• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problem Solving

Dalam dokumen Modul Pendidikan Ekonomi (Halaman 57-61)

PENDIDIKAN INDONESIA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

C. Problem Solving

Kemampuan dasar menyelesaikan masalah (problem solving) sering tumpang tandih dengan kemampuan dasar berpikir kritis. Oleh sebab itu problem solving sering dipertukarkan dengan berpikir kritis. Namun untuk dapat menyelesaikan komplek, pemikir harus dapat melakukan anlisis dan sistesis yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut bloom.

Rangkuman

Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.

53 Berpikir kritis dan kreatif sangat dibutuhkan oleh peserta didik ketika belajar.Berpikir kritis ditandai oleh kemampuan analitik, sintesis, dan praktikal lazim di sebut berpikir triakhik. Sedangkan berpikir kreatif ditandai oleh kebaruan dalam bertindak keberanian dalam banyak hal senantiasa berbeda dengan orang lain. Kedua kemampuan berpikir tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui layanan pembelajaran yang mendidik, maupun melalui layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan. Pengembangan berpikir kreatif peserta didik dapat dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan pengalaman kreatif, memprkenalkan kegiatan – kegiatan baru yang terlepas dari rutinitas, memuji inovasi, dan menghargai kekeliruan serta menunjukkan berbagai cara untuk memecahkan masalah.

Sedangkan cara berpikir kritis peserta didik dalam layanan pembelajaran dengan menyajikan berbagai problem untuk ditemukan solusinya. Guru dapat menggunakan strategi cooperative learning, prombel based learning, dan experiential learning. Peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis tertentu akan terhindar dari ketidak mampuan dan keraguan dalam mengambil sebuah keputusan.

Contoh soal

1. Berikut ini diberikan beberapa contoh soal HOTS, dikutip dari suryaman (2018). Soal hots yang menggunakan stimulus. Pada suatu turnamen sepak bola, hasil pertandingan di grup C dimana setiap TIM memainkan pertandingan dua kali tersaji pada tabell berikut.

Tim Main Menang Seri Kalah Memasukkan -

kemasukan

Ps Garuda 2 2 0 0 5-1

Ps Merpati 2 1 1 0 1-0

Ps Merak 2 0 1 1 0-1

Ps Puyuh 2 0 0 2 1-5

Tentukan skor pertandingan antara PS garuda dan PS puyuh? 2. Contoh soal tanpa stimulus

54 Dalam pemeblajaran matematika, soal hots tidak selalu kontekstual dan atau menggunakan stimulus. Penulisan soal hots juga bias dilakukan tanpa menggunakan stimulus. Syratnya tentu soal tersebut harus diarahkan bahwa siswa yang akan menyelesaikan soal tersebut menggunakan hots. Karakter dasar soal hots tentu bukan terletak ada atau tidaknya stimulus.

Perhatikan bentuk perkalian berikut 4 x

Y 9

+ 3 3 9 7

Apabila x dan y dua bilangan berbeda, tentukan x + y ?

3. Misalkan kamu diminta untuk merancang sebuah mesin yang dapat digunakan untuk memetik buah jagung secara efisien dan langsung merontokkan biji jagung dan disimpan. Gambarkan mesin yang dimaksud dengan menuliskan setiap bagian dan fungsinya ?

4. Buatlah sebuah cerita dengan menuangkan sebanyak mungkin hal – hal yang dapat terjadi jika sebuah pohon dapat berjalan seperti hewan ?

5. Misalkan sebuah perusahaan ingin mengembangkan sebuah tempat sampah sehingga dapat bekerja sama otomatis. Gambarkan ide untuk pengembangan tersebut !tuliskan nama setiap bagian dan fungsinya ?

55 BAB 5

Pentingnya Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi A. Pembelajaran Low Order Thingking

Pada umumnya proses pembelajaran dibeberapa tingkat sekolah menerapkan tes yang bersifat LOT atau kemampuan berpikir tingkat dasar saja. Kemampuan tingkat dasar atau lebih tepatnya kemampuan berpikir tingkat rendah hanya menggunakan kemampuan yang bersifat mekanis seperti menghafal dan mengulang-ulang informasi yang telah diketahahui sebelumnya. Kemampuan tersebut sangat berkaitan dengan mengingat, memahami, dan mengalikasikan. Banyak guru percaya bahwa tugasnya adalah memberikan informasi kepada pada siswanya. Hal tersebut menyebabkan peran guru sangat dominan dikelas dan memberikan sedikit kesempatan kepada siswa untuk aktif berpikir, nah akibatnya sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan yang membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Jika guru menggunakan pendekatan monologis dalam mengajar, maka peran guru menjadi sangat dominan dan menetukan, memilih, mengorganisasi faktor yang di dapatkan dalam hasil belajarnya. Pendakatan ini biasanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran berlangsung. Beberapa kelemahan yang muncul akibat kondisi metode yang diterapkan guru in anak tidak aktif dalam berpikir dan bertindak, sehingga hasil belajarnya tidak baik. Pada akhirnya dilakukannya pembinaan guru dengan melatih para guru dengan menggunakan pendekatan dialogis. Sebagaian guru telah menggunakan pendekatan ini yang memberikan siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifak siswa tergantunga bagaimana pembelajaran yang diterapkan oleh guru tersebut.

Low Order Thingking (LOT) ialah kemampuan yang dimiliki seseorang seperti mengingat, memahami dan menerapkan. Untuk memiliki keterampilan tingkat tinggi nantinya seseorang harus belajar berpikir tingkat rendah terlebih dahulu agar memahami proses pembelajaran yang selanjutnya. Penulis melakukan beberapa tes dan penelitian untuk mengatahui kemampuan mahasiswa dalam berpikir tingkat tinggi. Pada umumnya mahasiswa kurang mampu berpikir kritis dan tidak kreatif. Bahkan pada tes sederhana membuat gambar pemandangan, hampir semua mahasiswa menggambar dengan hasil yang serupa.

56 Dampak dari pembelajaran LOD ditingkat dasar dan menengah menyembabkan sebagian besar sisiwa tidak memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut menyebabkan hasil tes TIMSS dan PISA menempati peringkat yang rendah. Hasil menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dasar di negara kita masih sangat rendah. Sebagian besar sisiwa tingakt dasar hanya mampu menyelesaikan sola-soal yang bersifat rutin dan penah dikerjakan disekolah. Mereka tidak mampu mengerjakan tes PISA yang mengukur ketermapulan berpikir tingkat timggi terkain permasalahan sehari-hari.

Ketidak mampuanberpikir kreatif akan menyebabkan seseorang tidak mampu mengembangkan pemahaman baru yang dimilikinya yang dibutuhkan untuk penegmbangan karya. Hal itu menyembabkan sebagian besar lulusan sekolan tida mmapu mengajukan pengemabngan perubahan yang terjadi di dinia. Banyak perusahaan yang bangkrut karena tidak mampunya menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan pasar di daerahnya. Padas sekarang ini dibutuhkannya seseorang yang luas biasa dan bisa berkembang adalah mereka yang mampu berpikir kreatif dan ktiris dan cakap dalam mengambil keputusan yang tepat.

Didalam kemampuan berpikir dasar atau tingkat rendah ini perlu memiliki tiga keterampilan yaitu:

1. Mengingat informasi hanya sebatas diingat bisa jadi siswa tidak mengerti apa yang sedang dipahami dan dibaca walaupun hanaya dihapal saja.

2. Ketika para siswa sudah paham mengenai informasi yang dijelaskan siswa belum mampu mengelolah informasi yang didapatnya.

3. Selanjutnya siswa diajak ketahap selanjutnya yaitu membentuk dengan baik informasi yang didapatnya jika mereka sudah benar-benar paham, jika belum mereka tidak akan mampu menerapkannya dimuka umum.

Dalam dokumen Modul Pendidikan Ekonomi (Halaman 57-61)