• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Produksi dan Kombinasi Produksi Optimum

Secara umum, sistem produksi didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk mengubah masukan sumber daya guna menciptakan barang dan jasa yang berguna sebagai keluaran (Buffa dan Sarin, 1996). Rangkaian masukan-konversi- keluaran merupakan cara yang berguna untuk mengkonseptualisasikan sistem produksi, dimulai dari unit terkecil dari kegiatan produksi, yang biasanya dinamakan operasi. Suatu operasi adalah langkah tertentu dalam keseluruhan proses menghasilkan produk atau jasa yang membawa kepada keluaran akhir. Proses tranformasi (pengubahan) ini digambarkan secara jelas dalam Gambar 1.

Umpan balik informasi tentang Keluaran untuk pengendalian proses

Gambar 1. Sistem Produksi Sebagai Proses Transformasi atau Konversi Sumber : Buffa dan Sarin, 1996

Output berupa produk maupun jasa merupakan hasil pengkombinasian antara faktor- faktor produksi atau input. Hubungan antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan jumlah output yang dihasilkan disebut fungsi produksi (Lipsey, 1995). Dalam fungsi produksi biasanya jumlah yang diproduksi

Masukan Material Mesin Fasilitas Energi Informasi dan teknologi Proses

transformasi atau konversi Manajemen Operasi : Desain sistem Perencanaan dan

pengendalian operasi

Keluaran : Produk

tergantung pada jumlah bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan modal yang digunakan dalam proses produksi.

Salah satu tujuan dalam berproduksi adalah bagaimana memperoleh output dari input yang ada secara efisien atau bagaimana mengoptimalkan produksi dengan input yang ada. Penentua n kombinasi produksi optimum untuk memperoleh keuntungan maksimal dapat dijelaskan melalui Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) dan garis isorevenue. KKP merupakan suatu kurva yang menggambarkan semua kombinasi output yang dapat diproduksi dengan menggunakan sumberdaya (input) yang sudah tertentu jumlahnya (Nicholson,1999). KKP disebut juga isoresource curve karena setiap titik-titik pada kurva tersebut menggambarkan kombinasi output yang dapat dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input yang sama sedangkan garis isorevenue adalah garis yang menunjukkan kombinasi produk yang dapat dijual perusahaan yang akan memberikan penerimaan tertentu.

Pada Gambar 2, diasumsikan perusahaan menggunakan sumberdaya yang ada hanya untuk memproduksi dua barang, yaitu X1 dan X2. Perusahaan harus berproduksi pada titik E, yaitu menghasilkan produk X1 sebesar Q1 dan produk X2 sebesar Q2, agar penerimaan yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan yaitu sebesar TR2. Kombinasi produk optimal ini dicapai dicapai pada saat KKP bersinggungan dengan garis isorevenue.

Pemilihan kombinasi produk selain pada titik E akan mengurangi penerimaan total. Sebagai contoh, apabila perusahaan memilih kombinasi produk yang ditunjukan pada titik a dan b maka penerimaan yang diperoleh hanya sebesar TR1. Artinya perusahaan belum dapat memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki

b Q2 TR1 O

X2

secara efisien. Titik c adalah kondisi kombinasi produk X1 dan X2 yang tidak dapat dicapai karena terbatasnya sumberdaya.

X1 TR2 a c Q1 E

Gambar 2. Kurva Kemungkinan Produksi dan Kombinasi Produksi Optimal Sumber : Nicholson, 1999 Keterangan : X1 : Produk 1 X2 : Produk 2 TR1 : Total Penerimaan 1 TR2 : Total Penerimaan 2

E : Kombinasi produksi optimal

Q1 : Jumlah produk 1 yang dihasilkan pada kondisi Q2 : Jumlah produk 2 yang dihasilkan pada kondisi a,b : Kombinasi produksi yang tidak optimal c : Kombinasi optimal yang tidak dapat dicapai

Menurut Lipsey (1995), batas kemungkinan produksi juga mengungkapkan tiga konsep, yaitu kelangkaan (scarcity), pilihan (choice), dan biaya peluang (opportunity cost). Kelangkaan ditunjukkan oleh kombinasi- kombinasi yang tidak dapat dicapai melebihi batas, pilihan ditunjukkan oleh kebutuhan untuk memilih titik-titik alternatif yang bisa dicapai sepanjang batas, sedangkan biaya peluang ditunjukkan oleh kemiringan batas tersebut ke kanan bawah.

Kelangkaan menyebabkan seseorang harus membuat pilihan-pilihan dan setiap pilihan mencerminkan biaya peluangnya. Akibat sifat sumberdaya yang terbatas (langka) maka keputusan untuk memproduksi barang X1 lebih banyak

menyebabkan barang lain X2 yang diproduksi menjadi lebih sedikit. Hal ini mencerminkan konsep opportunity cost, yaitu suatu ukuran yang menyatakan jumlah barang lain yang harus dikorbankan untuk menambah barang X sebesar satu satuan. KKP yang berbentuk cembung melambangkan peningkatan biaya opportunity cost (increasing opportunity cost) dalam memproduksi kedua komoditi tersebut.

Posisi biaya paling rendah pada tingkat output tertentu dicapai ketika kurva isoquant dan garis isocost bersinggungan. Kurva isoquant adalah kurva yang menunjukkan keseluruhan perangkat kemungkinan yang efisien secara teknologis untuk memproduksi tingkat keluaran tertentu sedangkan garis isocost adalah garis yang menunjukkan kombinasi alternatif faktor-faktor yang dapat dibeli suatu perusahaan dengan pengeluaran tertentu (Lipsey, 1995).

Pada Gambar 3, perusahaan diasumsikan menggunakan dua input yaitu kapital dan tenaga kerja untuk menghasilkan output sebesar Qo. Metode produksi yang paling efisien adalah pada titik E yaitu menggunakan kapital sebesar Ko dan tenaga kerja To. Kombinasi input tersebut akan memberikan biaya yang paling minimal yaitu sebesar TC1. Pemilihan kombinasi input selain pada titik E akan menyebabkan biaya yang digunakan bukan biaya yang paling minimal. Sebagai contoh, apabila memilih kombinasi input yang ditunjukkan pada titik a atau b maka biaya yang digunakan menjadi lebih tinggi yaitu sebesar TC2 dan TC3.

a Ko E b Qo K To TC1 TC2 TC3 T Gambar 3. Minimisasi Biaya

Sumber : Nicholson, 1999 Keterangan :

K : Jumlah input kapital T : Jumlah input tenaga kerja TC1 : Total Cost 1

TC2 : Total Cost 2 TC3 : Total Cost 3 QO : Kurva isoquant

E : Kombinasi input optimal

KO : Jumlah kapital yang digunakan pada kondisi optimal TO : Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada kondisi optimal a,b : Kombinasi input yang tidak optimal

Persoalan maksimisasi output merupakan masalah yang identik dengan persoalan minimisasi biaya, perusahaan berusaha menghasilkan output tertentu denga n biaya yang minimal sedangkan pada persoalan maksimisasi output, perusahaan berusaha mencapai tingkat output maksimal dengan biaya tertentu jumlahnya. Posisi output paling maksimal juga dicapai ketika kurva isoquant bersinggungan dengan garis isocost.

Pada Gambar 4, output maksimal dapat dicapai pada titik E yaitu menghasilkan output sebesar Q2 dengan menggunakan biaya tertentu sebesar TCO. Pemilihan metode produksi selain pada titik E akan menyebabkan output yang dicapai tidak maksimal. Sebagai contoh, apabila perusahaan berproduksi pada titik a atau b maka biaya yang digunakan sama besar tetapi tingkat output yang dihasilkan lebih rendah sebesar Q1. Tingkat output yang tidak dapat dicapai

Ko E a K b Q3 Q2 Q1

karena membutuhkan biaya yang lebih tinggi daripada biaya yang sudah ditentukan.

T Gambar 4. Maksimisasi Output

Sumber Nicholson, 1999 Keterangan :

K : Jumlah input kapital T : Jumlah input tenaga kerja TC1 : Garis isocost

Q1 : Kurva isoquant 1 Q2 : Kurva isoquant 2 Q3 : Kurva isoquant 3

E : Kombinasi input optimal

Ko : Jumlah kapital yang digunakan pada kondisi optimal To : Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada kondisi optimal a,b : Kombinasi input yang tidak optimal

Dokumen terkait