• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. TAHAP IMPLEMENTASI

4.5 Produk Akhir

Produk akhir dari penelitian ini berupa AEM-G. AEM-G merupakan sebuah alat evaluasi yang di dalamnya terdiri atas penjelasan mengenai peta konsep, petunjuk penggunaan, latihan pembuatan peta konsep menggunakan AEM-G, evaluasi materi gaya, pengaturan serta info mengenai pengembang dan perkembangansoftwareuntuk membuat peta konsep.

4.6 Pembahasan

4.6.1

Pengembangan AEM-G Sebagai Alat Evaluasi Materi Gaya

Berdasarkan hasil check listdapat disimpulkan bahwa AEM-G memenuhi syarat sebagai alat evaluasi materi gaya, pada analisis angket didapatkan persentase sebesar 85.71 % dengan kriteria sangat baik yang berarti sebagian besar syarat terpenuhi.

Ada beberapa hal yang belum terpenuhi, yakni pada AEM-G belum bisa memberi umpan balik yang bersifat korektif, karena pada alat evaluasi ini hanya bisa memberikan penilaian hasil akhir, belum bisa memberikan pemahaman kepada siswa mengenai letak kesalahan dalam penyusunan peta konsep. Sistem

penyimpanan hasil evaluasi siswa berupa gambar peta konsep, sehingga guru dapat melihat letak kesalahan siswa. Kedua, AEM-G tidak didukung dengan gambar animasi yang memadai, hal ini dikarenakan AEM-G lebih cenderung sebagai alat evaluasi bukan media pembelajaran, sehingga mengurangi gambar penunjang yang dapat mengganggu proses evaluasi. Gambar atau animasi yang ada hanya sebatas pada tombol dan contoh peta konsep.

AEM-G telah melalui tahap validasi yang dilakukan oleh dua dosen ahli media dan ahli bidang evaluasi. Hasil lembar validasi ahli untuk aspek desain pembelajaran diperoleh persentase sebesar 68.75% yang berada pada kategori baik. Menurut ahli, alat evaluasi ini memiliki kekurangan pada subvariabel pemberian umpan balik, yakni pemberian umpan balik belum berjalan secara otomatis melalui program, melainkan masih dilakukan secara manual oleh guru atau pemberi evaluasi. Hasil analisis untuk aspek komunikasi audio visual diperoleh persentase sebesar 85.00% yang berada pada kategori sangat baik. Pada aspek ini semua indikator berada pada kategori baik dan baik sekali, tetapi ada hal yang dirasa belum maksimal, yakni ide penuangan gagasan dan penggunaan audio. Ide yang diusung memang masih tergolong baru, tetapi produk yang dihasilkan masih kurang maksimal karena hanya berlaku untuk satu materi saja.

Audio yang digunakan masih bersifat pengiring, karena sifat produk sebagai alat evaluasi. Hal ini bertujuan agar musik yang digunakan tidak mengganggu konsentrasi siswa selama proses evaluasi. Hasil analisis untuk aspek rekayasa perangkat lunak, didapatkan persentase sebesar 87.50% yang berada pada kategori sangat baik, sedangkan untuk aspek isi didapatkan persentase

sebesar 83.33% yang berada pada kategori sangat baik pula. Secara keseluruhan, hasil uji validasi diperoleh persentase sebesar 82.70% yang terkategori sangat baik.

Uji coba skala terbatas dilakukan terhadap 15 mahasiswa fisika. Hasil dari uji skala terbatas meliputi saran dan masukan mengenai perbaikan alat evaluasi. Setelah dilakukan uji terbatas ini diperoleh hasil alat evaluasi untuk uji skala luas. Perubahan yang dilakukan setelah uji skala terbatas antara lain penambahan data diri pengembang dan mengubah posisi daftar konsep yang semula berada di sebelah kanan lembar evaluasi menjadi di bawah. Pemindahan daftar konsep dan daftar penghubung dikarenakan ketika berada disisi sebelah kanan dapat menutupi peta konsep yang sedang disusun, sehingga dipindah ke bawah agar tidak menutupi peta konsep yang sedang disusun.

Uji coba skala luas dilakukan terhadap 40 mahasiswa fisika. Penelitian ini juga bertujuan mengukur keefisienan alat. Penggunaan AEM-G memang harus ditunjang oleh software pendukung, namun pada umumnya sudah ada bersama

operating system windows sehingga untuk menjalankannya tidak diperlukan penginstalan karena file berbentuk .exe. Software pendukung tersebut berguna untuk menyimpan gambar hasil evaluasi, misalnyapdf creatoratauMicrosoft XPS Document Writer. AEM-G dilengkapi dengan system penilaian yang dapat menunjukkan nilai akhir dan dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan sehingga mempermudah siswa dalam proses evaluasi. Selama uji skala luas, dilakukan pengukuran waktu pengerjaan, setelah dilakukan analisis diperoleh waktu rata-rata untuk pengerjaan menggunakan AEM-G sekitar 10 menit 57 detik sedangkan

untuk pengerjaan peta konsep secara manual sekitar 13 menit 27 detik, selisih waktu ini menandakan evaluasi menggunakan AEM-G sedikit lebih efisien. Data lebih lengkap mengenai waktu pengerjaan dapat dilihat pada Lampiran 12.

Hasil analisis angket kelayakan diperoleh rata-rata persentase 82.08% dengan kategori sangat baik, hal ini menunjukkan adanya kriteria yang baik pada pewarnaan, penggunaan bahasa dan petunjuk sehingga siswa tidak terganggu dalam proses evaluasi. Selain keefisienan dan kelayakan dilakukan juga analisis keefektifan, yakni dilakukan penghitungan nilai korelasi nilai antara pengerjaan evaluasi dengan soal uraian dengan AEM-G. Berdasarkan penghitungan diperoleh nilai rxy sebesar 0.67. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan nilai rxy pada tabel yang besarnya 0.312 sehingga dapat dikatakan AEM-G mimiliki nilai korelasi positif yang berarti memiliki nilai keefektifan yang cukup. Analisis perhitungan nilairxy dapat dilihat pada Lampiran 13.

Kelebihan media evaluasi menggunakan peta konsep berbasis komputer dibandingkan dengan media evaluasi menggunakan peta konsep yang sudah ada antara lain:

(1) Tampilan dari media evaluasi ini menggunakan banyak warna sehingga dapat menarik perhatian mata dan tidak membosankan.

(2) Dilengkapi dengan penjelasan peta konsep, soal, dan cara menggunakan media.

(3) Terdapat peta konsep pokok bahasan gaya yang berbasis komputer.

(4) Terdapat sistem penilaian yang cukup valid sehingga meminimalisir waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengoreksian.

(5) Penggunaan yang relatif lebih mudah karena lebih sederhana dibandingkan dengan peta konsep manual.

(6) Ukuranfileyang tidak terlalu besar sehingga memudahkan dalam pengelolaannya.

Kelemahan media evaluasi menggunakan AEM-G antara lain:

(1) Penyimpanan nilai hasil pekerjaan siswa tidak dapat dikelompokkan atau diurutkan karena nilai siswa muncul pada halaman hasil pekerjaan siswa. (2) Hasil pekerjaan siswa disimpan dalam file gambar sehingga hasilnya tidak

dapat diperbaiki lagi ketika sudah disimpan. (3) AEM-G hanya dapat digunakan pada materi gaya.

(4) Master peta konsep tidak dapat diubah sesuai kebutuhan evaluator.

(5) Membutuhkan perangkat computer dengan spesifikasi minimal RAM 1 Gb dan resolusi 800x600 pixel.

4.6.2

Keefektifan AEM-G Sebagai Alat Evaluasi

Hasil analisis data dari nilai peta konsep pada AEM-G dibandingkan dengan nilai uraian yang dikerjakan oleh 40 mahasiswa diperoleh nilai rxy= 0,67 dan nilai r tabel adalah 0,312. Berdasarkan data hasil analisis dapat dikatakan bahwa evaluasi menggunakan AEM-G sama efektif meskipun korelasinya tidak terlalu tinggi tetapi lebih besar dari nilai r tabel. Hasil analisis efektivitas antara nilai AEM-G dan uraian dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan data pada Lampiran 13, dapat dilihat bahwa perbandingan nilai evaluasi menggunakan AEM-G dan soal uraian tidak berbeda jauh.

Nilai efektivitas ini digunakan untuk menunjukkan bahwa hasil pekerjaan siswa menggunakan AEM-G mampu menunjukkan kemampuan kognitif mereka yang sesungguhnya. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara nilai menggunakan AEM-G dan nilai menggunakan soal uraian. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa korelasi antara keduanya cukup tinggi. Korelasi yang cukup tinggi menunjukkan bahwa hasil pekerjaan menggunakan AEM-G tidak berbeda jauh dengan hasil pekerjaan menggunakan uraian dimana keduanya mengukur pemahaman siswa dengan kisi-kisi yang sama.

Hasil analisis data tentang struktur kognitif siswa dapat dilihat melalui hasil peta konsep dengan daftar konsep dan daftar kata hubung yang berkaitan dengan gaya dan jenis-jenis gaya yang dikerjakan oleh 40 mahasiswa.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Konsepsi Mahasiswa Tentang Gaya

No Konsepsi Siswa jumlah Siswa

Benar Salah

1 Gaya merupakan besaran vektor 40 0

2 Gaya mempunyai satuan newton (N) 27 13

3 Gaya dapat diukur dengan neraca pegas 35 5 4 Gaya dapat dipelajari dengan Hukum Newton 26 14 5 Hukum I Newton merupakan salah satu

Hukum Newton

40 0

6 Hukum II Newton merupakan salah satu Hukum Newton

40 0

7 Hukum III Newton merupakan salah satu Hukum Newton

40 0

8 Hukum I Newton berlaku pada benda diam 33 7 9 Hukum I Newton terjadi pada benda yang

mempunyai kecepatan konstan

21 19

10 Hukum II Newton menjelaskan akibat dari Gaya menimbulkan percepatan

37 3

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat variasi dari konsepsi yang menjawab dengan proposisi yang benar dan salah. Proposisi yang benar adalah dua konsep yang terhubung dengan frasa penghubung yang sesuai dengan konsepsi ilmiah. Konsep yang tidak terhubung dan konsep yang terhubung dengan frasa penghubung yang salah dikategorikan pada proposisi yang salah. Dua konsep yang terhubung tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah dikatakan sebagai miskonsepsi (salah pemahaman konsep). Oleh karena itu, dari peta konsep juga dapat dilihat miskonsepsi dalam pokok bahasan gaya.

Berdasarkan hasil analisis data yang tercantum pada Tabel 4.7 dan proposisi-proposisi yang dibuat mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Konsep-konsep yang banyak dikuasai adalah: Hukum Newton terbagi menjadi

Hukum I Newton, Hukum II Newton dan Hukum III Newton. Semua proporsi yang disusun benar.

(2) Konsep-konsep yang masih belum dipahami adalah: hukum I Newton terjadi pada benda yang memiliki kecepatan konstan, hukum III Newton menjelaskan aksi reaksi. Terdapat beberapa siswa yang menghubungkan konsep kecepatan konstan dengan hukum II Newton atau hukum III Newton.

Beberapa miskonsepsi yang dapat dilihat dari proposisi yang terhubung salah pada peta konsep gaya antara lain:

(1) Newton (N) menyatakan hukum Newton

Mahasiswa menganggap bahwa Newton adalah nama tokoh yang menemukan hukum Newton padahal newton yang dimaksudkan dalam hal ini

adalah satuan internasional besaran gaya dan sudah ada keterangan N di dalam kurung.

(2) Benda diam menyatakan kecepatan konstan

Beberapa mahasiswa menjawab bahwa benda diam mempunyai kecepatan konstan. Benda diam merupakan benda yang tidak mempunyai kecepatan ataupun percepatan.

(3) Neraca pegas digunakan untuk mengukur percepatan

Neraca pegas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya gaya.

(4) Kecepatan konstan dijelaskan pada Hukum II Newton

Sesuai dengan Hukum I Newton, benda akan tetap pada keadaan diam atau bergerak lurus beraturan jika tidak ada gaya luar yang mempengaruhi benda tersebut atau resultan gaya luar sama dengan nol. Gerak lurus beraturan adalah gerak yang mempunyai kecepatan konstan. Hukum II Newton mempelajari akibat adanya gaya menghasilkan suatu percepatan atau kecepatannya berubah.

(5) Percepatan adalah kecepatan konstan

Percepatan muncul akibat adanya perubahan kecepatan pada selang waktu tertentu, sedangkan kecepatan konstan adalah kecepatan yang tetap atau tidak mengalami perubahan.

52

5.1 Simpulan

Penelitian pengembangan software evaluasi menggunakan peta konsep dengansoftware Macromedia Flash 8pokok bahasan gaya berhasil sesuai tujuan. Produk hasil pengembangan dinamakan AEM-G yang di dalammya terdiri atas penjelasan mengenai peta konsep, latihan sekaligus menu pembuatan peta konsep, dan evaluasi materi gaya dengan peta konsep. Hasil analisis check list

kelengkapan media seperti tombol dan navigasi diperoleh persentase sebesar 85.71 %. Hasil ini menunjukkan sebagian besar komponen yang diperlukan dalam sebuah media evaluasi terdapat pada AEM-G. Hasil angket kelayakan yang diberikan pada uji coba skala luas diperoleh persentase sebesar 82.08% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari kepuasan pengguna (user satisfaction), software evaluasi menggunakan peta konsep layak digunakan sebagai alat evaluasi belajar. Hasil analisis angket validasi memiliki persentase sebesar 81,25% dengan kategori baik sekali. Nilai korelasi antara AEM-G dengan soal uraian sebesar 0,67 sehingga dapat dikatakan bahwa evaluasi belajar menggunakan AEM-G sama efektifnya dengan tes uraian.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yaitu :

(1) Softwareyang dihasilkan digunakan sebagai alat evaluasi. (2) Penyimpanan hasil pekerjaan siswa masih berupa gambar, untuk

pengembangan selanjutnya perlu dikembangkan dengan menggunakan

databaseuntuk menyimpan nilai siswa.

(3) Perlu dikembangkan evaluasi menggunakan peta konsep berbasis komputer secaraonlinesehingga mempermudah penggunaannya dan memperbanyak jumlah pengguna.

(4) Perlu dikembangkansoftwareevaluasi menggunakan peta konsep pada pokok bahasan lain untuk mempermudah proses evaluasi menggunakan peta konsep.

(5) Perlu dikembangkansoftwareevaluasi menggunakan peta konsep dengan master peta konsep yang dapat diganti sesuai kebutuhan evaluator.

DAFTAR PUSTAKA

A. Rusilowati, Ngurah Made Darmaputra, Supriyadi, Dwi Yulianti, M. Sukisno. 2009.Pengembangan Concept Mapping Assassment Untuk Mengukur Kemampuan Mahasiswa dalam Mengkonstruk dan Memahami Konsep Fisika.UIN Hidayatullah.

Arikunto, Suharsimi .2007. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Chang, K.E., Y.T. Sung, R.B. Chang, & S.C. Lin. 2005. A New Assessment for Computer-based Concept Mapping. Educational Technology & Society, 8(3): 138-148.

Giancoli, Douglas C.. 2001.Fisika Jilid 1.Jakarta: Erlangga. Haliday, David & R. Resnick. 1994.Fisika 1. Jakarta: Erlangga.

Mistades, Voltaire Mallari.2009. Concept Mapping in Introductory Physics.Journal of Education and Human Development,3(1).

McClure, Suen,H.K., &Sonak, Brian.1999. Concept Map Assessment of Classroom Learning: Reliability, Validity, and Logistical Practicality.Journal of Research in Science Teaching,36(4): 475–492.

Novak, J.D.. Introduction to Concept Mapping.University Parkway Pensacola,Florida, hlm. 4.

Primo, Ruiz.2000a. On the Use Of Concept Maps As An Assessment Tool in Science: What We Have Learned so Far.Revista Electrónica de Investigación Educativa, 2(1).

Primo, Ruiz. 2000b. On the Use Of Concept Maps As An Assessment Tool in Science: What We Have Learned so Far. Revista Electrónica de Investigación Educativa, 2(1): 1- 6.

Schultz, S.E., Shavelson, R.J., & Primo, Ruiz.1997. Concept Map-Based Assessment in Science: Two Exploratory Studies.CRESST/Stanford University.

Sugiyono. 2002.Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta. ________. 2005.Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudijono, Anas. 2006.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Susiani. 2010.Pengembangan Alat Evaluasi Peta Konsep untuk Mengukur Struktur Kognitif Mahasiswa pada Pokok Bahasan Energi. Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Tipler, Paul. 1991.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Yin,Y., Vanides, J., Ayala,C.C., Shavelson,R.J.,& Primo,Ruiz. 2005.Comparison of Two Concept-Mapping Techniques: Implications for Scoring, Interpretation, and Use. Journal of Research in Science Teaching, 42( 2): 166–184.

Wahono, R.S. 2006.Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Tersedia di http://RomiSatriaWahono.net/ [diakses 2-01-2012]

Lampiran 1

Nilai :

1. Preposition(hubungan antar konsep) : 1 x 11 = 11

2. Hirarki : 5 x 3 = 15

3. Cross-link : 0

4. Contoh : 0

+ Indek nilai (I) 26

Nilai akhir = 100

Gaya adalah

Besaran Vektor

dapat diukur dengan

Neraca Pegas

mempunyai satuan newton(N)

dapat dijelaskan dengan

Hukum Newton

terdiri atas

Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton

Diam Kecepatan Konstan Percepatan terjadi pada benda yang

menyatakan akibat gaya berupa

Aksi Reaksi menyatakan

Terjadi Sebelum Benda Bergerak

Terjadi Saat Benda Bergerak

Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis Gaya Sentuh

Contohnya

Gaya Normal Gaya Pegas Gaya Gesek

Gaya Tak Sentuh

Contohnya

Gaya Listrik Gaya Magnet Gaya Gravitasi

5

Nilai :

1. Preposition(hubungan antar konsep) : 1 x 12 = 12

2. Hirarki : 5 x 3 = 15

3. Contoh : 1 x 6 = 6

+

Indek nilai (I) 33

Lampiran 2

Kisi KisiCheck List

No. Aspek Indikator No. Butir

1 Aspek Desain Pembelajaran

Evaluasi

1. Peta konsep berbasis komputer memiliki komponen untuk membuat peta konsep yang baik (kata kunci, penghubung, frasa

penghubung)

2. Peta konsep berbasis komputer memiliki soal evaluasi

3. Peta konsep berbasis komputer memiliki sistem penilaian

Balikan (Feedback)

Pemberian umpan balik terhadap hasil evaluasi

1 2 3 4 2 Aspek komunikasi visual

Pemakaian kata dan bahasa (Text Layout) Peta konsep berbasis komputer menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

PemakaianHypertext

Peta konsep berbasis komputer menggunakan

hypertextyang membantu pengguna menjelajah program

Animasi

1. Peta konsep berbasis komputer terdapat gambar statis

2. Peta konsep berbasis komputer terdapat animasi

3. Peta konsep berbasis komputer terdapat suara

Tombol menu dan ikon

Peta konsep berbasis komputer terdapat tombol, ikon, dan menu yang tetap untuk selesai, keluar, maju, dan mundur dari layar ke layar lain

5 6 7 8 9 10 3 Aspek rekayasa perangkat lunak Pengoperasian Program

1. Userdapat keluar dari evaluasi peta konsep berbasis komputer tanpa harus

menyelesaikan semua evaluasi 2. Peta konsep berbasis komputer dapat

dioperasikan tanpa CD

3. Peta konsep berbasis komputer dapat berjalan dengan baik dalam kondisi normal 4. Peta konsep berbasis komputer dapat diubah

oleh pemakai

11

12 13 14

Lampiran 3

Dokumen terkait