• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

2. Prinsip-Prinsip Quantum Learning

Selain asas utama di atas yang telah dipaparkan, Quantum learning juga memiliki 5 (lima) prinsip sebagai berikut (De Porter, 2005: 7).

a. Segalanya berbicara.

Segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dapat berbicara sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran yang diberikan. Segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, ataupun kertas yang dibagikan, hingga rancangan pembelajaran. Semua itu dapat mengirimkan pesan tentang belajar.

b. Segalanya bertujuan.

Segala yang terjadi dan segala yang sudah dipersiapkan dalam pembelajaran tentunya mempunyai suatu tujuan. Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.

c. Pengalaman sebelum pemberian nama.

Otak selalu berkembang pesat dengan adanya ransangan kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar

yang baik terjadi ketika siswa telah mengalami sebelum mereka memperoleh nama yang mereka pelajari. Sehingga dalam pembelajaran Quantum learning ini, berikan suatu pengalaman kepada siswa agar siswa menggerakkan rasa ingin tahunya serta dapat memperoleh suatu makna dalam proses pembelajaran yang diberikan.

d. Akui setiap usaha

Menghargai usaha siswa sekecil apapun karena belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Pengakuan ini penting agar siswa dapat menumbuhkan semangat belajar dan selalu berani melangkah ke langkah berikutnya dalam pembelajaran.

e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

Setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas untuk dirayakan. Perayaan memberikan umpan balik dan motivasi mengenai kemajuan dan meningkatkan hasil belajar berikutnya.

3. Aspek-Aspek Quantum learning

Menurut Huda (2015: 193-195) aspek-aspek yang dapat diterapkan dalam Quantum learning adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan Ambak

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar. Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan

akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar, karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa yang diperoleh setelah mempelajari suatu materi.

b. Penataan Lingkungan Belajar

Seperti telah diungkapkan, bahwa Quantum Learning mementingkan adanya lingkungan belajar yang kondusif bagi pembelajar, maka dalam proses pembelajaran diperlukan penataan lingkungan belajar yang dapat membuat siswa betah dalam mengikuti pembelajaran. Dengan penataan lingkungan belajar yangaman dan tepat sehingga menumbuhkan konsentrasi belajar siswa yang baik sertadapat menanggulangi kebosanan dalam diri siswa.

c. Memupuk Sikap Juara

Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa. Seorang guru hendaknya jangan segan membeSrikan pujian pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini, siswa akan meras lebih dihargai.

d. Bebaskan Gaya Belajarnya

Ada beberapa macam gaya belajar yang dimiliki oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditorial, dan kinestetik. Dalam Quantum learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada

siswanya dan jangan terpaku pada satu gaya belajar saja. Pemberian instruksi yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar peserta didik, tentunya akan berpengaruh pada keberhasilan pencapaian tujuan peserta didik tersebut.

e. Membiasakan Mencatat

Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktifitas kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa yang diungkapkan sesuai dengan gaya bahasa siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh peserta didik itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.

f. Membiasakan Membaca

Salah satu aktifitas yang cukup penting adalah membaca. Karena denganmembaca akan menambah perbendaharaan kata atau kosa kata pemahaman, dan menambah wawasan daya ingat. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain

g. Menjadikan Anak Lebih Kreatif

Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tau, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.

h. Melatih Kekuatan Memori Anak

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Quantum learning

Langkah-langkah dalam pembelajaran Quantum learning merupakan penerapan dari aspek-aspek yang ada dalam Quantum learning. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum learning yang berdasrkan karekteristik, prinsip Quantum learning, maka proses pemebelajaran dengan langkah-langkah ;

a. Ciptakan suasana yang menggairahkan, Perhatikan emosi peserta didik, Ciptakan jembatan rasa, Rayakan setiap keberhasilan.

Tentukan landsan yang kukuh serta tujuan ingin dicapai.

b. Ciptakan lingkungan yang kondusif, perhatikan lingkungan sekeliling dan pergunakan media pembelajaran dan Perhatikan pengaturan bangku di dalam kelas, perhatikan unsur organik lain.

c. Komunikasi materi pembelajaran secara komunikatif, munculkan kesan, dan fokus, inklusif, spesefik, komunikasi.

5. Kerangka Rancangan Belajar Quantum learning

Aspek-aspek di atas dapat diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaranjika dilaksanakan menggunakan kerangka rancangan belajar Quantum Learning yang dikenal dengan istilah TANDUR. Menurut DePorter (Sa’ud, 2009: 129) TANDUR merupakan akronim dari

Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan yang mempunyai makna sebagai berikut.

a. Tumbuhkan

Pemberian apersepsi untuk memberikan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar dan memahami Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK). Tumbuhkan disini berperan sangat penting karena guru dengan usahanya menyertakan siswa dalam pikiran danemosinya sehingga akan terjalin kemampuan saling memahami. Prinsip Tumbuhkan adalah Membawa dunia mereka (peserta didik) ke dunia kita (pendidik) dengan cara memikat, membuat siswa menjadi tertarik dan penasaran akan materi yang akan diajarkan. Pada saat awal pembelajaran guru harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sarana, tujuan yang jelas dan bermakna untuk siswa agar menimbulkn rasa ingin tahu dalam diri anak. Strategi yang digunakan tidaklah harus dengan menggunakan tanya jawab dan menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis tetapi dapat menggunakan media yang menarik atau cerita pendek. Ketika perhatian sudah bisa direbut oleh guru maka penyampaian materi akan sangat mudah untuk dilakukan.

b. Alami

Arahkan siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung mengenai materi yang dipelajari baik melalui percobaan, maupun praktek langsung.

Dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung yang dapat memberikan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa.

Ketika siswa diberikan pengalaman belajar secara langsung siswa akan terus mengingatnya sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.

Guru dapat mencari cara agar siswa memahami informasi, mencari permainan dan kegiatan yang memfasilitasi siswa untuk belajar.

c. Namai

Namai dimaksudkan untuk mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar dengan membuat siswa menjadi penasaran dan menimbulkan pertanyaan mengenai pengalaman untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Pendidik harus menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, dan metode lainnya. Kadang ketika siswa hanya diberi penjelasan materi mereka menjadi bingung dan merasa tidak belajar. Strategi dalam menerapkan konsep ini dapat menggunakan alat bantu, susunan gambar, warna, kertas tulus dan yang lainnya.

d. Demonstrasi

Demonstrasi adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu dan menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Strategi yang dapat dilakukan adalah menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain. Guru dapat memahami tahap ini dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru. Semakin banyak kita memberikan kesempatan kepada siswa

untuk melakukan demonstrasi semakin memberikan pemahaman terhadap materi yang diberikan.

e. Ulangi

Beri kesempatan kepada siswa untuk mengulangi apa yang telah dipelajari siswa, sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan akhirnya datang kesuksesan, kami bisa bahwa kami memang bisa.

Dilakukan dengan cara mereview secara umum terhadap proses belajar dikelas. Guru dapat mencari cara terbaik bagi siswa untuk mengulang pelajaran dan cara setiap siswa akan mendapatkankesempatan untuk mengulang. Strategi untuk mengimplementasikan yaitu bisa dengan membuat isian atau dapat melakukan pertanyaan–pertanyaan post tes.

f. Rayakan

Rayakan adalah pengakuan terhadap hasil kerja siswa dengan maksud untukmenghormati usaha dan ketekunan mereka yang memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan begitu siswa akan lebih bersemangat dalam kegiatan belajar selanjutnya. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian bernyanyi bersama, pesta kelas, memberikan tepukan.

6. Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Quantum learning

Ada beberapa manfaat Quantum Learning menurut DePorter &

Hernacki (2006: 13), antara lain yaitu:

a. bersikap positif

b. meningkatkan motivasi

c. keterampilan seumur hidup d. kepercayaan diri dan

e. sukses atau hasil belajar yang meningkat

Terdapat kelebihan dan kekurangan dari Quantum learning Menurut Shoimin (2016: 145-147), adapun kelebihannya antara lain yaitu:

a. Membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluranpikiran yang sama.

b. Quantum learning lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatianmurid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh gurusehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.

c. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

d. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teoridengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.Guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap harinya, karena Quantum learning membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar.

e. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa. Sedangkan kekurangan dari Quantum learning antara lain yaitu:

1) Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

3) Adanya perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll, dapat mengganggu kelas lain.

4) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.

5) Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus.

6) Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baikdiperlukan ketelitian dan kesabaran.

7. Quantum learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

Quantum learning pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan menerapkan aspek-aspek Quantum learning dalam proses pembelajaran, menerapkan kerangka, prinsip dan asas Quantum learning, dengan memperhatikan karakteristik belajar siswa SD Inpres Mallengkeri 1.

Hal ini semua perlu diterapkan dan dilaksanakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif. Sesuai dengan karakteristik siswa SD/MI yaitu berada pada tahap perkembangan operasional konkret, maka dalam menerapkan Quantum learning perlu menggunakan

benda-benda nyata atau konkret yang sesuai dengan materi dengan tujuan mempermudah siswa dalam menerima materi atau konsep media yang disampaikan oleh guru. Quantum learning kepada siswa diharapkan mampu menimbulkan minat belajar kepada siswa. Jadi siswa yang sebelumnya kurang semangat untuk belajar Bahasa Indonesia menjadi semangat dalam belajar bahasa indonesia melalui pembelajaranyang nyaman dan menyenangkan. Peserta didik juga bisa mendapatkan gambaran belajar yang jelas lewat pembelajaran Quantum learning tersebut, karena Quantum learning memberikan contoh-contoh yang kongkrit terhadap mata pelajaran yang diterangkan. Dan hal ini juga diharapkan peserta didik dapat meningkat daya ingatnya, serta juga tidak timbul kesalah pahaman terhadap materi yang diterangkan. Kemudian diharapkan efektivitas belajar peserta didik dapat meningkat sehingga dampaknya hasil belajar peserta didik dapat meningkat dengan baik dari pada sebelumnya.

B. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Inpres Mallengkeri I hendaknya Guru menggunakan alternative pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu suatu pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif serta lebih memahami materi pelajaran. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD adalah Quantum Learning. Quantum Learning dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Dengan menumbuhkan

minat dan motivasi siswa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.

Berikut adalah bagan kerangka berpikir penelitian ini yang ditunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Kegiatan

belajar Pembelajaran Sebelum

Menggunakan Metode Quantum learning

Pembelajaran Sesudah Menggunakan Metode

Quantum learning

Temuan

Pretest Postest

Hasil belajar siswa

Hasil Analisis

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada deskripsi teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 = Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Quantum learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VA Inpres Mallengkeri I Makassar Sulawesi Selatan

H0 = Tidak ada pengaruh penggunaan metode Quantum learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VA Inpres Mallengkeri I Makassar Sulawesi Selatan

Sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X) : Pembelajaran Quantum learning b. Variabel terkait (Y) : Hasil belajar Siswa

Metode pembelajaran Quantum learning

Hasil belajar siwa

33 A. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono, model penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai “model penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2015: 107).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan ini dilaksanakan di SD Impres Mallengkeri I Kecamatan Tamalate Kota Makassar Sulawesi Selatan.

3. Desain penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs sehingga hanya digunakan satu kelas eksperimen dan tidak menggunakan kelas kontrol jenis One-Group Pretes-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment).

Adapun design penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan :

O1= tes awal (pretest)

O1X O2

O2= tes akhir (posttest)

X = perlakuan dengan menggunakan media Simulasi.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Impres Mallengkeri I Kecamatan Tamalate Kota Makassar Sulawesi Selatan.

Tabel 3.1 Populasi Siswa SD Impres Mallengkeri I

Kelas

II A 11 Orang 12 Orang 23 Orang

II B 13 Orang 15 Orang 30 Orang

II C 10 Orang 13 Orang 23 Orang

III A 12 Orang 12 Orang 24 Orang

III B 13 Orang 11 Orang 24 Orang

IV A 10 Orang 19 Orang 29 Orang

IV B 8 Orang 13 Orang 21 Orang

V A 11 Orang 9 Orang 20 Orang

V B 12 Orang 14 Orang 26 Orang

VI 13 Orang 17 Orang 30 Orang

Jumlah 357 Orang

Sumber: SD Inpres Mallengkeri 1 makassar tahun ajaran 2018/2019

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) bahwa “sampel adalah bagian dari jumblah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu didasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A yang berjumlah 20 orang, laki-laki 11 orang dan perempuan 9 orang.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Model pembelajaran

a. Efektivitas Penggunaan Pembebelajaran Quantum Learning

Metode Quantum Learning merupakan gabungan dari berbagai teori psikologi kognitif yang pelaksanaanya di ruang kelas yang sangat fleksibel, mendesain proses belajar yang menyenagkan yang di sesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Aktivitas Penggunaan metode pembelajaran Quantum Learning dilakukan di kelas eksperimen yaitu kelas VA dengan memberikan pre-tes untuk melihat kemampuan awal dan memberikan post-test untuk melihat efektivitas penggunaan metode Quantum Learning.

b. Efektivitas Penggunaan Metode Quantum Learning

Penggunaan metode Quantum Learning disni akan diamati untuk dapat mengukur variabel bebas yang nanti akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Indikator yaitu dengan penilaian terhadap aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang akan diamati antara lain ; 1)

antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran (bertanya, menjawab, dan mencatat), 2) siswa dapat menarik kesimpulan 3) bekrja sama dengan siswa yang lain.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari kegiatan belajar pada pembelajaran bahasa indonesia SD Inpres Malengkeri 1 . Data mengenai hasil belajar ini ditunjukkan dari nilai tes yang diambil setelah materi pelajaran selesai disampaikan. Hasil belajar yang ada dinyatakan dalam bentuk skor yang diubah ke dalam bentuk nilai.

Hasil belajar diperoleh dari hasil evalusi yang dapat berbentuk tes kemampuan. Tes disini berfungsi untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah penyampaian materi dan bisa disebut post-test.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan berkaitan dengan konteks penelitian sehingga peneliti memperoleh data dari informasi yang perilaku responden di lapangan.

Dengan observasi ini maka peneliti akan memperoleh data yang dikumpulkan. Soal-soal pilihan ganda yang berkaitan dengan pelajaran bahasa indonesia yang berupa soal pretest dan posttest.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data dan arsip dokumentasi yang berkaitan dengan variabel

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa terhadap materi. Alat ukur tersebut merupakan serangkaian pertanyaan yang akan diajukan kepada subjek yang akan diteliti.

a. Pretest

Tes awal yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning. Tes awal ini dilakukan sebanyak 2 kali yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

b. Posttest

Tes akhir yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah menggunakan media pembelajaran berbasis Simulasi. Tes akhir ini juga dilakukan sebanyak 2 kali yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan metode

penggunaan Quantum Learning.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tes, tes diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dengan penerapan media pembelajaran berbasis simulasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia berupa soal.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan mencatat atau melihat suatu laporan yang sudah tersedia. Dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Penggunaan teknik ini adalah untuk memperoleh data tentang kegiatan yang berkaitan dengan keadaan dan operasional dari objek penelitian, misalnya arsip – arsip penting mengenai seluk beluk sekolah dan publikasinya.

F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik interensial. Hasil penelitian berupa bahan mentah yang diperoleh dari sampel, diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik dan analisis sebagai ragam persentase. Menentukan perbandingan hasil pretest dan posttest hasil belajar siswa dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan antara tes akhir dan tes awal

Xd = Deviasi masing-masing subjek (d-Md) Σx2d = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

Db = Darajat kebebasan tertentu ditentukan dengan N-1

Uji-t jika thitung> ttabel dengan db = n – 1 dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan metode Quantum learning terhadap hasil belajar pelajaran Bahasa indonesia. Sedangkan jika thitung ttabeldengan db = n – 1 dapat disimpulkan tidak ada pengaruh metode Quantum learning terhadap hasil belajar.

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas VA SD Inpres Mallengkeri I kota Makassar Sulawesi Selatan, dimana penelitian ini dimulai pada hari sabtu 16 maret s/d 16 mei 2019 tentang efektivitas penggunaan metode Quantum learning Terahadap hasil Belajar siswa mata pelajaran bahasa indonesia maka hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Hasil Belajar Dengan Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif, data yang diolah yaitu data pretest dan posttest siswa kelas VA yang diterapkan dengan menggunakan metode pembelajaran Quantum learning pada mata pelajaran bahasa indonesia, maka peneliti memberikan pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 nomor.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VA SD Inpres MallengkerI I Kota Makassar Sulawesi Selatan, peneliti telah mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen pretest dan posttest, sehinggga di peroleh hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan dengan menggunakan metode Quantum learning pada pembelajaran bahasa indonesia adalah sebagai berikut :

a. Analisis T-Test

1) Hasil Rata-rata Pre Test

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dengan nilai

x = 1140

=

=

= 57

Jadi, rata-rata nilai murid yaitu

57 2)

Hasil Rata-Rata Post test

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dengan nilai

ƒx = 1600

=

=

= 80

a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus :

Md =

=

= 23,5

b) Mencari harga “ X2d” dengan menggunnakan rumus :

X

2

d = d

2

= 11900

= 11900

=11900 11045

= 855

c)

Menentukan harga

t

Hitung

1) Nilai Statistik Hasil Belajar

Tabel 4.1 : Distribusi Nilai Statistik Pretest Hasil Belajar Siswa kelas VA

Tabel 4.1 : Distribusi Nilai Statistik Pretest Hasil Belajar Siswa kelas VA

Dokumen terkait