilkan maksud yang baik dan mewujudkan kebajiakan yang diinginkan sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 153 yang artinya, “Hai orang - orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang - orang yang sabar. 5. Shalat merupakan tiang agama. Sebagaimana hadist nabi yang

(34)

itu tiang agama, barang siapa mendirikan shalat sungguh ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan shalat sungguh ia telah meruntuhkan agama”.

6. Shalat merupakan permulaan amal ibadah yang dihisab dialam akhirat. Sebagaimana hadist Nabi yang diriwayatkan Tabrani yang artinya “Dari Anas r.a sesungguhnya Rasulullah saw bersabda amalan yang mula - mula dihisab dari seseorang hamba pada hari kiamat ialah shalatnya, jika shalatnya diterima, maka diterima pula amalan - amalan yang lain dan jika shalatnya di tolak maka ditolak pulalah amalan- amalannya yang lain.

7. Shalat merupakan amal ibadah yang paling dapat mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana hadist Nabi yang diriwayatkan Imam muslim yang artinya “Dari Abu hurairah r.a ia berkata Rasulullah s.a.w bersabda Sedekat - dekat hamba kepada Tuhannya ialah ketika hamba itu sedang sujud, maka banyaklah doa ketika sujud itu.

C. Waktu Shalat

Adapun shalat yang diwajibkan ada lima yaitu

1. Dzuhur, waktunya dari kegelinciran matahari sampai bayangan suatu benda sama panjang.1

Sabda Rosulullah SAW:

6 J J ’ |*-L u J-4-f-Lc. dill ^ 1 i d aIvIjJ ^ Q

(35)

^ ^ > -1 i i t a 6 i A . i l i 1 1 c Z i _ l I J '

“Waktu Dzuhur apabila tergelincir matahari ke sebelah barat selama sebelum datang waktu Ashar ” (Riwayat Muslim).2

2. Ashar, waktunya dari bertambah panjang bayangan suatu benda sampai terbenam matahari.3

Sabda Rosulullah SAW:

“Ashar waktunya sampai menguning matahari dan mulai terbenam “ (Riwayat Muslim).4

3. Maghrib, waktunya terbenamnya matahari sampai hilangnya mega merah.3

Sabda Rosulullah SAW :

Ili 1 v— 1 ^ Lu ^ « U- Lc . aIAI^JLu o «ilil

^ I ^ ° * < « Ait> Jld i^L c

2 HA. Razak dan H. Rais Lathief (teijemahan),Shahih Muslim, Jakarta, Pustaka al Husna, 1991, jilid 1 him 335

3 Abu Syuja’,Op.Cit, him 12

(36)

“Maghrib waktunya apabila terbenam matahari hingga hilang mega merah “4 (Riwayat Muslim).

4. Isya’, waktunya dari hilangnya teja merah sampai sepertiga malam atau sampai fajar shodiq.3

Sabda Rosulullah SAW :

“Dan waktu shalat isya’ itu sampai pertengahan malam “ (Riwayat Muslim).5

5. Subuh, waktunya dari terbit fajar sodiq sampai terbit matahari.6 Sabda Rosulullah SA W :

^-L

uj

^.4_J

l

C

«

f

i

i

l

iJfl

“Waktu sembahyang subuh itu selagi matahari belum terbit ” (Riwayat Muslim) .5

Adapun batas dan waktu shalat lima waktu adalah sebagai berikut:

^ i

Ad.V

,

r

jr

(37)

J1

42

i

Lfl (_>

^J

l

-

o

J

1 ^•>~w 1 <.r> I j

L-S^

u

-

a

«ti 1)

1 iti « il «k-ij 1 *./% 1 *1 L.Q ^ Q .?«11 l-s a

.i,

lli**«

“Dari Abdullah bin Amr, katanya : bersabda Rosulullah SAW: Apabila kamu akan sembahyang subuh, maka batas waktunya ialah mula - mula terbit matahari, apabila kamu akan sembahyang zhuhur, maka batas waktunya ialah masuknya waktu ashar, apabila kamu akan sembahyang ashar, maka batas waktunya ialah menguningnya matahari, apabila kamu akan sembahyang maghrib, maka batas waktunya ialah hilangnya mega merah, dan apabila kamu akan sembahyang isya’, maka batas waktunya pertengahan malam ”7

(38)

D. Syarat dan Rukun Shalat

L Syarat wajib shalat, ada tiga yaitu : a. Islam

b. Baligh c. Berakal8

2. Syarat sebelum shalat, ada lima yaitu : a. Suci anggota badan dari hadast dan najis b. Menutup aurat

c. Berdiri pada tempat suci d. Mengetahui waktu shalat e. Menghadap kiblat9

3. Rukun shalat, ada delapan belas yaitu : a. Niat

b. Berdiri bagi yang kuasa c. Takbirotul ihrom

(39)

k. Duduk antara dua sujud

l. Tumakninah dalam duduk antara dua sujud m. Duduk akhir

n. Membaca tasyahud akhir

o. Membaca shalawat nabi pada sujud akhir p. Mengucap salam yang pertama

q. Niat keluar dari shalat r. Menertibkan rukun 10

E. Pembelajaran yang Efektif

1. Pengertian Pembiasaan

Secara etimologi, pembiasaan berasal dari kata “ biasa “ Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ,’’biasa” adalah 1) Lazim atau umum, 2) Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari - hari. Dengan adanya prefiks “pe”dan sufiks “an” menunjukkan arti proses, sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu / seseorang menjadi terbiasa.

Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikanlslam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membicarakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapannya dilakukan peserta didik yang berusia kecil, karena memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan

10

(40)

kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan - kebiasaan yang mereka lakukan sehari - hari. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan, merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai - nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa.

2. Landasan Teori Metode Pembiasaan

Dalam teoti perkembangan anak didik, dikenal dengan teori konvergensi, dimana pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya dan dengan mengembangkan potensi dasar yang ada pada dirinya. Potensi dasar ini dapat menjadi penentu tingkah laku (melalui proses). Oleh karena itu potensi dapat harus selalu diarahkan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Salah satu cara akan dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaan yang baik. Oleh karena itu, pendekatan pembiasaan sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai - nilai positif ke dalam diri anak didik, baik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu, pendekatan pembiasaan juga diniali sangat efisien dalam mengubah kebiasaan negatif menjadi positif.

Namun demikian pendekatan ini akan jauh dari keberhasilan jika tidak diiringi dengan contoh tindakan yang baik dari si pendidik.

3. Syarat - syarat Pendekatan Metode Pembiasaan

(41)

shalat karena orang tua menjadi figurnya selalu mengajak dan memberi contoh kepada anak tersebut tentang shalat. Demikian pula kebiasaan - kebiasaan lainnya.

Oleh karena itu, apa syarat - syarat yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan pendekatan pembiasaan dalam pendidikan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini akan dijelaskan, yaitu antara lain:

a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat. Usia sejak bayi dinilai waktu yang sangat tepat untuk mengaplikasikan pendekatan ini, karena setiap anak mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam menerima pengaruh lingkungan sekitarnya dan secara langsung akan dapat membentuknya.

b. Pembiasaan hendaknya dilakukan secara kontiniu, teratur, dan terprogam. Sehingga pada akhirnya akan terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh, permanen, dan konsisten. Oleh karena itu, faktor pengawasan sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan dari proses ini.

c. Pembiasaan hendaknya diawasi secara ketat, konsisten, dan tegas. Jangan memberi kesempatan yang luas kepada anak didik untuk melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan.

(42)

4. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pembiasaan

Sebagaimana pendekatan- pendekatan yang lainnya di dalam proses pendidikan, pendekatan pembiasaan tidak bisa terlepas dari dua aspek yang saling bertentangan : yaitu kelebihan dan kekurangan. Sebab tidak satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna dan bebas dari kelemahan,

a. Kelebihan

Kelebihan pendekatan ini antara lain adalah :

1) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik.

2) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriyah tetapi juga berhubungan dengan aspek batiniyah.

3) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.

b. Kekurangan

(43)

Setiap penyajian secara lisan, baik yang formal dan berlangsung selama 45 menit maupun yang informal hanya memakan waktu 5 menit dapat disebut ceramah. Karenanya Al- Abrasyi menyebut metode ini dengan Al-Thariqah Al-Ikhbariyyah (Metode penyampaian informasi).

Ceramah sebagai metode mengajar sudah lama digunakan para pengajar, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Ini tidak berarti bahwa ceramah merupakan metode yang usang, dalam arti tidak dapat digunakan lagi. Ceramah tidak dapat dinilai baik atau buruk.

Memang ceramah mengandung beberapa kelemahan, antara lain yang mencolok adalah tidak dapat memberi kesempatan kepada pelajar untuk menunjukkan perilaku yang relevan selain mencatat, karena berupa komunikasi satu arah. Dengan demikian, pelajar merupakan pihak yang pasif. Mekipun demikian, ceramah masih bermanfaat untuk menyajikan ide kepada pelajar. Dengan ceramah, suatu topik yang sederhana dapat dibuat menarik. F. Bermain Peran

Metode bermain peran {The Role Playing Medel). Model ini memberikan kesempatan siswa - siswi untuk praktek menempatkan diri mereka di dalam peran - peran dan situasi - situasi yang akan meningkatkan kesadaran mereka terhadap nilai - nilai dan keyakinan - keyakinan mereka sendiri dan orang lain.

Langkah- langkah pokok dalam bermain peran : 1. Memilih situasi bermain peran

(44)

3. Memilih peserta / pemain peran 4. Mempersiapkan penonton

5. Memainkan peran (melaksanakan kegiatan bermain peran) 6. Mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan bermain peran

Yang harus dilakukan guru adalah

a. Menyajikan atau membantu siswa memilih situasi bermain peran yang tepat.

b. Membangun suasana yang mendukung, yang mendorong sisa untuk bertindak “ seolah - olah “ tanpa perasaan malu.

c. Mengelola situasi bermain peran dengan cara yang sebaik - baiknya untuk mendorong timbulnya spontanitas dan belajar.

d. Mengajarkan ketrampilan mengobservasi dan mendengarkan secara efektif dan kemudian menafsirkan dengan tepat apa yang mereka lihat dan dengarkan.

G. Pembiasaan Sebagai Metode

Bahwa setiap anak diciptakan dengan fitrah tauhid yang mempunyai agama yang lurus dan iman kepada Allah.

Firman Allah surat Ar Ruum ayat 30

^ 9* + *

(45)

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid, kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar, mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.11

Sabda Nabi Muhammad

6j U .b

Setiap yang dilahirkan adalah dilahirkan dalam keadaan fitrah. Yaitu bahwa ia dilahirkan dengan naluri tauhid dan iman kepada Allah.12

Dari sini peranan pembiasaan, pengajaran dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak menemukan tauhid yang nurani, keutamaan - keutamaan budi pekerti, spiritual dan etika agama yang lurus.

Hendaknya bersama seorang anak kecil dalam pergaulan sehari-hari, karena anak- anak kecil yang berbudi pekerti baik, beradat kebiasaan terpuji, dan karena anak kecil dengan anak kecil lebih membekas pengaruhnya, satu

1 ‘Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Islam (teijemahan), Jakarta, Pustaka Amani, 1994, jilid 1 him 170

(46)

sama lain akan saling meniru terhadap apa yang mereka lihat dan perhatikan (Ibnu Sina).13

Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan dibiarkan seperti dibiarkannya binatang, ia akan celaka dan binasa, sedang pemeliharaannya adalah dengan upaya pendidikan dan mengajari akhlak yang baik (Al Ghozali).13

Adapun metode Islam dalam memperbaiki anak-anak, adalah berdasarkan pada 2 pokok :

1. Pengajaran

Pengajaran adalah upaya teoritis dalam perbaikan dan pendidikan. 2. Pembiasaan

Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pembentukan dan persiapan.

Anak- anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya, dan hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya, karenanya jika dibiasakan kebaikan dan diajarkan kebaikan kepadanya, maka ia akan tumbuh pada kebaikan tersebut, dan akan berbahagialah di dunia dan di akhirat (Imam Ghozali).14

Hadist riwayat Hakim dan Ibnu Abbas ra dari Rosulullah SAW

a& I a j -v~ o 1

13 Ibid, him 163

14

(47)

“Bukalah dari anak - anak kalian kata - kata pertama dengan La ilaha illallah” .,5

Hadist riwayat Al Hikam dan Abu Dawud Ibnu Amr bin ‘Ash ra dari Rosul

“Suruhlah anak- anakmu mengeijakan sholat, ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika enggan ketika mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah mereka ketika mereka tidur “,15 16

Pendidikan dengan mengajarkan dan membiasakan adalah pilar terkuat pendidikan, dan metode paling efektif dalam membentuk iman anak dan meluruskan akhlaknya.

Tidak diragukan bahwa mendidik dan membiasakan anak sejak kecil adalah paling menjamin untuk mendatangkan hasil. Sedangkan mendidik dan melatih setelah dewasa sangat sukar untuk mendekati kesempurnaan.

Ada hal - hal penting yang harus diketahui pendidik dalam hal mengajarkan kebaikan kepada anak - anak dan membiasakan mereka berbudi luhur, yaitu metode pemberian dorongan dengan kata - kata yang baik, memberikan hadiah, pengenalan untuk disenangi (targhib) dan pengenalan untuk dibenci (tarhib), menghukum untuk meluruskan.

(48)

Islam mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik pendidikan. Lalu ia mengubah seluruh sifat - sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu, payah, tanpa kehilangan banyak tenaga, dan tanpa menemukan banyak kesulitan.

Pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu atau seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran agama Islam.

Pembiasaan sangat efektif jika penerapannya dilakukan terhadap peserta didik yang berusia kecil, karena memiliki “ rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah terlarut dalam kebiasaan - kebiasaan yang sering mereka lakukan.

Oleh karena itu sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai- nilai moral ke dalam jiwa anak. Nilai - nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan terwujud dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja dan dewasa.

(49)

Salah satu cara dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaan yang baik.

Dengan berulang - ulangnya suatu tindakan dapat dipastikan anak makin terpancing perhatiannya terhadap tindakan tersebut dan semakin senang melakukan aktifitas serta tanpa dirasakan berat tindakan tersebut telah menjadi bagian dari kehidupannya atau disiplin.

H. Prinsip - Prinsip Mengajar

1 Perhatian

Didalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar bila siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkembang karena pengaruh pendidikan dan lingkungan.

Perhatian dapat timbul secara langsung, karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan dan kegunaan mata pelajaran yang diperolehnya. Perhatian tidak langsung baru timbul bila dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang menarik, juga dengan menggunakan media yang merangsang siswa berfikir maupun menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, bila perhatian terhadap pelajaran itu ada pada siswa, maka pelajaran yang diterimanya akan dihayati, diolah didalam pikirannya, sehingga timbul pengetahuan. Usaha ini mengakibatkan siswa dapat membanding - bandingkan, membedakan dan menyimpulkan pengetahuan yang di terimanya.17

17

(50)

Salah satu masalah yang harus dihadapi oleh seorang guru dalam kelas adalah menarik perhatian siswa dan kemudian menjaga agar perhatian itu tetap ada."

2 Aktifitas

Dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan aktifitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktifitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.

Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang di sajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu / pengetahuan itu dengan baik.18 19

3 Disiplin

Kedisiplinan seolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai / karyawan dalam pekeijaan administrasi dan kebersihan / keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain - lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa - siswanya dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa.

(51)

Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata - mata tertuju pada suatu obyek (benda / hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

(52)

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekeija dengan disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggungjawab karena bila tidak melaksankan tugas tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang tepat.

Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula disiplin belajar.20

Asas yang lain dalam cara belajar yang baik ialah disiplin dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman - pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seorang mahasiswa mempunyai cara belajar yang baik. Sifat bermalas - malasan, keinginan mencari gampangnya saja, keseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguan - gangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan mahasiswa. Gangguan itu hanya bisa diatasi kalau seseorang mahasiswa mempunyai disiplin. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin di jalankan kalau seseorang mahasiswa mempunyai disiplin untuk mentaati rencana keija yang tertentu. Godaan - godaan yang bermaksud menangguhkan usaha belajar sampai sudah dekat ujian, hanya dapat di halaunya kalau ia mendisiplinkan dirinya sendiri. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekeija secara teratur.

(53)

Berdisiplin selain akan membuat seseorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur. Karena kelak setelah menjadi saijana, mereka pada umurnya akan memegang pimpinan dalam masyarakat atau negara. Hanya dengan menggabungkan pengetahuan yang sempurna dan watak yang baik di dalam dirinya, barulah seseorang mahasiswa kelak dapat menjadi warga yang banyak berguna bagi masyarakat dan negara.

Cara belajar yang baik bukanlah bakat sejak lahir segolongan orang saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan tetapi keteraturan dan disiplin harus di tanam dan diperkembangkan dengan penuh kemauan dan kesungguhan barulah dapat dimiliki oleh seseorang mahasiswa. Membaca atau mempelajari pengetahuan mengenai cara belajar yang baik tidak sukar. Tetapi mengusahakan agar kecakapan itu benar- benar dimiliki, hal ini meminta kesungguhan. Kecakapan itu harus dipergunakan sehari - hari oleh seseorang mahasiswa dalam usaha belajarnya, hingga menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya, kalau cara belajar yang baik telah menjadi kebiasaan, maka tidak ada lagi resep - resep yang harus selalu diperhatikan sewaktu belajar. Demikian pula unsur keteraturan dan disiplin tidak akan terasa lagi sebagai beban yang berat.

(54)

ujian dapat dilalui dengan berhasil. Usaha yang berbuah itu akan menimbulkan kegembiraan dan kepuasan di dalam hati. Kalau seorang mahasiswa setiap kali menempuh ujian selau lulus dan dari tahun ke tahun selalu naik tingkat, maka jerih payah dari usaha belajar itu tidak lagi akan dirasakannya. Tidak ada lagi perasaan tertekan di dalam jiwanya karena setiap hari harus bekeija keras menghafal pelajaran - pelajaran. Bahkan didalam hatinya akan berkobar kegembiraan untuk belajar semakin giat.

Kelak setelah meninggalkan bangku sekolah, maka kebiasaan baik yang telah dimiliki itu akan tetap memberikan faedah kepada semua usahanya dalam masyarakat. Dalam usaha apapun juga, keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik.21

(55)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan pada hari Kamis, !4 Pebruari 2008, semester II Tahun Pelajaran 2007 / 2008, selama kurang lebih 3 ( tig a) jam pelajaran ( 3 x 30 m enit).

Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan progam semester mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas Vi. Dilaksanakan pada siang hari / waktu Dzuhur sehingga tidak menganggu kegiatan belajar mengajar di pagi hari. Dipilihnya waktu siang / Dzuhur karena sangat mendukung dengan obyek yang teliti.

2. Tempat

Tindakan dilaksanakan di Mushalla SD Negeri Kalibeji Tuntang, Semarang. Pemilihan tempat telah sesui dengan materi yang diteliti yaitu “ Meningkatkan Keterampilan Shalat Fardhu Melalui Jama’ah Shalat Dzuhur Pada Siswa SD Kalibeji Tuntang, Semarang Kelas VI Tahun Pelajaran 2007/2008”.

(56)

memperoleh bahan informasi yang perlu segera disampaikan siswa guna meningkatkan kegiatan - kegiatan selanjutnya.

3. Subyek Penelitian

Mengingat penelitian ini mengkaji tentang peningkatan keterampilan shalat fardhu, maka tekanan penelitian adalah perhatian siswa terhadap shalat, keaktifan siswa terhadap shalat, dan kedisiplinan siswa terhadap shalat juga kemampuan siswa tentang shalat. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah :

a. Siswa kelas VI SD Kalibeji kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008 yang berjumlah 25 siswa yaitu mengamati tentang kemampuan, perhatian, keaktifan dan kedisiplinan siswa dalam praktek shalat.

b. Guru Pendidikan Agama Islam ( selaku peneliti) yaitu dengan mengamati diri sendiri tentang kemampuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, terutama dalam melakukan shalat.

Sebagai bahan guru sendiri dalam menerapkan metode untuk penelitian selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut:

a. Blangko angket

(57)

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan cara : a. Mengadakan wawancara kepada siswa

b. Membagi angket yang harus diisi oleh siswa c. Hasil pengamatan kegiatan praktek shalat 6. Analisa Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi maupun wawancara dianalisa diskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi.

b. Hasil angket yang telah diisi oleh siswa dibandingkan dengan hasil nilai tes.

7. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan tindakan siklus ini dilakukan dalam 4 ( empat ) tahapan, dengan alur Perencanaan, Implementasi tindakan, Observasi dan Refleksi, secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan / Planning, antara lain :

1) Mempersiapkan blangko angket kegiatan shalat 2) Mempersiapkan lembar pengamatan

3) Mempersiapkan sarana prasarana b. Tahap Acting /Tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan :

(58)

• Melakukan praktek shalat c. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi / pengamatan terhadap pelaksanaan shalat antara lain :

1) Digunakan lembar pengamatan oleh guru untuk mengamati siswa selama melakukan shalat.

2) Lembar Penilaian untuk menilai siswa dalam shalat d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan kegiatan :

1) Mengumpulkan, menganalisis dan membuat penafsiran hasil observasi.

2) Merefleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindalkan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

1. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Mei 2008, semester II Tahun Pelajaran 2007 / 2008, selama kurang lebih 3 (tiga) jam pelajaran.

Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan progam semester pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam kelas VI.

(59)

2. Tempat Penelitian

Tindakan dilaksanakan di Mushalla SD Negeri Kalibeji Tuntang, Semarang. Pemilihan tempat telah sesui dengan materi yang diteliti yaitu “ Meningkatkan Keterampilan Shalat Fardhu Melalui Jama’ah Shalat Dzuhur Pada Siswa SD Kalibeji Tuntang, Semarang Kelas VI Tahun Pelajaran 2007 /2008”

Peneliti adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas tersebut, dengan demikian dapat mengetahui langsung tentang kemampuan keterampilan shalat fardhu siswa dalam melaksanakan shalat. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan sehingga dapat memperoleh bahan informasi yang perlu segera disampaikan kepada siswa supaya lebih mantap

dalam shalatnya. 3. Subyek Penelitian

Mengingat penelitian ini mengkaji, meningkatkan Keterampilan Shalat fardhu, maka tekanan penelitian adalah perhatian siswa tentang shalat, keaktifan siswa tentang shalat, dan kedisiplinan siswa tentang shalat juga kemampuan siswa tentang shalat.

Subyek penelitiannya adalah

(60)

b. Guru Pendidikan Agama Islam ( selaku peneliti ) yaitu dengan mengamati diri sendiri tentang kemampuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, terutama dalam melatih dan mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan shalat sebagai bahan guru sendiri dalam menerapkan suatu metode. c. Proses pembelajaran yaitu guru mata pelajaran sebagai peneliti

mengamati proses pembelajaran khususnya selama praktek shalat berlangsung.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut.

a. Blangko angket

b. Lembar observasi / pengamatan / panduan 5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan cara : a. Mengadakan wawancara kepada siswa

b. Membagi angket yang harus diisi oleh siswa c. Hasil pengamatan kegiatan praktek shalat 6. Analisa Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi maupun wawancara dianalisa diskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi.

(61)

tes.

7. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam 4 tahapan dengan alur Perencanaan, implementasi tindakan, Observasi, dan Refleksi. secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan / Planning, antara lain:

1) Mempersiapkan blangko angket kegiatan shalat. 2) mempersiapkan lembar pengamatan

3) mempersiapkan sarana dan prasarana b. Tahap Acting / Tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan

• Penjelasan pengisian blangko angket shalat fardhu. • Penjelasan tentang lembar pengamatan

• Melakukan praktek shalat c. Observasi

Pada tahap ini dilakaukan observasi / pengamtan terhadap pelaksanaan shalat antara lain :

• Digunakan lembar pengamatan oleh guru untuk memgamati siswa selama melakukan shalat

(62)

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan kegiatan :

1) Mengumpulkan, menganalisis, dan membuat penafsiran hasil observasi

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai bulan Pebruari 2008 di SD Kalibeji Kecamatan Tuntang. Peneliti mengambil siswa kelas VI yang beijumlah 50 siswa yang dijadikan dua kelas. Peneliti mengambil satu kelas. Setiap peneliti masuk kelas memberikan pelajaran agama Islam didahului dengan menanyakan kepada siswa tentang pengamalan shalat fardhu. Dari jumlah sekian itu yang sudah mengamalkan baru sekitar 9 %. Untuk menyelidiki itu peneliti segera membuat blangko angket untuk dijawab dengan benar oleh siswa setelah benar keadaannya peneliti mengadakan jamaah shalat Dzuhur khusus kelas VI. Pada bulan Mei 2008 membagi

blangko angket lagi sebagai perbandingan.

Persentase perbandingan siswa antara sebelum diadakan jamaah shalat Dzuhur dan sesudah diadakan jamaah shalat Dzuhur bisa kita lihat pada tabel 5 dan tabel 6.

Setelah pembagian angket pertama dan diisi oleh 25 siswa kemudian peneliti menelitinya yang ternyata hasilnya sebagai berikut.

(64)

Selanjutnya peneliti mengajak siswa untuk melaksanakan jama’ah sholat

Dhuhur bersama-sama di sekolah mulai 15 Februari 2008, yaitu pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis tiap minggunya. Kegiatan ini berlangsung hingga 15 Mei 2008, jadi kurang lebih 3 bulan. Pada bulan terakhir tersebut peneliti membagi angket kedua yang hasilnya sebagai berikut.

Siswa yang sudah aktif sholat Dhuhur 96 persen, Ashar 76 persen, Maghrib 100 persen, Isya ‘ 80 persen, dan Subuh 20 persen.

Dalam kegiatan tersebut peneliti selalu mengikuti dan mengawasi. Setiap kali kegiatan memakan waktu 30 sampai 60 menit dengan rincian.

Berwudhu 25 x 2 menit : 50 Menit

Berpakaian : 3 Menit

Adzan dan Sholawatan : 4 Menit

Sholat : 3 Menit

Pada hasil ujian praktek ibadah /sholat fardhu semua siswa tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian, aktifitas dan kedisiplinan melaksanakan sholat fardhu meningkat sebab mustahil siswa tanpa perhatian, aktifitas dan kedisiplinan akan dapat melaksanakan rukun Fi’liyah secara luwes dan rukun Qouliyah secara fasih dan tertib.

(65)

Nilai praktek Shalat SD Kalibeji Tahun pelajaran 2007 / 2008 Tabel 6. Daftar Nilai Praktek Shalat 1

No

7 Eggy Joko Sri Marwanto 60

(66)

No

7 Eggy Joko Sri Marwanto 97

(67)
(68)

Tabel 9. Perhitungan Persentase sesudah dilaksanakan jamaah shalat Dzuhur

15 Niken Sartikaningrum V V V

-16 Rudi M aulana V V V -

(69)

Tabel 10. Daftar siswa kelas VI SD Negeri Kalibeji Tahun Pelajaran 2007 / 2008 No Nama siswa L /P Usia Nama orang tua wali Pekerjaan

1 Susilowati P 14 Mahfud PNS

2 Dina Apryaningsih P 13 Suwardi Buruh

3 Diah Yuriarti P 13 Bejo PNS

4 Maratu Nurhidayah P 13 Parso Buruh

5 Suhirman L 15 Enak Sum into Buruh

6 Suluh Cahyo Nugroho L 14 Margono Swasta

7 Egi Joko Marwanto L 13 Siswanto Buruh

8 Dini fitriyani P 13 Budiyono Buruh

9 Arlista siva Widyantika P 12 Joko Giyarto Swasta

10 Desi Setyorini P 13 Kumeri Buruh

11 Enis Hidayanti P 12 Kasno Buruh

12 Fajar Choiriyah P 12 Suhardi Wiraswasta

13 Feni P 12 Maijono Wiraswasta

14 Imam Santoso L 12 Yahmin Buruh

15 Niken Sartikaningrum P 12 Subekti Wiraswasta

16 Rudi Maulana L 13 Gino Buruh

17 Silvi Aldila P 13 Sumerto Buruh

18 Siwi Ayu Wardhani P 12 Maslam Buruh

19 Verawati Dewi Saputri P 12 Agus Sudiono Swasta

20 Mega Carolinda P 14 Mulyanto Wiraswasta

21 Yohana Oktavany P 13 Sabarianto Buruh

22 Vera Eka Saputri P 13 S . Sarwono. P Buruh

23 Atka Kuruta Sari P 12 Budi Susilo Swasta

24 Dwi Kumiawan L 14 Huri Risdiyanto Buruh

(70)

B. Pembahasan

Setelah peneliti menganalisis data di peroleh bahwa sebelum dilaksanakan jamaah shalat Dzuhur di peroleh data yaitu shalat Dzuhur 84 persen, Ashar 35 persen, Maghrib 88 persen, Isya’ 56 persen dan Subuh sebesar 12 %. Sedangkan sesudah dilaksanakan shalat Dzuhur secara beijamaah diperoleh hasil shalat Dzuhur meningkat dari 84 persen menjadi 96 persen, shalat Ashar dari 35 persen meningkat menjadi 76 persen, shalat Maghrib dari 88 persen meningkat menjadi 100 persen, shalat Isya’ dari 56 persen meningkat menjadi 80 persen, dan shalat Subuh dari 12 persen meningkat menjadi 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu peningkatan pengamalan shalat fardhu.

(71)

seperti apa yang dia lihat dan dengar. Siswa yang hidup seperti digambarkan diatas sudah tidak ada beban berat bagi guru agama di sekolah.

Tetapi bagaimana amalan sholat siswa yang berdomisili pada lingkungan yang sama sekali tidak mendukung ?. ini merupakan beban bagi guru agama. Pendidikan shalat yang diberikan hanya teori yang prakteknya hanya merupakan anjuran, perintah untuk melaksanakan dari guru tidak menutup kemungkinan siswa merasa jenuh dan bosan. Siswa hanya akan mendapat ilmu pengetahuan yang verbal, seolah-olah tidak bermakna. Mereka hanya terbina dalam ranah kognitifiiya sedangkan ranah yang lain afektif dan psikomotorik belum terjamah atau tersentuh. Padahal kedua ranah terakhir ini adalah sangatlah penting.

(72)

Terkait dengan prinsip mengajar diantaranya adalah yang pertama perhatian, perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata - mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Perhatian dapat timbul secara langsung karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan dan kegunaan mata pelajaran yang diperolehnya. Selain itu ada perhatian tidak langsung ia baru timbul bila dirangsang oleh guru dengan penyajian pelajaran yang menarik juga dengan menggunakan media yang merangsang siswa berfikir maupun menghubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.22 23

Dengan kegiatan jamaah Shalat Dzuhur siswa terangsang jiwanya untuk melakukan shalat Fardhu. Hal ini bisa dilihat dari hasil pengisian angket shalat lima waktu kedua yang meningkat yaitu Shalat Dzuhur dari 84 persen menjadi 96 persen, Shalat Asar dari 35 persen meningkat menjadi 76 persen, Shalat Maghrib dari 88 persen menjadi 100 persen, Shalat Isya’ dari 56 persen menjadi 80 persen dan Shalat Subuh dari 12 persen menjadi 20 persen. Dengan peningkatan ini membuktikan peningkatan perhatian siswa terhadap Shalat Fardhu.

Yang kedua yaitu keaktifan, penerimaan pelajaran jika dengan aktifitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja tetapi difikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.2 '

Jamaah Shalat Dzuhur yang dilaksanakan secara terus menerus mendorong jiwa siswa untuk melaksanakan dengan keaktifan. Keaktifan siswa

(73)

ini meningkat sesudah siswa melihat, menghayati dan melaksanakan jamaah

Shalat Dzuhur secara langsung.

Sedangkan yang ketiga yaitu kedisiplinan, salah satu asas belajar adalah disiplin belajar, belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau seseorang mempunyai disiplin untuk mentaati rencana keija yang tertentu. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekeija secara teratur. Keteraturan dan disiplin harus ditanam dan di perkembangkan dengan penuh dan kesungguhan barulah dapat diambil oleh seseorang.24

Kegiatan jamaah shalat Dzuhur yang dilakukan dengan penuh kesungguhan telah membangkitkan siswa untuk meningkatkan kedisiplinan Shalat Fardhu.

(74)
(75)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang berjudul “ Meningkatkan Keterampilan Shalat Fardhu Melalui Jamaah Shalat Dzuhur Pada Siswa Kelas VI SD Kalibeji Tuntang Semarang, Tahun Pelajaran 2007 / 2008 “ diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Jama’ah shalat Dzuhur dapat meningkatkan perhatian siswa dalam shalat fardhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian siswa berangsur - angsur meningkat dari siklus 1 dan 2 dengan prosentase dari 65, 7 % meningkat menjadi 92, 2 %.

2. Jama’ah shalat Dzuhur dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam shalat fardhu. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah siswa tidak mengikuti jama’ah shalat dzuhur menurun.

(76)

B. Saran

1. Guru hendaknya mendorong siswa untuk membiasakan shalat fardhu. 2. Guru membimbing siswa untuk melaksanakan shalat fardhu.

(77)

Departemen Agama RI, 2001. Metodologi Pendidikan Agama Islam : Jakarta Harun, salman. Sistem Pendidikan Islam, PT. Al Ma’a r if : Bandung.

Moedjiono, 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud : Jakarta.

Nashih Ulwan, Abdullah. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Asy- Syifa :

Semarang

Rasyid, Sulaiman, 1954. Fiqih Islam. Attahiriyah. Jakarta.

Slam eto.--- Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya.

Rineka Cipta.

Sumar.tri, Mulyani, 1999. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud : Jakarta.

The Liang Gie, 1977. Cara Belajar Yang Efisien. Gajah Mada University Press.

(78)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang membuat daftar riwayat hidup di bawah i n i:

Nama : Rochani

Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 1 Januari 1952

Alamat : Winong RT 02/01 Kecandran Sidomukti Salatiga

Pendidikan

1. SR Sidorejo Lor lulus tahun 1964

2. PGAP Salatiga lulus tahun 1968

3. PGA 6 tahun Salatiga lulus tahun 1970

4. D2 PAI IAIN Wali Songo Semarang lulus tahun 1997

(79)
(80)

Sekolah Dasar Negeri Kalibeji berada di Kabupaten Semarang, Kecamatan Tuntang. Sekolah Dasar Kalibeji ini berdiri pada tahun 1973 dan sampai sekarang sudah mengalami perubahan

seirama dengan perkembangan jaman. Status sekolah Kalibeji ini telah terakreditasi dengan nilai B +.

A. Keadaan Peserta didik dan Pendidik di SDN Kalibeji 'l abel 1. Keadaan Peserta Didik di SDN Kalibeji.

No Tingkat Jumlah Tingkat

Keadaan Mu. id Islam L ainnya

(81)

B. Keadaan Sarana dan Prasarana di SDN Kalibeji. Tabel 3. Sarana dan Pra sarana di SDN Kalibeji

No Sarana Jumlah Ruang Luas K eterangan

1 G edung Sekolah 7 19 1.209 M2 2 K antor K epala Sekolah - 1 37,5 M2

3 Ruang K.S 2 2 108 M2

4 Ruang UKS 1 1 10,5 M2

5 Kam ar Kecil 2 2 37 M 2

Meubeler : Meja, Kursi, Almari.

(82)

KABUPATEN SEMARANG

VISI

MERAIH PRESTASI DENGAN MENINGKATKAN IMTAQ DAN IPTEKS SERTA BERPERILAKU SOPAN.

M ISI

U ntuk m ew ujudkan Visi S ekoiah D asar N egeri K alibeji 01 yang m eliputi Ilmu Pengetahuan dan Im an d an T aqw a serta ketram p ilan non akadem ik, adalah sebaga ib c r ik u t:

1. Melaksanakan pembelajaran yang efisien serta bimbingan belajar secara aktif sehingga siswa dapat meraih prestasi yang optimal.

2. Menumbuhkan semangat kegiatan belajar mengajar kepada seluruh warga sekolah.

3. Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berlomba dalam meraih prestasi.

4. Membiasakan siswa berlaku sopan dalam kehidupan sehari - hari.

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir................................................................
Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir
Gambar 2. Bagan siklus.
Tabel 1. Jadwal kegiatan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di Kabupaten Seruyan Kuala Pembuang Program ini berjalan dengan baik sesuai kebijakan pemerintah, Aktifitas para ibu hamil dan ibu menyusui dalam melakukan pemeriksaan ke

Kedua, oleh karena nilai tukar barter sektor pertanian-industri berpengaruh positif terhadap pangsa PDB sektor industri, maka salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk

S ecara praktis-implementatif, sebagai dasar untuk (1) merelasikan kembali doktrin, pemahaman, dan sikap keagamaan tentang program dan kebijakan pembangunan dan pemberdayaan

Hasil monitoring akan dicatat masing-masing pemantau dari setiap kelompok yang mempunyai tugas dari kesebelas proses di atas, yang kemudian akan melakukan evaluasi

dilakukan dapat disimpulkan bahwa supervisi kunjungan kelas sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru dapat meningkatkan kinerja guru dalam

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya kepada penulis sehingga

Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui kebaradaan norma, adat istiadat atau kearifan lokal, tingkat pengetahuhan masyarakat, persepsi dan ketaatan masyarakat dalam

Sebanyak 58 responden yang mengalami gagal ginjal kronik dan menjalani hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa