• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Siaran Spirit in the Morning

BAB III GAMBARAN UMUM RADIO 104.2 MS TRI FM DAN SIARAN

A. Proses Produksi Siaran Spirit in the Morning

2. Produksi Siaran Spirit in the Morning

Memproduksi sebuah acara harus dipersiapkan secara matang. Bila ada kesalahan sedikit saja baik teknis maupun non teknis dapat menghasilkan produk siaran yang kurang baik sehingga dapat mengurangi kualitas siaran dan hasilnya tidak maksimal. Pada tahap ini segala ide yang telah dituangkan ke dalam kertas maupun pikiran pada tahap praproduksi diubah menjadi bentuk konkret.

Pada tahap ini ada dua orang penyiar yaitu Daniel Sipayung dan Angel Budiman yang memandu jalannya acara selama empat jam kedepan. Penyiar membuka acara kemudian pada segmen pertama ini, jam enam sampai jam tujuh didisi dengan Request lagu, Presenter membuka line telephone dan SMS bagi pendengarnya untuk meminta lagu yang

diinginkan, berkirim salam ataupun bagi Akademia sebutan untuk pendengar Radio MS Tri yang ingin memberikan informasi jalan dan lalu lintas di pagi hari, seperti arah puncak macet total serta informasi cuaca seperti pagi ini hujan deras meliputi wilayah Jabodetabek. Informasi ini disampaikan langsung oleh Akademia melalui SMS yang selanjutnya akan dibacakan penyiar untuk diinformasikan kepada seluruh Akademia yang mendengarkan. Pada saat Produksi, Produser Lisa Mandela menjadi Pengarah Acara atau (Programme Director), merangkap menjadi Call Taker yang bertugas mengangkat dan menyeleksi telepon yang masuk.

Pada segmen kedua, yaitu jam tujuh sampai jam delapan, topik – topik ringan. Presenter Membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan topik. Misalnya topiknya Olahraga pagi, penyiar memberitahukan kepada Akademia topik hari ini adalah olahraga pagi, selanjutnya penyiar mangajukan pertanyaan kepada Akademia hal-hal yang terkait dengan topik itu seperti olahraga ringan apa yang dilakukan akademia dipagi hari? Atau seberapa pentingkah olahraga di pagi hari? Akademia dapat memberikan jawaban ataupun komentar melalui telepon atau SMS. Kemudian setelah mendengarkan tanggapan academia pihak MS Tri dalam hal ini Call Taker akan menghubungi narasumber seperti pakar kesehatan yang selanjutkan disambungkan ke penyiar untuk memberti penjelasan mengenai pentingnya olahraga di pagi hari. Sementara request lagu berjalan bersamaan.

Segmen ketiga pada jam delapan sampai jam sembilan dibuka topik baru yaitu seputar topik –topik aktual yang sedang menjadi incaran

media cetak dan elektronik dari bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan budaya. Penyiar membuka segmen ini di awali dengan membaca sebuah headline salah satu surat kabar misalnya beritanya adalah mengenai kegiatan pemerintah dalam memperingati Hari kebangkitan Nasional ke 102 kemudian sesama penyiar saling mengomentari pemberitaan dalam headline tersebut dan mengundang Akademia untuk berkomentar menurut pandangan masing-masing melalui telepon maupun SMS, tugas Call Taker pada segmen ini adalah menyeleksi penelepon yang masuk. Penelepon yang komentarnya berkualitas akan disambungkan ke penyiar untuk diudarakan agar didengar Akademia diseluruh Indonesia. Narasumber yang berkompeten pun dihubungi Call Taker untuk memberikan komentar, informasi atau memberikan konfirmasi dari pemberitaan yang ada. Narasumber yang dihubungi adalah Mentri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng untuk memberikan informasi kegiatan pemerintah seputar Hari Kebangkitan Nasional dan Pengamat Sosial Irfan Gani yang memberiakan informasi seputar Hari Kebangkitan Nasional dilihat dari sudut pandang social. Narasumber lebih dari satu ini ditujukan untuk menghasilkan berita yang berimbang dan akurat yang dapat dipandang dari berbagai sisi. Setelah mendapat informasi dari narasumber, maka topik ini ditutup untuk beralih ke segmen berikutnya.

Segmen terakhir yaitu jam sembilan sampai jam sepuluh. Topik yang dibahas berkaitan dengan informasi-informasi yang aktual yang sedang dibicarakan khalayak, namun lebih ringan dari segmen ketiga. Contohnya isu global warming. Penyiar mulai membuka dengan membaca

potongn artikel atau berita baik dari media cetak maupun elektronik dengan menyebutkan sumber yang terkait misalnya artikel yang diambil dari Media Indonesia. Selanjutnya melakukan hal yang sama seperti pada segmen kedua dan ketiga.

Lisa Mandela selaku pengarah acara atau programme director bertugas memantau jalannya acara selama on air produser juga selalu melakukan instruksi-instruksi pada penyiar agar tidak ada kesalahan saat penyiaran dan mengingatkan pada penyiar mengenai durasi dan pergantian segmen kepada penyiar melalui Head Phone atau tulisan di secarik kertas. Namun yang sering terjadi adalah melalui secarik kertas.3

Biaya produksi merupakan hal yang penting di sini produser memikirkan sejauh mana biaya produksi itu memperoleh dukungan finansial dari pusat produksi dalam hal ini stasiun radio 104.2 MS Tri FM. Dalam managemen produksi, biaya-biaya yang dikeluarkan saat mempersiapkan produksi di sebut biaya above- the-line, sedangkan biaya yang dikeluarkan saat pelaksanaan produksi sampai dengan pascaproduksi di sebut below- the-line.4

Sementara itu sarana-sarana atau media yang digunakan saat produksi adalah run down yang merupakan panduan penyiar saat on air, komputer, tape recorder, peralatan tulis, serta peralatan yang ada di studio seperti mixer terdiri dari 90 trak atau di sebut BE Air Track 90. Banyaknya trak memungkinkan banyaknya suara yang bisa digabung bersamaan.

3

Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, Jakarta, 16 April 2010. 4

RM Soenarto, Programa televisi dari penyusunan sampai Pengaruh Siaran, (FFTV-IKJ Press, 2007).

Selanjutnya adalah mikrofon merupakan alat untuk mengubah gelombang bunyi atau suara menjadi gelombang listrik, kemudian menyiarkannya melalui pengeras suara (speaker) atau alat perekam. Peralatan di studio lainnya adalah headphone merupakan alat dengar yang berfungsi sebagai guide bagi penyiar untuk memperoleh instruksi pengarah acara atau programme director. Headphone juga berfungsi untuk memonitor kekutan volume suara penyiar Semua peralatan tadi dioperasikan selama berjalannya proses produksi selama empat jam dari pukul enam pagi hingga pukul sepuluh pagi.

Saat produksi, produser juga merangkap call taker karena produserlah yang memahami betul tentang masalah yang dibahas, sehingga dengan mudah menyeleksi telepon yang masuk saat interaktif.5 Ia dibantu oleh alat komputer, yang pada layar komputer akan tercatat telepon masuk. Karena banyaknya telepon dan SMS (Short Messege Service) dan telepon yang masuk, tidak semua telepon dan SMS yang masuk dapat diterima. Call taker memilih penelepon yang bahasanya baik, yang cerdas agar menjawabnya tidak asal-asalan sesuai dengan panggilan bagi pendengarnya yaitu Akademia yang berarti orang-orang cerdas. Call taker juga bertugas menyambungkan penyiar kepada narasumber.

Pemutaran lagu sendiri dilakukan oleh penyiar, Mixman hanya terlibat dalam praproduksi. Dalam proses produksi penyiar berperan

5

Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, Jakarta, 16 April 2010.

penting dalam dalam memandu jalannya acara. Ketika salah satu penyiar kehabisan bahan pembicaraan, maka penyiar yang lain harus saling mengisi dan saling melengkapi dan saling mengisi agar tidak terjadi miss. Semua orang yang terlibat dalam suatu proses produksi khususnya Spirit in the Morning harus bekerja di atas landasan saling pengertian, menghargai dan mengingatkan untuk menghasilkan siaran yang berkualitas, baik, dan benar.6

Dalam sebuah produksi siaran tak lepas dari perangkat-perangkat teknis siaran yang amat penting dalam menjangkau pendengar di rumah melalui alat penerima siaran. Dengan teknologi yang semakin canggih, Stasiun radio dapat menjangkau khalayak dimanapun mereka berada. Media teknis yang digunakan dalam produksi siaran Spirit in the Morning adalah sebagai berikut:

Data Teknis Radio MS Tri7

1. Transmitter

Merek :Harris Z10 tahun 2002 Power :10 KW

2. Antenna

Merek :Shively – 6813 tahun 2002 Jumlah Bays :8 Bays Tinggi Power :+ 140 Meter Jenis Tower :Selt – Supporting 3. Studio On Air ( Digital ) Mixer :BE Air Trak 90

6

A.S. Haris Sumandiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006) h. 32.

7

Hybrid :AEQ Systel 3000 Multi Conference Telepon Sound

Processor

:Optimood Orban 8200 4. Studio Production ( Digital ) Mixer :Dynacord, 16 Channel Sound

Processor

:Yamaha, SPX – 1000 5. Mobile Transmission

Transmitter :STL Marti RPT 30 -2 Mixer :Portable Bosch 8 ch Hybrid :AEQ MP 10 Mixer

3. Pascaproduksi Siaran Spirit In The Morning

Ini merupakan tahap akhir dari produksi. Setelah produksi berakhir, produser yang sekaligus programme director, dan penyiar berkumpul di ruang rapat untuk mengadakan evaluasi. Segala kekurangan- kekurangan selama produksi akan dibahas, seperti berapa banyak SMS dan telepon yang masuk, banyak atau sedikit, kesalahan-kesalahan teknis selama produksi seperti mengapa suara penyiar tidak jelas, mengapa tiba- tiba telepon terputus, mengapa suara penelepon tidak jernih dan hal-hal teknis lainnya. Membahas pula kelebihan-kelebihan selama produksi sehingga menjadi bahan acuan untuk produksi kedepannya nanti agar menjadi lebih baik dan kesalahan-kesalahan yang terjadi tidak terulang lagi.8 Secara teknis, rapat evaluasi dalam pascaproduksi tidak jauh berbeda dengan rapat dalam praproduksi dengan seorang produser yang memimpin jalannya rapat.

8

Dokumen terkait