BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.4. Produk
Kotler (2009:4) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan termasuk barang
fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide. Menurut
memenuhi kebutuhan konsumen. Mc Carthy dan Perreault (2003:78) menyatakan bahwa,
produk merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar ke konsumen untuk didistribusikan
dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Umar (2005:31), produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu
keinginan atau kebutuhan.
2.4.1 Merek Produk
Menurut American Marketing Association dalam Kotler (2000:189) merek didefinisikan
sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain atau gabungan dari keseluruhannya yang ditujukan
untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa
yang dihasilkan oleh pesaing. Dalam bisnis merek bisa berupa nama perusahaan, produk-
layanan, logo atau simbol perusahaanatau kombinasi keseluruhan (Hanafiah, 2004:64). Didalam
merek ini terkandung janji perusahaan kepada konsumen untuk memberikan manfaat,
keistimewaan dan layanan tertentu. Merek sangat bernilai karena mampu mempengaruhi pilihan
atau preferensi konsumen. Sebuah merek yang baik dapat memberikan tanda adanya superiotas
produk terhadap konsumen yang mengarah pada sikap konsumen yang menguntungkan dan
membawa kinerja penjualan dan keuangan yang lebih baik bagi perusahaan.
Menurut Knapp (2001:127) merek sebagai internalisasi sejumlah kesan yang diterima
oleh pelanggan dan konsumen yang mengakibatkan adanya suatu posisi khusus dalam ingatan
mereka terhadap manfaat emosional dan fungsional yang dirasakan. Sebuah merek dikatakan
khusus jika konsumen merasa yakin bahwa merek-merek tersebut benar-benar khusus. Untuk
memiliki merek tertentu, perusahaan setidaknya memenuhi beberapa pertanyaan berikut:
2. Apakah merek memiliki komitmen untuk menyediakan manfaat emosional dan
fungsional tertentu bagi konsumen?
3. Apakah merek secara konsisten memenuhi janji dan menyampaikan komitmennya
kepada konsumen?
Pemberian merek bukan merupakan intuisi, bukan hanya sebuah kata, melainkan konsep
nyata tentang keinginan, komitmen dan janji kepada konsumennya. Merek merupakan suatu
sarana bagi perusahaan untuk mengembangkan dan memelihara loyalitas pelanggan. Sekitar
70% pelanggan menggunakan merek sebagai petunjuk membuat keputusan pembelian
(Susanto, 2004:49). Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak
ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk
menciptakan, memelihara dan melidungi dan meningkatkan merek. Para pemasar menyatakan
pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting dalam pemasaran. Menurut American
Marketing Association dalam Kotler (2000:210) merek adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut dan dimaksudkan untuk membedakannya dari
barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.
2.4.2 Pengertian Citra Merek Produk
Citra Merek merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk
dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu, citra merek dibangun
berdasarkan kesan, pemikiran atau pengalaman yang dialami konsumen terhadap suatu merek
yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Yaseen, 2011).
Pengertian citra merek (Keller, 2003:224):
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan
2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka,
sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan
produk. Membangun citra merek yang positif dapat dicapai dengan program marketing
yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan,
yang membedakannya dari produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen elemen yang
mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat menciptakan citra merek
yang kuat bagi konsumen.
Indikator dari variabel citra merek yang dikemukakan oleh Keller (2003) tersebut
dikembangkan menjadi 5 (lima) dimensi sebagai berikut:
1. Profesionalisme yang mewakili pendekatan kualitas (quality) dari atribut, manfaat dan
perilaku.
2. Modern yang mewakili pendekatan inovasi dari atribut, manfaat dan perilaku.
3. Melayani semua segmen masyarakat yang mewakili nilai dan program dari keperdulian
terhadap lingkungan dan tanggungjawab sosial.
4. Concern pada konsumen yang merupakan pendekatan dari orientasi pada konsumen
(customer orientation).
5. Aman yang merupakan pendekatan dari corporate credibility.
Kotler (2000:89), menyebutkan bahwa para pembeli mungkin mempunyai tanggapan
berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol
perusahaan. Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu:
1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.
2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan
3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Supaya bisa
berfungsi citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan
kontak merek. Contoh: jika “IMB berarti pelayanan” pesan ini harus diekspresikan
melalui lambang-lambang, media tertulis dan audiovisual, suasana (ruang fisik),
peristiwa (kegiatan), serta perilaku karyawan.
Wicaksono (2007:96) mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek dalam
keputusan pembelian. Citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi
yang positif, meliputi:
a. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian.
b. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih dari fungsi-
fungsi produk.
c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.
d. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi teknologi sangat
mudah untuk ditiru oleh pesaing.
Menciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran
modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari
hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan image dari produk itu sendiri di benak
pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen dalam memilih suatu produk
(Aaker dalam Vranesevic, 2003:28).
Kotler (2000:46) menyebutkan bahwa para pembeli mungkin mempunyai tanggapan
berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol
1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.
2. menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan
karakter pesaing.
3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental.
Kotler (2000:230), menyebutkan bahwa citra merek adalah sejumlah keyakinan tentang
merek. Blacwell et al. (2001:85) dalam Simamora (2002) juga bicara tentang keyakinan.
Jelasnya hubungan antara dua node, misalnya, Volvo adalah mobil yang aman. Dua node yang
dimaksud adalah Volvo dan aman. Kata ’adalah’ yang menghubungkan kedua node tersebut
menunjukkan adanya keyakinan konsumen.
2.4.3 Pengukuran Citra merek Produk
Menurut Low and Lamb (2000:129), “Pengukuran citra merek berdasarkan kategori
produk, telah digunakan dalam berbagai cara. Namun, selalu diperhitungkan bahwa tidak
hanya atribut-atribut fisik seperti produk yang dipertimbangkan, tetapi juga manfaat
fungsional, emosional dan mengekspresikan diri” (Martinez 2002). Pendapat-pendapat
tersebut menunjukkan bahwa pengukuran terhadap citra merek dapat dilakukan berdasarkan
beberapa atribut, yaitu:
1. Atribut fisik dari sebuah product
Pengukuran citra merek sangat dipengaruhi oleh penampilan fisik dari sebuah merek.
2. Kinerja (kemampuan produk menjalankan fungsinya)
Pengukuran terhadap fungsi atas sebuah produk juga merupakan salah satu variabel yang
menentukan citra merek. Semakin tinggi kemampuan sebuah produk yang menjalankan
fungsinya, maka semakin tinggi pula citra merek konsumen atas produk yang
3. Manfaat emosional
Kemampuan sebuah merek untuk memunculkan emosi positif bagi konsumen sebagai
pemakai atau pengguna suatu merek sangat menentukan keberhasilan pembentukan citra
merek konsumen atas sebuah merek.
4. Manfaat mengekspresikan diri
Keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh sehubungan dengan pengkonsumsian sebuah
produk juga merupakan variabel dasar yang menentukan terhadap image konsumen atas
sebuah merek.
Menurut Keller (2003:234) pengukuran citra merek dapat didasarkan pada 3 variabel
antara lain:
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan disini berkaitan dengan seberapa kuat hubungan yang mampu diciptakan oleh
merek dengan konsumen. Biasanya pengukuran kekuatan ini dapat dibentuk melalui
pengalaman masa lalu, harga, kualitas, rekomendasi, perorangan, iklan dan lain-lain
2. Keunikan (Uniqueness)
Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara merek-merek
yang lainnya. Kesan unik ini muncul dari atribut produk, yang berarti terdapat diferensiasi
antara produk satu dengan produk yang lainnya. Termasuk dalam kelompok unik antara
lain: variasi layanan yang bisa diberikan sebuah produk, variasi harga dari produk yang
bersangkutan, maupun diferensiasi dari penampilan fisik sebuah produk.
3. Favorable
Favorable mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah diingat oleh
konsumen. Termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain: kemudahan merek
kesesuaian antara kesan merek di benak konsumen dengan citra yang diinginkan
perusahaan atas merek yang bersangkutan.