• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Ekonomi Daerah

6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

2.3. Produk Domestik Regional Bruto

1. Pengeluaran per kapita disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli

2. Rata-rata pengeluaran per kapita dihitung dari level provinsi hingga level kabupaten/kota.

3.

Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas. Metose penghitungannya menggunakan metode Rao.

d) Menghitung IPM

IPM = √ x 100

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, indeks pendidikan, dan indeks pengeluaran.

Sumber: BPS Sumatera Utara

2.3. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Bruto (PDB) pada tingkat nasional serta Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (provinsi) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Untuk menyusun PDB maupun PDRB digunakan dua pendekatan yaitu lapangan usaha dan pengeluaran. Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik dihitung atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada prinsipnya PDRB adalah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi atas jumlah nilai tambah yang dihasilkan

36

oleh seluruh unit ekonomi dalam kurun waktu tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai barang dan jasa akhir yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Data tersebut digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan nilai barang dan jasa akhir dihitung dengan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu sebagai tahun dasar, yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

2.3.1. Metode Perhitungan PDRB

2.3.1.1. Metode Produksi (Output Approach)

Dari segi produksi, PDRB merupakan jumlah nilai produk barang-barang dan jasa akhir yang dihasilkan unit-unit produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi tersebut awalnya dikelompokkan kedalam sembilan kelompok lapangan usaha namun saat ini sudah diklasifikasikan menjadi 17 lapangan usaha. Berdasarkan publikasi BPS Sumatera Utara, PDB menurut lapangan usaha dirinci menurut total nilai tambah dari seluruh sektor ekonomi yang mencakup lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;

Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas;

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi;

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan;

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan social dan Jasa lainnya.

Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi perhitungan ganda (double counting) atau bahkan multiple counting.

Akibatnya angka PDB atau PDRB bisa menggelembung beberapa kali lipat dari yang sebenarnya (Rahardja, 2001: 25). Untuk menghindari hal tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut:

NT = NO – NI

Dimana: NT adalah nilai tambah; NO adalah nilai output; dan NI adalah nilai input diantara.

2.3.1.2. Metode Pendapatan (Income Approach)

Menurut pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam janga waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah/gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya (Nasution, 2015: 18).

Dengan menggunakan formulasi ditulis sebagai:

Y = w + r + i + π

Dalam definisi ini PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tak langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan ini persektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Oleh karena itu PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).

2.3.1.3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Menurut pendekatan pengeluaran (Nasution, 2015:18), PDRB adalah

38

semua komponen pengeluaran akhir seperti: pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, ekspor barang dan jasa, dikurangi impor barang dan jasa.

2.3.1.4. Analisis Keyneysian

Perhitungan PDRB dari sisi pengelaran atau penggunaan lebih menjelaskan tentang bagaimana pendapatan yang diciptakan melalui proses ekonomi dari berbagai macam sektor produksi digunakan oleh berbagai instansi domestik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhirnya. Atau pada pengertian lain PDRB menurut penggunaan ini menjelaskan tentang penggunaan sebagian besar produk domestik untuk keperluan konsumsi akhir, atau dengan istilah lain disebut juga sebagai output akhir (final output). Hubungan antara sisi pendapatan dengan sisi pengeluaran atau penggunaan akhir berbagai produk barang dan jasa, baik yang berasal dari produk domestik maupun impor dan ekspor dapat dinyatakan dalam model Keynesian dengan persamaan sebagai berikut:

Y = C + G + GFCF + ∆Invent + X-M Dimana :

Y (Income) :PDRB

C (Consumption) :Konsumsi akhir rumah tangga dan LNPRT

G (Governtment) :Konsumsi pemerintah

CGFG (Gross Fixed Capital Formation): Pembentukan modal tetap bruto

∆Invent : Perubahan inventori

X : Ekspor

M : Impor

Secara konsep ketiga pendekatan tersebut memberikan jumlah yang sama antara jumlah pengeluaran dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya.

Selanjutnya PDRB atas dasar harga pasar mencakup komponen pajak tidak langsung netto. Selain itu dari PDRB dapat diturunkan ukuran-ukuran penting lainnya, yaitu:

1. Produk Regional Bruto, merupakan produk domestic regional bruto ditambah dengan pendapatan netto dari luar kabupaten. Pendapatan netto ini sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja, dan modal) milik penduduk suatu kabupaten yang diterima dari luar kabupaten dikurangi pendapatan kabupaten lain yang diperoleh di kabupaten tersebut.

2. Produk Domestik Regional Netto, merupakan produk regional bruto dikurangi dengan seluruh nilai penyusutan atas dasar barang-barang modal tetap yang digunakan selama setahun.

3. Produk Domestik Regional Netto atas Dasar Biaya Faktor Produksi (Pendapatan regional) adalah produk regional netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tak langsung netto. Pajak tak langsung netto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut oleh pemerintah dikurangi subsidi, keduanya berhubungan kuat dengan barang dan jasa yang diproduksi ataupun dijual, perbedaannya apabila pajak tak langsung seolah-olah menaikkan harga, sedangkan subsidi justru sebaliknya.

4. Angka-angka perkapita, adalah ukuran-ukuran indikator ekonomi seperti pada

40

butir-butir diatas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

2.3.2. Manfaat Perhitungan PDRB

Adapun manfaat perhitungan PDRB adalah:

1. Mengetahui dan menelaah struktur atau susunan daerah termasuk daerah industri, pertanian atau jasa dan berapakah besar sumbangan masing-masing sektornya.

2. Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu. Oleh karena nilai PDRB dicatat tiap tahun, maka akan didapat catatan angka dari tahun ke tahun.

Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh keterangan kenaikan ataupun penurunan apakah ada perubahan atau pengurangan kemakmuran material atau tidak.

3. Batas wilayah perhitungan PDRB adalah negara (domestik). Hal ini memungkinkan kita mengukur sejauh mana kebijaksanaan ekonomi diterapkan pemerintah mampu mendorong aktifitas perekonomian domestik.

Dokumen terkait