• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problem Based Learning 2.1.5.1 Pengertian PBL

Dalam dokumen UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 (Halaman 34-38)

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

2.1.4 Problem Based Learning 2.1.5.1 Pengertian PBL

saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Tujuan pendekatan tersebut untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa sehingga pemahamannya pada materi yang dipelajari menjadi lebih baik. Kegiatan pembelajaran meliputi mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

2.1.4 Problem Based Learning 2.1.5.1 Pengertian PBL

Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang disarankan

dalam implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Model Pembelajaran PBL adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam pemecahan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim (Kemdikbud, 2013).

Sumantri (2015) mendefinisikan PBL adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dalam kehidupan nyata sebagai aktivitas pembelajaran, siswa harus menyelesaikan masalah untuk mendapatkan pengetahuan dan konsep-konsep penting serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis Sejalan dengan pendapat tersebut, Moffit (dalam Rusman 2014) mengemukakan bahwa PBL merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep penting dari materi pelajaran. Utrifani & Turnip (2014) PBL merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang disajikan dan mempunyai keterampilan memecahkan masalah. Langkah-langkah metode ilmiah menurut Jujun (1984) meliputi: (1) Perumusan masalah, (2) penyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis, (3) perumusan hipotesis, (4) pengujian hipotesis, (5) penarikan kesimpulan.

22

Dari uraian para ahli, dapat disimpulkan bahwa PBL adalah model pembelajaran yang mengunakan masalah dunia nyata sebagai aktivitas pembelajaran. Siswa harus menyelesaikan masalah tersebut untuk mendapatkan pengetahuan dan konsep-konsep penting pada materi yang dipelajari. Penyelesaian masalah dilakukan melalui tahap metode ilmiah.

2.1.5.2 Karakteristik PBL

Arends (dalam Suprijono, 2013) menjabarkan karakteristik pembelajaran

PBL sebagai berikut:

1) Permasalahan autentik. Siswa akan menghadapi masalah diberbagai situasi dikehidupan nyata, yang jawabannya tidak sederhana. Pembelajaran PBL menyajikan masalah nyata yang berasal dari lingkungannya, yang penting secara sosial dan bermakna bagi siswa. 2) Fokus interdisipliner. Pemecahan masalah menggunakan pendekatan

fokus inter disipliner. Hal ini bertujuan agar siswa berpikir secara struktual dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.

3) Investigasi autentik. Melalui masalah yang nyata, siswa diharuskan melakukan investigasi autentik yaitu berusaha menemukan solusi riil. Siswa diharuskan menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi yang didapatkan, melaksanakan eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.

4) Produk. PBL menuntut siswa mengonstruksikan produk sebagai hasil investigasi. Produk bisa berupa paper yang dideskripsikan dan didemonstrasikan kepada orang lain.

5) Kolaborasi. Dalam pembelajaran PBL menekankan kolaborasi antar siswa yang mendorong penyelidikan dan komunikasi bersama untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

2.1.5.3 Sintaks PBL

Sintaks model PBL menurut Arends (2008) terdiri dari 5 langkah, yaitu: 1) Memberikan orientasi masalah kepada siswa

23

3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Amir (2009) menyatakan terdapat 7 langkah pelaksaan PBL meliputi: 1) Mengklarifikasi istilah dan konsep

2) Merumuskan masalah 3) Menganalisis masalah

4) Menata gagasan siswa dan secara sistematis menganalisisnya 5) Mengformulasikan tujuan pembelajaran

6) Mencari informasi tambahan (diluar diskusi kelompok)

7) Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasu baru, dan membuat laporan untuk kelas.

Huda (2013) menyebutkan sintaks operasional PBL terdiri dari: 1) Pertama-tama ssiswa disajikan suatu masalah

2) Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam sebuah kelompok kecil

3) Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah diluar bimbingan guru.

4) Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling berbagi informasi, melalui

peer teaching atau cooperative learning atas masalah tersebut

5) Siswa menyajikan solusi atas masalah

6) Siswa meninjau kembali apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan dan kontribusinya terhadap proses tersebut.

Berdasarkan uraian sintaks PBL para ahli di atas memiliki beberapa kesamaan yaitu adanya permasalahan, siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok, dan mempresentasikan hasilnya. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan memberikan permasalahan kepada siswa yang diselesaikan dalam kelompok. siswa menyelesaikan masalah dengan melaksanakan praktikum dan diskusi kelompok. Problem Based Learning yang diterapkan di SMAN 16 Semarang diintegrasikan dengan model NHT sehingga sintaks PBL yang diterapkan sesuai dengan Arends yang langkah-lagkah pelaksanaannya lebih

24

singkat, sintaks menurut Huda dan Amir langkah pelaksaannya lebih banyak sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, sintaks PBL yang diterapkan pada penelitian ini adalah: 1) Memberikan orientasi masalah kepada siswa; 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; 3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2.1.5.4 Kelebihan dan Kekurangan PBL

Al-Tabany (2014), menguraikan kelebihan PBL sebagai berikut: 1) Siswa lebih memahami konsep materi yang diajarkan

2) Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan melatih keterampilan berpikir siswa lebih tinggi

3) Pembelajaran bermakna karena pengetahuan tertanam berdasarkan skema yang siswa miliki

4) Siswa merasakan manfaat pembelajaran karena masalah dikaitkan dengan kehiupan nyata

5) Melatih siswa menjadi lebih mandiri, dewasa dan menanamkan sikap sosial yang postif di anatara siswa.

6) Menjadi jalan pencapaian ketuntasan belajar siswa melalui pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi dengan temannya. Kekuangan dari model PBL sebagai berikut:

1) Membutuhkan alokasi waktu yang panjang

2) Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan model ini 2.1.6 Pembelajaran Kooperatif

Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak diperhatikan adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pada model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini siswa aktif membangun pengetahuannya sendiri dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya (Isjoni, 2009).

Dalam dokumen UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 (Halaman 34-38)

Dokumen terkait