• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Produk-produk BMT

BMT adalah Baitul Maal wat Tamwil yaitu sistem intermediasi keuangan di tingkat mikro yang didalamnya terdapat Baitul Maal dan Baitul Tamwil yang dalam operasionalnya dijalankan dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’ah.

KSPS-BMT adalah Koperasi Simpan Pinjam Syariah Baitul Maal wat Tamwil yaitu sistem intermediasi keuangan di tingkat mikro yang berbadan hukum koperasi yang didalamnya terdapat Baitul Maal dan Baitul Tamwil yang dalam operasionalnya dijalankan dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’ah.

Salah satu produk yang ada di dalam BMT Ramadana adalah produk mudharabah.

Mudharabah adalah penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan BMT sebagai Mundharib (pengelola). Dana tersebut digunakan BMT untuk melakukan Murabahah atau Ijarah, dapat pula dana tersebut digunakan BMT untuk mudharabah kedua. Hasil usaha ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Dalam

hal BMT menggunakannya untuk melakukan Mudharabah kedua, maka

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Republik Indonesia Nomor No.

/BH/XVI. , Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syari’ah).

Secara garis besar produk perbankan dapat dibagi menjadi tiga yaitu produk penyaluran dana, produk penghimpunan dana dan produk jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya.

. Produk Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana lebih dikenal dengan produk pembiayaan, ditujukan untuk mendapatkan manfaat baik bagi para deponden, bank syariah maupun bagi para nasabah peminjam dan dunia usaha. Produk pembiayaan bank syariah di kelompokan dalam tiga prinsip yaitu:

a. Prinsip jual beli (ba’i), jual beli dilaksanakan karena adanya pemindahan kepemilikan barang. Keuntungan bank disebutkan didepan dan termasuk harga dari harga jual.

Ketentuan umum:

) Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi harga jual barang.

Terdapat tiga jenis jual beli dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam bank syariah, yaitu:

a) Ba’i Al Murabahah, jual beli dengan harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati antara pihak bank dengan nasabah, dalam hal ini bank menyebutkan harga barang kepada nasabah yang kemudian bank memberikan laba dalam jumlah tertentu sesuai dengan kesepakatan.

Ketentuan umum:

a. Bank sebagai penjual

b. Nasabah sebagai pembeli

c. Barang diserahkan dengan segera

d. Pembayaran oleh nasabah dilakukan secara tangguh.

b) Ba’i As salam, jual beli dimana nasabah bertindak sebagai pembeli dan pemesan memberikan uangnya ditempat akad sesuai dengan harga barang yang dipesan dan sifat barang telah disebutkan sebelumnya. Uang yang telah diserahkan menjadi tanggungan bank sebagai penerima pesanan dan pembayaran dilakukan dengan segera.

Ketentuan umum:

a. Hasil produksi yang akan dibeli harus diketahui secara spesifik dan jelas.

b. Jika hasil produksi yang diterima cacat tidak sesuai dengan akad maka menjadi tanggung jawab nasabah.

c. Bank dimungkinkan menggunakan akad salam dengan pihak ketiga karena barang yang dibeli atau dipesan bukan merupakan barang persediaan yang dimiliki oleh bank. c) Ba’i Al Istishna, merupakan bagian dari assalam namun ba’i al

isthna biasanya digunakan dalam bidang manufaktur seluruh ketentuan ba’i isthna mengikuti ba’i assalam namun pembayarannya dapat dilakukan berkali-kali.

Ketentuan umum:

a. Spesifikasi barang pesanan harus jelas.

b. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad dan berlaku selama akad

c. Jika terjadi perubahan kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah kesepakatan akad maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.

b. Prinsip sewa (ijarah)

Adalah kesepakatan pemidahan hak guna atas barang atau jasa melalui sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang yang disewakan. Dalam hal ini bank menyewakan peralatan kepada nasabah dengan biaya yang telah ditetapkan secara pasti.

) Prinsip Bagi Hasil (syirkah) Terdapat dua macam produk yaitu:

a. Musyarakah, merupakan salah satu produk bank syariah yang mana terdapat dua pihak atau lebih yang bekerjasama

untuk meningkatkan asset yang dimiiki bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber daya yang mereka miliki baik yang berwujud maupun tidak terwujud.

Yang tidak boleh dilakukan dalam akad musyarakah:

b. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi

c. Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modal lainya.

d. Memberikan pinjaman kepada pihak lain

e. Pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila: menarik diri dari perserikatan, meninggal dunia, menjadi tidak cakap hukum

f. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek harus

diketahui bersama

g. Proyek yang akan dijalankan harus dijelaskan secara detail dalam akad

) Mudharabah, merupakan bentuk kerjasama dua pihak atau lebh dimana pemilik modal memberikan kepercayaan kepada pengelola dengan perjanjian pembagian keuntungan.

Ketentuan umum:

a. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah harus

berupa uang tunai atau dalam bentuk barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan orang.

b. Apabila dana tunai diserahkan secara bertahap maka harus jelas tahapan dan disepakati bersama

c. Pembagian keuntungan dari modal pembiayaan

mudharabah ini di hitung dengan dua cara yaitu hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan atau sesuai dengan waktu yang disepakati, bank menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan yang dilakukan oleh nasabah, bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan umum namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan nasabah, nasabah dapat dikenakan sanksi administrasi jika menunda pembayaran atau tidak mau membayar kewajibannya.

. Produk penghimpunan Dana

Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi giro, tabungan dan deposito. Prinsip yang diterapkan dalam bank syariah adalah:

a. Prinsip wadiah, nasabah bertindak sebagai pihak yang

meminjamkan uang sedangkan bank bertindak sebagai

peminjaman.

b. Prinsip mudharabah, deposan bertindak sebagai pemilik modal sedangkan bank bertindak sebagai pengelola.

. Produk Jasa

BMT selain menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat juga dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa tersebut antara lain:

. Sharf (jual beli valuta asing), yaitu jual beli mata uang yang tidak sejenis namun harus dilakukan pada waktu yang sama.

. Ijarah (sewa) yaitu menyewakan simpanan dan jasa tata laksana administrasi dokumen, dalam hal ini bank mendapatkan imbalan sewa dari jasa tersebut.

Dokumen terkait