4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil batimetri perairan Sumur
Pada Gambar 7 terlihat profil batimetri perairan Sumur yang diperoleh dari hasil pemetaan batimetri pada data echogram, dimana dari gambar tersebut dapat dilihat pola batimetri perairan yang tidak rata. Perairan Sumur termasuk dalam kategori perairan dangkal dengan rata-rata kedalaman sebesar 13,31 meter. Kedalaman perairan yang terdeteksi menunjukkan adanya variasi kedalaman yang berbeda untuk setiap posisi lintang dan bujur. Pada daerah sepanjang -6040’12” LS sampai -6043’12” LS terlihat bahwa daerah tersebut berada pada strata kedalaman yang sama dimana kedalamannya berkisar antara 20,00 – 24,00 m yang kedalamannya semakin dangkal ke arah daratan.
Sumber : Diolah dari Lampiran 8
Pada Gambar 7 juga terlihat bahwa pada lintang dan bujur tertentu terdapat pola batimetri yang curam dimana lokasinya tidak berada jauh dari daratan. Bentuk batimetri yang lain ada yang berbentuk seperti tonjolan / bukit yang
terlihat pada posisi -6042’36,00” LS dan 105030’36,00” BT dan juga pada posisi -6040’12,00” LS dan 105033’00” BT. Posisi terdangkal yaitu 1,86 m berada pada posisi -6040’50,40” LS dan 105034’6,60” BT, sedangkan kedalaman tertinggi sebesar 23,78 m didapatkan pada posisi -6041’37,20” LS dan 105033’7,92” BT.
4.2. Sedimen dasar laut
Tipe substrat dasar perairan Sumur hasil survei umumnya berupa pasir dan lumpur (Gambar 8). Berdasarkan hasil analisis tekstur sedimen, sedimen
permukaan dasar laut pada lokasi penelitian dapat dipisahkan menjadi 3 tipe sedimen yaitu : pasir (5 fraksi, ukuran mata ayakan 1.000-2.000 µm, 500-1.000 µm, 200-500 µm, 100-200µm dan 50-100 µm), lumpur (3 fraksi, ukuran 20-50 µm, 10-20 µm dan 2-10 µm) dan liat (2 fraksi, ukuran 0,5-2 µm dan 0-0,5 µm). Sebagian besar sedimen permukaan dasar laut yang ditemukan pada tiap stasiun di lokasi penelitian adalah pasir dimana dari ketujuh stasiun pengamatan terdapat empat stasiun yang dominasi substrat pasir berada di atas 50%, selanjutnya untuk lumpur dua dari tujuh stasiun pengamatan berada di atas 50%. Persentase sebaran substrat di perairan Sumur dapat dilihat pada Gambar 8.
Hasil analisis komposisi ukuran partikel pada contoh substrat yang diambil di perairan Sumur dengan mempergunakan Van veen grab di Balai Penelitian Tanah Laboratorium Fisika Tanah Bogor menunjukkan bahwa dari 7 stasiun pengamatan, ditemukan 4 stasiun yang didominasi oleh substrat pasir dan 3 stasiun yang didominasi oleh substrat lumpur (Gambar 8).
Sumber : Diolah dari Lampiran 11 Gambar 8
4.2.1. Pasir
Fraksi pasir secara keseluruhan didapatkan pada setiap stasiun pengamatan dimana persentase pasir sebesar
tipe pasir mempunyai kenampakan
ukuran pasir yaitu berkisar antara 50 µm sampai 2.000 µm. dari sedimen fraksi pasir
pada posisi -6040’26,40”
besar dibanding persentase dari fraksi sebesar 6,40% dan 5,70% (Gambar Stasiun 7 berada pada kedalaman ± 3 m.
pasir tertinggi dapat dilihat bahwa persentase dari lumpur dan liat
jauh. Hal ini dikarenakan stasiun tersebut berada dekat dengan pantai dimana distribusi dari fraksi-fraksi ini dipengaruhi oleh proses oseanografi seperti arus. Fraksi pasir yang memiliki kenampakan megaskopis akan lebih cepat mengendap dibandingkan dengan fraksi lumpur dan liat pada daerah yang mengalami proses turbulensi yang tinggi karena fraksi lumpur dan liat berukuran sangat kecil
Sumber : Diolah dari Lampiran 11
Gambar 8. Persentase substrat di lokasi penelitian
Fraksi pasir secara keseluruhan didapatkan pada setiap stasiun pengamatan dimana persentase pasir sebesar 47,47% dari persentase total sedimen. Sedimen tipe pasir mempunyai kenampakan megaskopis. Berdasarkan analisis besar butir berkisar antara 50 µm sampai 2.000 µm. Persentase terbesar dari sedimen fraksi pasir didapatkan pada Stasiun 7 sebesar 87,90% yang terletak
” LS dan 105033’10,80” BT dimana nilainya jauh dibanding persentase dari fraksi lumpur dan liat yang secara berurutan
% (Gambar 9). Jika dilihat berdasarkan kedalaman, tasiun 7 berada pada kedalaman ± 3 m. Pada stasiun yang memiliki persentase pasir tertinggi dapat dilihat bahwa persentase dari lumpur dan liat sangat berbeda jauh. Hal ini dikarenakan stasiun tersebut berada dekat dengan pantai dimana
fraksi ini dipengaruhi oleh proses oseanografi seperti arus. Fraksi pasir yang memiliki kenampakan megaskopis akan lebih cepat mengendap
ibandingkan dengan fraksi lumpur dan liat pada daerah yang mengalami proses turbulensi yang tinggi karena fraksi lumpur dan liat berukuran sangat kecil
Fraksi pasir secara keseluruhan didapatkan pada setiap stasiun pengamatan Sedimen besar butir, Persentase terbesar
yang terletak nilainya jauh lebih lumpur dan liat yang secara berurutan
Jika dilihat berdasarkan kedalaman, Pada stasiun yang memiliki persentase
sangat berbeda jauh. Hal ini dikarenakan stasiun tersebut berada dekat dengan pantai dimana
fraksi ini dipengaruhi oleh proses oseanografi seperti arus. Fraksi pasir yang memiliki kenampakan megaskopis akan lebih cepat mengendap
ibandingkan dengan fraksi lumpur dan liat pada daerah yang mengalami proses turbulensi yang tinggi karena fraksi lumpur dan liat berukuran sangat kecil
sehingga masih dapat dibawa oleh arus ke tempat lain. di perairan Sumur pada b
(Purwandani, 2001).
Gambar 10 menggambarkan
interpolasi dari semua stasiun pengamatan. Distribusi pasir tertinggi ter Stasiun 7 sebesar 87,90% yang terlet
105033’10,80” BT sedangkan persentase terendah ditemukan pada sebesar 7% dimana terletak pada posisi
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa sebaran pasir di lokasi penelitian tidak terlalu merata dan hanya terdapat pada lokasi
besar posisi stasiunnya berada dekat dengan pantai yang mendapat pengaruh arus yang sangat kuat.
Sumber : Diolah dari
sehingga masih dapat dibawa oleh arus ke tempat lain. Rata-rata kecepatan arus di perairan Sumur pada bulan September yaitu berkisar antara 4 – 5 knot
nggambarkan sebaran fraksi pasir yang merupakan hasil interpolasi dari semua stasiun pengamatan. Distribusi pasir tertinggi ter
% yang terletak pada posisi -6040’26,40” LS dan sedangkan persentase terendah ditemukan pada Stasiun 4 % dimana terletak pada posisi -6041’13,20” LS dan 105032’25” Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa sebaran pasir di lokasi penelitian tidak terlalu merata dan hanya terdapat pada lokasi-lokasi tertentu dan sebagian besar posisi stasiunnya berada dekat dengan pantai yang mendapat pengaruh arus
umber : Diolah dari Lampiran 11 Gambar 9. Persentase pasir
rata kecepatan arus 5 knot
sebaran fraksi pasir yang merupakan hasil interpolasi dari semua stasiun pengamatan. Distribusi pasir tertinggi terlihat pada
LS dan Stasiun 4
” BT. Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa sebaran pasir di lokasi penelitian lokasi tertentu dan sebagian besar posisi stasiunnya berada dekat dengan pantai yang mendapat pengaruh arus
Sumber : Diolah dari Lampiran 11
Gambar 10. Distribusi persentase fraksi pasir
4.2.2. Lumpur
Berdasarkan analisis ukuran butir sedimen menunjukkan bahwa ukuran fraksi lumpur berkisar antara 2 µm sampai 50 µm. Lumpur ini berwarna coklat. Sedimen fraksi lumpur umumnya mudah terbawa oleh arus dan mudah teraduk bila terjadi proses turbulensi atau upwelling. Pengendapan fraksi lumpur sangat lambat, sehingga posisi lumpur selalu di atas dari lapisan permukaan dasar laut. Stasiun lokasi pengamatan yang memiliki persentase fraksi lumpur terbesar yaitu pada Stasiun 1 sebesar 75,60% yang terletak pada posisi -6043’33,60” LS dan 105030’6,59” BT dan yang terendah terdapat pada Stasiun 7 sebesar 6,40% pada posisi -6040’26,40” LS dan 105033’10,80” BT. Stasiun 7 memiliki kandungan fraksi lumpur yang paling sedikit hal ini dikarenakan pada stasiun ini didominasi
oleh fraksi pasir yang jauh le
dimana distribusi fraksi lumpur dipeng (Gambar 11).
Distribusi fraksi lumpur pada Gambar 1 permukaan dasar laut pada lokasi penelitian.
39,46% dari total persentase sedimen. Persentase tertinggi sedimen lumpur ini diperoleh pada posisi -60
dan 105032’10,80” BT den terendah diperoleh pada posisi sebesar 6,40%.
Gambar 12 menggambarkan bahwa semakin ke arah laut persentase fraksi lumpur semakin besar. Salah satu penyebabnya adalah faktor oseanografi yaitu berupa arus dan gelombang dimana perairan yang berada jauh dari pantai akan sedikit mendapat pangaruh gelomba
sehingga di daerah dekat pantai lumpur akan sangat sulit untuk mengendap karena ukurannya yang mikroskopis dan mudah terbawa oleh air laut.
Sumber : Diolah dari
oleh fraksi pasir yang jauh lebih besar dan stasiun ini terletak lebih ke arah pantai dimana distribusi fraksi lumpur dipengaruhi oleh kondisi oseanografi di lautan
Distribusi fraksi lumpur pada Gambar 12 terlihat hampir merata di seluruh aan dasar laut pada lokasi penelitian. Lumpur memiliki persentase sebesar % dari total persentase sedimen. Persentase tertinggi sedimen lumpur ini
0
43’33,60” LS dan 105030’6,48” BT dan -6040’26,40 BT dengan nilai yang sama sebesar 75,60% dan persentase diperoleh pada posisi -6040’26,40” LS dan 105033’10,80” BT yaitu
Gambar 12 menggambarkan bahwa semakin ke arah laut persentase fraksi lumpur semakin besar. Salah satu penyebabnya adalah faktor oseanografi yaitu berupa arus dan gelombang dimana perairan yang berada jauh dari pantai akan sedikit mendapat pangaruh gelombang dibandingkan dengan pada daerah pantai, sehingga di daerah dekat pantai lumpur akan sangat sulit untuk mengendap karena ukurannya yang mikroskopis dan mudah terbawa oleh air laut.
Sumber : Diolah dari Lampiran 11 Gambar 11. Persentase lumpur
arah pantai di lautan
terlihat hampir merata di seluruh Lumpur memiliki persentase sebesar % dari total persentase sedimen. Persentase tertinggi sedimen lumpur ini
26,40” LS % dan persentase
BT yaitu
Gambar 12 menggambarkan bahwa semakin ke arah laut persentase fraksi lumpur semakin besar. Salah satu penyebabnya adalah faktor oseanografi yaitu berupa arus dan gelombang dimana perairan yang berada jauh dari pantai akan
ng dibandingkan dengan pada daerah pantai, sehingga di daerah dekat pantai lumpur akan sangat sulit untuk mengendap karena
Sumber : Diolah dari Lampiran 11
Gambar 12. Distribusi persentase fraksi lumpur
4.2.3. Liat
Hasil analisis ukuran butir sedimen menunjukkan bahwa ukuran fraksi liat sebesar 0,5 µm sampai 2 µm. Berdasarkan hasil olahan fraksi sedimen didapatkan bahwa stasiun yang memiliki persentase fraksi liat terbesar yaitu Stasiun 2 sebesar 24,2% yang terletak pada posisi -6042’20,40” LS dan 105031’12,60” BT
sedangkan stasiun yang memiliki persentase kandungan liat terkecil yaitu pada Stasiun 7 sebesar 5,70% yang terletak pada posisi -6040’26,40” LS dan
105033’10,80” BT. Stasiun 7 memiliki persentase fraksi liat terkecil dikarenakan stasiun ini terletak lebih dekat ke arah pantai. Persentase fraksi liat pada tiap stasiun di lokasi pengamatan dapat dilihat pada Gambar 13.
Berdasarkan Gambar 14
komposisi persentase liat semakin meningkat ke arah lautan. Persentase fraksi liat tertinggi terletak pada posisi
24,20% dimana lokasi ini berada jauh dari pantai dan terendah pada posisi -6040’26,40” LS dan 105
yang ukurannya paling kecil sehingga butuh waktu yang lebih lama daripada lumpur untuk mengalami
memperlihatkan sebaran fraksi liat di daerah yang dekat dengan pantai berkisar antara 10% sampai 11%, sedangkan semakin ke laut persentasenya semakin meningkat dan berkisar antara 18% sampai 21%. Hal i
liat telah mengalami pengendapan pada daerah
Sumber : Diolah dari
Berdasarkan Gambar 14 dapat dilihat distribusi fraksi liat dimana
komposisi persentase liat semakin meningkat ke arah lautan. Persentase fraksi liat tertinggi terletak pada posisi -6042’20,41” LS dan 105031’12,70” BT sebesar
dimana lokasi ini berada jauh dari pantai dan terendah pada posisi LS dan 105033’10,80” BT. Sedimen fraksi liat merupakan sedimen yang ukurannya paling kecil sehingga butuh waktu yang lebih lama daripada lumpur untuk mengalami proses pengendapan di dasar perairan. Gambar 14 juga memperlihatkan sebaran fraksi liat di daerah yang dekat dengan pantai berkisar antara 10% sampai 11%, sedangkan semakin ke laut persentasenya semakin meningkat dan berkisar antara 18% sampai 21%. Hal ini disebabkan karena fraksi
telah mengalami pengendapan pada daerah-daerah tersebut.
Sumber : Diolah dari Lampiran 11 Gambar 13. Persentase liat
dapat dilihat distribusi fraksi liat dimana
komposisi persentase liat semakin meningkat ke arah lautan. Persentase fraksi liat sebesar dimana lokasi ini berada jauh dari pantai dan terendah pada posisi
Sedimen fraksi liat merupakan sedimen yang ukurannya paling kecil sehingga butuh waktu yang lebih lama daripada
proses pengendapan di dasar perairan. Gambar 14 juga memperlihatkan sebaran fraksi liat di daerah yang dekat dengan pantai berkisar antara 10% sampai 11%, sedangkan semakin ke laut persentasenya semakin
Sumber : Diolah dari Lampiran 11
Gambar 14. Distribusi persentase fraksi liat