• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PRATIK PENGALIHAN PENGASUHAN ANAK ORANG TUA

B. Praktik Pengalihan Pengasuhan Anak Orang Tua Karir

1. Profil Keluarga Orang Tua Karir

a. Keluarga Bapak AM dan Ibu NK

Bapak AM dan Ibu NK merupakan pasangan muda yang pengasuhan anaknya diserahkan kepada orang lain. Bapak NK adalah seorang laki-laki yang berusia 22 tahun. Ia berasal dari Desa Senggrong Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Bapak AM bekerja sebagai karyawan swasta di Desa Senggrong. Pendidikan Bapak AM adalah tamat SMA. Bapak AM menikah dengan Ibu NK.

Ibu NK adalah seorang ibu muda. Ia bekerja sebagai karyawan di salah satu pabrik swasta di Kecamatan. Klego. Saat ini Ibu NK berusia 21 tahun. Ibu NK berasal dari Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Pendidikan Ibu NK adalah tamat SMA. Setelah lulus SMA Ibu NK sudah bekerja sebagai karyawan swasta disalah satu pabrik di Kecamatan Klego.

Menurut pengakuan Ibu NK, Ibu NK kenal dengan Bapak AM berawal di saat mereka masih duduk dibangku SMA sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Pasangan Bapak AM dan Ibu NK dikaruniani satu anak perempuan yang beri nama NS. NS lahir pada tahun 2016, saat ini usia NS adalah 11 bulan. Mereka tinggal di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali, yaitu tempat dimana Ibu NK berasal. Setelah menikah dan punya anak, Ibu Nk memutuskan untuk tetap bekerja menjadi karyawan pabrik. Bapak AM dan Ibu NK bekerja, mereka memutuskan untuk meninggalkan anak dan menitipkan kepada orang lain.

Dengan kesibukkan pekerjaan yang dilakukan oleh Bapak AM dan Ibu NK, Ibu NK memang tidak terlalu memikirkan tentang sosial keagamaan yang ada di Desa Banyuurip seperti pengajian, tahlilan, dan lain-lain bahkan untuk kewajiban shalat lima waktu jarang ia lakukan.

b. Keluarga Bapak BA dan Ibu DF

Bapak BA dan Ibu DF adalah pasangan orang tua karir yang mengalihkan pengasuhan anaknya kepada orang lain. Bapak BA adalah seorang laki-laki yang berumur 28 tahun. Bapak BA berasal dari Kecamatan Simo. Bapak BA bekerja sebagai buruh serabutan yang tidak menentu. Pendidikan Bapak BA adalah tamat SMA. Bapak BA menikah dengan Ibu DF.

Ibu DF adalah ibu muda yang bekerja di salah satu pabrik di Kecamatan Klego. Ibu DF bekerja sebagai karyawan swasta. Saat ini Ibu DF berusia 25 tahun. Pendidikan Ibu DF adalah tamat SMA. Setelah lulus SMA ia memutuskan untuk bekerja di sebuah toko didaerah Kecamatan Simo sampai akhirnya ia bertemu dengan pak BA yang berasal dari daerah dimana bu DF bekerja, yaitu di Kecamatan Simo. Mereka menjalin hubungan sampai akhirnya ke jenjang pernikahan

Setelah menikah Ibu DF sempat berhenti bekerja selama beberapa waktu, namun selang beberapa waktu ia kembali bekerja. Dari pernikahannya Bapak BA dan Ibu DF dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama AR. Setelah menikah ia bertempat tinggal di Desa Banyuurip Kecamatan Klego yaitu tempat berasal dari Ibu DF. Sebelumnya mereka tinggal bersama orang tua Ibu DF dan akhirnya sampai sekarang ia dapat membangun sebuah rumah sendiri yang ditempati oleh keluarga kecilnya tersebut.

Dari hasil tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti bersama Ibu DF, setelah melahirkan Ibu DF memutuskan untuk bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu pabrik di Kecamatan Klego, sampai sekarang, karena merasa kebutuhan ekonominya yang semakin terus meningkat serta kurangnya penghasilan suami karena sebagai buruh serabutan. Ketika Ibu DF dan Pak BA bekerja meraka sepakat untuk menitipkan anaknya tersebut kepada Ibu YT. Ibu YT tinggal disebelah rumah Ibu DF, Ibu YT merupakan seorang perempuan yang berumur 55 tahun. Ia adalah pengasuh anak dari ibu DF. Alasan ia mau untuk mengasuh AR karena melihat keadaan ekonomi dari ibu DF.

Dengan sosial keagamaan Ibu DF mengaku tidak pernah mengikuti kegiatan agama yang di adakan oleh masyarakat Desa Banyuurip, karena mengaku tidak adanya waktu untuk mengikutinya dan sibuk akan pekerjaannya. Serta jika dilakukan setelah selesai bekerja itu akan terasa capek. Untuk shalat lima waktu yang harus dikerjakan Ibu DF mengaku jika ia ingat maka dilakukan tetapi jika tidak ingat maka ia tidak melakukan.

c. Keluarga Bapak MS dan Ibu TR

Bapak MS dan Ibu TR merupakan pasangan orang tua karir yang mengalihkan pengasuhan anaknya kepada orang lain. Bapak MS adalah seorang laki-laki yang berumur 37 tahun. Bapak MS berasal dari Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Bapak

MS bekerja sebagai Wiraswasta. Pendidikan Bapak MS adalah Diploma pendidikan. Bapak MS menikah dengan Ibu TR.

Ibu TR adalah seorang ibu yang masih dibilang muda. Ibu TR saat ini berusia 30 tahun. Ibu TR merupakan seorang yang berpendidikan terbukti dia tamat dibangku kuliah, yaitu Diploma Pendidikan. Ibu TR berasal dari Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali.

Setelah lulus kuliah, Bapak MS dan Ibu TR sudah mulai bekerja sampai akhirnya Ibu TR menikah degan Bapak MS. Setelah menikah mereka tinggal bersama suami serta anaknya di Desa Banyuurip tempat dimana sang suami berasal. Pak MS merupakan sosok laki-laki yang disiplin dalam bekerja sampai sebelum menikah ia sudah bisa membangun rumah sendiri yang rumahnya sekarang menjadi tempat tinggal bersama istri dan anaknya. Pak MS merupakan seorang pekerja wiraswasta yang ulet, sehingga dapat menafkahi keluarganya untuk makan dan keperluannya sehari-hari.

Pasangan ini mempunyai satu anak perempuan yang bernama QD saat ini usia QD masih balita yaitu umur 2 tahun. Bapak MS dan Ibu TR merupakan sosok orang tua karir. Karena orang tua disibukkan dengan pekerjaannya mereka memutuskan untuk meninggalkan dan menitipkan anaknya kepada neneknya. Pasangan ini mempercayaan anaknya dalam pengasuhan neneknya. Dari QD bayi sampai sekarang ketika ditinggal Ibu TR dan Bapak MS bekerja selalu dalam pengasuhan neneknya. Sang nenek merupakan ibu kandung dari pak

MS yang berusia sudah 65 tahun, ia merupakan seorang petani, ia memiliki sebidang tanah yang harus dikerjakan untuk makan sehari- hari bersama keluarganya. Ia mengerjakan sebidang tanah bersama suaminya. dengan memiliki sebidang tanah dan harus mengurus keluarganya juga ia disibukkan dengan hal itu, meskipun begitu dengan alasan dari pada ibu TR mengeluarkan uang untuk membayar orang lain untuk pengasuhan QD lebih baik ia mengasuhnya saja. Tetapi ketika musim bercocok tanam dan musim panen tiba QD dapat dititipkan kepada orang lain atau tetangganya.

Untuk masalah keagamaan, jika ada pengajian mereka jarang untuk mrengikutinya. Tetapi, dalam hal masalah ibadah shalat lima waktu mereka berusaha untuk melakukannya.

d. Keluarga Bapak KH dan Ibu UM

Bapak KH dan Ibu UM merupakan pasangan suami istri yang disibukkan oleh pekerjaan. Pasangan Bapak KH dan Ibu UM merupakan orang tua karir yang mengalihkan pengasuhan anak. Bapak KH merupakan seorang ayah yang saat ini berumur 70 tahun. Bapak KH berasal dari Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Bapak KH bekerja sebagai petani dan perkebunan di Sumatra. Bapak KH menikah dengan Ibu UM.

Ibu UM merupakan seorang ibu yang berumur 50 tahun. Ibu UM berasal dari Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten

Boyolali. Ibu UM bekerja sebagai seorang petani dan perkebunan di Sumatra. Pendidikan Ibu UM adalah tamat SD.

Bapak KH dan Ibu UM mempunyai tiga orang anak. Yaitu 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Anak pertamanya adalah perempuan yang bernama FN, saat ini FN telah menikah. Pernikahan anak pertamanya baru saja dilaksanakan pada tahun ini. Kemudian anak yang ke 2 adalah laki-laki yang bernama AA. Saat ini AA telah menginjak bangku kuliah di perguruan tinggi di Salatiga. Dan anak ke 3 yang bernama IB. saat ini IB masih duduk di bangku SMA.

Ibu UM dan Bapak KH setelah memilki anak, mereka memutuskan untuk merantau ke Sumatra untuk bekerja. Dan menitipkan anak-anaknya kepada orang lain. Orang yang dipercayai untuk mengawasai anaknya tersebut sudah tua. Pasangan Ibu UM dan Bapak KH menitipkan anak-anak mereka sejak dari kecil yaitu sebelum anaknya belum sekolah, kemudian sekolah, masuk kuliah bahkan sampai sudah ada yang menikah itu hanya dalam pengasuhan orang lain.

Ketika peneliti datang untuk melakukan wawancara, peneliti tidak dapat ketemu langsung dengan Bapak KH dan Ibu UM, karena mereka sedang bekerja merantau dan jarang untuk pulang. Namun, peneliti bertemu langsung terhadap anak-anak dari Bapak KH dan Ibu yang sedang berada dirumah. Menurut pengakuannya sebenarnya anak-anak mereka tidak mau di tinggal orang tuanya untuk bekerja,

karena mereka merasa dengan ditinggal kedua orang tuanya selama ini mereka merasa tidak dapat merasakan kasih sayang, perhatian, perawatan, pendidikan, dan perlindungan dari orang tuanya, yang seharusnya dilakukan atau diberikan oleh kedua orang tuanya. Orang tuanya hanya melakukan pengawasan melalui komunikasi lewat telephone, itu pun tidak setiap hari. Anak-anaknya mengaku bahwa terkadang jawaban yamg dikatakan belum tentu sesuai dengan kenyataanya, karena ia merasa orang tuanya tidak dapat mengetahuai secara langsung. Itu merupakan bentuk kekecewaan yang dirasakan oleh anakya terhadap orang tuanya. Anak-anak mereka merasa tidak diperhatikan sama orang tuanya . akhirnya mereka dalam melakukan suatu hal-hal sesuai dengan kehendak mereka sendiri secara bebas, hal ini karena mereka merasa tidak ada yang mengkontrol kelakuannya. Dan orang tua hanya menberikan materi saja terhadap anak-anaknya.

Dalam hal ibadah anak tidak terlalu memikirkanya dan tak jarang ia melakukan ibadah shalat wajib dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainya yang ada di Desa Banyuurip. Karena tidak adanya pendidikan yang diajarkan oleh kedua orang tuanya.

e. Keluarga Bapak MH dan Ibu DM

Bapak MH dan Ibu DM adalah pasangan orang tua karir yang mengalihkan pengasuhan anak. Bapak MH seorang laki-laki yang saat ini berumur 40 tahun. Bapak MH berasal dari Desa Bandung Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Bapak MH bekerja sebagai

pedagang di luar kota. Pendidikan Bapak MH adalah tamat SMP. Bapak MH menikah dengan Ibu DM.

Ibu DM merupakan seorang ibu yang saat ini masih berumur 42 tahun, umur Ibu DM lebih muda dari Bapak MH yaitu selisih 2 tahun. Ibu DM berasal dari Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Ibu DM bekerja sebagai seorang pedagang di luar kota. Pendidikan Ibu DM adalah tamat SMP. Bapak MH dan Ibu DM memiliki seorang anak perempuan yang bernama IN. anaknya saat ini telah menginjak dewasa yaitu duduk dibangku SMA.

Ketika peneliti datang kerumahnya peneliti tidak dapat bertemu langsung oleh Bapak MH dan Ibu DM melainkan hanya bertemu dengan anaknya yaitu IN. Menurut pengakuannya IN ditinggal oleh kedua orang tuanya sejak ia masuk bangku SD. Selama ia ditinggal oleh kedua orang tuanya ia dalam pengasuhan orang lain dan hanya dalam pengawasan neneknya yang sudah tua. Mengenai hal makan dan kebutuhan sehari-hari ia beli diluar. Orang tua hanya memberikan materi yang berupa uang saja untuk dipergunakan keseharian anak.

Sebenarnya anak tidak mau ditinggal oleh kedua orang tuanya. Namun pada kenyataanya keadaan lah yang memaksakannya. Ketika peneliti bertanya bagaimana perasaannya ketika ditinggal orang tuanya, ia mengaku bahwa ia sudah terbiasa dan justru karena kepergian orang tuanya IN mengaku lebih bebas untuk melakukan

suatu hal yang ia kehendaki, karena tidak adanya pengawasan secara langsung dari orang tuanya.

Dalam hal kegiatan ibadah seperti pengajian dan tahlilan yang ada di Desa Banyuurip mereka jarang untuk mengikutinya. Dan untuk shalat wajib lima waktu menurut pengakuannya mereka sering melakukan tetapi juga sering meninggalkan juga. Hal ini disebabkan ketidak adanya pengawasan dari orang tuanya.

2. Faktor Penyebab Pengalihan Pengasuhan Anak

Dokumen terkait