• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORITIK

2. Profesi Guru

Salah satu definisi yang dikemukakan oleh Dr. Sirkun Pribadi (Oemar Hamalik, 2002:1) adalah:

Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan.

Menurut Webstar, 1989, Profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. (Kunandar, 2007:45)

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya mengajar. Sementara itu, Ametembun (1973:3), mengemukakan guru adalah semua orang yan berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah. Guru yang dimaksud di sini mencakup semua guru dari tingkat pra sekolah (TK) sampai guru besar (Dosen) di perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta.

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 mengemukakan, bahwa Guru adalah tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal.

a. Pekerjaan itu lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan dalam mengabdi kepada masyarakat.

b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan, latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.

c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu.

d. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggota beserta sangsi yang jelas dan tugas terhadap pelanggaran kode etik.

e. Anggota profesi secara perseorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial atau materiil.

Berikut ini beberapa kriteria yang harus dipenuhi guru (Mulyasa, 2005; 37-65):

a. Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin.

b. Guru sebagai pengajar

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari.

c. Guru sebagai pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalan itu. Dalam hal ini istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik, tetapi juga perjalanan mental , emosional, kreativitas, moral yang lebih dalam dan kompleks.

d. Guru sebagai pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.

e. Guru sebagai penasehat

Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orangtua., meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak membicarakan klien, sehingga seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang. Oleh karena itu, mereka tidak senang menjalankan fungsi ini.

f. Guru sebagai pembaharu (inovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang luas dan dalam antara generasi yang satu dan generasi yang lain. Guru harus menjembatani ini bagi peserta didik., jika tidak maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar dan berakibat tidak menggunakan potensi yang dimilikinya.

g. Guru sebagai model atau teladan

Guru sebagai model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapatkan sorotan peserta didik dan orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

h. Guru sebagai pribadi

Sebagai individu yang bergerak di bidang pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih jika dibandingkan dengan profesi selain guru. Ungkapan yang sering diungkapkan lainnya adalah bahwa guru bisa ‘ digugu lan ditiru’.

Menurut Supriyadi (1993), untuk menjadi seorang guru yang profesional harus dituntut untuk memiliki lima hal sebagai berikut:

1. Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa.

2. Guru harus memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa. Bagi seorang guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

4. Guru mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk mengadakan refleksi terhadap apa yang telah dilakukannya.

5. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya PGRI dan organisasi lainnya.

Kematangan profesional guru ditandai dengan perwujudan guru yang memiliki keahlian, rasa tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang tinggi (Surya, 2003:30). Selain harus menjalankan tugasnya secara profesional, seorang guru juga harus memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Pendapat di atas sejalan dengan B. J Chandler ( Sahertian, 1994:27) yang menjelaskan tentang profesi mengajar. Dikatakan bahwa profesi mengajar merupakan suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Memerlukan kelengkapan mengajar dan keterampilan yang menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar yaitu membimbing manusia.

Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi ( keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berdaya guna. (Kunandar, 2007: 46)

Dokumen terkait