• Tidak ada hasil yang ditemukan

P

roduksi dan produktivitas yang tinggi merupakan tujuan utama dalam usaha perkebunanan kelapa sawit. Beberapa faktor yang pengaruhi produksi dan produktivitas antara lain varietas bahan tanam, kesesuain lahan dan lingkungan, kultur teknis, serangan hama dan penyakit serta usia tanaman (PPKS 2007).

Pengamatan produksi dan produktivitas penulis lakukan selama 4 minggu terhadap blok yang terdapat di Divisi I. Pengamatan bertujuan untuk melihat produksi terkini dan memperkirakan jumlah produksi dan produktivitas dalam setahun.

Tabel 3 Produksi dan produktivitas per Blok Divisi I

Blok Luas Produksi rata-rata(kg)a

Produktivitas rata-rata per minggu(kg

ha-1) Potensi produktivitas setahun (kg ha-1 tahun-1) F018 141 32 398.5 229.77 11 948.38 F019 135 38 462.0 284.90 14 814.99 F020 131 39 276.8 299.82 15 590.77 F021 143 42 880.0 299.86 15 592.72 F022 142 40 129.5 282.60 14 695.30 F023 140 44 230.0 315.92 16 428.28 a

Hasil pengamatan selama 4 minggu

Pada pengamatan yang dilakukan penulis selama 4 minggu produksi tertinggi terdapat pada blok F023 sebesar 44 230 kg, sedangkan produksi terendah terdapat pada blok F018 dengan jumlah produksi sebesar 32 398.5 kg (Tabel 3). Pada produktivitas rata-rata terendah terdapat pada blok F018 dengan hasil 229.77 kg ha-1 , sedangkan produktivitas tertinggi terdapat pada blok F023 yakni sebesar 315.92 kg ha-1. Produktivitas pada blok F019, F020, F021, F022 tidak terlalu berbeda jauh yaitu sekitar 10 kg. Ramalan produktivitas pertahun yang didapat berdasarkan pengamatan produksi menunjukkan hasil yang lumayan tinggi untuk beberapa blok. Ramalan potensi tertinggi ditunjukkan pada blok F023 dengan potensi sebesar 16 ton ha-1 pertahun di ikuti oleh blok F021, F020, F019,F022 dan terakhir dengan nilai terendah ditunjukkan pada blok F018 dengan nilai yakni sebesar 11 ton ha-1 per tahun.

Umumnya produksi tanaman kelapa sawit semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia tanaman. Usia produksi optimum bagi tanaman kelapa sawit yaitu 15 hingga 20 tahun (PPKS 2007). Pada tanaman kelapa sawit di Divisi I usia sudah mencapai usia 18 dan 19 tahun dengan tahun tanam 1996 dan 1997. Produktivitas tanaman yang rendah pada blok F018 disebabkan antara lain umur tanaman yang sudah tua, banyaknya pokok yang mati dan tumbang di blok F018 karena terkena serangan penyakit Ganoderma serta tingginya pokok sehingga peralatan panen sulit menjangkau tandan matang.

21

Angka Kerapatan Panen

Perkiraaan jumlah tandan masak di suatu areal yang akan dipanen keesokan harinya berdasarkan pengamatan yang dilakukan hari ini. Perkiraan angka kerapatan panen dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk memperkirakan produksi harian yang akan dipanen pada areal tersebut. Penulis juga melakukan pengamatan angka kerapatan panen pada setiap blok di Divisi I setiap harinya. Hasil pengamatan angka kerapatan panen yang dilakukan penulis tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil pengamatan kerapatan panen di Divisi I kebun Mandah Blok Jumlah pokok Pokok Sampel (10%) Pokok siap panen Kerapatan Panen (%) F019 17252 1725 215 12.46 F020 16595 1660 350 21.09 F021 19993 1999 463 23.15 F022 19566 1957 273 13.95 F023 19638 1964 465 23.67

Sumber: Pengamatan lapangan (2015)

Pengamatan perkiraan AKP penulis lakukan pada 5 seksi panen yaitu pada blok F019, F020, F021, F022 dan F023 yang akan dipanen keesokan harinya. Jumlah pokok sampel yang diamati oleh penulis sebesar 10% dari total pokok yang masih produktif di areal tesebut. Contoh perhitungan nilai AKP sebagai berikut: Pada seksi panen A blok F023 jumlah pokok sampel 1964 dengan jumlah pokok siap panen 468. Maka nilai AKP seksi panen blok tersebut adalah: AKP = 468 / 1964 x (100%) = 23.67 %

Nilai AKP setiap blok berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh iklim, umur tanaman, rotasi panen sebelumnya dan keadaan tanaman. Umur tanaman semakin tua berpengaruh pada produksi yang dihasilkan semakin sedikit tetapi berat janjang rata-rata yang dihasilkan semakin meningkat. Penulis juga melakukan pengamatan perbandingan AKP yang dilakukan penulis dengan AKP yang didapat atau AKP aktual dari produksi kebun pada hari tersebut. Perbandingan AKP estimasi dan AKP aktual tersaji pada tabel 5. Perbedaan yang didapat dari rata-rata data tersebut sebesar 0.37 %, dengan AKP estimasi sebesar 18.86 % dan AKP aktual sebesar 18.49 %. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pengamatan AKP yang dilakukan penulis hampir mendekati AKP aktual produksi harian pada areal tersebut.

22

Tabel 5 Perbandingan AKP Estimasi dengan AKP Aktual

Blok Jumlah pokok AKP Estimasi (%) AKP Aktual (%)

F019 17252 12.46 13.39

F020 16595 21.09 20.26

F021 19993 23.15 23.97

F022 19566 13.95 10.49

F023 19638 23.67 24.35

Sumber: Pengamatan dan data kebun (2015)

Taksasi Panen Harian

Kegiatan taksasi panen harian merupakan perkiraan panen dengan melakukan pencarian nilai AKP terlebih dahulu yang dilakukan sehari sebelum panen pada suatu areal. Perhitungan taksasi panen didapat dari perkalian AKP dengan pokok produktif pada areal yang akan dipanen dan dikalikan dengan berat tandan rata-rata blok tersebut. Penulis melakukan taksasi panen di seksi A blok F023 (140 ha), seksi B blok F022 (142 ha), seksi C blok F021 (143 ha), seksi D blok F020 (131 ha) dan seksi E blok F019 (135 ha). Data hasil pengamatan taksasi panen tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil pengamatan taksasi panen Divisi I kebun Mandah Blok/ Tahun tanam Jumlah Pokok Luas seksi (Ha) BJR (kg) AKP (%) Estimasi Produksi (ton) F019 (97) 17252 135 9.8 12.46 21.07 F020 (97) 16595 131 9.7 21.09 33.95 F021 (97) 19993 143 9.8 23.15 45.37 F022 (97) 19566 142 9.96 13.95 27.19 F023 (97) 19638 140 10.07 23.67 46.82

Sumber: Pengamatan lapangan (2015)

Contoh perhitungan taksasi panen pada seksi panen A blok F023 (140 ha) dengan jumlah pokok produktif 19638 dan AKP yang sudah diketahui sebelumnya maka produksi yang dihasilkan sebesar:

Taksasi panen = AKP x pokok produktif x BJR = (23.67 %) x 19638 x 10.07 kg = 46 825 kg

= 46. 82 ton

Pada pengamatan penulis dan taksasi panen aktual yang diperoleh dari data kebun perbedaan yang didapat sedikit dan hampir mendekati taksasi aktual dari kebun. Rata-rata taksasi estimasi sebesar 34 882 kg sedangkan rata-rata taksasi aktual lebih kecil sedikit yakni sebesar 34 166 kg. Hal ini dikarenakan perbedaan AKP yang sudah diamati sebelumnya dan berefek pada perhitungan taksasi panen. Perbedaan Perbandingan taksasi penulis dengan taksasi aktual tersaji pada tabel 7. Perkiraan taksasi harian digunakan untuk merencanakan unit

23 transport yang dibutuhkan untuk mengangkut TBS hasil panen dan mengetahui jumlah tenaga panen yang dibutuhkan.

Tabel 7 Perbandingan estimasi produksi dengan produksi aktual

Blok/ Tahun tanam Jumlah Pokok AKP (%) BJR (kg) Estimasi Produksi (ton) Produksi Aktual (ton) F019 17252 12.46 9.8 21.07 22.64 F020 16595 21.09 9.7 33.95 32.62 F021 19993 23.15 9.8 45.37 46.97 F022 19566 13.95 9.96 27.19 20.44 F023 19638 23.67 10.07 46.82 48.15

Sumber: Pengamatan dan data kebun (2015)

Tenaga Panen

Tenaga panen merupakan faktor terpenting dalam pemanenan kelapa sawit di perkebunan. Tenaga panen dan pemilihan tenaga kerja yang sesuai dan berkualitas akan menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Tenaga panen memiliki pekerjaan langsung sebagai pemotong buah sekaligus pengutip brondolan dari hanca dan menyusunnya di TPH untuk diangkut dan dibawa ke PKS. Kebutuhan tenaga panen di kebun Mandah menggunakan rasio 1:16 yaitu satu orang pemanen memiliki luas hanca atau ha cover seluas 16 ha dalam seminggu atau satu rotasi panen.

Berdasarkan rasio tersebut kebutuhan tenaga panen yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas potong buah di Divisi I adalah:

TK = luas seluruh area kerja / 16 ha = 832 ha / 16 ha

= 52 tenaga panen.

Dari perhitungan tersebut, norma tenaga panen yang dibutuhkan untuk mengcover areal seluas 832 ha yaitu sebanyak 52 tenaga kerja. Pada saat penulis melaksanakan magang tenaga kerja yang tersedia di Divisi I terdiri dari Mandoran A sebanyak 24 TK dan Mandoran B sebanyak 21 TK dengan total tenaga panen saat itu 45 tenaga panen. Kekurangan tenaga panen sebesar 7 orang. Tenaga panen yang saat ini tersedia dilapangan melihat keadaan buah yang sedikit dengan pusingan normal walaupun masih kekurangan beberapa orang tetapi masih dapat mengcover luasan areal tersebut.

Dokumen terkait