• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD INPRES MALLENGKERI I KOTA MAKASSAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD INPRES MALLENGKERI I KOTA MAKASSAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarajana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

YUSRIN 10531210814

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2019

(2)
(3)
(4)

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Telp: 0411-860837 / 86032 (Fax) Email :fkip@unismuh.ac.idWeb :www.fkip.unismuh.ac.id

v

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama YUSRIN

Nim : 105 31 2108 14 Jurusan : Teknologi Pendidikan

Judul Skripsi : “Efektivitas Penggunaan metode Quantum learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Impres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan”

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 2019

Yang Membuat Pernyataan

YUSRIN

(5)

vi

SURAT PERJANJIAN Saya Yang Bertanda Tangan di bawah ini

Nama : Yusrin

Nim : 105 31 2108 14 Jurusan : Teknologi Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidkan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari menyusun proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan memnyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) daalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 2019

Yang Membuat Perjanjian

Yusrin

(6)

vii

ﻢْﻴِﺘَﻴﻟا ِﻞَﺑ ُﻩُﺪِﻟاَو َتﺎَﻣ ْﺪَﻗ يِﺬﱠﻟا ُﻢْﻴِﺘَﻴﻟا َﺲْﻴَﻟ ,

ِبَدَﻷاَو ِﻢْﻠِﻌﻟا ُﻢْﻴِﺘَﻳ

Yatim bukan yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti. (Mahfuzot).

:ٍنﺎَﻴَـﺒِﺑ ﺎَﻬِﻠْﻴِﺼْﻔَـﺗ ْﻦَﻋ َﻚْﻴِﺒْﻧُﺄَﺳ ٍﺔﱠﺘ ِﺴِﺑ ﱠﻻِإ َﻢْﻠِﻌﻟا َلﺎَﻨَـﺗ ْﻦَﻟ ﻲ ِﺧَأ ٌدﺎَﻬِﺘْﺟاَو ٌصْﺮِﺣَو ٌءﺎَﻛَذ ٍنﺎَﻣَز ُلْﻮُﻃَو ٍذﺎَﺘْﺳُأ ُﺔَﺒْﺤُﺻَو ٌﻢَﻫْرِدَو

Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas : Kecerdasan, Ketamakan (terhadap ilmu), Kesungguhan, Uang (biaya), Dekat dengan Guru dan Waktu yang lama. (Mahfuzot).

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rakhmat dan hidayahnya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran untuk ku dalam mengerjakan skripsi ini.

Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada Orang tua ku, dan kakaku yang telah menjadi motivasi dan inspirasi dan tiada henti memberikan dukungan do'anya buat aku. “Tanpa keluarga, manusia, sendiri di dunia, gemetar dalam dingin.”

Terimakasih yang tak terhingga buat dosen-dosen ku, terutama pembimbingku yang tak pernah lelah dan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada ku.

Terimakasihku juga ku persembahkan kepada para sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat dan menemani disetiap hariku.“Sahabat merupakan salah satu sumber kebahagiaan dikala kita merasa tidak bahagia.”

(7)

viii

Aku belajar, aku tegar, dan aku bersabar hingga aku berhasil. Terimakasih untuk Semua...

(8)

viii

Yusrin. 2019. “Efektivitas Penggunaan metode Quantum learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Inpres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan” Skripsi Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum dan Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd

Beberapa permasalahan dalam pembelajaran yaitu lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran. menggunakan metode pembelajaran yang kurang meningkatkan partisipasi siswa, sehingga membuat pembelajaran menjadi mononton dan membosankan bagi siswa. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang berkonsentrasi dengan baik karena merasa bosan, Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang terjadi interaksi guru dengan siswa karena keduanya adalah aspek penting dalam lingkungan belajar. Dengan memanfaatkan penerapan pembelajaran yang dapat dijadikan umpan balik pada proses pembelajaran salah satunya adalah metode Quantum learning, merupakan langakah utama untuk menyenangkan dalam proses belajar mengajar.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian One-Group-Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SD Inpres Mallengkeri I berjumlah 357 murid. Menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 20 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dokumentasi dan tes. Teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar murid kelas VA SD Inpres Mallengkeri I mengalami peningkatan. Hasil perhitungan statistik inferensial menunjukkan bahwa hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan rumus Uji-t, dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar3,90dengan frekuensi (dk) sebesar 20 – 1 = 19, pada taraf signifikan 0,05 diperoleh ttabel = 2,093. Jadi diperoleh thitung>ttabel atau3,50> 2,093.

Maka dapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode Quantum learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Impres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan. Disarankan kepada Guru agar menggunaan metode Quantum learning dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat lebih menarik, termotivasi, serta menyenangkan, dan bagi peneliti selanjutnya agar mengembangkan lebih lanjut dan menyempurnakan lagi penelitian ini.

Kata Kunci: Quantum learning, Bahasa Indonesia dan Hasil Belajar siswa

(9)

ix

Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, Tuhan yang tiada kasih tak pilih kasih, Tuhan yang tiada sayang tak pandang sayang, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ; “ Efektivitas Penggunaan Metode Quantum Learning Terhadap hasil Belajar Siswa SD Impres Mallengkeri I Kota Makassar ”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih S1 Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh).

Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjunan kita, tauladan kita, Dialah Muhammad ibnu Abdullah ibnu Abdul Muthalib “Rasulullah SAW”, nabi akir zaman, nabi yang telah membawakan Al-Qur’an, nabi yang telah mensyiarkan Islam dari zaman jahiliyah menuju kepada zaman keimanan, dari zaman porak porandakan iman menuju kepada zaman kestabilan iman, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaatNya di yaumil akhir, Amiin.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis didalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam menyusun skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, arahan, motivasi, serta saran kritik

(10)

dan juga do’a serta segala macam bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun berupa materil. Semoga Allah SWT melimpat gandakan pahala dan senantiasa melimpahkan rahmat dan rahim-Nya kepada kita semua atas segala kebaikan dan menjadi amal soleh di dunia dan di akhirat.

Jazakumullah Wa Khairul Jaza’. Amin. Terima kasih dan penghargaan ini ditujukan kepada ;

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. yang telah memberikan kesempatan arahan selama pendidikan, penelitian.

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyediakan sarana dan prasaran pendidikan.

3. Bapak Dr. Muhammad Nawir, M.Pd selaku ketua jurusan Teknologi Pendidikan dan Bapak Nasir, S.Pd. M.Pd selaku sekretaris Jurusan Teknologi Pendidikan, yang telah memberikan arahan serta motivasi dalam kelancaran pendidikan.

4. Bapak Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. selaku pembimbing 1 dan Bapak Aliem Bahri, S. Pd.,M.Pd selaku Pembimbing 2 dan dengan segala kesediaan, perhatian, keikhlasan meluangkan waktu untuk senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta staf tata usaha Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan dan

(11)

kelancaran administrasi kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan.

6. Pemda Kota Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis berupa tugas belajar untuk menempuh pendidikan S1 Universitas Muhammmadiyah Makassar (Unismuh)

7. Bapak dan ibunda tercinta, Abdul Hamid Fettah. dan Ibunda tercinta Siti Hawa. Serta Ketiga saudara tercinta yang senantiasa mengiringi penulis dengan do’a dan memnberikan yang terbaik kepada penulis dalam segala hal.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak masih dapat diterima dengan senang hati.

Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat ke masa-masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, Agustus 2019

YUSRIN

(12)

xii

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iv

SURAT PERNYATAAN ...v

SURAT PERJANJIAN ...vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ...8

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...10

A. Kajian Pustaka ...10

1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ...10

2. Prinsip-Prinsip Quantum Learning ...18

3. Aspek-Aspek Quantum lerarning ...20

4. Langkah-Langkah Pembelajaran Quantum Learning ...22

5. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Learning ...22

6. Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Quantum Learning ...25

7. Quantum learning pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ...27

B. Kerangka Pikir ...28

C. Hipotesis Tindakan ...29

BAB III METODE PENELITIAN ...30

A. RANCANGAN PENELITIAN ...30

1. Jenis Penelitian ...30

2. Lokasi penelitian ...30

3. Desain Penelitian ...30

B. Populasi dan Sampel...31

1. Populasi ...31

2. Sampel ...32

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...32

1. Model Pembelajaran ...32

2. Hasil Belajar ...33

(14)

D. Instrumen Penelitian ...33

1. Observasi ...33

2. Dokumentasi ...33

E. Teknik Pengumpulan Data ...34

1. Tes ...34

2. Dokumentasi ...34

F. Teknik Analisis Data ...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...36

A. Hasil Penelitian ...36

1. Hasil Belajar Dengan Analisis Statistik Deskriptif ...36

2. Hasil Belajar Dengan Analisis Statistik Inferensial ...45

B. Pembahasan ...45

1. Hasil Belajar Siswa ...45

2. Verifikasi Hipotesis Atau Penelitian ...49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...52

A. SIMPULAN ...52

B. SARAN ...53

DAFTAR PUSTAKA ...54 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(15)

xv

1. Tabel 3.1 Jumlah Populasi... 31

2. Tabel 4.1Distribusi Nilai Statistik Hasil belajar Pretest ... 39

3. Tabel 4.2 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar pada Pretest ... 39

4. Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar pada Pretest ... 40

5. Tabel 4.4 Distribusi Nilai Statistik Hasil belajar postest... 41

6. Tabel 4.5 Distribusi dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar Posttest ... 41

7. Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar pada Posttest... 42

8. Tabel 4.7 : Perbandingan Distribusi Nilai StatistikPretest dan postest ... 43

9. Tabel 4.8: Perbandingan Distribusi Dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar Pretest Dan Posttest ... 44

10. Tabel 4.9 Perbandingan Distribusi Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Pretest dan Posttest ... 45

(16)

xvi

Gambar Halaman

1. Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir ...29 2. Gambar 4.2 Distribusi Perbandingan Statistik nilai belajar pretest dan posttest...47 3. Gambar 4.3 Distribusi perbandingan kategori hasil nilai pretest dan posttest ...48 4. Gambar 4.4 perbandingan tingkat ketuntasan hasil nilai pretest dan postest ...49

(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, proses pembelajaran yang kurang berhasil dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Masih banyak guru menggunakan metode pembelajaran yang kurang meningkatkan partisipasi siswa, sehingga membuat pembelajaran menjadi mononton dan membosankan bagi siswa. Akibatnya, hasil belajar kurang begitu memuaskan bahkan masih ada yang di bawah kriteria ketuntasan belajar. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Masyarakat dunia sekarang ini telah berada pada era yang berbasis ilmu pengetahuan dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan ilmu pengetahuannya menjadi sangat vital. Oleh karena itu, kebijakan pendidikan perlu diarahkan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan secara efektif dan efisien. Cara yang diterapkan yaitu dengan memanfaatkan aspek sumber daya yang ada termasuk pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK). Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan

(18)

kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita- cita untuk maju dan sejahtera serta bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Padahal pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator.

Disamping itu, faktor terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process).

Pendidikan adalah pewarisan pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari generasi kegenerasi berikutnya melalui pembelajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia.

Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik.

Bangsa Indonesia tidak ingin menjadi bangsa yang renda pengetahuan dan terbelakang, terutama dalam menghadapi zaman yang terus berkembang diera kecanggihan teknologi dan komunikasi atau zaman globalisasi. Dengan begitu, perbaikan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia terus diupayakan melalui proses pendidikan. Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan, maka proses pendidikan juga

(19)

senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Salahsatu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah munculnya gagasan mengenai pentignya pembinaan akhlak dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Proses belajar akan dapat berjalan efektif dan efisien apabila ada interaksi positif antara beberapa komponen yang terkandung di dalam sistem pengajaran.

“Komponen sistem pengajaran yaitu subjek belajar, materi berupa pelajaran, tujuan strategi pembelajaran, media pembelajaran dan penunjang (fasilitas belajar, alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya)”. Proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri (Mulyasa, 2009:218).

Guru merupakan tenaga pendidik yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. (Nuryatno, A.

2008:83). Seorang guru yang profesional merupakan suatu tantangan globalisasi yang mana seorang guru harus mampu melakukan terobosan dan perubahan, tak terkecuali perubahan paradigma dalam mengajar. Guru profesional merupakan suatu pergeseran pengertian guru dari orang yang pekerjaannya mengajar menjadi seorang pendidik. Pergeseran pemahaman terhadap guru dari mengajar menjadi pendidik sudah menjadi keputusan hukum sebagaimana dituangkan dalam Pasal 1

(20)

ayat1 Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Meletakan kedudukan dan fungsi guru yang demikian adalah guna mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Karena itu menjadi logis, bahwa tercapainya tujuan pendidikan nasional yang diharapkan, hanya apabila guru benar-benar menjadi tenaga profesional. Sebelumnya proses pengajaran dipandang sebagai proses mengisi otak dengan pengetahuan, sejalan dengan pandangan tersebut, metode yang digunakan guru banyak berpusat pada metode ceramah, bagaimanapun sifat bahan ajar dan situasi yang dihadapinya, lahirlah teori-teori baru yang menjelaskan karakteristik belajar mengajar dan salah satu metode tersebut adalah metode Quantum learning.

Salah satu metode pemebelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat, hasil dan aktivitas yang kondusif adalah metode Quantum learning. Quantum Learning bersifat konstruktif dengan menyatukan pikiran dan tindakan siswa serta menekankan pentingnya peranan lingkungan pembelajaran yang efektif dan optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan teori Von Glaserferld bahwa pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu ia berinteraksi dengan lingkunganya. Quantum learning memusatkan

(21)

perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup, prestasi fisikal atau material. Dalam kegiatan belajar siswa, guru berperan sebagai penggerak atau pembimbimng, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing (Bobby dan Herrnacki, 2001: 14). Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak aktif dibandingkan guru.

Quantum learning merupakan salah satu alternatif pembaharuan pembelajaran yang memadukan semua faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dengan suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan bergairah. Faktor belajar tersebut meliputi pengaturan suasana kelas yang nyaman, penciptaan hubungan antara guru dan siswa, dan pelaksanaan proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik siswa.

Quantum learning merupakan metode pembelajaran yang membiasakan belajar menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa dan pada akhirnya siswa dapat meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh (Huda, 2015:192). Menurut DePorter & Hernacki (2006: 15) Quantum learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua umur tipe orang dan segala usia. Melalui Quantum learning siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, terciptanya hubungan harmonis antara guru dan siswa akibat dari interaksi, siswaakan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi dan hasil belajar siswa. Menurut DePorter & Hernacki (2006: 13) belajar dengan

(22)

menggunakan Quantum learning akan memberikan manfaat yaitu: 1) bersikap positif, 2) meningkatkan motivasi, 3) keterampilan seumur hidup, 4) kepercayaan diri dan 5) sukses atauhasil belajar yang meningkat.

Dengan kerangka rancangan Quantum learning yang dikenal dengan istilah Tandur, proses pembelajaran ini menempatkan siswa menjadi subjek yang aktif baik fisik maupun mental dalam mempelajari Bahasa Indonesia. Siswa diberi kesempatan untuk memahami konsep-konsep Bahasa Indonesia dengan benar dengan melalui pengalaman sendiri dengan bantuan alat peraga atau benda konkret sehingga menemukan sebuah konsep pembelajaran. Melalui pengalaman nyata ini, konsep yang dikuasai siswa dapat bertahan lama. Selain itu Quantum learning dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran.

Proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa pun menarik dan bervariasi, sehingga siswa tidak merasa bosan, termotivasi dan menarik perhatian siswa dalam menerima materi pelajaran. Di sisi lain, lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan juga dapat membuat suasana kelas menjadi kondusif sehingga diharapkan siswa dapat belajar dengan nyaman dan dapat memahami materi yang diajarkan dengan mudah serta dapat meningkatkan hasil yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas, dengan menyadari akan manfaat Quantum learning serta melihat kenyataan bahwa guru SD Impres Malengkeri I belum menggunakan metode Quantum learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Maka perlukiranya diadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh Quantum learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul

(23)

“Efektivitas Penggunaan metode Quantum learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Impres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut ;

1. Bagaimana Penggunaan Metode Quantum learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Impres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan?

2. Apakah Penggunaan Metode Quantum learning pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Efektif Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Impres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ;

1. Untuk mengetahui Metode Quantum learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Impres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan!

2. Untuk mengetahui Metode Quantum learning pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Efektif Terhadap Hasil Belajar Siswa SD Impres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan!

(24)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi atau masukan dapat memberikan sumbangan konsep atau metode Quantum learning membantu mengembangkan pengajar atau ( guru ) memberikan serta meningktkan pelajaran kepada siswa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini mempunyai manfaat antara lain:

a. Bagi siswa

1) Membantu siswa mengatasi kesulitan pembelajaran, memotivasi siswa untuk belajar lebih giat agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Quantum learning.

3) Siswa mendapatkan pemanfaatan metode Quantum learning sebagai metode yang menyenangkan.

b. Bagi Guru

1) Memberikan wawasan kepada guru mengenai model dan media pembelajaran yang tepat serta memberikan motivasi agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan hasil belajar yang memuaskan.

(25)

2) Guru dapat mengembangkan kemampuan merencanakan metode dan strategi yang tepat sesuai dengan materi ajar serta Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan metode Quantum learning sebagai metode pemebelajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas Pendidikan.

2) Sekolah lebih memiliki kesempatan yang besar untuk berkembang lebih maju dan pesat dalam memenuhi tuntutan Pendidikan bagi siswa dalan penguasaan terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi.

(26)

10

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkat atau usaha yang dilakukan dan sebagainya. Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) mengemukakan bahwa “hasil belajar yaitu kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.

Ahmad Susanto (2013:5) mengemukakan bahwa “hasil belajar yaitu perubahan perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan spikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar”.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Potensi perilaku manusia dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengelaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

(27)

kognitif, efektif, dan psikomotorik. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengekibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

Dengan demikain peningkatan hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai, atau dilaksanakan dari hasil belajar dari suatu bidang studi yang dilambangkan dengan angka setelah proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah kemampauan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengelaman belajarnya.

Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, efektif, dan psikomotor. Hasil belajar ini dapat tercapai yaitu dengan belajar tekun, sungguh- sungguh, serta kemauan keras dalam belajar bagi peserta didik dan sebagai pendidik yang harus mempunyai semangat dan tanggung jawab penuh dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran merupakan suatu dasar yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat terwujud.

Proses belajar adalah kegitan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil belajar dapat dilhat dari hasil yang dicapai siswa, baik hasil belajar (nilai), peningkatan kemapuan berpikir dan memcahkan masalah perubahan tingkah laku atau kedewasaanya.

Horward Kysley (dalam Sudjana 1990: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c)

(28)

sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasiferbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kgnitif,(d) sikap, dan (e) keterampilan motoric.dalam pendidkan nasional rumusan pendidkan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakin ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri enam aspek, yakni: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisi, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah efektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, oraganisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar, kemapuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative (Sudjana, 1990: 22)

b. Tipe-tipe Hasil Belajar

Hasil belajar secara menyeluruh harus mencerminkan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat digolongkan menjadi tiga bidang atau ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ketiga bidang tersebut yaitu berikut:

(29)

1) Ranah kognitif meliputi:

a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge) termasuk dalam pengetahuan hafalan ini adalah pengetahuan yang sifatnya faktual dan pengetahuan mengenai hal-hal yang perlu di ingat kembali seperti batas peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain- lain.

b) Tipe hasil belajar (comprehension) Ada tiga pemahaman yang berlaku umum yaitu:

c) Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misalnya memahami kalimat bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia, pengertian Bhineka Tunggal Ika dan lain-lain.

(1) Pemahaman penafsiran misalnya, memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda dan lain-lain.

(2) Pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.

d) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstrakkan suatu konsep, ide, rumus, dan hukum dalam situasi baru, misalnya memecahkan persoalan dengan rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan, jadi dalam aplikasi harus ada konsep, teori hukum dan rumus.

(30)

e) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kemampuan untuk mengurangi suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang lebih kecil dan mempunyai arti.

f) Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.

g) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasar pada kemampuan yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.

2) Ranah afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa tingkatan bidang afektif yaitu:

a) Receiving atau attending adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang dari siswa, baik bentuk masalah situasi atau gejala.

b) Responding atau jawaban adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,

(31)

pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Ranah psikomotor

a) Hasil belajar bidang psikomotor dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yaitu: Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar);

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.

c) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretasi.

c. Metode Quantum Learning

Menurut DePorter & Hernacki (2006: 14) mengemukakan bahwa Quantum learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif disekolah dan bisnis bekerja untuk semua tipe orang, dan segala usia. Quantum learning didefinisikan sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi “cahaya”. Semua kehidupan adalah energi.

(32)

Rumus yang terkenal dalam fisika Quantum adalah Massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc2. Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan,inspirasi agar menghasilkan energi cahaya yang melejitkan potensinya (DePorter &

Hernacki, 2006: 14).

DePorter & Hernacki (2006: 14), Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov. Beliau adalah seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai

“suggestology” dan “sugestopedia”. Prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar,dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah dengan menempatkan peserta didik secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster besar untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan pendidik yang terlatih dengan baik dalam seni pengajaran sugestif.

Istilah lain dari “suggestology” dan “suggestopedia” adalah

“pemercepatan belajar” (accelerated learning). Pemercepatan belajar didefinisikan sebagai“ memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan”. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berfikir

(33)

positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur itu bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Selain itu Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program Neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengaturinformasi. Program NLP ini meneliti hubungan antara Bahasa dan perilaku dandapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru (DePorter & Hernacki 2006: 14).

Quantum learning merupakan gabungan antara sugestologi, Teknik pemercepatan belajar, dan teori NLP serta teori, keyakinan dan metode dari DePorter. Quantum learning juga menggunakan konsep-konsep kunci dari berbagi teori dan strategi belajar lain: (1) Teori otak kanan/kiri, (2) Teori otak triune (3 in 1), (3) Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinetik), (4) Teori kecerdasan ganda, (5) Pendidikan holistic (menyeluruh) Belajar berdasarkan pengalaman, (6) Belajardengan symbol (metaphoric learning), 7) Simulasi permainan. Jadi maksud dari kedelapan kunci strategi Quantum learning adalah menggabungkan kegiatan yang secara seimbang antara bekerja dan bermain, dengan kecepatan yang mengesankan dan dibarengi dengan kegiatan yang menggembirakan serta efektif digunakan oleh semua umur.

Quantum learning pertama kali di terapkan di Supercamp.

Menggunakan kurikulum yang secara harmonis dan merupakan kombinasi dari tiga unsur, ketrampilan akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan hidup.

Sedangkan yang mendasarinya adalah filsafat dasar dimana belajar dapat

(34)

dan harus menyenangkan, karena belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan dengan menyenangkan dan berhasil. Lingkungan fisik juga menentukan proses belajar, seperti memperindah taman, seni, musik dan ruangan harus terasa cocok untuk kegiatan pembelajaran yang optimal (DePorter & Hernacki, 2006: 8). Dapat dikatakan Quantum learning ini menawarkan kiat-kiat yang dapat menjadikan belajar itu menyenangkan sehingga diperoleh semangat baru dalam belajar. Dengan merasa belajar itu menyenangkan, maka minat belajarpun bertambah sehingga mengakibatkan hasil belajar akan lebih meningkat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Quantum learning merupakan suatu proses pembelajaran yang memadukan sugesti positif dan interaksi dengan lingkungan belajar yang menyenangkan dan bermakna untuk menumbuhkan minat, motivasi dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar sehingga dapat memaksimalkan potensi dan hasil belajar siswa. Quantum learning memberdayakan seluruh unsur yang ada dalam proses pembelajaran yang mencakup petunjuk-petunjuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang baik menyampaikan materi pembelajaran, memahami cara siswa menyerap informasi yang disampaikan dalam proses pembelajaran.

d. Karakteristik Umum Quantum learning

Menurut Sugiyanto (2010: 73-78) Quantum learning memiliki beberapa karakteristik umum, diantaranya sebagai berikut ;

1) Berpangkal pada psikologi kognitif.

(35)

2) Besifat humanistis dan kontruktivistis.

3) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.

4) Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan yang tinggi.

5) Menekankan pada kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.

6) Menekankan pada kebermaknaan dan kebermututan proses pembelajaran.

7) Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.

8) Memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, ketrampilan hidup dan prestasi fisikal atau material.

9) Menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.

10) Mengutamakan keberagaman dan kebebasan. Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

e. Asas Utama Quantum learning

Asas utama dari Quantum learning adalah “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” (DePorter, 2005: 6).

Konsep ini mengandung konsekuensi bahwa langkah pertama yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membangun jembatan autentik memasuki kehidupan dunia atau siswa. Memahami dunia dan kehidupan anak merupakan bentuk izin para guru untuk memimpin, menuntun dan memudahkan perjalanan siswa menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya dengan mengaitkan apa yang telah

(36)

diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiranatau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan ini terbentuk, guru dapat membawa mereka ke dalam dunianya serta memberi pemahaman akan misi dunia itu. Sehingga siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunianya dan menerapkannya pada situasi baru.

2. Prinsip-Prinsip Quantum learning

Selain asas utama di atas yang telah dipaparkan, Quantum learning juga memiliki 5 (lima) prinsip sebagai berikut (De Porter, 2005: 7).

a. Segalanya berbicara.

Segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dapat berbicara sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran yang diberikan. Segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, ataupun kertas yang dibagikan, hingga rancangan pembelajaran. Semua itu dapat mengirimkan pesan tentang belajar.

b. Segalanya bertujuan.

Segala yang terjadi dan segala yang sudah dipersiapkan dalam pembelajaran tentunya mempunyai suatu tujuan. Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.

c. Pengalaman sebelum pemberian nama.

Otak selalu berkembang pesat dengan adanya ransangan kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar

(37)

yang baik terjadi ketika siswa telah mengalami sebelum mereka memperoleh nama yang mereka pelajari. Sehingga dalam pembelajaran Quantum learning ini, berikan suatu pengalaman kepada siswa agar siswa menggerakkan rasa ingin tahunya serta dapat memperoleh suatu makna dalam proses pembelajaran yang diberikan.

d. Akui setiap usaha

Menghargai usaha siswa sekecil apapun karena belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Pengakuan ini penting agar siswa dapat menumbuhkan semangat belajar dan selalu berani melangkah ke langkah berikutnya dalam pembelajaran.

e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.

Setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas untuk dirayakan. Perayaan memberikan umpan balik dan motivasi mengenai kemajuan dan meningkatkan hasil belajar berikutnya.

3. Aspek-Aspek Quantum learning

Menurut Huda (2015: 193-195) aspek-aspek yang dapat diterapkan dalam Quantum learning adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan Ambak

Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKu” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar. Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan

(38)

akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar, karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa yang diperoleh setelah mempelajari suatu materi.

b. Penataan Lingkungan Belajar

Seperti telah diungkapkan, bahwa Quantum Learning mementingkan adanya lingkungan belajar yang kondusif bagi pembelajar, maka dalam proses pembelajaran diperlukan penataan lingkungan belajar yang dapat membuat siswa betah dalam mengikuti pembelajaran. Dengan penataan lingkungan belajar yangaman dan tepat sehingga menumbuhkan konsentrasi belajar siswa yang baik sertadapat menanggulangi kebosanan dalam diri siswa.

c. Memupuk Sikap Juara

Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa. Seorang guru hendaknya jangan segan membeSrikan pujian pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini, siswa akan meras lebih dihargai.

d. Bebaskan Gaya Belajarnya

Ada beberapa macam gaya belajar yang dimiliki oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditorial, dan kinestetik. Dalam Quantum learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada

(39)

siswanya dan jangan terpaku pada satu gaya belajar saja. Pemberian instruksi yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar peserta didik, tentunya akan berpengaruh pada keberhasilan pencapaian tujuan peserta didik tersebut.

e. Membiasakan Mencatat

Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktifitas kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa yang diungkapkan sesuai dengan gaya bahasa siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh peserta didik itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.

f. Membiasakan Membaca

Salah satu aktifitas yang cukup penting adalah membaca. Karena denganmembaca akan menambah perbendaharaan kata atau kosa kata pemahaman, dan menambah wawasan daya ingat. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku- buku yang lain

g. Menjadikan Anak Lebih Kreatif

Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tau, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.

(40)

h. Melatih Kekuatan Memori Anak

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Quantum learning

Langkah-langkah dalam pembelajaran Quantum learning merupakan penerapan dari aspek-aspek yang ada dalam Quantum learning. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum learning yang berdasrkan karekteristik, prinsip Quantum learning, maka proses pemebelajaran dengan langkah-langkah ;

a. Ciptakan suasana yang menggairahkan, Perhatikan emosi peserta didik, Ciptakan jembatan rasa, Rayakan setiap keberhasilan.

Tentukan landsan yang kukuh serta tujuan ingin dicapai.

b. Ciptakan lingkungan yang kondusif, perhatikan lingkungan sekeliling dan pergunakan media pembelajaran dan Perhatikan pengaturan bangku di dalam kelas, perhatikan unsur organik lain.

c. Komunikasi materi pembelajaran secara komunikatif, munculkan kesan, dan fokus, inklusif, spesefik, komunikasi.

5. Kerangka Rancangan Belajar Quantum learning

Aspek-aspek di atas dapat diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaranjika dilaksanakan menggunakan kerangka rancangan belajar Quantum Learning yang dikenal dengan istilah TANDUR. Menurut DePorter (Sa’ud, 2009: 129) TANDUR merupakan akronim dari

(41)

Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan yang mempunyai makna sebagai berikut.

a. Tumbuhkan

Pemberian apersepsi untuk memberikan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar dan memahami Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK). Tumbuhkan disini berperan sangat penting karena guru dengan usahanya menyertakan siswa dalam pikiran danemosinya sehingga akan terjalin kemampuan saling memahami. Prinsip Tumbuhkan adalah Membawa dunia mereka (peserta didik) ke dunia kita (pendidik) dengan cara memikat, membuat siswa menjadi tertarik dan penasaran akan materi yang akan diajarkan. Pada saat awal pembelajaran guru harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sarana, tujuan yang jelas dan bermakna untuk siswa agar menimbulkn rasa ingin tahu dalam diri anak. Strategi yang digunakan tidaklah harus dengan menggunakan tanya jawab dan menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis tetapi dapat menggunakan media yang menarik atau cerita pendek. Ketika perhatian sudah bisa direbut oleh guru maka penyampaian materi akan sangat mudah untuk dilakukan.

b. Alami

Arahkan siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung mengenai materi yang dipelajari baik melalui percobaan, maupun praktek langsung.

Dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung yang dapat memberikan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa.

(42)

Ketika siswa diberikan pengalaman belajar secara langsung siswa akan terus mengingatnya sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.

Guru dapat mencari cara agar siswa memahami informasi, mencari permainan dan kegiatan yang memfasilitasi siswa untuk belajar.

c. Namai

Namai dimaksudkan untuk mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar dengan membuat siswa menjadi penasaran dan menimbulkan pertanyaan mengenai pengalaman untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Pendidik harus menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, dan metode lainnya. Kadang ketika siswa hanya diberi penjelasan materi mereka menjadi bingung dan merasa tidak belajar. Strategi dalam menerapkan konsep ini dapat menggunakan alat bantu, susunan gambar, warna, kertas tulus dan yang lainnya.

d. Demonstrasi

Demonstrasi adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu dan menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Strategi yang dapat dilakukan adalah menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain. Guru dapat memahami tahap ini dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru. Semakin banyak kita memberikan kesempatan kepada siswa

(43)

untuk melakukan demonstrasi semakin memberikan pemahaman terhadap materi yang diberikan.

e. Ulangi

Beri kesempatan kepada siswa untuk mengulangi apa yang telah dipelajari siswa, sehingga setiap siswa merasakan langsung dimana kesulitan akhirnya datang kesuksesan, kami bisa bahwa kami memang bisa.

Dilakukan dengan cara mereview secara umum terhadap proses belajar dikelas. Guru dapat mencari cara terbaik bagi siswa untuk mengulang pelajaran dan cara setiap siswa akan mendapatkankesempatan untuk mengulang. Strategi untuk mengimplementasikan yaitu bisa dengan membuat isian atau dapat melakukan pertanyaan–pertanyaan post tes.

f. Rayakan

Rayakan adalah pengakuan terhadap hasil kerja siswa dengan maksud untukmenghormati usaha dan ketekunan mereka yang memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan begitu siswa akan lebih bersemangat dalam kegiatan belajar selanjutnya. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian bernyanyi bersama, pesta kelas, memberikan tepukan.

6. Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Quantum learning

Ada beberapa manfaat Quantum Learning menurut DePorter &

Hernacki (2006: 13), antara lain yaitu:

a. bersikap positif

b. meningkatkan motivasi

(44)

c. keterampilan seumur hidup d. kepercayaan diri dan

e. sukses atau hasil belajar yang meningkat

Terdapat kelebihan dan kekurangan dari Quantum learning Menurut Shoimin (2016: 145-147), adapun kelebihannya antara lain yaitu:

a. Membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluranpikiran yang sama.

b. Quantum learning lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatianmurid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh gurusehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.

c. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

d. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teoridengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.Guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap harinya, karena Quantum learning membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar.

e. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa. Sedangkan kekurangan dari Quantum learning antara lain yaitu:

(45)

1) Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

3) Adanya perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll, dapat mengganggu kelas lain.

4) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.

5) Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus.

6) Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baikdiperlukan ketelitian dan kesabaran.

7. Quantum learning pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

Quantum learning pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan menerapkan aspek-aspek Quantum learning dalam proses pembelajaran, menerapkan kerangka, prinsip dan asas Quantum learning, dengan memperhatikan karakteristik belajar siswa SD Inpres Mallengkeri 1.

Hal ini semua perlu diterapkan dan dilaksanakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif. Sesuai dengan karakteristik siswa SD/MI yaitu berada pada tahap perkembangan operasional konkret, maka dalam menerapkan Quantum learning perlu menggunakan benda-

(46)

benda nyata atau konkret yang sesuai dengan materi dengan tujuan mempermudah siswa dalam menerima materi atau konsep media yang disampaikan oleh guru. Quantum learning kepada siswa diharapkan mampu menimbulkan minat belajar kepada siswa. Jadi siswa yang sebelumnya kurang semangat untuk belajar Bahasa Indonesia menjadi semangat dalam belajar bahasa indonesia melalui pembelajaranyang nyaman dan menyenangkan. Peserta didik juga bisa mendapatkan gambaran belajar yang jelas lewat pembelajaran Quantum learning tersebut, karena Quantum learning memberikan contoh-contoh yang kongkrit terhadap mata pelajaran yang diterangkan. Dan hal ini juga diharapkan peserta didik dapat meningkat daya ingatnya, serta juga tidak timbul kesalah pahaman terhadap materi yang diterangkan. Kemudian diharapkan efektivitas belajar peserta didik dapat meningkat sehingga dampaknya hasil belajar peserta didik dapat meningkat dengan baik dari pada sebelumnya.

B. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Inpres Mallengkeri I hendaknya Guru menggunakan alternative pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu suatu pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif serta lebih memahami materi pelajaran. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD adalah Quantum Learning. Quantum Learning dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Dengan menumbuhkan

(47)

minat dan motivasi siswa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.

Berikut adalah bagan kerangka berpikir penelitian ini yang ditunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Kegiatan

belajar Pembelajaran Sebelum

Menggunakan Metode Quantum learning

Pembelajaran Sesudah Menggunakan Metode

Quantum learning

Temuan

Pretest Postest

Hasil belajar siswa

Hasil Analisis

(48)

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada deskripsi teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 = Ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran Quantum learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VA Inpres Mallengkeri I Makassar Sulawesi Selatan

H0 = Tidak ada pengaruh penggunaan metode Quantum learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VA Inpres Mallengkeri I Makassar Sulawesi Selatan

Sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X) : Pembelajaran Quantum learning b. Variabel terkait (Y) : Hasil belajar Siswa

Metode pembelajaran Quantum learning

Hasil belajar siwa

(49)

33 A. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono, model penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai “model penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2015: 107).

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan ini dilaksanakan di SD Impres Mallengkeri I Kecamatan Tamalate Kota Makassar Sulawesi Selatan.

3. Desain penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs sehingga hanya digunakan satu kelas eksperimen dan tidak menggunakan kelas kontrol jenis One-Group Pretes-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment).

Adapun design penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan :

O1= tes awal (pretest)

O1X O2

(50)

O2= tes akhir (posttest)

X = perlakuan dengan menggunakan media Simulasi.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Impres Mallengkeri I Kecamatan Tamalate Kota Makassar Sulawesi Selatan.

Tabel 3.1 Populasi Siswa SD Impres Mallengkeri I

Kelas

Siswa

Jumlah Laki-Laki Perempuan

I A 10 Orang 15 Orang 25 Orang

I B 8 Orang 17 Orang 25 Orang

I C 11 Orang 16 Orang 27 Orang

II A 11 Orang 12 Orang 23 Orang

II B 13 Orang 15 Orang 30 Orang

II C 10 Orang 13 Orang 23 Orang

III A 12 Orang 12 Orang 24 Orang

III B 13 Orang 11 Orang 24 Orang

IV A 10 Orang 19 Orang 29 Orang

IV B 8 Orang 13 Orang 21 Orang

V A 11 Orang 9 Orang 20 Orang

V B 12 Orang 14 Orang 26 Orang

VI 13 Orang 17 Orang 30 Orang

Jumlah 357 Orang

Sumber: SD Inpres Mallengkeri 1 makassar tahun ajaran 2018/2019

(51)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) bahwa “sampel adalah bagian dari jumblah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu didasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A yang berjumlah 20 orang, laki-laki 11 orang dan perempuan 9 orang.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Model pembelajaran

a. Efektivitas Penggunaan Pembebelajaran Quantum Learning

Metode Quantum Learning merupakan gabungan dari berbagai teori psikologi kognitif yang pelaksanaanya di ruang kelas yang sangat fleksibel, mendesain proses belajar yang menyenagkan yang di sesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Aktivitas Penggunaan metode pembelajaran Quantum Learning dilakukan di kelas eksperimen yaitu kelas VA dengan memberikan pre-tes untuk melihat kemampuan awal dan memberikan post-test untuk melihat efektivitas penggunaan metode Quantum Learning.

b. Efektivitas Penggunaan Metode Quantum Learning

Penggunaan metode Quantum Learning disni akan diamati untuk dapat mengukur variabel bebas yang nanti akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Indikator yaitu dengan penilaian terhadap aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang akan diamati antara lain ; 1)

(52)

antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran (bertanya, menjawab, dan mencatat), 2) siswa dapat menarik kesimpulan 3) bekrja sama dengan siswa yang lain.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari kegiatan belajar pada pembelajaran bahasa indonesia SD Inpres Malengkeri 1 . Data mengenai hasil belajar ini ditunjukkan dari nilai tes yang diambil setelah materi pelajaran selesai disampaikan. Hasil belajar yang ada dinyatakan dalam bentuk skor yang diubah ke dalam bentuk nilai.

Hasil belajar diperoleh dari hasil evalusi yang dapat berbentuk tes kemampuan. Tes disini berfungsi untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah penyampaian materi dan bisa disebut post-test.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan berkaitan dengan konteks penelitian sehingga peneliti memperoleh data dari informasi yang perilaku responden di lapangan.

Dengan observasi ini maka peneliti akan memperoleh data yang dikumpulkan. Soal-soal pilihan ganda yang berkaitan dengan pelajaran bahasa indonesia yang berupa soal pretest dan posttest.

(53)

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data dan arsip dokumentasi yang berkaitan dengan variabel

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa terhadap materi. Alat ukur tersebut merupakan serangkaian pertanyaan yang akan diajukan kepada subjek yang akan diteliti.

a. Pretest

Tes awal yaitu tes yang diberikan kepada siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Quantum Learning. Tes awal ini dilakukan sebanyak 2 kali yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

b. Posttest

Tes akhir yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah menggunakan media pembelajaran berbasis Simulasi. Tes akhir ini juga dilakukan sebanyak 2 kali yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan metode

(54)

penggunaan Quantum Learning.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tes, tes diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dengan penerapan media pembelajaran berbasis simulasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia berupa soal.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan mencatat atau melihat suatu laporan yang sudah tersedia. Dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Penggunaan teknik ini adalah untuk memperoleh data tentang kegiatan yang berkaitan dengan keadaan dan operasional dari objek penelitian, misalnya arsip – arsip penting mengenai seluk beluk sekolah dan publikasinya.

F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik interensial. Hasil penelitian berupa bahan mentah yang diperoleh dari sampel, diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik dan analisis sebagai ragam persentase. Menentukan perbandingan hasil pretest dan posttest hasil belajar siswa dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan antara tes akhir dan tes awal

(55)

Xd = Deviasi masing-masing subjek (d-Md) Σx2d = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

Db = Darajat kebebasan tertentu ditentukan dengan N-1

Uji-t jika thitung> ttabel dengan db = n – 1 dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan metode Quantum learning terhadap hasil belajar pelajaran Bahasa indonesia. Sedangkan jika thitung ttabeldengan db = n – 1 dapat disimpulkan tidak ada pengaruh metode Quantum learning terhadap hasil belajar.

(56)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas VA SD Inpres Mallengkeri I kota Makassar Sulawesi Selatan, dimana penelitian ini dimulai pada hari sabtu 16 maret s/d 16 mei 2019 tentang efektivitas penggunaan metode Quantum learning Terahadap hasil Belajar siswa mata pelajaran bahasa indonesia maka hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Hasil Belajar Dengan Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif, data yang diolah yaitu data pretest dan posttest siswa kelas VA yang diterapkan dengan menggunakan metode pembelajaran Quantum learning pada mata pelajaran bahasa indonesia, maka peneliti memberikan pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 nomor.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VA SD Inpres MallengkerI I Kota Makassar Sulawesi Selatan, peneliti telah mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen pretest dan posttest, sehinggga di peroleh hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan dengan menggunakan metode Quantum learning pada pembelajaran bahasa indonesia adalah sebagai berikut :

a. Analisis T-Test

1) Hasil Rata-rata Pre Test

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dengan nilai

x = 1140

(57)

=

=

= 57

Jadi, rata-rata nilai murid yaitu

57 2)

Hasil Rata-Rata Post test

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dengan nilai

ƒx = 1600

=

=

= 80

a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus :

Md =

=

= 23,5

b) Mencari harga “ X2d” dengan menggunnakan rumus :

X

2

d = d

2

= 11900

= 11900

=11900 11045

= 855

(58)

c)

Menentukan harga

t

Hitung

t

t =

,

-

t =

,

t =

,

t =

,

,

t = 3,50

b. Pretest

1) Nilai Statistik Hasil Belajar

Tabel 4.1 : Distribusi Nilai Statistik Pretest Hasil Belajar Siswa kelas VA SD Inpres Mallengkeri I Kota Makassar Sulawesi Selatan

No. Kategori Nilai Statistik Nilai Pretest 1.

2.

3.

4.

5.

Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Standar deviasi

20 70 50 57 5,71 Sumber: Data Primer 2019, diolah dari lampiran

Gambar

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirKegiatanbelajarPembelajaran  SebelumMenggunakan MetodeQuantum learning Pembelajaran  SesudahMenggunakan MetodeQuantum learningTemuanPretestPostest
Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan :
Tabel 3.1 Populasi Siswa SD Impres Mallengkeri I
+7

Referensi

Dokumen terkait

melalui pelatihan kerja. b) Ekstensifikasi merupakan usaha pemerintah dalam meningkatkan dan memperluas sumber pendapatan dengan cara mencari, menggali dan mengelola

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Dewan perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara

Prepared by: Romli Shodikin, M.Pd sabtu., 23 November 2013..

Pada penelitian ini, akan digunakan model STAR sebagai salah satu alternatif model nonlinear untuk diterapkan pada runtun waktu kurs thai bath terhadap rupiah guna mencari model

digunakan dapat dilihat pada Gambar -1. Sumber mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri yang berasal dari tangki aerasi unit pengolahan limbah pabrik permen PT. Van

Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas MMH yang tidak benar salah satunya adalah keluhan muskoloskeletal, yaitu keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan

Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan  pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh

Betonun kırılma mekaniğinde yaygın olarak kiriş numuneler kullanılmakla birlikte son zamanlarda taşınabilirlik ve hafiflik özelliklerinden dolayı küp ve silindir