• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

5.2. Produktivitas Kerja Pegawai

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden dapat diketahui bahwa produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata juga berada pada kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa pegawai telah mampu menunjukkan hasil kerja yang cukup baik meskipun perlu diadakan evaluasi dan perbaikan secara menyeluruh. Adapan produktivitas kerja ini meliputi kemampuan, hasil kerja, meningkatkan hasil yang dicapai, semangat kerja, serta mutu.

Jika dilihat dari kemampuan yang dimiliki pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nias bisa dikatakan cukup baik. Karena mayoritas responden sebanyak 28 orang atau 62,22% menyatakan bahwa bidang pekerjaan yang digeluti saat ini sesuai dengan keahlian mereka. Namun, perlu diperhatikan oleh atasan, bahwa sebanyak 9 orang atau 20,00% menyatakan kurang sesuai dan 3 orang atau 6,67% menyatakan keahlian mereka tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang mereka geluti saat ini. Kemampuan melaksanakan suatu pekerjaan tentu didasari oleh keahlian yang mereka miliki. Jika keahlian tidak sesuai, maka daya yang ada pun lemah untuk mengerjakan tugas yang diembankan kepada mereka. Hal ini terkait dengan pertanyaan mengenai

145

frekuensi mengeluh saat diberikan tugas yang sulit oleh atasan. Mayoritas responden sebanyak 19 orang atau 42,22% memang menyatakan jarang mengeluh. Namun, sebanyak 16 orang atau 35,56% menyatakan kadang-kadang mengeluh dan 3 orang atau 6,67% menyatakan sering mengeluh. Keluhan biasanya terjadi ketika individu merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh instansi, baik secara fisik dan terkhusus secara mental dan kreatifitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, peneliti menemukan kenyataan bahwa formasi penetapan dan reshuffle pegawai negeri sipil di Kabupaten Nias yang membuat beberapa pegawai mau tidak mau harus bekerja sesuai dengan ketetapan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Prinsip “the right man on the right place” adalah salah satu prinsip yang dapat digunakan jika pemerintah menginginkan suatu organisasi yang dalam hal ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dapat produktif.

Hasil kerja diperoleh ketika rangkaian pekerjaan menunjukkan progress yang diharapkan, baik itu secara efektifitas dan efisiensinya. Hasil kerja yang baik adalah pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan target yang diberikan instansi. Berdasarkan jawaban dari mayoritas responden sebanyak 22 orang atau 48,89% menyatakan bahwa mereka sering menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya. Di urutan kedua responden sebanyak 10 orang atau 22,22% menyatakan hanya kadanng-kadang saja mampu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Pekerjaan yang terbengkalai menunjukkan tren negatif dalam hal produktivitas pegawai. Meskipun demikian, mayoritas responden sebanyak 21 orang atau 46,67% menyatakan bahwa hasil pekerjaan mereka sesuai

146

dengan keinginan organisasi. Hasil pekerjaan dalam hal ini merujuk pada target pencapaian atau produk yang dihasilkan oleh pegawai.

Dari segi meningkatkan hasil yang dicapai, peneliti melihat apakah para pegawai berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Hasil yang baik tidak hanya memuaskan yang menghasilkan tetapi instansi juga akan merasa puas terhadap pegawai yang menghasilkannya. Disini peneliti membuat dua petanyaan untuk indikator ini yaitu apakah pegawai menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal bekerja hingga saat penelitian ini dilakukan serta pertanyaan tentang apakah pegawai pernah mengulang kembali pekerjaan yang telah diselesaikan karena hasil kerja dinilai masih memiliki kesalahan. Dari jawaban mayoritas responden sebanyak 21 orang atau 46,67% menyatakan bahwa mereka sering menerima beban kerja yang lebih banyak dibanding yang sebelumnya. Menerima beban kerja yang lebih banyak menunjukkan adanya produktivitas yang tinggi yang mampu menarik perhatian dan kepercayaan dari atasan untuk memberikan kepada pegawai yang bersangkutan tanggung jawab lebih. Meskipun demikian, masih ada responden yang menjawab kadang-kadang, jarang bahkan tidak pernah menerima beban kerja yang lebih banyak dibanding sebelumnya. Kenyataan ini menunjukkan sebagian responden memiliki semangat yang biasa dalam memperbaiki diri untuk meningkatkan hasil yang telah dicapai. Sehingga kurang terlihat adanya peningkatan yang signifikan dari pekerjaan yang telah dilakukan. Hasil penelitian untuk pertanyaan ini berkaitan erat dengan pertanyaan berikutnya yaitu tentang mengulang kembali pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan karena dinilai

147

masih memiliki kesalahan. Mayoritas responden sebanyak 19 orang atau 42,22% menyatakan jarang, dan sebanyak 14 orang atau 31,11% menyatakan bahwa kadang-kadang mereka harus mengulang kembali pekerjaan mereka. Mengulang pekerjaan adalah suatu inisiatif yang baik karena mampu mendapatkan hasil yang lebih baik, akan tetapi jika terjadi secara berulang-ulang maka akan berpengaruh pada pekerjaan yang lain.

Semangat kerja merupakan usaha untuk lebih baik hari ini dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada hari sebelumnya. Instansi akan mencapai sasaran dengan baik jika pegawainya melakukan sesuatu dengan semangat. Karena semangat kerja memberikan kekuatan kepada pegawai untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu dengan baik. Dilihat dari data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nias dalam bekerja cukup bersemangat. Hal ini terlihat dari jawaban responden sebanyak 16 orang atau 35,56% menyatakan semangat dalam meingkatkan kinerja esok hari dan sebanyak 22 orang atau 48,89% menyatakan senang dalam melakukan pekerjaan mereka.

Pengembangan diri adalah salah satu indikator produktivitas kerja yang menekankan kepada perihal meningkatkan kemampuan yang telah dikuasai. Pengembangan diri dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan harapan terhadap apa yang akan dihadapi dalam dunia pekerjaan. Mayoritas responden sebanyak 19 orang atau 42,22% menyatakan kadang-kadang mau mengambil keputusan yang berat diantaranya keputusan yang mengandung resiko

148

dan tantangan. Hal ini dipengaruhi oleh organisasi pemerintahan yang telah diatur secara sistematis yang mengecilkan kemungkinan pegawai mampu mengembangkan diri dengan baik. Meskipun demikian, perubahan akan kebijakan selalu dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki tatanan pemerintahan serta pelayanan kepada publik. Oleh karena itu, alangkah baiknya hal tersebut diseimbangkan dengan pegawai yang secara terus menerus mengembangkan kemampuannya.

Dari segi mutu, peneliti mencoba melihat apakah pegawai selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kerjanya, apakah lebih baik daripada yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Disini peneliti membuat beberapa pertanyaan untuk mengukur mutu kerja yang dihasilkan pegawai. Terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa mutu kerja pegawai di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nias tergolong cukup baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan tentang hasil pekerjaan yang memuaskan semua pihak, sebanyak 18 orang atau 40,00% menyatakan sering memuaskan dan sebanyak 18 orang juga menyatakan kadang-kadang hasil pekerjaannya dapat memuaskan semua pihak. Sebanyak 20 orang atau 44,44% menyatakan kadang-kadang mendapatkan pujian atas kualitas pekerjaannya, bahkan 16 orang atau 35,56% menyatakan sering diberikan pujian.

5.3. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai