• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Jika produksi mempunyai suatu bentuk kapitalis, demikian pula reproduksi Tepat sebagaimana dalam cara produksi kapitalis proses kerja hanya tampil sebaga

suatu alat menuju proses valorisasi, demikian pula dalam kasus reproduksi ia

hanya tampil sebagai suatu alat untuk reproduksi nilai yang dikeluarkan di muka

sebagai kapital, yaitu sebagai suatu nilai swa-valorisasi” (Buku I, Bab 23, hal. 711).

Ketiga bentuk itu (I) M ... M’, (II) P ... P, dan (III) C’ ... C’ dibedakan dengan cara-cara berikut ini. Dalam bentuk II (P ... P) pengulangan proses itu, proses reproduksi, dinyatakan sebagai sebuah realitas, sedangkan dalam bentuk

KAPITAL

|

135

I ia hanya sebuah kemungkinan. Namun, kedua-duanya dibedakan dari bentuk III sejauh nilai kapital yang dikeluarkan di muka –entah sebagai uang, atau dalam bentuk unsur-unsur material dari produksi– merupakan titik-pangkal dan karena itu juga titik balik. Dalam M ... M’ kembalinya adalah M’=M+m. Jika proses itu diulangi pada skala yang sama, maka M kembali merupakan titik- pangkal; m tidak masuk ke dalamnya, tetapi hanya menunjukkan pada kita bahwa sekali pun M telah divalorisasi sebagai kapital dan dengan demikian menciptakan suatu nilai-lebih, ia telah menghempas lepas nilai-lebih ini. Dalam bentuk P ... P, nilai kapital P yang dikeluarkan di muka dalam bentuk unsur-unsur produksi merupakan titik keberangkatan. Bentuk itu mencakup valorisasinya. Dalam kasus reproduksi sederhana, adalah nilai kapital yang sama yang memulai prosesnya lagi di dalam bentuk yang sama. Dalam kasus akumulasi, P’ (yang memiliki suatu nilai M’ atau C’) kini memulai proses itu sebagai suatu nilai kapital yang ditingkatkan. Tetapi proses itu masih dimulai dengan nilai kapital yang dikeluarkan di muka dalam bentuk asli, bahkan jika dengan suatu nilai lebih besar ketimbang sebelumnya. Namun, dalam bentuk III nilai kapital tidak memulai proses itu sebagai nilai kapital yang dikeluarkan dimuka, melainkan sebagai nilai kapital yang sudah divalorisasi, sebagai keseluruhan kekayaan yang berada dalam bentuk barang-dagangan, yang darinya nilai kapital yang dikeluarkan di muka hanya merupakan suatu bagian. Bentuk terakhir ini penting bagi Bagian Tiga buku ini, di mana gerakan kapital-kapital individual akan dibahas dalam hubungannya dengan gerakan keseluruhan kapital masyarakat. Tetapi ia tidak dapat digunakan untuk omset kapital, yang selalu dimulai dengan persekot nilai kapital, dalam bentuk uang atau pun barang-dagangan, dan selalu memerlukan kembalinya nilai kapital yang berputar di dalam bentuk yang didalamnya ia telah dikeluarkan di muka. Dari sirkuit-sirkuit I dan II, yang tersebut terdahulu akan diikuti sejauh pengaruh omset atas pembentukan nilai-lebih merupakan hal utama yang sedang dibahas; yang tersebut kemudian sejauh yang bersangkutan dengan pengaruhnya atas pembentukan produk itu.

Tepat sebagaimana para ahli ekonomi jarang membedakan antara berbagai bentuk sirkuit itu, demikian pula mereka jarang membahasnya secara sendiri- sendiri dalam hubungan dengan omset kapital. Mereka pada umumnya berkonsentrasi pada bentuk M ... M’ karena ini yang mendominasi si kapitalis individual dan digunakan olehnya dalam kalkulasinya, bahkan jika uang merupakan titik-pangkal hanya dalam tahap uang perhitungan. Lain-lainnya tertentu dimulai dari pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk unsur-unsur produksi, menyudahinya dengan penerimaan hasil-hasil, bahkan tanpa menyebutkan bentuk hasil-hasil ini, apa itu dalam barang-dagangan atau uang. Misalnya:

|

Karl Marx

136

“Siklus ekonomi... [adalah] seluruh proses produksi, dari saat pengeluaran-

pengeluaran dilakukan hingga hasil-hasil diterima. Dalam agrikultur, waktu

pembibitan merupakan permulaannya, dan panenan kesudahannya.” (S.P. Newman,

Elements of P litical Economy, Andover dan New York, hal. 81). o

Lainnya dimulai dengan C’ (bentuk III):

“Dunia perdagangan dapat difahami berputar dalam yang akan kita sebut suatu

siklus ekonomi, yang melaksanakan suatu revolusi dengan bisnis, berputar kembali,

melalui transaksi-transaksinya secara berurutan, hingga titik yang darinya ia

berangkat. Permulaannya dapat berasal dari titik di mana si kapitalis telah

memperoleh hasil-hasil yang dengannya kapitalnya digantikan bagi dirinya: dari

mana ia mulai kembali melibatkan kaum pekerjanya; mendistribusikan di antara

mereka, dalam upah-upah, pemeliharaan mereka, atau lebih tepatnya, daya untuk

mengangkatnya; mendapatkan dari mereka, dalam pekerjaan jadi, barang-barang

yang menjadi usaha khususnya; membawa barang-barang ini ke pasar dan di sana

mengakhiri orbit dari satu perangkat gerakan, dengan melakukan suatu penjualan,

dan menerima, dalam hasil-hasilnya, suatu hasil untuk seluruh pengeluaran periode

itu” (T. Chalmers, On Political Economy, Edisi ke 2, Glasgow, 1832, hal. 85).

1

Manakala seluruh nilai kapital yang diinvestasikan oleh kapitalis individual dalam satu atau lain cabang produksi telah menjalani gerakan siklisnya, ia sekali lagi berada dalam bentuk aslinya dan karena itu dapat mengulangi proses yang sama itu. Ia harus mengulanginya, jika nilai itu harus diabadikan dan divalorisasi sebagai nilai kapital. Dalam kehidupan kapital itu, masing-masing sirkuit hanya merupakan suatu bagian yang terus-menerus diulangi, yaitu suatu periode. Pada akhir periode M ... M’, kapital itu berada kembali dalam bentuk kapital uang dan sekali lagi melalui serangkaian perubahan bentuk yang merupakan proses reproduksi dan valorisasinya. Pada akhir periode P ... P, kapital itu kembali berada dalam bentuk unsur-unsur produksi yang merupakan alasan dari sirkuitnya yang berulang-ulang. Sirkuit kapital, manakala ini tidak dianggap sebagai suatu babak tersendiri tetapi sebagai suatu proses periodik, disebut omsetnya. Durasi dari omset ini ditentukan oleh jumlah waktu produksinya dan waktu sirkulasinya. Periode waktu ini merupakan waktu omset kapital itu. Dengan demikian ia mengukur selang antara satu periode siklus dari keseluruhan nilai kapital dan yang berikutnya; periodisitas dalam

a

1

Thomas Chalmers (1780-1847) digambarkan oleh Marx dalam Theories of Surplus-V lue

(Bag.I, hal. 290) sebagai “salah satu dari kaum Malthusian yang paling fanatik.” Seperti

Malthus, ia sendiri adalah seorang anggota golongan pendeta, dan dalam kenyataan

Professor of Divinity pada Universitas Glasgow.

KAPITAL

|

137

proses-hidup kapital, atau, lebih tepatnya, waktu yang diperlukan bagi pembaruan dan pengulangan proses valorisasi dan produksi dari nilai kapital yang sama.

Jika kita mengabaikan masing-masing kejadian yang dapat mempercepat atau mempersingkat waktu omset suatu kapital individual, waktu-waktu omset kapital-kapital berbeda-beda menurut lingkungan-lingkungan investasi mereka yang berbeda-beda.

Karena hari kerja merupakan satuan ukuran alami bagi fungsi tenaga-kerja, demikian tahun merupakan satuan ukuran alami bagi omset kapital dalam proses. Dasar alami untuk tolok ukur ini adalah bahwa tanaman-tanaman makanan yang paling penting di zona iklim-sedang, tanah kelahiran produksi kapitalis, adalah produk-produk setahun.

Jika kita menyebut tahun sebagai satuan ukuran dari waktu omset, U, waktu omset suatu kapital tertentu u, dan jumlah omsetnya n, maka n = U

u

Jika waktu omset u adalah tiga bulan, misalnya, maka n = 13/3 = 4; kapital itu menyelesaikan empat omset dalam setahun, atau berganti (melakukan jual- beli) empat kali. Jika u = 18 bulan, maka n = 12/18 = 2/3; kapital itu hanya melalui duapertiga dari waktu omsetnya dalam satu tahun. Jika waktu omset berjumlah beberapa tahun, maka ia diperhitungkan dalam pengertian perkalian dari satu tahun.

Bagi si kapitalis, waktu omset kapitalnya adalah waktu yang untuknya ia harus keluarkan kapitalnya di muka (uang persekot) agar ini divalorisasi dan bagi dirinya menerimanya kembali dalam bentuk aslinya.

Sebelum kita menyelidiki lebih jauh pengaruh omset itu atas proses produksi dan valorisasi, kita harus membahas dua bentuk baru yang diperoleh kapital sebagai suatu akibat proses sirkulasi, dan yang mempengaruhi bentuk omsetnya.

|

Karl Marx

138