• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

E. Produksi

Bahan baku yang digunakan diperoleh dari daerah sekitar perusahaan, Jawa Timur, dan Semarang. Bahan baku yang digunakan berasal dari serat tumbuhan yang jumlahnya ada 4 macam yaitu agel, pandan, enceng gondok, dan daun lontar. Selain bahan baku, ada bahan penolong yang berfungsi sebagai pelengkap aga r bahan bisa menjadi barang jadi yaitu cat pewarna serat yang dapat diperoleh di toko-toko dan cetakan desain tas yang terbuat dari kayu agar tas dapat dibuat dengan mudah. Selain membuat tas, perusahaan juga membuat keset dan tempat sampah yang terbuat dari serat tumbuhan juga.

Berikut ini proses produksi dari bahan mentah hingga menjadi barang jadi :

1. bahan diambil dari pohonnya yang berupa daun muda.

2. daun tersebut kemudian dipepes yaitu daun dibelah menjadi 2 dan kemudian dijemur sampai kering.

3. setelah dijemur daun tersebut diberi warna sesuai dengan pesanan, kemudian dijemur lagi hingga kering.

5. langkah terakhir adalah penganyaman hingga menjadi tas sesuai dengan desain cetakan yang telah dibuat terlebih dahulu.

Usaha-usaha yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi yaitu :

1. hanya memproduksi barang-barang yang dipesan pembeli, sehingga barang pasti laku dijual dan tidak ada barang yang terbuang.

2. memanfaatkan bahan-bahan sisa sehingga memperkecil bahan yang terbuang.

3. dalam memproduksi barang produksi menggunakan sistem upah borongan untuk memudahkan dalam penentuan harga produksi.

Alat-alat yang digunakan untuk membuat tas tersebut yaitu drum untuk pewarna, jarum untuk finishing, clan harper untuk alat penganyam. Lama pembuatan barang ditentukan besar atau kecilnya tas dan tingkat kesulitan pembuatan tas. Untuk membuat tas yang berukuran kecil, rata-rata dipelukan waktu 3 jam.

F. Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu faktor terpenting bagi perusahaan karena kelangsungan perusahaan tergantung pada berhasil tidaknya pelaksanaan hasil produksinya. CV. Bhumi Cipta Mandiri dalam memasarkan hasil produksinya tidak mengalami kesulitan, karena barang langsung dikirim ke agen. Kemudian agen tersebut memasarkan barang tersebut ke sekitar Yogya, Bali, dan Bandung. Perusahaan tidak hanya memasarkan lewat agen

tapi juga langsung ke konsumen, karena di perusahaan sendiri menyediakan barang khusus untuk dij ual ke konsumen langsung.

Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan melakukan promosi melalui pameran-pameran kerajinan. Tentunya barang yang dipamerkan benar-benar barang yang berkualitas. Dalam hal memasarkan barang, perusahaan mengirim kepada agen. Perusahaan memilih dikirim ke agen, karena dengan dikirim ke agen pemasaran akan semakin luas.

G. Permodalan

Pada saat pendirian, modal diperoleh dari modal sendiri. Kemudian setelah berkembang meminjam dana dari kredit bank.

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Responden

Pene litian di CV. Bhumi Cipta Mandiri dilakukan dengan membagi 30 kuesioner kepada 30 karyawan bagian produksi, dimana karyawan tersebut terbagi atas 12 karyawan laki- laki dan 18 karyawan perempuan. Setelah karyawan mengisi kuesioner, kemudian kuesioner tersebut dikumpulkan kembali dan terkumpul 30 kuesioner. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kuesioner sebesar 100%. Dikarenakan penelitian populasi, maka seluruh kuesioner sebanyak 30 diolah dengan program SPSS. (Data lampiran I hal 88)

B. Deskripsi Variabel

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh data mengenai disiplin kerja karyawan, motivasi kerja karyawan, dan produktivitas kerja karyawan di CV. Bhumi Cipta Mandiri. Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu disajikan deskripsi data dengan menggunakan distribusi frekuensi.

1. Motivasi kerja karyawan

Data tentang motivasi kerja karyawan yang diperoleh diketahui bahwa skor terendah = 49 dan skor tertinggi = 69 dengan mean = 58,5 ;

median = 58,28 ; modus = 58,21 ; dan standar deviasi = 5,56 dapat dilihat

lampiran IV hal 100. Berikut ini disajikan kategori data variabel motivasi kerja karyawan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (lampiran V hal 103):

Tabel 5.1

Deskripsi Variabel Motivasi Kerja Karyawan

Interval Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Kategori

62-72 5 16,67% Sangat Tinggi 54-61 20 66,66% Tinggi 48-53 5 16,67% Cukup Tinggi 43-47 - - Kurang <43 - - Sangat Kurang Jumlah 30 100

Tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa motivasi kerja karyawan yang terkategorikan sangat tinggi ada 5 orang atau 16,67%, tinggi ada 20 orang atau 66,66%, cukup tinggi ada 5 orang atau 16,67%, kurang tidak ada, sangat kurang tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan memiliki tingkat motivasi yang terkategorikan tinggi. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 58,5 ; median = 58,28 ; dan modus = 58,21.

2. Disiplin kerja karyawan

Data tentang disiplin kerja karyawan yang diperoleh diketahui bahwa skor terendah = 36 dan skor tertinggi = 52 dengan mean = 46,5 ;

median = 47,73; modus = 48,63 ; dan standar deviasi = 4,18 dapat dilihat lampiran IV hal 98. Berikut ini disajikan kategori data variabel disiplin kerja karyawan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (lampiran V hal 104) :

Tabel 5.2

Deskripsi Variabel Disiplin Kerja Karyawan

Interval Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Kategori

45-52 23 76,67% Sangat Tinggi 39-44 5 16,67% Tinggi 35-38 2 6,66% Cukup Tinggi 31-34 - - Kurang <31 - - Sangat Kurang Jumlah 30 100

Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa disiplin kerja karyawan yang terkategorikan sangat tinggi ada 23 orang atau 76,67%, tinggi ada 5 orang atau 16,67%, cukup tinggi ada 2 orang atau 6,67%, kurang tidak ada, sangat kurang tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan memiliki tingkat kedisiplinan yang terkategorikan sangat tinggi. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 46,5 ; median = 47,73; dan modus = 48,63.

3. Produktivitas kerja karyawan

Data tentang produktivitas kerja karyawan yang diperoleh diketahui bahwa skor terendah = 24 dan skor tertinggi = 30 dengan mean = 28,45 ; median = 27,5 ; modus = 29,85 ; dan standar deviasi = 1,98 dapat dilihat lampiran IV hal 101. Berikut ini disajikan kategori data variabel produktivitas kerja karyawan berdasarkan perhitugan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (lampiran V hal 105) :

Tabel 5.3

Deskripsi Variabel Produktivitas Kerja Karyawan

Interval Skor Frekuensi Frekuensi Relatif (%) Kategori

29-30 17 56,67% Sangat Tinggi 28-28,99 5 16,67% Tinggi 27-27,99 2 6,67% Cukup Tinggi 26-26,99 2 6,67% Kurang <25 4 13,33% Sangat Kurang Jumlah 30 100

Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa produktivitas kerja karyawan yang terkategorikan sangat tinggi ada 17 orang atau 56,67%, tinggi ada 5 orang atau 16,67%, cukup tinggi ada 2 orang atau 6,67%, kurang ada 2 orang atau 6,67%, sangat kurang ada 4 orang atau 13,33%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan memiliki tingkat produktivitas yang terkategorikan sangat tinggi. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 28,45 ; median = 27,5 ; dan modus = 29,85.

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data masing- masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS), yaitu dengan rumus Kolmogorov-Smirnov Test. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas variabel disiplin kerja, motivasi kerja, dan produktivitas kerja karyawan (lampiran VI hal 106):

Tabel 5.4

Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Proba bilitas Alpha(a) Kesimpulan

Disiplin kerja 0,306 0,05 Normal

Motivasi kerja 0,569 0,05 Normal

Produktivitas kerja 0,082 0,05 Normal

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa distribusi data variabel disiplin kerja, motivasi kerja, dan produktivitas kerja karyawan terkategorikan normal. Hal ini disebabkan nilai probabilitas masing- masing variabel lebih besar daripada nilai taraf signifikansi a = 0,05.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data masing- masing variabel bebas menunjukkan hubungan linier atau tidak dengan variabel terikat. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan Program Stastical Package for Social Sciences (SPSS). Apabila nilai F tabel > F hitung maka hubungan antara variabel bebas dengan terikat adalah linier. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian linieritas (lampiarn VI hal 107) :

Tabel 5.5

Hasil Pengujian Linieritas Variabel Bebas Variabel Terikat db F Hitung F Tabel Kesimpulan Motivasi Kerja Produktivitas Kerja 12 : 16 1,589 2,425 Linier Disiplin Kerja Produktivitas Kerja 11 : 17 2,338 2,413 Linier

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hubungan disiplin kerja dan produktivitas kerja serta hubungan motivasi kerja dan produktivitas kerja adalah linier. Hal demikian disebabkan nilai- nilai F tabel > F hitung.

D. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang diuji. Hipotesis pertama dan kedua menggunakan rumus korelasi product moment, dan hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda. Perhitungan nilai rhitung dan rtabel dapat dilihat pada lampiran VII hal 109-110.

1. Pengujian Hipotesis I

Pada pengujian hipotesis pertama diperoleh antara masing- masing variabel bebas yaitu motivasi kerja karyawan (X1) dan produktivitas kerja karyawan (Y), uji korelasi ini menggunakan bantuan program SPSS, yang dapat dilihat pada lampiran VII hal 109. Hasil analisis korelasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.6

Hasil Pengujian Koefisien Korelasi

Motivasi Kerja Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan

No Variabel Bebas Variabel Terikat rhitung rtabel Sign 1 Motivasi Kerja Produktivitas Kerja 0,488 0,239 0,006 2 Disiplin Kerja Produktivitas Kerja 0,485 0,239 0,007

Tabel 5.6 di atas menunjukkan koefisien korelasi (rhitung) antara motivasi kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 0,488 dengan rtabel sebesar 0,239, yang berarti antara motivasi kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan terdapat korelasi yang sedang,

dengan nilai probabilitas 0,006 lebih kecil dari taraf signifikansi (α) = 5% atau = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha Diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja karyawan (X1) dan produktivitas kerja karyawan (Y).

2. Pengujian Hipotesis II

Pada pengujian hipotesis kedua diperoleh antara masing- masing variabel bebas yaitu disiplin kerja karyawan (X2) dan produktivitas kerja karyawan (Y), uji korelasi ini menggunakan bantuan program SPSS, yang dapat dilihat pada lampiran VII hal 109. Hasil analisis korelasi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5.7

Hasil Pengujian Koefisien Korelasi

Disiplin Kerja Karyawan dan Produktivitas Kerja Karyawan

No Variabel Bebas Variabel Terikat rhitung rtabel Sign 1 Motivasi Kerja Produktivitas Kerja 0,488 0,239 0,006 2 Disiplin Kerja Produktivitas Kerja 0,485 0,239 0,007

Tabel 5.7 di atas menunjukkan koefisien korelasi (rhitung) antara disiplin kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 0,485 dengan rtabel sebesar 0,239, yang berarti antara disiplin kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan terdapat korelasi yang sedang, dengan nilai probabilitas 0,007 lebih kecil dari taraf signifikansi (α) = 5% atau = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha Diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin kerja karyawan (X2) dan produktivitas kerja karyawan (Y).

3. Pengujian Hipotesis III

Hasil analisis data diketahui bahwa nilai koefisien korelasi ganda (Rxy) variabel motivasi kerja karyawan (X1), dan disiplin kerja karyawan (X2) dengan produktivitas kerja karyawan (Y) adalah sebesar 0, 587 dan berkategori sedang. Untuk menguji signifikansi atau tidaknya harga koefisien korelasi ganda tersebut digunakan statistik uji F. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian signifikansi:

Tabel 5.8

Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Ganda

Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Karyawan dengan Produktivitas Kerja Karyawan

Variabel Db JK RK Fhitung Sign

Regresi 2 37,723 18,861 7,108 0,003 Residu 27 71,644 2,653 Total 29 109,367 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Variabel B Std. Error Beta t Sig. 13.486 3.976 3.392 .002 .129 .061 .357 2.130 .042 (Constant) motivasi kerja disiplin kerja .160 .076 .352 2.102 .045

Rumusan hipotesis ketiga menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja karyawan dan disiplin kerja karyawan dengan produktivitas keja karyawan. Dari hasil analisis data antara motivasi kerja karyawan dan disiplin kerja karyawan dengan produktivitas kerja karyawan maka didapat koefisien regresi

variabel motivasi kerja karyawan (X1) 0,129, disiplin kerja karyawan (X2) 0,160, serta (k) 13,486 ( lihat lampiran VII hal 109). Dengan demikian diperoleh garis regresi sebagai berikut :

2 2 1 1x b x b a Y = + + Y = 13,486 + 0,129 X1 + 0,160 X2

Dari hasil perhitungan koefisien regresi diperoleh hubungan X1 sebesar 0,129, dan X2 sebesar 0,160 dengan konstanta 13,486 yang berarti jika variabel X1 sebesar 0,129 bertambah 1 maka nilai konstanta akan bertambah sebesar 0,129. Begitu juga dengan variabel X2 sebesar 0,160 bertambah 1 maka nilai konstanta akan bertambah sebesar 0,160. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi ganda pada pengujian hipotesis III, diperoleh harga Rxy sebesar 0,587. Sedangkan harga koefisien determinasi yang diperoleh (R2) adalah 0,345 (lihat lampiran VIII hal 109). Hal ini menunjukkan hubungan antara motivasi kerja karyawan dan disiplin kerja karyawan dengan produktivitas kerja karyawan terdapat korelasi yang sedang, dengan nilai probabilitas (tingkat kesalahan) sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi (α) = 5% atau 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima atau menyatakan hubungan antara motivasi kerja karyawan dan disiplin kerja karyawan secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan produktivitas kerja karyawan.

E. Pembahasan

1. Hubungan antara motivasi kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang mengatakan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan dapat diterima. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi product moment, diketahui bahwa rhitung sebesar 0,488 lebih besar dari rtabel 0,239, dengan nilai probabilitas 0,006 lebih kecil dari taraf signifikansi (α = 5%) atau = 0,05. Dengan demikian motivasi kerja karyawan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan produktivitas kerja karyawan. Hubungan positif berarti semakin tinggi motivasi kerja karyawan, maka tingkat produktivitas kerja karyawan juga semakin tinggi dan sebaliknya.

Motivasi kerja dalam penelitian ini berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan. Motivasi kerja memiliki peranan penting dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya pemberian penghargaan misalnya pemberian bonus, dan penggajian yang tepat waktu maka hal ini dapat membuat karyawan merasa dihargai atau diperhatikan oleh pemilik perusahaan. Dari hasil pengisian kuesioner dapat dilihat bahwa sebenarnya para karyawan telah memiliki motivasi kerja yang tinggi. Tingginya motivasi kerja ini dapat disebabkan karena adanya hubungan yang baik antara karyawan dengan pemilik. Rata-rata karyawan yang kenal dengan pemilik menjadi salah satu alasan terjaganya hubungan

baik antara karyawan dengan pemilik. Selain dari hal tersebut, motivasi kerja yang tinggi juga dikarenakan adanya suatu pemikiran bahwa bekerja pada perusahaan tas adalah satu-satunya yang dapat dikerjakan selain bertani sehingga harus dijalani dengan baik karena dapat memberikan tambahan penghasilan. Tingginya motivasi kerja tersebut berpengaruh terhadap produktivitas kerja karena pemilik menetapkan target bagi karyawannya untuk membuat dalam jumlah tertentu dalam satu hari kerja. Ini membuktikan teori yang dikemukakan oleh David McCleland beserta rekan–rekannya yang mengemukakan bahwa setiap orang memiliki standar untuk dicapai dalam upayanya untuk dipandang berhasil (Nach). Artinya setiap orang dapat menentukan bagi dirinya sendiri standar karya yang ingin dicapainya. Hal ini tampaknya yang menyebabkan motivasi kerja para karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

2. Hubungan antara disiplin kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang mengatakan ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan dapat diterima. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi product moment, diketahui bahwa rhitung sebesar 0,485 lebih besar dari rtabel 0,239, dengan nilai probabilitas 0,007 lebih kecil dari taraf signifikansi (α = 5%) atau = 0,05. Dengan demikian disiplin kerja karyawan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan produktivitas kerja karyawan. Hubungan

positif dapat diartikan bahwa karyawan dengan tingkat disiplin yang tinggi tentu tingkat produktivitas kerjanya tinggi pula dan sebaliknya.

Skor dalam kue sioner menunjukkan hasil yang cukup tinggi ini dapat diartikan, karyawan CV. Bhumi Cipta Mandiri memiliki tingkat disiplin yang cukup tinggi. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan. Dengan ditetapkannya target pencapaian oleh pemilik perusahaan, maka karyawan juga harus tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Minimnya variasi produk menjadi salah satu sebab tingginya produktivitas. Dengan minimnya variasi produk membuat karyawan dapat dengan cepat menyelesaikan proses pembuatan salah satu model produk yang di produksi perusahaan. 3. Hubungan antara motivasi kerja karyawan dan disiplin kerja karyawan

dengan produktivitas kerja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yaitu motivasi kerja karyawan dan disiplin kerja karyawan memberikan hubungan positif dan signifikan dengan produktivitas kerja karyawan. Pernyataan ini dapat dilihat pada hasil analisis regresi, dimana persamaan regresi dapat dituliskan sebagai berikut:

2 2 1 1x b x b a Y = + + Y = 13,486 + 0,129 (Motivasi) + 0,160 (Disiplin)

Dari hasil perhitungan koefisien regresi diperoleh hubungan X1 sebesar 0,129, dan X2 sebesar 0,160 dengan konstanta 13,486 yang berarti jika variabel X1 sebesar 0,129 bertambah 1 maka nilai konstanta akan

bertambah sebesar 0,129. Begitu juga dengan variabel X2 sebesar 0,160 bertambah 1 maka nilai konstanta akan bertambah sebesar 0,160.

Nilai koefisien regresi dari masing- masing variabel motivasi kerja dan disiplin kerja karyawan adalah positif, yaitu 0,129 dan 0,160, yang artinya bahwa masing- masing variabel seperti motivasi kerja karyawan dan disiplin kerja karyawan diperusahaan Bhumi Cipta Mandiri memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Koefisien persamaan regresi yang positif dari hasil kuesioner terlihat bahwa skor yang didapat dari masing- masing responden cukup tinggi, tingginya hasil yang didapat berarti karyawan CV Bhumi Cipta Mandiri memiliki motivasi dan disiplin yang baik.

Dari hasil analisis data di diketahui bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja karyawan dan disiplin kerja karyawan dengan produktivitas kerja karyawan. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien persamaan regresi, diketahui bahwa Rhitung sebesar 0,587 dengan nilai probabilitas (ρ) = 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi (α = 5%) .Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa produktivitas kerja sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja dan disiplin kerja karyawan CV Bhumi Cipta mandiri. Hal ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan berhubungan dengan motivasi kerja dan disiplin kerja. Dari kesimpulan di atas variabel motivasi dan disiplin perlu menjadi perhatian bagi perusahaan. Dari hasil kuisioner terlihat bahwa skor yang didapat dari masing–masing responden cukup tinggi, tingginya

hasil yang di dapat berarti karyawan CV Bhumi Cipta Mandiri memiliki motivasi dan disiplin yang baik. Tingginya motivasi dan disiplin ini berimbas langsung terhadap produktivitas perusahaan.semakin tinggi tingkat motivasi dan disiplin dalam bekerja, semakin tinggi pula pencapaian tingkat produktivitas kerjanya. Perusahaan perlu melakukan upaya–upaya dalam mempertahankan atau kalau dapat meningkatkan motivasi serta tingkat disiplin karyawan, Upaya peningkatan motivasi karyawan dapat dilakukan dari sisi perusahaan seperti misalnya peningkatan upah, kesejahteraan. Upaya peningkatan motivasi ini, perlu dibarengi upaya mempertahankan faktor kedisiplinan karyawan yang sudah cukup baik. Peningkatan pengawasan dari perusahaan untuk pencapaian target yang dibebankan. Dan Perlunya peningkatan pengawasan dalam hal penggunaan waktu kerja. Segala usaha tersebut di perlukan untuk mempertahankan produktivitas perusahaan yang sudah cukup tinggi.

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, pada akhir penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan dengan nilai rhitung sebesar 0,488 dengan nilai probabilitas sebesar 0,006 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja karyawan memberikan sumbangan dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan. Hal ini berarti ketika motivasi kerja karyawan meningkat, maka pencapaian produktivitas kerja karyawan juga akan meningkat secara signifikan.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin kerja karyawan dan produktivitas kerja karyawan dengan nilai rhitung sebesar 0,485 dengan nilai probabilitas sebesar 0,007 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja karyawan memberikan sumbangan dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan. Hal ini berarti ketika disiplin kerja karyawan meningkat, maka pencapaian produktivitas kerja karyawan juga akan meningkat secara signifikan. 3. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja karyawan dan

disiplin kerja karyawan dengan produktivitas kerja karyawan dengan nilai

Rhitung sebesar 0,587 dengan nilai probabilitas sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengola han data yang menunjukkan angka-angka yang menguatkan pernyataan diatas. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan secara bersama-sama bahwa motivasi kerja karyawan memberikan sumbangan dalam pencapaian peningkatan produktivitas kerja karyawan.

B. KETERBATASAN

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah melakukan penelitian dengan semaksimal mungkin, namun masih juga terdapat keterbatasan yaitu : 1. Penulis tidak bisa melacak kebenaran jawaban responden dalam menjawab

kuesioner. Jika ternyata responden menjawab tidak jujur, maka hasil penelitian ini tentu tidak memberikan gambaran yang obyektif.

2. Penulis hanya meneliti mengenai produktivitas selama 1 bulan yaitu bulan November 2007, karena mengingat perusahaan ini hanya perusahaan kecil yang digerakkan oleh beberapa orang di mana 1 orang bisa merangkap beberapa tugas, membuat pencatatan mengenai hal- hal yang menyangkut pembukuan perusahaan tidak dapat dicatat secara detail. Sehingga dengan adanya keterbatasan tersebut, penelitian tentang produktivitasnya hanya mengambil tingkat produktivitas selama 1 bulan.

3. Karena disiplin kerja berhubungan dengan ketepatan waktu saat masuk dan pulang kerja dari perusahaan serta berhubungan pula dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan, penelitian

tidak dapat dilakukan secara maksimal karena banyak dari karyawan yang mengerjakan pembuatan tas di rumah dan tidak dilakukan di perusahaan.

C. SARAN

1. Sejalan dengan hasil penelitian pertama, penulis menyarankan pihak perusahaan senantiasa perlu memperhatikan para karyawan dan juga selalu memberikan motivasi agar produktivitas kerja karyawan terus mengalami peningkatan. Contoh peningkatan motivasi kerja antara lain dengan memberikan penghargaan berupa bonus, pujian secara langsung atas prestasi yang dicapai, tanggung jawab serta rasa ikut memiliki perusahaan, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan dalam berbagai hal yang menyangkut kesejahteraan karyawan. Pimpinan juga harus memperhatikan aturan-aturan yang diberlakukan dalam sistem penggajian dan pengupahan agar karyawan tidak merasa dirugikan. Dan yang lebih membuat agar para karyawan merasa betah dan tidak bosan alangkah baiknya pimpinan bersikap dekat dengan para karyawannya agar dalam melakukan pekerjaannya para karyawan merasa diperhatikan.

2. Sejalan dengan hasil penelitian kedua, penulis menyarankan pihak perusahaan perlu memperhatikan karyawan agar melaksanakan peraturan- peraturan yang ada. Bila karyawan tidak mematuhi aturan-aturan yang berlaku di perusahaan, sebaiknya perusahaan perlu memberikan sanksi kepada karyawan yang melanggar peraturan berupa teguran ringan dengan tidak membedakan apakah karyawan tersebut sudah bekerja lama atau

tidak di perusahaan dan bila karyawan melanggar peraturan secara

Dokumen terkait