• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

L. Produksi Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit secara umum waktu tumbuh rata-rata 20-25 tahun. Pada tiga tahun pertama di sebut kelapa sawit muda, hal ini di karenakan kelapa sawit ini belum menghasilakan buah.

Kelapa sawit mulai berbuah pada umur empat sampai enam tahun. Dan pada usia tujuh sampai sepuluh tahun disebut sebagai periode matang (the mature periode), dimana pada periode tersebut mulai menghasilkan buah tandan segar (fresh fruit bunch). Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun mulai mengalami penurunan produksi buah tandan segar. Dan terkadang pada usia 20-25 tahun tanaman kelapa sawit mati (Hartanto, 2011).

Berdasarkan tahapan produksi dalam sistem agaroindustri kelapa sawit (agrosawit), pengembangan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan daya

saing dan nilai tambah produk, beralangsung pada tahap proses produksi. Di bawah ini terlihat tahap proses produksi kelapa sawit (Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2005):

1. Pembukaan dan Penyiapan Lahan

Perkebunan kelapa sawit dapat dibangun di daerah bekas hutan, daerah bekas alang-alang, atau bekas perkebunan. Daerah-daerah tersebut memiliki topografi yang berbeda-beda. Namun, yang perlu diperhatikan dalam pemukaan areal perkebunan adalah tetap terjaganya lapisan olah tanah. Selain itu, harus memperhatikan urutan pekerjaan, alat, dan teknik pelaksanaannya.

Sebelum melakukan pembukaan lahan terlebih dahulu dilakukan identifikasi vegetasi yang ada pada lahan tersebut. Dari data yang ada maka dapat ditentukan apakah pembukaan lahan dilakukan secara manual, manual mekanis atau secara mekanis saja. Pembukaan areal perkebunan kelapa sawit pada daerah alang-alang dapat dilakukan dengan cara mekanis dan khemis, secara mekanis dilakukan dengan cara membajak dan menggaru, secara khemis dilakukan dengan menyemprot alang-alang dengan racun antara lain

Dalapon atau Glyphospate. Pembukaan kelapa sawit juga bisa dengan cara konversi yaitu membuka areal perkebunan dari bekas perkebunan lain.

Tahapan untuk pembukaan lahan adalah sebagai berikut: membabat rintisan, mengimas, menebang, merancek, membuat pancang kepala dan membersihkan jalur. Sedangkan tahapan untuk penyiapan lahan adalah: pembuatan teras dan pembuatan benteng (tanggul) sinambung dan rorak.,

pembuatan saluran drainase, penanaman tanaman penutup tanah, dan pembuatan jalan transportasi.

2. Pembibitan

Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai paling lambat satu tahun sebelum penanaman di lapangan. Standar yang biasa dilakukan, kapasitas pembibitan 1 hektar kelapa sawit dapat menyediakan bibit tanaman untuk kebun seluas 71 hektar. Lokasi pembibitan harus mendapat perhatian, terutama hal-hal berikut ini:

a. dekat dengan sumber air b. bebas genangan air atau banjir

c. dekat dari pengawasan, mudah dikunjungi d. tidak jauh dari areal yang akan ditanami

e. tidak terlalu jauh dengan sumber tanah untuk mengisi polybag.

Untuk memperoleh bibit yang berasal dari biji dapat dilakukan dengan mengusahakan sendiri atau memesan ke produsen resmi bibit kelapa sawit yang telah ditunjuk pemerintah. Kegiatan mengusahakan bibit kelapa sawit dimulai dengan melakukan seleksi biji, mengecambahkan, menyemai, dan membibitkannya.

3. Pemeliharaan Tanaman

Pada tanaman kelapa sawit dibedakan menjadi dua fase, yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pada masa TBM merupakan masa pemeliharaan yang banyak memerlukan tenaga dan

biaya, karena pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari pembukaan lahan dan persiapan tanaman, selain itu pada masa ini sangat menentukan keberhasilan pada masa TM. Pekerjaan-pekerjaan dalam pemeliharaan tanaman TBM meliputi: konsolidasi, pemeliharaan jalan, benteng, teras, parit dll., penyulaman, pengendalian gulma, pemupukan, pemeliharaan tanaman penutup tanah, kastrasi/ablasi, penyerbukan, pengendalian hama dan penyakit. Pemeliharaan kelapa sawit pada TM pada dasarnya hampir sama dengan pemeliharaan TBM. Kegiatan pada TM meliputi pemeliharaan jalan, teras tanggul, pemangkasan pelepah daun, konsolidasi dan inventarisasi, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit serta pemupukan. 4. Panen

Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman berumur 31 bulan, sedikitnya 60 persen buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Satu tandan beratnya berkisar 10 kg lebih.

Panen dilakukan 5 hari dalam seminggu, 2 hari untuk pemeliharaan alat. Tingkat produksi kelapa sawit dipengaruhi kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim, umur tanaman, pemeliharaan tanaman dan serangan hama penyakit.

5. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)

Pada dasarnya, ada dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik yaitu minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit. Secara ringkas, tahap-tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak diuraikan sebagai berikut: a. Pengangkutan TBS ke Pabrik

b. Perebusan TBS

c. Perontokan dan Pelumatan Buah

d. Pemerasan atau Ekstraksi Minyak Sawit e. Pemurnian dan Penjernihan Minyak Sawit f. Pengeringan dan Pemecahan Kulit

g. Pemisahan Inti Sawit dari Tempurung

Semua kemponen kelapa sawit dapat dimannfaatkan secara maksimal. Buah sawit memiliki daging dan biji sawit (kernel), dimana daging kelapa sawit dapat di olah menjadi CPO (crude palm oil) sedangka buah sawit di olah menjadi PK (kernel palm). Ekstari CPO rata-rata 20 persen sedangkan PK 2,5 persen. Sementara untuk cangkang biji sawit dapat dipergunakan untuk bahan bakar ketel uap.

Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau RBDPO (Refined,Bleached and Deodorized Palm Oil). Disamping itu CPO dapat diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi

minyak sawit cair (RBD Olein). RBD Olein terutama dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng, sedangkan RBD Stearin terutama dipergunakan untuk

margarin dan shortening, disamping untuk bahan baku industri sabun dan deterjen. Pemisahan CPO dan PK dapat menghasilkan Oleokimia dasar yang terdiri dari asam lemak dan gliserol. Secara keseluruhan proses penyulingan minyak sawit tersebut dapat menghasilkan 73 persen olein, 21 persen stearin, 5 persen PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) dan 0,5 persen bunga.

Kelapa sawit merupakan produk yang paling banyak diminati oleh investor karena nilai ekonominya cukup tinggi. Para investor menginvestasikan modalnya untuk membangun perkebunan dan pabrik kelapa pengolahan sawit. Pada tahun 2010, dengan luas lahan 7.824.623 hektar, produksi perkebunan kelapa sawit mencapai 19.884.901 ton (Dirjen Perkebunan, Kementrian Pertanian 2010).

Dokumen terkait