• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, Pt Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Mandah Estate, Pt Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (

Elaeis guineensis

Jacq.)

DI MANDAH ESTATE PT BHUMIREKSA NUSASEJATI

MINAMAS PLANTATION

INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU

JEFRI MARBUN

A24110182

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016

Jefri Marbun

(4)
(5)

ABSTRAK

JEFRI MARBUN. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate, PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau. Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA.

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Mandah, PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau mulai dari bulan Februari 2015 sampai dengan Juni 2015. Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari teknik dan manajemen budidaya kelapa sawit secara umum khususnya pemanenan kelapa sawit. Kegiatan panen di Divisi I Kebun Mandah menggunakan sistem Block Harvesting System non-Division of Labour

yaitu program implementasi pengerjaan kegiatan panen yang terkonsentrasi pada satu seksi yang harus diselesaikan dalam satu hari dimana penyelesaian hancak dari potong buah dan kutip brondolan dilakukan sepenuhnya oleh satu pemanen. Secara umum kualitas mutu buah dan mutu hanca di Kebun Mandah sudah baik dengan rasio kehilangan hasil sudah di bawah standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan rata-rata kematangan buah sudah mencapai standar 95%. Aspek panen yang menjadi kendala yaitu unit angkut buah yang lambat dalam pengangkutan ke pabrik kelapa sawit menyebabkan banyak buah menginap di lapangan.

Kata kunci: kelapa sawit, manajemen panen, gambut, Kebun Mandah

ABSTRACT

JEFRI MARBUN. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineneensis Jacq.) in Mandah Estate, PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau. Supervised by SUDIRMAN YAHYA.

The internship program was conducted at Mandah Estate, PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau from Februari 9th to June 8th 2015. The purpose of this internship program was to study the technical and management aspects of oil palm plantation, especially on oil palm harvesting activity. Data and information were collected through observation on harvesting system, harvesting density, yields, harvesting criteria and labor premi. The harvest activity in Mandah Estate Division I, uses Block Harvesting System non-Division of Labour. This system was focus on finishing harvest in one section a day. Generally, fruit quality and area quality in Mandah Estate are good with ratio of loses fruit below the standard that has been stated by the company and fruit ripenes average reaching more than 95%. The most obstacle of harvest aspect in Mandah Estate was the slow transport unit of fresh fruit bunch very slow that caused the left of fresh fruit bunch in the field.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (

Elaeis guineensis

Jacq.)

DI MANDAH ESTATE PT BHUMIREKSA NUSASEJATI

MINAMAS PLANTATION

INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU

JEFRI MARBUN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

11"4 !+).4

&4 4

'#'4 ''4 ")4 3/4 *4 4 '4 .004 4 1$+!.4 1../4 '%.4 "'//('4 1)/'4 "',-4 ",4,(2'.414

4,4,1'4

./1 14("4

4

(.'4##'4

(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sampai pada saat ini sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Topik yang dipilih dalam kegiatan magang ini adalah pemanenan kelapa sawit, dengan judul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Mandah Estate PT Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation, Indragiri Hilir, Riau. Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada bulan Februari sampai bulan Juni 2015.

Penulis ucapkan terimakasih kepada Prof Dr Ir Sandra A Aziz, Ms selaku dosen pembimbing akademik dan Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran dan pengarahan selama menempuh kuliah di Departemen Agronomi dan Hortikultura dan selama penulisan skripsi ini. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak I Putu Endra selaku Manajer Kebun Mandah Estate, kepada Bapak Abdul Hamid selaku Senior Asisten serta Asisten Divisi I dan Bapak Agus S Wahyudi selaku Asisten Divisi V dan pembimbing lapangan selama pelaksanaan magang saya di Divisi I dan Divisi V. Terimakasih penulis juga ungkapkan kepada para staff, karyawan kantor, para supervisi beserta seluruh karyawan yang namanya tidak saya sebutkan satu per satu. Penulis juga sampaikan terimakasih kepa Bapak, Mama, Adik-adik dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung selama perkuliahan.

Penulis sekali lagi sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan dan pelaksanaan magang yang namanya tidak saya sebutkan satu per satu. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi yang bernilai bagi para pembaca. Tuhan memberkati.

Bogor, Desember 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 2

Pemanenan Kelapa Sawit 2

METODOLOGI 4

Tempat dan Waktu 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengamatan dan Pengumpulan Data 4

Analisis Data dan Informasi 5

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 6

Letak Geografi 6

Keadaan Tanah dan Iklim 6

Struktur organisasi dan Ketenagakerjaan 7

Fasilitas sosial 7

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 8

Aspek Teknis 8

Aspek Manajerial 15

HASIL DAN PEMBAHASAN 18

Organisasi Panen 18

Kriteria Panen 19

Produksi dan produktivitas 20

Angka Kerapatan Panen 21

Taksasi Panen Harian 22

Mutu Buah 23

(14)

KESIMPULAN DAN SARAN 26

Kesimpulan 26

Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

RIWAYAT HIDUP 40

DAFTAR TABEL

1 Basis borong, BJR dan premi lebih borong per Divisi 12

2 Kriteria panen pada tanaman kelapa sawit di Kebun Mandah 19

3 Produksi dan produktivitas per Blok Divisi I 20

4 Hasil pengamatan kerapatan panen di Divisi I kebun Mandah 21

5 Perbandingan AKP Estimasi dengan AKP Aktual 22

6 Hasil pengamatan taksasi panen Divisi I kebun Mandah 22

7 Perbandingan estimasi produksi dengan produksi aktual 23

8 Hasil pengamatan mutu buah pemanen di Kebun Mandah Divisi I 24

9 Hasil pengamatan mutu hancak di Kebun Mandah Divisi I 25

10 Perhitungan premi panen pemanen antara dua pemanen di Divisi I 25

DAFTAR GAMBAR

1 Pelaksanaan pemupukan 9

2 Antrian pagi dengan mandor 11

3 Proses transportasi buah ke pabrik 14

4 Pengorganisasian dan peta hancak mandor Divisi I 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas di Kebun Mandah 29

2 Jurnal harian sebagai pendamping mandor di Kebun Mandah 30

3 Jurnal harian sebagai pendamping asisten di Kebun Mandah 32

4 Peta Areal PT Bhumireksa Nusasejati 35

5 Peta Areal Kebun Mandah 36

6 Struktur Organisasi Kebun Mandah 37

7 Produksi dan Produktivitas Kebun Mandah 38

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil produksi minyak yang tinggi diperoleh dari daging buah sawit atau crude palm oil (CPO) dan inti sawit atau kernel palm oil (KPO). Berdasarakan buku statistik komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen Perkebunan, pada Tahun 2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta ha dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta ha atau 41,55% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta ha atau 6,83% dari total luas areal, milik swasta seluas 5,66 juta ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua) yaitu swasta asing seluas 0,17 juta ha atau 1,54% dan sisanya lokal (Ditjenbun 2014).

Produksi kelapa sawit pada Tahun 2014 diperkirakan akan mencapai 29,34 juta ton TBS dengan produktivitas CPO rata-rata sebesar 3568 kg/ha/tahun. Perkebunan kelapa sawit milik rakyat menghasilkan CPO sebesar 10,68 juta ton, milik negara menghasilkan CPO sebesar 2,16 juta ton, dan swasta menyumbang produksi CPO sebesar 16,5 juta ton (Ditjenbun 2014). Teknik budidaya yang dilaksanakan di kebun mulai dari studi kesesuaian lahan (tanah dan iklim) sampai dengan kegiatan panen dan penanganan pasca panen. Semua aspek teknik budidaya pengusahaan kelapa sawit harus dilaksanakan dengan baik agar produksi yang dihasilkan tinggi. Salah satu aspek budidaya yang penting dalam pengusahaan kelapa sawit, khususnya terkait mutu hasil produksi adalah kegiatan pemanenan (Amirudin 1997). Pemanenan adalah pemotongan tandan buah segar dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik (Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2007). Pemanenan bertujuan untuk mendapatkan jumlah dan mutu yang baik. Pemanenan merupakan hasil dari aktivitas kerja di bidang pemeliharaan tanaman. Kegiatan pemanenan memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas (Fauzi et al, 2008).

Buah yang siap untuk dipanen adalah buah yang masak, bukan buah yang muda maupun buah yang lewat masak. Pemanenan buah yang tidak tepat umur mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Ciri-ciri buah yang masak ditandai dengan sejumlah brondolan yang lepas dari tandannya. Keberhasilan pemanenan juga akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman. Pemeliharaan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi di tanaman tinggi, tidak ada artinya jika pemanenan tidak dilaksanakan secara optimal (Pusat Penelitian Kelap Sawit 2007). Keberhasilan pemanenan dan produksi kelapa sawit bergantung pada bahan tanam, tenaga pemanen, peralatan panen, kelancaran transportasi, organisasi pemanenan, keadaan areal dan insentif yang disediakan (Lubis 1992). Keberhasilan panen juga di dukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen dan sarana panen. Keseluruhan faktor tersebut merupakan kombinasi yang tak terpisahkan.

(16)

2

lepas (brondol) dari tandannya memiliki kadar minyak yang maksimal. Asam lemak bebas dalam buah akan terus meningkat sehingga dalam pengangkutannya butuh transportasi yang cepat agar kandungan ALB tidak terlalu tinggi (Sastrosayono 2006).

Manajemen panen kelapa sawit dimulai dari kegiatan perencanaan panen, persiapan panen, pelaksanaan panen, penanganan TBS, hingga pengawasan dan evaluasi panen. Kegiatan manajemen panen harus terorganisir dan selalu diperhatikan dengan baik karena merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam peningkatan produksi minyak sawit yang berkualitas.

Tujuan Penelitian

Kegiatan magang bertujuan secara umum untuk mempelajari teknis budidaya, menambah pengetahuan, melatih keterampilan, dan secara khusus mempelajari teknis pengelolaan panen kelapa sawit, memahami faktor yang mempengaruhi pemanenan kelapa sawit serta memperoleh pengalaman kerja secara langsung di lapangan produksi perkebunan kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Kelapa sawit dapat tumbuh pada daerah tropika basah sekitar 120 LU dan 120 LS, pada ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut. Jumlah curah hujan yang baik adalah 2000 – 2500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun. Suhu yang optimum sekitar 24 – 28 0C untuk tumbuh dengan baik. Meskipun demikian tanaman masih bisa tumbuh pada suhu terendah 180C dan tertinggi 320C. Kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, organosol dan alluvial. Kelapa sawit tumbuh optimum pada pH 5.0 – 5.6.

Bentuk wilayah dan kondisi tanah sangat berpengaruh pada produktivitas kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, drainase baik, permeabilitas sedang dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas. Tekstur tanah yang ringan dengan kandungan pasir sekitar 20 – 60 %, debu 10 – 40 % dan liat 20 – 50 %. Topografi yang dianggap cukup baik untuk tanaman kelapa sawit adalah areal dengan kemiringan 0 – 150 (Fauzi et al 2008)

Pemanenan Kelapa Sawit

(17)

3 ke pabrik ( Pusat Penelitian Kelapa Sawit 2007). Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah setelah berumur 2.5 tahun dan masak dalam waktu 5.5 bulan setelah penyerbukan. Buah kelapa sawit baru dapat dipanen pada tanaman yang telah berumur 30 bulan atau persentase jumlah pohon yang sudah berbuah matang panen mencapai lebih dari 60%. Pada keadaan tersebut berat tandan sudah mencapai tiga kilogram dan pelepasan brondolan dari tanaman lebih mudah. Pemamenan harus berorientasi terhadap kematangan buah yang optimum, mengandung minyak dengan kernel optimum kualitas baik, brondolan bersih, buah tidak menginap dan angkutan lancar ke pabrik.

Ciri tandan buah yang matang panen adalah sedikitnya ada 5 butir buah yang telah lepas (brondol) dari tandan yang bobotnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 butir buah yang lepas dari tandan yang bobotnya 10 kg atau lebih. Kriteria lain dari tandan buah yang dapat dipanen pada tanaman yang berumur kurang dari 10 tahun yaitu jumlah brondolan yang jatuh kurang dari 10 butir, tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15 – 20 butir. Berat rata – rata tandan buah sesuai dengan umur tanaman dan jenisnya (Sunarko 2009).

Sebelum melakukan pemanenan harus dilakukan persiapan terlebih dahulu yang meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, pengangkutan, data kerapatan panen dan sarana panen. Peralatan panen terdiri atas egrek, dodos, kampak, ganco dan angkong. Sarana pengangkutan dan panen meliputi pembuatan jalan, pembuatan jembatan, pasar pikul dan pembuatan TPH. Proses persiapan pemanenan harus dilakukan dengan baik dan tepat waktu agar saat panen dimulai produksi berjalan dengan baik. Taksasi produksi atau angka kerapatan panen adalah kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar yang akan diperoleh pada waktu panen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang memungkinkan menjadi tandan buah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memudahkan pengaturan dan pelaksanaan pengerjaan panen di kebun dan pengolahan di pabrik, mengetahui jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan, memudahkan penyediaan dan pengaturan transportasi.

Kegiatan potong buah diawali dengan melakukan persiapan panen. Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin. Kualitas buah dan kualitas potong buah merupakan bagian dari kriteria keberhasilan kegiatan pemanenan di perkebunan kelapa sawit. Tandan yang telah dipanen dikumpulkan di TPH dan brondolan dikumpulkan serta dimasukkan ke dalam karung. Tandan di TPH disusun 5 – 10 tandan per baris, gagang tandan menghadap ke atas. Pada pangkal tandan ditulis nomor pemanen.

(18)

4

METODOLOGI

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Mandah Estate, PT Bhumireksa Nusasejati Minamas Plantation Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau selama empat bulan pada tanggal 9 Februari sampai 8 Juni 2015.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan selama pelaksanaan magang yaitu kegiatan yang menyangkut aspek teknis dan aspek manajerial. Pada pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa memposisikan diri sebagai karywan harian lepas selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan dan pendamping asisten selama dua bulan. Kegiatan magang secara khusus lebih diarahkan pada aspek pemanenan kelapa sawit. Perincian kegiatan magang ini dicatat dalam jurnal harian seperti yang tercantum pada Lampiran 1 untuk status KHL, Lampiran 2 untuk status sebagai Pendamping Mandor dan Lampiran 3 untuk status sebagai pendamping Asisten.

Kegiatan magang sebagai KHL dilaksanakan selama satu bulan meliputi: (1) melakukan tugas lapangan sesuai kebutuhan kebun, antara lain mengikuti kegiatan apel pagi, pemeliharaan tanaman (pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit), pemanenan dan pengangkutan. (2) mengisi jurnal harian yang diketahui pembimbing lapangan. (3) mencatat prestasi kerja mahasiswa dan karyawan yang diperoleh pada setiap kegiatan, kemudian dibandingkan dengan norma kerja di perusahaan tempat magang.

Tugas magang sebagai pendamping Mandor dilaksanakan selamat satu bulan yaitu: (1) mengawasi dan mengkoordinir para tenaga kerja, (2) pembuatan laporan, (3) pendamping Kerani (Kerani Divisi, Kerani Panen, Kerani Buah), (4) membuat jurnal kegiatan harian berisi waktu kegiatan, jenis pekerjaan dan jumlah karyawan yang diawasi.

Tugas magang sebagai pendamping Asisten dilaksanakan selama dua bulan yaitu: (1) mempelajari kegiatan manajerial pada tingkat afdeling/divisi, (2) membantu pengelolaan dan pengawasan tenaga kerja, (3) Pengamatan terhadap aspek khusus, (4) membuat jurnal kegiatan harian tingkat afdeling. Semua kegiatan yang dilaksanakan selama berada di kebun sesuai dengan bidang kerja setiap tingkat jabatan dan instruksi yang diberikan dari penanggung jawab jabatan.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

(19)

5 Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan maupun berupa hasil diskusi atau wawancara dengan Asisten Kebun, Mandor dan karyawan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan/kegiatan lapang terhadap kegiatan yang berlangsung di perkebunan. Pengamatan aspek khusus pada kegiatan magang ini yaitu organisasi panen, penentuan kriteria panen, produksi dan produktivitas,angka kerapatan panen, taksasi panen harian, tenaga panen, mutu buah, mutu hanca dan perhitungan premi panen.

1. Data mengenai pembentukan organisasi panen dalam kebun diperoleh dengan melakukan wawancara kepada asisten divisi dan mandor panen. 2. Pengamatan terhadap kriteria panen dilakukan melalui wawancara dengan

asisten dan mandor panen. Pengamatan yang dilakukan adalah tingkat kematangan buah meliputi jumlah brondolan yang jatuh.

3. Pengamatan produksi dan produktivitas tanaman dilakukan dengan menghitung rata-rata produksi yang dihasilkan dalam satu blok selama 4 minggu.

4. Angka kerapatan panen (AKP) Penentuan angka kerapatan panen dilakukan pada blok yang akan dipanen. Penentuan angka kerapatan panen dilakukan terhadap 10% populasi tanaman dalam blok. Angka kerapatan panen dinyatakan dalam bentuk persen, dengan rumus : (jumlah buah matang/ jumlah pohon diamati) x 100%.

5. Peramalan produksi harian (taksasi panen harian) Perhitungan produksi harian diperoleh dari data presentase AKP sebelumnya yang diolah dengan rumus: %AKP x jumlah pokok produktif x Bobot rata rata panen.

6. Tenaga panen .Pengamatan terhadap kebutuhan tenaga panen dilakukan dengan wawancara terhadap asisten kebun dan pengamatan langsung dengan menghitung jumlah pemanen yang ada. Jumlah tenaga panen lalu dibandingkan dengan jumlah tenaga panen yang seharusnya dibutuhkan perusahaan.

7. Pengamatan terhadap mutu buah meliputi tingkat kematangan buah, buah kosong, dan gagang panjang pada TBS. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati brondolan tertinggal, buah matang tertinggal dan kondisi tanaman. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti pemanen dari dua kemandoran yang.

8. Perhitungan premi panen membandingkan antara pemanen yang memperoleh basis panen dengan yang tidak memperoleh basis panen pada seksi dan hari yang sama. Pengamatan dilakukan dengan mengambil salah satu sampel dari pemanen dan menghitung jumlah tandan dan kalkulasi dengan basis yang sudah ditentukan dan didapat pada hari tersebut.

Analisis Data dan Informasi

(20)

6

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Letak Geografi

Lokasi Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusasejati, Minamas Plantation secara administratif terletak di Desa Bente, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Lokasi Kebun Mandah berada pada Bujur Timur 1030 28' 28" – 1030 34' 34" dan Lintang 000 05' 41" – 000 09' 40". Kebun Mandah dari Batam dapat ditempuh melalui darat menuju Pelabuhan Sekupang selama 30 menit, kemudian melalui laut menuju Pelabuhan Guntung menggunakan kapal fery selama 2 - 4 jam, dan kemudian menggunakan speed boat menuju Kebun Mandah kurang lebih selama 1 jam. Kebun Mandah juga dapat ditempuh dari Pekanbaru melalui Tembilahan, Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hilir melalui sungai menggunakan speed boat selama 4 - 6 jam.

Keadaan Tanah dan Iklim

Kondisi iklim di Kebun Mandah berdasarkan data curah hujan enam tahun terakhir termasuk tipe iklim B yaitu daerah sangat basah dengan rata-rata curah hujan tahunan kebun Mandah adalah 1507 mm/tahun. Data curah hujan tahun 2009 sampai 2015 dapat dilihat pada Lampiran 8.

Jenis tanah di areal Kebun Mandah, PT. Bhumireksa Nusasejati tergolong tanah organik atau tanah gambut. Jenis tanah gambut memiliki struktur fisik yang remah dan mudah terjadi erosi atau abrasi pada tepi kanal di jalur transportasi yang terkena ombak. Kedalaman tanah gambut di kebun Mandah berkisar lebih dari 3 m. Derajat kemasaman (pH) tanah di Kebun Mandah rata-rata 2.93 yang menunjukkan bahwa tanah gambut di kebun Mandah merupakan tanah dengan kemasaman yang tinggi dengan kesesuaian lahan kelas S3. Topografi di Kebun Mandah memiliki areal yang datar dengan kemiringan 0 – 8 %.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

(21)

7

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit di Kebun Mandah secara umum adalah tanaman menghasilkan (TM) dengan tahun tanam 1996 - 2005. Bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Mandah berasal dari Socfindo, Guthrie Research, dan Marihat. Pola tanam kelapa sawit yang digunakan dalam penanaman adalah segitiga samasisi dengan jarak tanam 9 m x 9 m x 9 m (populasi efektif 142 pokok/ha).

Produksi dan produktivitas Kebun Mandah dapat dilihat pada Lampiran 7. Pada lampiran 8 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari tahun 2009 sampai tahun 2012 dan menurun pada tahun 2013 sampai 2014. Peningkatan produksi dipengaruhi oleh bahan tanaman, pemeliharaan tanaman, luas areal, pokok produktif per hektar, berat tandan rata-rata (BTR) yang meningkat setiap tahun pada tanaman kelapa sawit juga menyebabkan terjadinya peningkatan produksi. Produksi kebun Mandah juga terjadi fluktuasi produksi tiap bulannnya. Hal ini disebabkan oleh kerapatan buah, tenaga kerja dan curah hujan.

Struktur organisasi dan Ketenagakerjaan

Kebun Mandah dipimpin oleh seorang Estate Manager ditingkat kebun yang bertanggung jawab secara langsung kepada General Manajer ditingkat region. Estate Manager memimpin dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di unit kebun. Dalam menjalankan operasional kebun Estate Manajer dibantu oleh seorang senior asisten yang menjabat sekaligus sebagai asistant divisi I dan traksi kebun, kemudian dibantu juga dengan empat asisten dan seorang kepala seksi (kasie). Struktur organisasi dan ketenagakerjaan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Kebun Mandah terdiri dari lima divisi yang setiap divisi dipimpin oleh seorang asisten. Senior asisten memimpin sebuah divisi dan sekaligus juga memimpin operasional traksi. Asistan divisi memimpin sebuah divisi dan bertanggung jawab langsung terhadap Estate Manager. Kepala seksi bertugas memimpin kegiatan administrasi di kantor besar.

Ketenagakerjaan di Mandah Estate terdiri dari karyawan staf dan non staf. Karyawan staf terdiri dari EM, asisten kepala, asisten divisi dan kepala seksi. Karyawan non staf merupakan syarat kerja umum (SKU) yang terdiri atas SKU bulanan, harian, kontrak dan karyawan harian lepas (KHL).

Fasilitas sosial

(22)

8

Pompong berukuran besar dan sedikit agak lambat digunakan untuk mengantar anak sekolah SD, SMP dan SMA ke sekolah. Pompong juga digunakan untuk keperluan umum berskala besar antara lain mengantar beribadah umat kristen ke tempat ibadah, mengantar pemain atau penonton olahraga yang terletak di kebun lain serta kegiatan lain yang membutuhkan kapasistas besar. Pocay berukuran kecil dan lumayan cepat digunakan untuk mengantar keperluan yang penting atau sesuatu yang urgent dan biasa digunakan untuk mengambil minyak, mengantar asisten dan mengantar orang sakit. Bargas lumayan lambat digunakan untuk untuk mengangkut buah ke PKS, mengangkut barang yang besar dan berat, serta dapat digunakan untuk mengantar karywan ke lokasi kerja.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Lahan di Mandah Estate merupakan lahan gambut. Lahan gambut yaitu lahan yang terbentuk dari lapisan tanah organik dalam waktu yang cukup lama. Untuk mencapai produksi yang optimum pada lahan ini di perlukan teknologi dan kultur-teknis khusus yang berbeda dari tanah mineral. Pengelolaan Pelaksanaan kegiatan magang di Mandah Estate yang terletak pada lahan gambut yaitu mengikuti setiap aspek teknis dan aspek manajerial di kebun setiap harinya yang meliputi kegiatan langsung mengalami pekerjaan sebagai karyawan harian hingga tingkat jabatan manajerial sebagai asisten divisi.

Aspek Teknis

Kegiatan teknis yang dilakukan penulis selama magang di Divisi V dan Divisi I adalah bekerja sebagai karyawan harian selama empat minggu. Pelaksanaan kegiatan teknis sebagai KHL dilakukan dengan mengikuti intruksi langsung dari atasan yang menyesuaikan dengan aspek magang penulis manajemen panen yaitu pemanenan yang terdiri dari pengutipan loose fruit,

pengangkutan tandan buah segar ke TPH, pemupukan serta sebagai anggota transport panen.

Kegiatan dimulai dengan antrian pagi dengan asisten pada pukul 05.30 WIB sampai 06.00 WIB yang dipimpin oleh Asisten dan mandor satu. Pada saat apel pagi para mandor memberikan hasil laporan masing-masing kegiatan pada hari yang sudah dilakukan sebelumnya. Selesai itu para mandor antrian pagi dengan anggota masing masing. Para mandor mengabsen karyawan, memberikan pengarahan, evaluasi pekerjaan sebelumnya, serta pengaturan alokasi kerja anggota pada hari itu.

(23)

9

Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah dan melengkapi unsur-unsur hara yang kurang dalam tanah dan dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif dan generatif serta meningkatkan produksi buah agar maksimal. Pemupukan merupakan suatu usaha untuk mempertahankan, mengendalikan dan meningkatkan kesuburan tanah. Efektifitas dan efisiensi pemupukan ditentukan beberapa faktor antara lain jenis pupuk, dosis aplikasi, penyimpanan pupuk, waktu aplikasi, cara aplikasi dan tempat aplikasi.

Jenis pupuk yang digunakan di Mandah Estate adalah pupuk makro dan pupuk mikro. Pupuk makro yang digunakan antar lain NPK44 peat kay (12% N,6%P, 22%K,3%Mg) dengan dosis 3,5 kg/pokok, MOP (60% K2O) dosis 2 kg/

pokok; sedangkan pupuk mikro yang digunakan CuSO4 (25%Cu) dosis 100

g/pokok, ZnSO4 (35%Zn) dosis 50g/pokok, HGFB (48% B2O3) dosis 100g/pokok

dan FeSO4 (19% Fe).

Sebelum melakukan penaburan pupuk beberapa hal yang harus diperhatikan adalah persiapan piringan, material pupuk, tenaga kerja, serta sarana transportasi pupuk dan alat aplikasi pupuk yang digunakan (Gambar 1 )

Gambar 1. Pelaksanaan pemupukan

(a) Piringan bersih dari gulma, (b) Transportasi pupuk, (c) Tenaga pupuk dan penjelasan oleh mandor, (d) Cara penaburan pupuk.

A B

(24)

10

Penggunaan jenis dan dosis pemupukan sudah berdasarkan anjuran rekomendasi pemupukan yang dibuat oleh Minamas Research Center berdasarkan hasil analisis sampel daun. Program pemupukan pupuk makro dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada semester satu yang dimulai pada bulan Juli sampai Desember, semester dua pada bulan Januari sampai Juni. Program pemupukan pupuk mikro dilakukan satu kali dalam setahun. Kegiatan pemupukan dilaksanakan dengan cara Block Manuring System (BMS) yaitu program implementasi pemupukan yang dilakukan secara simultan dari pokok ke pokok dan dari blok ke blok dengan tenaga yang terdiri antara penabur dan pengecer. Sistem operasi BMS di Mandah Estate meliputi:

1. Pembagian hancak kelompok kerja pupuk yang diatur berurutan dan tidak saling overlapping sehingga waktu mobilisasi lebih singkat,

2. Sistem pengecekan material pupuk yang dilakukan oleh tenaga pengecer secara khusus

3. sistem penaburan dilakukan secara sambung menyambung tanpa terputus 4. Model pengawasan yang dilakukan oleh mandor pupuk lebih fokus dan

mudah

5. Teknik pembagian hancak yang dilakukan mandor sesuai dengan norma kerja pemupukan.

Norma prestasi pemupukan untuk penabur yaitu 2 – 3,5 ha/HK atau 350 – 500 kg/HK untuk pemupukan mikro dan 1.5 – 2 ton/HK untuk pemupukan makro.

Pemanenan

Pemanenan kelapa sawit yaitu pemotongan tandan buah segar matang dari pohon, pengutipan brondolan, pengangkutan ke TPH dan mengirimnya hingga ke pabrik selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam. Pemanenan menentukan pencapaian produktivitas suatu unit kebun. Kegiatan pemanenan dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku dari perusahaan. Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan sebelum panen antara lain persiapan panen, penentuan kriteria matang panen, perhitungan AKP, taksasi produksi, sistem rotasi hanca panen, organisasi panen hingga transportasi panen.

Persiapan panen. Beberapa hal yang perlu dalam mempersiapkan pelaksanaan potong buah antara lain persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga potong buah, pembagian seksi potong buah, dan penyediaan alat (Pahan, 2010). Proses pemanenan akan berjalan baik jika prasarana dan sarana panen terpenuhi dengan baik. Perawatan TPH, pembuatan dan perawatan jalan rintis, pembersihan piringan, pengaturan level air agar pada musim kemarau tidak menggangu jalannya transportasi buah merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan untuk pelaksanaan persiapan panen agar berjalan dengan baik.

(25)

11 panjang pada buah serta sarung untuk keamanan pengguna dan orang lain bila peralatan tidak sedang digunakan.

Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dimulai dari antrian pagi pukul 06.00 WIB dengan mandor. Mandor mengabsensi kehadiran anggota panen, mengevaluasi hasil panen sebelumnya, pemeriksaan kentosan, pemeriksaan notes premi, cheklist alat pelindung diri dan alat pelindung alat serta mengatur alokasi kerja anggota panen (Gambar 2 ).

Gambar 2. Antrian pagi dengan mandor

(a) karyawan anggota panen, (b) mandor mengecek anggota

Pelaksanaan panen di Mandah Estate mengikuti aturan Sapta Disiplin Potong Buah yang berbunyi :

1. Potong buah masak

2. Tidak memotong buah mentah 3. Tidak ada pelepah sengkleh

4. Pelepah disusun rapi dan dirumpukkan pada gawangan berbentuk “U” shape

5. Seluruh brondolan dikutip bersih

6. Buah dan brondolan diantrikan dan disusun rapi di TPH 7. Administrasi disusun secara up to date

Nomor 1 – 6 merupakan tugas utama dari pemanen sedangkan nomor 7 sudah masuk dalam bagian administrasi untuk kerani panen.

Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di Divisi V Mandah Estate adalah Block Harvesting System non Division of Labour (BHS non-DOL). Sistem ini merupakan program pelaksaanan panen yang terkonsentrasi pada satu seksi yang harus diselesaikan dalam waktu satu hari dimana penyelesaian hancak dari potong buah dan kutip brondolan dilakukan sepenuhnya oleh pemanen.

Rotasi panen. Rotasi panen adalah lamanya panen antara yang satu dengan panen berikutnya dalam satu hanca panen. Rotasi panen yang berlaku di Mandah Estate yaitu dalam satu minggu terdapat enam hari kerja, jadi dalam sebulan tiap seksi dipanen empat kali. Seksi panen yang digunakan di divisi 5 adalah 6 seksi.

Angka kerapatan panen. Angka kerapatan panen yaitu perhitungan jumlah buah masak siap panen di suatu blok/areal dalam satuan persen. Tujuannya

(26)

12

untuk memperkirakan hasil produksi yang akan dipanen pada areal tersebut pada esok hari.

Perhitungan AKP menggunakan rumus : AKP = jumlah buah masak siap panen x 100 %

Jumlah pokok yang diamati

Taksasi panen harian. Taksasi panen harian merupakan kegiatan perkiraan panen untuk menentukan jumlah output produksi yang akan dihasilkan pada saat panen. Penentuan taksasi panen dilakukan dengan mencari nilai angka kerapatan panen terlebut dahulu pada blok yang akan dipanen.

Perhitungan Taksasi Panen menggunakan rumus : Taksasi Panen = A x B x C x D

Keterangan : A = Angka Kerapatan Panen (AKP) B = Jumlah pokok/ha

C = Luas yang akan dipanen

D = Bobot Tandan Rata-rata (BTR) blok yang akan dipanen

Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan acuan bagi pemanen untuk memotong TBS pada saat yang tepat yaitu saat kandungan minyak dalam daging buah maksimal dan kandungan asam lemak bebas minimum (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003). Panen yang tepat memiliki kualitas kandungan minyak yang maksimal. Panen dalam keadaan lewat matang akan meningkatkan asam lemak bebas ( ALB ) atau free fatty acid (FFA) yang akan menurunkan mutu minyak. Kriteria matang panen yang digunakan di Mandah Estate adalah lima brondolan yang telah jatuh di piringan secara alami dari tandan.

Tenaga panen. Kebutuhan tenaga panen di Kebun Mandah menggunakan rasio 1:16 yaitu dimana satu orang pemanen dalam menyelesaikan hancak mengcover areal seluas 16 ha dalam satu rotasi panen. Standart luas hancak panen yang ditetapkan setiap orang pemanen seluas lebih kurang 3.6 ha.

(27)

13 Tabel 1 Basis Borong, BTR dan Premi Lebih Borong per Divisi

Divisi Blok Tahun Tanam Luas (Ha) (kg) BJR

Basis Borong

(tandan) Lebih Borong

(Rp/ tandan) Hari

Biasa Jumat Hari

I

F018 1996 141 9.21 130 93 450

F019 1997 135 9.92 130 93 450

F020 1997 131 11.07 120 86 488

F021 1997 143 10.98 125 89 468

F022 1997 142 10.84 125 89 468

F023 1997 140 11.00 120 86 488

II

G018 1997 151 9.78 130 93 450

G019 1998 119 9.28 130 93 450

G020 1998 127 8.76 140 100 418

G021 1998 143 8.85 140 100 418

G022 1998 144 9.02 130 93 450

G023 1998 138 8.76 140 100 418

III

G024 1998 139 9.21 130 93 450

G025 1999 132 8.69 140 100 418

G026 1999 150 7.95 150 107 390

G027 1999 144 8.61 140 100 418

G028 1999 120 9.27 130 93 450

G029 1999 99 9.24 130 93 450

IV

H023 2000 109 7.61 150 107 390

H025 2000 132 7.48 150 107 390

H026 2000 172 7.25 150 107 390

H024 2004 145 8.15 140 100 418

I024 2005 87 6.23 165 118 355

I025 2005 91 5.98 180 129 325

I026 2005 83 5.96 180 129 325

V

H016 2000 97 8.56 140 100 418

H022 2000 132 8.26 140 100 418

H019 2004 145 8.45 140 100 418

H020 2004 118 8.89 140 100 418

H021 2004 113 8.25 140 100 418

H017 2005 109 8.05 140 100 418

H018 2005 140 7.97 150 107 390

Sumber : Kantor Divisi I Mandah Estate

Perhitungan premi yang didapat oleh supervisior menggunakan rumus: Mandor panen: jumlah premi panen x 150 %

Jumlah pemanen diawasi

(28)

14

Mandor I : jumlah premi panen x 150 % Jumlah mandor panen divisi

Faktor pembagi berdasarkan sistem chekroll antara lain:

 Jumlah pemanen yang diawasi ≤ 15 HK maka pembagi 15

 Jumlah pemanen yang diawasi 16 – 20 HK maka pembagi : Actual pemanen

 Jumlah pemanen yang diawasi ≥ 20 HK maka pembagi 20 Premi persen brondolan:

Mandor panen : kg LF x 4 Rp Kerani panen : kg LF x 4 Rp Mandor I : kg LF x 2 Rp

Transportasi panen

Kebun Mandah merupakan lahan gambut yang pengaturan air menggunakan kanal-kanal sebagai sarana umum transportasi. Transportasi pengangkutan buah dari TPH ke pabrik juga menggunakan jalur air. Transportasi yang digunakan yaitu bargas, pompong dan ponton. Bargas merupakan besi kotak yang didorong oleh mesin sebagai transportasi pengangkut buah dari TPH ke pabrik yang terdiri dari tiga keranjang besi yang diletakkan didalamnya. Setiap keranjang dapat mengangkut kurang lebih 2,2 ton sehingga satu bargas dapat mengangkut kurang lebih 6,6 ton. Ponton yang lebih besar dari bargas dapat memuat 7 keranjang dan ditarik oleh pompong. Kegiatan pengangkutan buah ada yang melalui TPH muat ke bargas dan langsung ke PKS, ada juga yang mengalami bongkar muat yaitu keadaan kanal yang terhalang oleh bendungan sehingga harus melalui tahap bongkar dan muat di bendungan.

(29)

15

Gambar 3. Proses Transportasi

(a) muat buah dari TPH kedalam keranjang, (b) bargas berangkat ke PKS, (c) persipaan ponton, (d) penarikan ponton menggunakan pompong.

.

Aspek Manajerial

Aspek manajemen tingkat karyawan pelaksana (non staf) bertugas membantu asisten melaksanakan kegiatan dilapang maupun kegiatan administratif di kantor. Kegiatan aspek manajerial yang dilakukan penulis selama magang meliputi kerani buah, mandor panen, mandor pupuk, mandor chemist, mandor I dan kerani divisi. Aspek manajerial dilakukan tidak hanya di tingkat non-stat melainkan juga ditingkat staf yaitu sebagai pendamping asisten dalam melaksanakan kegiatan kebun dan administratif.

Kerani buah

Tugas utama kerani buah yaitu merecord data TBS yang ada dilapangan. Pada saat antrian pagi dengan Assistan bertanggung jawab melaporkan hasil output OB (out board) yang didapat pada tiap mesin, jumlah TBS dalam ton yang diangkut atau diantar ke PKS, melaporkan buah yang restan dilapangan, jumlah kg buah restan, lokasi blok dan kanal yang terdapat buah restan, kemudian mengecek kehadiran anggota transport, jumlah anggota yang hadir, sakit, cuti atau mangkir. Melaporkan pasca panen yang didapat pada hari itu via sms ke Asistan dan Mandor I.

Mandor panen

Mandor panen pada saat antrian pagi bertugas untuk melaporkan jumlah hk dan ha cover, basis borong, siap borong, lebih borong panen hari sebelumnya, kemudian evaluasi panen sebelumnya dan memberikan cara yang efektif dan efisien dalam mengatur anggota panen untuk mencapai target berupa siap borong,

B A

(30)

16

ha cover tercapai ataupun lebih borong, memeriksa kehadiran setiap anggota panen dan memeriksa keadaan anggota bila sedang sakit, cuti atau mangkir Mengevaluasi hasil panen sebelumnya tiap orang dan mengingatkan kembali agar setiap anggota mendapatkan siap borong atau dapat mencapai ha cover dan lebih borong Pemeriksaan buku kentosan yang dimiliki oleh setiap anggota panen, memeriksa alat pelindung diri dan alat pelindung alat setiap anggota panen. Pada alat pelindung diri antara lain helm dan sepatu bot, sedangkan untuk alat pelindung alat yaitu sarung egrek, sarung dodos dan sarung gancu. Memastikan semua pelindung dipastikan terpasang dengan baik dan benar.

Mandor pupuk

Tugas umum mandor pupuk yaitu mengatur dalam menentukan jumlah karyawan pemupukan yang dibutuhkan dan menentukan ancak pemupukan untuk karyawan pemupukan, mempersiapkan kebutuhan bahan dan alat, membagi tugas dan memberi petunjuk teknis kepada karyawan pemupukan dalam melaksanakan pekerjaan, serta mengawasi seluruh pelaksanaan pekerjaan pemupukan. Melakukan pencatatan untuk seluruh hasil pekerjaan kedalam sarana administrasi kegiatan pemupukan. Memeriksa hasil pekerjaan pemupukan yang telah dilakukan. Mengatur kegiatan penguntilan pupuk yang dilakukan oleh karyawan pemupukan. Melakukan kegiatn pengeceran pupuk dilapangan sesuai dengan RKH pemupukan. Melakukan kerjasama dengan Sopir Angkutan untuk pelaksanaan pengangkutan bahan dan karyawan. Memeriksa kondisi peralatan yang digunakan karyawan pemupukan sebagai bahan laporan untuk perbaikan atau penggantian. Mencatat hasil pelaksanaan pemupukan ke BKM (Buku Kegiatan Mandor). Membuat BPB (Bon Permintaan Barang) untuk kebutuhan bahan dan alat kerja yang dibutuhkan keesokan hari sesuai dengan RKH (Rencana Kerja Harian).

Mandor chemist (Semprot)

Tugas mandor semprot mengatur dalam menentukan jumlah karyawan semprot yang dibutuhkan dan menentukan hanca karyawan, mempersiapkan kebutuhan bahan dan alat, membagi tugas dan memberi petunjuk teknis kepada karyawan semprot dalam melaksanakan pekerjaan, serta mengawasi seluruh pelaksanaan pekerjaan semprot sampai dengan selesai. Melakukan pencatatan seluruh hasil pekerjaan kedalam sarana administrasi kegiatan semprot. Membuat laporan pekerjaan semprot Memimpin pertemuan pagi (apel pagi) dilapangan, mengabsensi, menentukan jumlah karyawan semprot yang dibutuhkan, menentukan ancak karyawan, dan membagi tugas sesuai dengan RKH (Rencana Kerja Harian) untuk kegiatan semprot. Menyiapkan bahan dan peralatan kerja yang akan digunakan untuk penyemprotan.

Mandor I

(31)

17 per mandoran, dan memberikan pengarahan kepada para Mandor sesuai dengan RKH (Rencana Kerja Harian). Mengatur pembagian tugas kepada para Mandor sesuai dengan RKH (Rencana Kerja Harian). Memeriksa, membandingkan dan mengoreksi seluruh BKM (Buku Kegiatan Mandor) berdasarkan kondisi di lapangan. Melakukan inspeksi secara langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi dan hasil produksi buah yang akan dibandingkan dengan laporan dari Kerani Panen. Memeriksa dan mengoreksi pengisian formulir Pusingan Potong Buah yang dibuat para Mandor Panen.

Kerani Divisi

Mengelola persediaan bahan dan alat kerja yang berada di Divisi. Memeriksa seluruh data/laporan yang diterima sehubungan dengan kegiatan administrasi di Divisi. Melakukan pencatatan untuk seluruh hasil pekerjaan kedalam sarana administrasi di Afdeling secara sistematis, benar dan tepat waktu. Memeriksa kebenaran pencatatan hasil panen karyawan yang dibuat oleh Kerani Panen, dengan cara membandingkan antara Buku Penerimaan Buah, Laporan Potong Buah SKU, dan BKM (Buku Kegiatan Mandor). Mencatat hasil produksi yang diperoleh karyawan panen kedalam Buku Produksi Buah (Crop Book). Mengisi administrasi untuk produksi dan biaya. Memeriksa dan mengoreksi data pusingan potong buah yang dibuat oleh mandor panen. Memeriksa dan mengoreksi data pusingan potong buah yang dibuat oleh mandor manen. Memeriksa seluruh BKM yang ada dan hasilnya dicatat kedalam BPK (Buku Prestasi Kerja).

Asisten Divisi

(32)

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Organisasi Panen

[image:32.595.36.502.73.766.2]

Pembentukan organisasi panen merupakan hal yang mempengaruhi kegiatan pemanenan. Organisasi panen yang baik dan tepat akan memudahkan dalam pengaturan alokasi anggota serta proses potong buah dan pengangkutan buah dari lokasi ke PKS. Organisasi panen ataupun peta hancak di Divisi I Kebun Mandah terdiri dari dua kemandoran yaitu mandoran A dan mandoran B (Gambar 4). Untuk mencapai sasaran utama kegiatan panen yang optimum dan mengantisipasi kendala yang sering terjadi maka diperlukan sebuah sistem organisasis panen yang efektif yaitu Block Harvesting System. Blok Harvesting System adalah sistem panen yang penyelesaian kegiatan panennya setiap hari kerja terkonsentrasri pada satu seksi tetap per kebun atau per divisi berdasarkan interval yang telah ditentukan. Ciri-ciri BHS yaitu divisi atau kebun mempunyai enam seksi panen, satu kelompok panen per divisi atau per kebun setiap hari kerja, setiap hari menyelesaikan satu seksi panen, pemanen mendapatkan hancak tetap, kegiatan panen terkonsentrasi untuk memudahkan transport TBS, kegiatan panen dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama, bisa diterapkan sistem DOL (Division of Labour) dengan efektif.

(33)

19 Beberapa hal penting yang harus selalu menjadi perhatian dalam pelaksanaan BHS yaitu setiap divisi hanya diperbolehkan mempunyai satu seksi harian per hari (seksi harian per Divisi), kebutuhan atau jumlah tenaga kerja antar seksi harus sama, sehingga kesempatan perolehan pendapatan pemanen antar seksi (output) relatif sama, arus seksi harian selaras antar divisi dan jika memungkinkan selaras pada tingkat kebun, seluruh mandoran panen dalam divisi harus melakukan potong buah pada seksi yang sama pada setiap harinya (4 mandoran menjadi satu geng), dalam satu harinya diupayakan satu seksi selesai pada hari itu juga, tata batas hancak pemanen dan mandoran harus jelas, kegiatan panen dan pengutipan brondolan harus dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama, penyelesaian hancak panen harus blok by blok secara menyambung kearah

Collection Road atau searah dengan Main Road (timur-barat atau sebaliknya). Hanca pemanen dan mandor bersifat tetap.

Kriteria Panen

Kriteria umum untuk tandan buah yang dapat dipanen adalah berdasarkan jumlah brondolan yang terlepas dari tandannya dan jatuh ke tanah (piringan) secara alami atau dengan istilah lain menghasilkan brondolan dalam jumlah tertentu. Buah dapat dipanen jika dipenuhi untuk tiap 1 kg berat tandan terdapat 2 brondolan normal lepas (bukan brondolan parthenokarpi atau brondolan muda karena serangan tikus atau penyakit), misalnya BTR (berat tandan rata-rata) blok adalah 10 kg maka buah yang dapat dipanen pada blok tersebut apabila brondolan yang lepas ada 20 butir.

[image:33.595.73.520.33.826.2]

Kebun Mandah mempunyai kriteria panen yang harus diikuti oleh pemanen dalam aktifitas potong buah (Tabel 2). Buah mentah sangat terlarang untuk dipotong karena merusak kualitas minyak yang dihasilkan. Buah mengkal mempunyai toleransi sebesar 5 %. Buah masak merupakan tujuan utama potong buah, karena buah masak mempunyai kandungan minyak yang tepat. Buah lewat masak dan janjang kosong juga dilarang untuk diangkut karena dapat menyerap minyak di PKS.

Tabel 2 Kriteria panen pada tanaman kelapa sawit di Kebun Mandah Jumlah brondolan lepas dari

tandan

Tingkat Kematangan 0 – 5 Buah Mentah ( Un Ripe ) 6 – 9 Buah Mengkal ( Under Ripe )

≥ 10 Buah Masak ( Ripe )

>50 % Lewat masak (Overripe)

≥ 95 % Janjang kosong ( Empty Bunch )

(34)

20

Produksi dan produktivitas

P

roduksi dan produktivitas yang tinggi merupakan tujuan utama dalam usaha perkebunanan kelapa sawit. Beberapa faktor yang pengaruhi produksi dan produktivitas antara lain varietas bahan tanam, kesesuain lahan dan lingkungan, kultur teknis, serangan hama dan penyakit serta usia tanaman (PPKS 2007). [image:34.595.49.487.15.820.2]

Pengamatan produksi dan produktivitas penulis lakukan selama 4 minggu terhadap blok yang terdapat di Divisi I. Pengamatan bertujuan untuk melihat produksi terkini dan memperkirakan jumlah produksi dan produktivitas dalam setahun.

Tabel 3 Produksi dan produktivitas per Blok Divisi I

Blok Luas Produksi rata-rata(kg)a

Produktivitas rata-rata per minggu(kg

ha-1)

Potensi produktivitas setahun (kg ha-1

tahun-1)

F018 141 32 398.5 229.77 11 948.38

F019 135 38 462.0 284.90 14 814.99

F020 131 39 276.8 299.82 15 590.77

F021 143 42 880.0 299.86 15 592.72

F022 142 40 129.5 282.60 14 695.30

F023 140 44 230.0 315.92 16 428.28

a

Hasil pengamatan selama 4 minggu

Pada pengamatan yang dilakukan penulis selama 4 minggu produksi tertinggi terdapat pada blok F023 sebesar 44 230 kg, sedangkan produksi terendah terdapat pada blok F018 dengan jumlah produksi sebesar 32 398.5 kg (Tabel 3). Pada produktivitas rata-rata terendah terdapat pada blok F018 dengan hasil 229.77 kg ha-1 , sedangkan produktivitas tertinggi terdapat pada blok F023 yakni sebesar 315.92 kg ha-1. Produktivitas pada blok F019, F020, F021, F022 tidak terlalu berbeda jauh yaitu sekitar 10 kg. Ramalan produktivitas pertahun yang didapat berdasarkan pengamatan produksi menunjukkan hasil yang lumayan tinggi untuk beberapa blok. Ramalan potensi tertinggi ditunjukkan pada blok F023 dengan potensi sebesar 16 ton ha-1 pertahun di ikuti oleh blok F021, F020, F019,F022 dan terakhir dengan nilai terendah ditunjukkan pada blok F018 dengan nilai yakni sebesar 11 ton ha-1 per tahun.

(35)

21

Angka Kerapatan Panen

[image:35.595.73.520.56.810.2]

Perkiraaan jumlah tandan masak di suatu areal yang akan dipanen keesokan harinya berdasarkan pengamatan yang dilakukan hari ini. Perkiraan angka kerapatan panen dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk memperkirakan produksi harian yang akan dipanen pada areal tersebut. Penulis juga melakukan pengamatan angka kerapatan panen pada setiap blok di Divisi I setiap harinya. Hasil pengamatan angka kerapatan panen yang dilakukan penulis tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil pengamatan kerapatan panen di Divisi I kebun Mandah Blok Jumlah

pokok Pokok Sampel (10%) Pokok siap panen Kerapatan Panen (%)

F019 17252 1725 215 12.46

F020 16595 1660 350 21.09

F021 19993 1999 463 23.15

F022 19566 1957 273 13.95

F023 19638 1964 465 23.67

Sumber: Pengamatan lapangan (2015)

Pengamatan perkiraan AKP penulis lakukan pada 5 seksi panen yaitu pada blok F019, F020, F021, F022 dan F023 yang akan dipanen keesokan harinya. Jumlah pokok sampel yang diamati oleh penulis sebesar 10% dari total pokok yang masih produktif di areal tesebut. Contoh perhitungan nilai AKP sebagai berikut: Pada seksi panen A blok F023 jumlah pokok sampel 1964 dengan jumlah pokok siap panen 468. Maka nilai AKP seksi panen blok tersebut adalah: AKP = 468 / 1964 x (100%) = 23.67 %

(36)
[image:36.595.36.488.58.826.2]

22

Tabel 5 Perbandingan AKP Estimasi dengan AKP Aktual

Blok Jumlah pokok AKP Estimasi (%) AKP Aktual (%)

F019 17252 12.46 13.39

F020 16595 21.09 20.26

F021 19993 23.15 23.97

F022 19566 13.95 10.49

F023 19638 23.67 24.35

Sumber: Pengamatan dan data kebun (2015)

Taksasi Panen Harian

Kegiatan taksasi panen harian merupakan perkiraan panen dengan melakukan pencarian nilai AKP terlebih dahulu yang dilakukan sehari sebelum panen pada suatu areal. Perhitungan taksasi panen didapat dari perkalian AKP dengan pokok produktif pada areal yang akan dipanen dan dikalikan dengan berat tandan rata-rata blok tersebut. Penulis melakukan taksasi panen di seksi A blok F023 (140 ha), seksi B blok F022 (142 ha), seksi C blok F021 (143 ha), seksi D blok F020 (131 ha) dan seksi E blok F019 (135 ha). Data hasil pengamatan taksasi panen tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil pengamatan taksasi panen Divisi I kebun Mandah Blok/ Tahun tanam Jumlah Pokok Luas seksi

(Ha) BJR (kg)

AKP (%)

Estimasi Produksi (ton)

F019 (97) 17252 135 9.8 12.46 21.07

F020 (97) 16595 131 9.7 21.09 33.95

F021 (97) 19993 143 9.8 23.15 45.37

F022 (97) 19566 142 9.96 13.95 27.19

F023 (97) 19638 140 10.07 23.67 46.82

Sumber: Pengamatan lapangan (2015)

Contoh perhitungan taksasi panen pada seksi panen A blok F023 (140 ha) dengan jumlah pokok produktif 19638 dan AKP yang sudah diketahui sebelumnya maka produksi yang dihasilkan sebesar:

Taksasi panen = AKP x pokok produktif x BJR = (23.67 %) x 19638 x 10.07 kg = 46 825 kg

= 46. 82 ton

(37)

23 transport yang dibutuhkan untuk mengangkut TBS hasil panen dan mengetahui jumlah tenaga panen yang dibutuhkan.

Tabel 7 Perbandingan estimasi produksi dengan produksi aktual

Blok/ Tahun tanam Jumlah Pokok AKP (%) BJR (kg) Estimasi Produksi (ton) Produksi Aktual (ton)

F019 17252 12.46 9.8 21.07 22.64

F020 16595 21.09 9.7 33.95 32.62

F021 19993 23.15 9.8 45.37 46.97

F022 19566 13.95 9.96 27.19 20.44

F023 19638 23.67 10.07 46.82 48.15

Sumber: Pengamatan dan data kebun (2015)

Tenaga Panen

Tenaga panen merupakan faktor terpenting dalam pemanenan kelapa sawit di perkebunan. Tenaga panen dan pemilihan tenaga kerja yang sesuai dan berkualitas akan menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Tenaga panen memiliki pekerjaan langsung sebagai pemotong buah sekaligus pengutip brondolan dari hanca dan menyusunnya di TPH untuk diangkut dan dibawa ke PKS. Kebutuhan tenaga panen di kebun Mandah menggunakan rasio 1:16 yaitu satu orang pemanen memiliki luas hanca atau ha cover seluas 16 ha dalam seminggu atau satu rotasi panen.

Berdasarkan rasio tersebut kebutuhan tenaga panen yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas potong buah di Divisi I adalah:

TK = luas seluruh area kerja / 16 ha = 832 ha / 16 ha

= 52 tenaga panen.

Dari perhitungan tersebut, norma tenaga panen yang dibutuhkan untuk mengcover areal seluas 832 ha yaitu sebanyak 52 tenaga kerja. Pada saat penulis melaksanakan magang tenaga kerja yang tersedia di Divisi I terdiri dari Mandoran A sebanyak 24 TK dan Mandoran B sebanyak 21 TK dengan total tenaga panen saat itu 45 tenaga panen. Kekurangan tenaga panen sebesar 7 orang. Tenaga panen yang saat ini tersedia dilapangan melihat keadaan buah yang sedikit dengan pusingan normal walaupun masih kekurangan beberapa orang tetapi masih dapat mengcover luasan areal tersebut.

Mutu Buah

(38)

24

langsung dilaporkan ke mandor besar dan asisten divisi sebagai bahan evaluasi untuk memanen pada hari berikutnya. Pengamatan tingkat kematangan buah dilakukan di TPH terhadap 6 pemanen dengan masing-masing kemandoran 3 pemanen. Hasil pengamatan tingkat kematangan buah disajikan pada Tabel 8.

Berdasarkan tabel 8 terlihat bahwa pemanen sudah melakukan kegiatan potong buah yang cukup baik terlihat dari buah mentah (Unripe) yang tidak ada terpotong. Pada tingkat kematangan juga sudah terlihat baik karena sudah mendekati standart perusahaan untuk mendapatkan produksi minyak yang tinggi di PKS. Buah mengkal (Underripe) memang ada terpotong oleh karyawan dan untuk standart perusahaan memang memperbolehkan buah mengkal dengan batas sama dengan lima atau dibawah lima persen. Adanya buah matang yang tertinggal (tidak dipanen) juga berpengaruh terhadap tingkat kemasakan buah. Apabila pada hari pelaksanaan panen terdapat buah matang yang tertinggal maka secara otomatis pada saat kembali pada seksi panen tersebut buah sudah busuk. Namun pemanen tetap disarankan untuk menurunkan buah busuk tersebut agar kondisi pokok tetap dalam keadaan normal.

Tabel 8 Hasil pengamatan mutu buah pemanen di Kebun Mandah Divisi I

Mandoran Pemanen

Rata rata / Kriteria (%)

Masak Mengkal Mentah Busuk Gagang

Panjang

Standard ≥ 95 < 5 0 0 0

A

1 95.14 4.30 0 1 1.3

2 92.30 6.41 0 1 1.1

3 96.38 5.11 0 1 0.7

Rata rata 94 5 0 1 1

B

1 94.34 4.23 0 0.85 1.1

2 96.22 3.75 0 1.88 1.2

3 96.66 4.41 0 1.02 0.8

Rata rata 95 4 0 1 1

Sumber: Pengamatan lapangan (2015)

Tingkat gagang panjang juga cukup terlihat cukup baik karena tingkat gagang panjang masih sekitar 1% berdasarkan pengamatan. Gagang panjang dilarang karena dapat menyerap minyak di pabrik kelapa sawit sehingga mengurangi produksi minyak di pabrik.

Mutu Hanca

(39)
[image:39.595.69.520.58.842.2]

25

Tabel 9 Hasil pengamatan Mutu Hancak di Divisi I Kebun Mandah

Pemanen Brondolan tinggal (LF) Tandan matang tidak

dipanen (%)

Piringan Pelepah Gawangan

1 14 4 2 0

2 22 1 1 0

3 10 1 0 0

4 6 0 0 0

5 17 5 3 0

Rata rata 13.8 2.2 1.2 -

Nilai

brondolan/pkk 0.2

0.03

0.01

Total brondolan/pkk

0.2

Sumber : Data pengamatan lapangan April 2015

Berdasarkan tabel nilai brondolan yang tidak terkutip sebesar 0.2 brondolan/pokok. Data diatas menunjukkan bahwa kualitas hancak sudah tercapai walaupun masih ada brondolan yang tidak terkutip, akan tetapi nilai brondolan tinggal tidak terkutip masih di bawah ketetapan pemanen untuk mendapatkan sanksi yaitu lebih dari 2 brondolan/pokok.

Perhitungan Premi Panen

[image:39.595.108.514.561.729.2]

Premi panen adalah upah tambahan yang diberikan perusahaan sebagai bentuk apresiasi terhadap karyawan yang mampu mencapai atau melebihi standar perusahaan. Sistem premi panen di Kebun Mandah terbagi menjadi 2 yaitu premi untuk siap borong dan premi lebih borong. Premi siap borong adalah upah yang diberikan perusahaan terhadap karyawan yang mampu menghasilkan basis borong pada setiap HK. Premi lebih borong adalah upah yang diberikan perusahaan terhadap karyawan yang mampu melebihi basis borong.

Tabel 9 Perhitungan premi panen pemanen antara dua pemanen di Divisi I

Nama Pemanen Wanto Ediyanto

Nomor Pemanen 35 26

Ha Cover 3.6 Ha 3 Ha

Output Pemanen 161 tandan 76 tandan

Brondolan (LF) 104 kg 78 kg

Basis Borong 125 Tandan 125 tandan

Lebih Borong 161 – 125 = 36 tandan

-Premi Siap Borong Rp 13,000

-Premi Lebih Borong Rp 468 x 36 tandan = Rp 16,848

-Premi Kutip Brondolan (LF)

104 kg x Rp 200 = Rp 20,800 78 kg x Rp 200 = Rp

15,600

Jumlah Premi Rp 13,000 + Rp 16,848 + Rp 20,800

= Rp 50,648

(40)

26

Basis borong adalah standar jumlah tandan yang ditetapkan perusahaan pada setiap kegiatan panen. Basis tersebut dipengaruhi oleh besarnya bobot tandan rata – rata (BTR). Perusahaan dengan kebijakannya telah menetapkan besarnya basis borong berdasarkan nilai BJR untuk semua tahun tanam. Semakin besar BJR maka semakin kecil nilai basis borong, sebaliknya semakin kecil nilai BJR maka semakin besar nilai basis borong yang dicapai oleh karyawan panen. contoh perhiutngan premi yang melebihi basis borong dan tidak melebihi basis borong terdapat pada tabel 9. Dari tabel dapat dilihat perhitungan premi secara jelas antara dua pemanen. Pemanen dengan hasil tandan yang melebihi standart basis mendapat premi yang lebih banyak dari pada pemanen yang hasil tandan tidak mencapai basis. Perbedaan tersebut disebabkan umur pemanen, keadaan areal dan keadaan peralatan panen.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang di Kebun Mandah menambah wawasan pada aspek teknis maupun aspek manajerial pada perkebunan kelapa sawit khususnya dalam aspek manajemen panenPenerapan sistem panen Block Harvesting System sesuai di kebun Mandah pada lahan gambut yang kondisi Field dibatasi oleh kanal Kebutuhan tenaga panen di Divisi I kebun Mandah belum sesuai dengan rasio tenaga panen 1:16, tetapi posisi tenaga kerja s/d Mei 2015 sudah sesuai rasio 1 : 16.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan langsung kualitas kematangan buah di Divisi I kebun secara rata-rata sudah mencapai standart 95 %.Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas pemanen antara lain :umur pemanen, tinggi tanaman, kebersihan piringan, peralatan panen, dan tempat tinggal tenaga kerja.

Saran

(41)

27

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin I. 1997. Kegiatan Pemanenan Kelapa Sawit di PT Kallista Alam Aceh Barat. [Laporan Praktik Magang]. Jurusan Budidaya Pertanian. Faperta-IPB. Bogor (ID).

Ditjenbun. 2014. Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit

Meningkat.[Internet].www.ditjenbun.deptan.go.id/ [ 19 Januari 2014]. Tersedia pada: http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-362-pertumbuhan-areal-kelapa-sawit-meningkat.html

Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Setyawibawa, dan R. Hartono. 2008. Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 hal.

Fauzi Y, Yustina FW, Imam S, Rudi H. 2002. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisa Usaha dari Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Lubis, A. U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala. Marihat Ulu. 435 hal.

Naibaho PM. 1990. Diversifikasi minyak sawit dan inti sawit dalam upaya peningkatan daya saing dengan minyak nabati lainnya. Bul. Perkebunan.

21(2): 107-124.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta : Penebar Swadaya.

[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 157 hal.

Purwanto, H. 2009. Pengelolaan Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 80 hal.

Sastrosayono S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Tangerang (ID): Agromedia Pustaka.

Soehardiyono L. 1998. Tanaman Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Kanisius.

Sunarko. 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan. Jakarta : Agromedia. 177 hal.

Risza S. 1994. Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Walad, A. 2011. Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Pantai Bonati Estate PT Sajang Heulang Minamas Plantation Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 79 hal

(42)

28

(43)

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas di Kebun Mandah PT Bhumireksa Nusasejati Minamas Plantation

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Lokasi Penulis Karyawan Standard

9 Februari 2015 Administrasi - - - Kantor Besar 10 Feburari 2015 Pemanenan / handpicking loose fruit 1.4 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/Hk Blok H019 11 Februari 2015 Pemanenan / handpicking loose fruit 1.4 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H018 12 Februari 2015 Pemanenan / handpicking loose fruit 1.75 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H017 13 Februari 2015 Pemanenan / angkut buah 1.75 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H016 14 Februari 2015 Apel K3 & Pemanenan / angkut buah 1.75 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H022 16 Februari 2015 Pemanenan / handpicking loose fruit 1.75 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H021 17 Februari 2015 Pemanenan / handpicking loose fruit 1.75 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H020 18 Februari 2015 Pemanenan / angkut buah 2.1 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H019 19 Februari 2015 Libur Tahun Baru Cina - - - - 20 Februari 2015 Pemanenan / angkut buah 1.75 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H019 21 Februari 2015 Apel K3 & Pemupukan NPK 1 Ton/HK 1 Ton/HK 1 Ton/HK Blok H016 23 Februari 2015 Pemanenan / handpicking loose fruit 2.8 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H022 24 Februari 2015 Pemanenan / handpicking loose fruit 2.45 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H022 25 Februari 2015 Pemanenan / angkut buah 1.75 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H021 26 Februari 2015 Pemanenan / angkut buah 1.75 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H019 27 Februari 2015 Meeting RSPO - - - Kantor Mandah Factory 28 Februari 2015 Apel K3 & Pemanenan / angkut buah 2.1 Ha/HK 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H018 2 Maret 2015 Transport panen 1.4 Ton/HK 4.2 Ton/HK 2.5 Ton/HK KCB 12.5 (H016/H017) 3 Maret 2015 Transport panen 1.25 Ton/HK 3.76 Ton/HK 2.5 Ton/HK KCB 13.5 (H020/H021) 4 Maret 2015 Pengawasan perawatan - 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H020 5 Maret 2015 Pengawasan perawatan - 3.5 Ha/HK 3.5 Ha/HK Blok H020 6 Maret 2015 Transport panen 1.76 Ton/HK 5.28 Ton/HK 2.5 Ton/HK KCB 13 (H019/H020) 7 Maret 2015 Apel K3 & Transport panen 1.82 Ton/HK 5.46 Ton/HK 2.5 Ton/HK KCB 12.5 (H016/H017)

(44)

Lampiran 2 Jurnal harian sebagai pendamping mandor di Kebun Mandah PT Bhumireksa Nusasejati Minamas Plantation

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi

Lokasi Jumlah KHL yang

diawasi

Luas areal yang

diawasi Lama kegiatan

9 Maret 2015 Pengawasan Panen 8 orang 28 Ha 9 jam Blok H017 10 Maret 2015 Kerani Buah - - 7 jam Blok H023 11 Maret 2015 Kerani Buah - - 7 jam Blok H22 12 Maret 2015 Kerani Buah - - 7 jam Blok H021 13 Maret 2015 Kerani Buah - - 7 jam Blok H020 14 Maret 2015 Apel K3 dan Kerani Buah - - 7 jam Blok H019 16 Maret 2015 Mandor Chemist 6 orang 21 Ha 6 jam Blok H021 17 Maret 2015 Mandor Chemist 6 orang 21 Ha 6 jam Blok H019 18 Maret 2015 Kerani Buah - - 7 jam Blok F018 19 Maret 2015 Kerani Buah - - 8 jam Blok F023 20 Maret 2015 Kerani Buah - - 7 jam Blok F022 21 Maret 2015 Libur Hari Raya Nyepi - - - - 23 Maret 2015 Mandor Panen 24 orang 58 Ha 8 jam Blok F021 24 Maret 2015 Mandor Panen 21 orang 52 Ha 8 jam Blok F020 25 Maret 2015 Mandor Panen 24 orang 60 Ha 8 jam Blok F019 26 Maret 2015 Field Day - - 4 jam Blok G021 27 Maret 2015 Mandor Panen 21 orang 55 Ha 7 jam Blok F023 28 Maret 2015 Apel K3 dan Mandor Pupuk 11 orang - 8 jam Blok G028 30 Maret 2015 Mandor Pupuk 10 orang - 7 jam Blok G028 31 Maret 2015 Mandor Pupuk 11 orang - 7 jam Blok G027 1 April 2015 Mandor Pupuk 11 orang - 7 jam Blok G026 2 April 2015 Mandor Pupuk 11 orang - 7 jam Blok G025

(45)

Lampiran 2 (Lanjutan)

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi

Lokasi Jumlah KHL yang

diawasi

Luas areal yang

diawasi Lama kegiatan

9 Maret 2015 Pengawasan Panen 8 orang 28 Ha 9 jam Blok H017 7 April 2015 Mandor Chemist 10 orang 35 Ha 7 jam Blok G022 8 April 2015 Mandor Chemist 10 orang 35 Ha 7 jam Blok G018 9 April 2015 Mandor 1 - - 7 jam Blok F020 10 April 2015 Pengamatan Grading Buah - - - Blok F019

11 April 2015 Supervisi Dosen - - - Teluk Bakau Estate

(46)

Lampiran 3 Jurnal harian sebagai pendamping asisten di Kebun Mandah PT Bhumireksa Nusasejati Minamas Plantation

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja Penulis

Lokasi Mandor yang

diawasi Luas areal Lama kegiatan

13 April 2015 Administrasi Asisstant - - 5 jam Kantor Div 1 14 April 2015 Panen dan pengecekan hanca 2 orang - 7 jam Blok F021

15 April 2015 Pengawasan panen 1 orang 60 Ha 7 jam Blok F019 16 April 2015 Administrasi Kerani Divisi - - 6 jam Kantor Divisi I 17 April 2015 Pengawasan Panen 1 orang 71 Ha 8 jam Blok F022 18 April 2015 Apel K3 & Administrasi Asisstant - - 7 jam Kantor Divisi I 20 April 2015 Administrasi Asisstant - - 7 jam Kantor Divisi I 21 April 2015 Pengawasan Panen 1 orang 70 Ha 8 jam Blok F021 22 April 2015 Pengawasan Panen 1 orang 65 Ha 8 jam Blok F020 23 April 2015 Fiel Day - - 4 jam Blok H022

24 April 2015 Pengawasan panen 1 orang 70 Ha 7 jam Blok F023 25 April 2015 Apel K3 dan Pengawasan Panen 1 orang 71 Ha 7 jam Blok F022 27 April 2015 Pengawasan Panen 1 orang 70 Ha 8 jam Blok F021 28 April 2015 Pengawasan Panen 1 orang 65 Ha 8 jam Blok F020 29 April 2015 Pengawasan Panen dan Rapat 1 orang - 9 jam Blok F019 30 April 2015 Field Day - - 4 jam Blok I022

1 Mei 2015 Libur Hari Buruh - - - - 2 Mei 2015 Apel K3 dan Pengawasan Panen 1 orang 71 Ha 8 jam Blok F022 4 Mei 2015 Panen dan Rapat Asisstant 1 orang 70 Ha 9 jam Blok F021 5 Mei 2015 Pengawasan panen 1 orang 65 Ha 8 jam Blok F020 6 Mei 2015 Pengawasan panen 1 orang 20 Ha 7 jam Blok F020 7 Mei 2015 Penyelesaian laporan harian - - 8 jam Kantor Divisi I

(47)

Lampiran 3 (Lanjutan)

Tanggal

Uraian Kegiatan

Prestasi K

Gambar

Gambar 1. Pelaksanaan pemupukan
Gambar 2. Antrian pagi dengan mandor
Tabel 1 Basis Borong, BTR dan Premi Lebih Borong per Divisi
Gambar 4. Pengorganisasian dan peta hancak mandor divisi I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Karya Pop-up pada lembar halaman 4 ini terfokus pada tengah halaman yakni tampilan bentuk Pop-up tiga dimensi rumah Mbok Rondo yang telah di kepung oleh prajurit Raja

In the third step the predicted models from the Coarse Classification including the ratings and the new found edges from Image Based Verification are used together to do a

Keluaran Terpenuhinya Perbaikan Peralatan Kerja 1 Tahun Hasil Meningkatnya layanan Administrasi Perkantoran 0,77%. Kelompok Sasaran Kegiatan : Aparatur

Untuk mengetahui karakteristik antrian pada fasilitas check in counter tersebut secara mikro maka perlu dilakukan analisis dengan pendekatan teori antrian (distribusi

Berdasarkan analisis Kuosien Spesialisasi (KS) dan Kuosien Lokalisasi (Lo) diketahui bahwa komoditi domba dan padi merupakan komoditi yang terspesialisasi di

&amp; Suarsini E., 2012, Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kulit Batang Sawo Kecik (Manilkara kauki L Dubard) terhadap Bakteri Escherichia coli, Laporan Penelitian, Surakarta,

Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca mengenai model pembelajaran aktif dengan strategi giving questions and getting answers

Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah rumus korelasi Chi Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan harga diri