• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK PADA

A. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik ( GOOD Corporate

3. Prinsip-prinsip GCG

Menurut Forum of Corporate Governance in Indonesia (FCGI) terdapat lima

prinsip utama yang penting dalam Corporate Governance yaitu, Transparansi

(Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban

(Responsibility), Kemandirian (Independency) dan Keadilan (Fairness).44

Tranparency merupakan pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya

serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta

pemegang kepentingan. Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,

44

I Nyoman Tjager,Antonius Alijoyo, Humprhrey R. Jemat dan Bambang Sumbodo,

Corporate Governance, Tantangan dan Kesempatan Bagi Komuniatas Bisnis Indonesia, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2003), hlm 50

perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang

mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Hak-hak para pemegang

saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai

perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai

perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian

dari keuntungan perusahaan. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya

serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan,

kepemilikan, serta para pemegang saham (stakeholders). Prinsip ini diwujudkan

antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi (accounting system) yang

berbasiskan standar akuntansi dan best practices yang menjamin adanya laporan

keuangan dan pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan Information

Technology (IT) dan Management Information System (MIS) untuk menjamin adanya

pengukuran kinerja yang memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif

oleh Dewan Komisaris dan Direksi, mengembangkan enterprise risk management

yang memastikan bahwa semua risiko signifikan telah diidentifikasi, diukur, dan

dapat dikelola pada tingkat toleransi yang jelas; mengumumkan jabatan yang kosong

secara terbuka dan hal-hal yang menjadi hak pemegang saham untuk diketahui. 45

Accountability dimaksudkan sebagai prinsip yang berimplikasi pada

kewajiban hukum para Direksi, yakni diisaratkan untuk menjalin hubungan yang

berbasiskan kepercayaan dengan pemegang saham dan perusahaan. Direksi tidak

boleh memiliki kepentingan pribadi dalam mengambil keputusan dan bertindak

45

secara aktif, baik dan berdasarkan pada informasi yang diperoleh secara

menyeluruh.46

Prinsip akuntabilitas juga menegaskan adanya jaminan bahwa perusahaan

akan menghormati segala hak para stakeholder, adanya kesempatan bagi para

stakeholder untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak

mereka, dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi pihak stakeholder yang

berkepentingan dan adanya akses bagi semua pihak untuk informasi yang relevan.

47

Prinsip akuntabilitas ini diwujudkan antar lain48

1. Dengan menyiapkan laopran keuangan dengan akurat, :

2. Tepat pada waktunya dan dengan cara yang tepat,

3. Mengembangkan komite audit dan resiko untuk mendukung fungsi

pengawasan dari Dewan Komisaris,

4. Mengembangkan dan merumuskan kembali fungsi dan peran internal audit

sebagai mitra bisnis strategis berdasarkan best practices,

5. Menangani segala bentuk perselisihan,

6. Penegakan hukum dalam perusahaan (melalui sistem penghargaan dan

sanksi),

7. Penggunaan external auditor yang berbasis pada profesionalisme.

46

Hasnati, Peranan Komite Audit dalam Organ Perseroan Terbatas dalam Kerangka Good Corporate Governance, (Yogyakarta: FH UII Press, 2004), hlm 69

47

Ridwan Khairandy dan Camelia Malik, Good Corporate Governance, (Yogyakarta: Total Media, 2007), hlm 83

48

Wahyono Darmabrata dan Ari Wahyudi, Implematasi Good Corporate Governance dalam Menyikapai Bentuk-Bentuk Penyimpangan Fiduciary Duty Direksi dan Komisaris Perseroan Terbatas”

Responsibility, Prinsip ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan

pemenuhan kewajiban sosial perusahaan sebagai bagian dari masyarakat. Perusahaan

dalam memenuhi pertanggung jawabannya kepada para pemegang saham dan

stakeholder harus sesuai hukum dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga

perusahaan harus menjunjung hukum yang berlaku seperti peraturan ketenaga

kerjaan, perpajakan, kesehatan, larangan peraktek monopoli serta persaingan usaha

yang tidak sehata.49

Sejalan dengan itu, Dewan Komisaris sebagai organ pengawas harus

melakukan tugas pengawasannya secara efektif terhadap Direksi yang harus

mempertanggung jawaban kebijakan yang dibuat atas nama perusahaan, pertanggung

jawban yang harus dilaksanakan oleh Direksi merupakan syarat yang harus

dijunjung tinggi oleh direksi.50

Independency,menurut Iman dan Amin, kemandirian adalah sebagai

keadaan dimana perusahaan bebas dari pengaruh ataupun tekanan pihak lain yang

tidak sesuai dengan mekanisme korporasi. Prinsip ini mengharuskan perusahaan

menggunakan tenaga ahli dalam setiap divisi atau bagian dalam perusahaannya

sehingga pengelolaan perusahaan dapat dipercaya. Prinsip ini juga mengharuskan

perusahaan memiliki kebijakan intern dalam perusahaan yang sesuai dengan

peraturan dan hukum yang berlaku. Prinsip kemandirian harus dilaksanakan dengan

baik agar perusahaan tidak mudah terpengaruh oleh pihak-pihak dari dalam ataupun

49

Ridwan Khairandy dan Camelia Malik,op.cit, hlm 84 50

dari luar perusahaan tidak sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dalam

mekanisme korporasi.51

Fairness, dimaksudkan untuk menjamin hak-hak pemegang saham, termasuk

pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing serta menjamin

terlaksananya komitmen dengan para investor. Hak-hak pemegang saham yang harus

dilindungi menurut prinsip GCG menurut Organization for Economic Co-Operation

and Develomentation (OECD) adalah : 52

1) Hak-hak dasar pemegang saham meliputi hak untuk: .

a) memastikan metode registrasi saham yang dimiliki,

b) memindahtangankan saham-sahamnya,

c) memperoleh informasi secara teratur dan tepat waktu,

d) berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS,

e) memilih anggota Komisaris dan Direksi,

f) memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.

2) Para pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi, memperoleh

informasi yang cukup, mengambil keputusan yang berhubungan dengan

perubahan-perubahan fundamental perusahaan seperti perubahan otorisasi

untuk penambahan saham dan transaksi yang luar biasa untuk mempengaruhi

hasil penjualan.

51

Ibid. hlm 86 52

Organization for Economic Co-Operation and Devlomentation (OECD) “Corporate Governance : A Frame Work for Implementation” , (London, September 20,1999).

a) Para pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi

secara efektif dan memberikan suara dalam RUPS serta harus diberi

informasi tentang aturan-aturan termasuk prosedur pemberian suara dalam

pelaksanaan rapat-rapat pemegang saham.

b) Struktur permodalan dan peraturannya memungkinkan pemegang saham

tertentu mendapatkan suatu tingkat pengendalian yang tidak seimbang

dengan kepemilikan sahamnya harus diungkapkan.

c) Pasar untuk pengendalian perusahaan harus dimungkinkan untuk

berfungsi secara efisien dan transparan.

d) Para pemegang saham, termasuk investor institusi harus

mempertimbangkan biaya dan manfaat pelaksanaan hak-haknya.

Selain hak-hak dasar diatas, Good Corporate Governance juga memastikan

perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham, termasuk investor asing dan

pemagang saham minoritas, yakni sebagai berikut 53

a) semua pemegang saham dengan tingkatan investasi yang sama harus

mendapatkan perlakuan yang sama pula, :

b) transaksi orang dalam (insider trading) dan penyalahgunaan wewenang

untuk kepentingan orang dalam sendiri harus dilarang,

c) anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta para menajer harus

mengungkapkan setiap kepentingan yang berbentuk hutang atas transaksi

atau juga hal-hal yang berpengaruh terhadap perusahaan.

53

Dokumen terkait