• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. GAMBARAN UMUM NOVEL AYAHKU (BUKAN)

B. Profil Novel

Judul : Ayahku (Bukan) Pembohong Penulis : Tere Liye

Tahun Terbit : 2016 Cetakan ke :16

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Jl. Palmerah Barat 29-37 Blok 1, Lt 5 Jakarta 10270 Tebal Buku : 304 halaman; 20 cm

44 C. Unsur Instrinsik Novel

Adapun unsur-unsur instrinsik dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong adalah sebagai berikut :

1. Tema

Tema yang diangkat dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohongmengungkapkan tentang sebuah keluarga yang membesarkan anak dengan dongeng-dongeng, sederhana, dan tentang definisi kebahagiaan yang sesungguhnya.

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh-tokoh dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong adalah sebagai berikut:

a. Dam

1) Tokoh Dam dalam cerita digambarkan sebagai anak laki-laki yang memiliki tubuh pendek dan berambut keriting. Hal ini ditunjukkan ketika Jajrit mengejeknya. Yang terdapat pada kalimat sebagai berikut:

Ternyata menarik melihat anak pendek, keriting, telanjang bulat

45

2) Dam juga digambarkan memiliki sifat yang pekerja keras. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

“Satu jam lalu, bahkan saat ayah dan ibu belum bangun, saat

jalanan masih gelap, aku juga sudah menggowes sepeda,

mengantar koran, mengepel lantai, menyiram tanam,

mengerjakan seluruh tugas rumah yang kuabaikan sebuan

terakhir.”(Liye, 2016:57).

3) Memiliki semangat yang tinggi. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut:

”Aku berlatih dua kali lebih semangat dibanding anggota klub

lain-datang lebih awal, pulang paling akhir.”(Liye, 2016:51).

4) Menerima resiko dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebgai berikut:

“Baiklah aku akan membayar denda.Itu malah lebih mudah

dibandingkan membersihkan sesuatu selama

sebulan.”(Liye,2016:200).

5) Membantu sesama, meskipun tidak mengenal orang tersebut. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

46

“Dia anak yang baik.Dia menjaga wanita tua ini sepanjang

perjalanan.” Nenek itu tertawa renyah….”(Liye,2016:172).

“Nenek tua itu melakukan perjalanan sendirian, ia bilang punggungnya sakit kalau terlalu lama duduk.Aku memberikan

separuh kursiku padanya agar ia bisa

bersandar.”(Liye,2016:172).

6) Perhatian dan penuh kasih sayang. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

“Aku sempat menemani Ibu makan malam di kamarnya, memijat

hingga ia jatuh tertidur.Mematikan lampu, berjinjit keluar.”

(Liye,2016:175).

7) Mandiri. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

“Ini hari libur, sepatu dan seragam sekolah kau belum dicuci, Dam?Dan kau juga belum mengepel lantai, membersihkan

halaman,” Ibu mengingatkanku yang asyik memasang poster

baru.”(Liye,2016:55).

“Sejak kecil Ayah tidakmembiasakanku minta tolong-bahkan

mengambil sendok di seberang meja makan, aku memilih berdiri

47

8) Optimis. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

“Aku akan mengumpulkan uang Bu.Lihat, aku sudah dewasa, aku

sudah bisa bekerja,” aku berkata menyakinkan, memegang lengan

Ibu.” (Liye, 2016:196).

9) Kreatif, hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

“Maka esok harinya aku memasang pengumuman tentang

kesempatan bekerja di perkampungan bagi siapa saja yang

berminat.”(Liye,2016:206).

10) Mudah bersosialisasi, hal tersebut tertulis pada kalimat :

Aku ingin bekerja di luar, membantu perkampungan dekat

Akademi Gajah.Setiap sore, lepas jadwal di kelas, aku bisa membantu mereka mengurus mereka ngurus ladang, menangkap

ikan, dan jenis pekerjaan yang tersedia.”(Liye,2016:204).

11)Rasa ingin tahu yang besar, hal tersebut terdapat pada kalimat :

“Bagaimana rumah sang kapten, Yah? Besar?Kecil? Ayah ke

kamarnya? Apakah ada poster-poster seperti kamarku? Apakah

sang kapten punya koleksi gambar idolanya?” Aku mencengkram lengan Ayah.”(Liye,2016:35).

48

b. Ayah

1) Seorang Ayah yang digambarkan memiliki kehidupan yang sangat sederhana. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

“Keluarga kami tidak kekurangan, meski tidak juga kaya (jangan

bandingkan dnegan keluarga Jajrit). Walaupun lulusan master hukum luar negeri, Ayah hanya menjadi pegawai negeri golongan menengah, bukan hakim, jaksa, atau pejabat penting seperti teman-temannya yang bahkan lulusan sekolah hukum terbaik dalam negeri pun tidak. Lebih tepatnya, hidup kami apa

adanya.”(Liye, 2016:51).

2) Memiliki kejujuran yang luar biasa. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

”Ayahku bukan pembohong.Seluruh penghuni kota kami tahu ayahku pegawai yang jujur dan sederhana.”(Liye, 2016:141). 3) Perhatian. Hal tersebut tertulis pada kalimat sebagai berikut :

Pulang sekolah, dengan menumpang angkutan umum, Ayah

menjemputku. Ia langsung mengantarkanku ke klub renang kota

kami.”(Liye,2016:22).

49

Kau tidak menuduhAyah berbohong kan?”Ayahbertanya

tajam.”(Liye,2016:191).

5) Mudah marah, hal tersebut tertulis pada kalimat :

Astaga?Setelah bertahun-tahun tidak ada satu pun penduduk kota

yang berani meragukan apa yang keluar dari mulut Ayah, malam

ini, anakku satu-satunya meragukan sendiri ucapanku.”Ayah

berdiri, berkata lantang, menatap tajam, mengacungkan telunjuk.

(Liye,2016:192).

c. Ibu

1) Penuh kasih sayang , hal tersebut tertulis dalam kalimat :

Jangan lupa makan, Dam, “Ibu berbisik, setengah menit tidak melepaskan pelukannya.” (Liye,2016:122).

2) Perhatian, hal tersebut tertulis dalam kalimat :

“Bergegas, Dam. Kau sudah terlambat!”Sambil mengomel, Ibu

memasukkan celana dan kacamata renang ke dalam kantong plastik, mencari sepatu, sekaligus meneriakiku yang masih

berkutat memasang seragam sekolah.”(Liye,2016:19).

50

“Ibu terharu dan berkata, “ini kado terindah yang pernah Ibu

terima, saying.Terima kasih.”(Liye,2016:191).

d. Taani

1) Optimis, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Aku berani bertaruh, dia paling juga tidak menonton, hanya melihat beritanya tadi pagi, sekarang berlagak paling

tahu….”(Liye,2016:21).

2) Perhatian, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Sejauh ini, Taani rajin mengunjungi Ayah, mengirimi makanan,

membantu mengurus rumah, dan tentu saja menemani Ayah,

mendengarkan cerita-cerita itu.”(Liye,2016:266).

3) Tanggung jawab, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Taani melakukan apa saja untuk membuat mereka berhenti, termasuk sengaja meninggalkan buku hariannya lagi di laci meja, yang di dalamnya sudah ditulis bahwa papa Jajrit juga teman

51

4) Keras kepala, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Berhari-hari Taani menolak berbicara denganku… “Kau harus

sabar, Dam.Sejak kecil Taani memang keras

kepala.”(Liye,2016:262).

5) Tidak mudah putus asa, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Ia berkali-kali sengaja membawa Zas dan Qon yang berusia enam dan empat tahun mengunjungi Ayah.Membiarkan Ayah bercengkrama dengan cucu-cucu menggemaskan, seru-seruan

Qon,celetukkanZas,tawa dan seringhai lebar

mereka.”(Liye,2016:271).

6) Pandai membagi waktu, hal tersebut tertulis pada kalimat:

“Ia pandai mengurus rumah, mengurus Zas dan Qon,

mengurusku, serta megurus toko dan kebun bunganya sekaligus. Taani juga tetap disiplin mengunjungi Ayah, mengirimkan

makanan, bertanya apakah Ayahmemerlukan

bantuan.”(Liye,2016:270). e. Jajrit

52

“Kau terlalu pendek untuk menjadi perenang, dan rambut kau, astaga, “Jajrit terbahak melirik kepalaku,” Kau harus hati-hati, jangan-jangan kalau kolamini ada ikannya, mereka menyangka itu

sarangnya.”(Liye,2016:24).

2) Senang membuat keributan, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Sepertinya dugaanku benar kawan.Rambut jeleknya membuat dia

tenggelam.Meluncur ke bawah seperti patung batu.”Jajrit tertawa,

diikuti kameradnya yang selalu setia.”(Liye.2016:36). 3) Peduli, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Biar kau tidak perlu memotong rambut kau itu.”Jajrit

menyeringai lebar, menunjuk kepalaku.”(Liye,2016:85). f. Pelatih Renang

1) Tegas, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Kalian siap, hah?” (Liye,2016:76).

2) Penuh semangat, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Bagus.Hajar lawan kalian.Berenanglah seolah itu kesempatan

53

air di planet Bumi menguap.”Pelatih mengepalkan

tangan.”(Liye,2016:98). g. Zas dan Qon

1) Rasa ingin tahu yang tinggi, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Pa, apakah cerita-cerita kakek itu benar?Zas sudah berdiri di belakang kursi, memeperhatikanku yang sibuk dengan program

grafis di layar laptop.”(Liye,2016:188).

“Tetapi apa susahnya menunggu setengah menit, Kek? Bukankah

sang kapten hampir melewati bangku Papa? Bukankah Nenek hanya merasa lelah?Bukankah Papa juga memenagkan piala renangnya?Qon yang baru berusia tujuh tahun saja bahkan tidak

bisa menerima logika Ayah.”(Liye,2016:108). 2) Penurut, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Zas dan Qon menurut, saling menatap.”(Liye,2016:219). h. Retro

1) Mudah marah, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Retro bersungut-sungut sepanjang lorong, menolak bicara

54

2) Penasaran, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“…Apakah kau berhasil soal itu, Dam. Aku bertanya soal Ayah kau. Apakah kau berhasil mendapatkan bukti bahwa cerita-cerita

itu sungguhan atau bohong…”(Liye, 2016:197).

3) Keras kepala, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Namaku harus ada!”Retro mengancam, tangannya bergerak cepat, hendak merampas kertas di tanganku.”(Liye, 2016:207). 4) Senang bercanda, hal tersebut tertulis pada kalimat :

“Dia palinag hebat di seluruh Akademi Gajah, Pak.Satu anak

panah bisa membelah diri membunuh tiga ekor babi sekaligus,”

Retro membual, membuatku tertawa lebar.”(Liye, 2016:214). 3. Alur atau Plot

Alur atau plot yang digunakan pada novel Ayahku (Bukan)

Pembohong yaitu menggunakan alur sorot balik, flash back. Dimana

urutan kejadian yang dikisahkan dalam cerita tidak bersifat kronologis.Melainkan pembaca langsung disuguhkan dengan konflik-konflik yang telah meruncing.Sedangkan pembaca belum mengetahui situasi dan permasalahan yang menyebabkan terjadinya konflik dan pertentangan itu (Nurgiyantoro, 2013:214).

55

4. Sudut Pandang

Adapun sudut pandang yang digunakan dalam novel Ayahku

(Bukan) Pembohong adalah sudut pandang orang pertama.Karena pada

novel Ayahku (Bukan) Pembohongini menggunakan kata “Aku” ketika tokoh utama berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan, serta sikapnya terdahap orang (tokoh) lain kepada pembaca(Nurgiyanto, 2013:352).

5. Latar atauSetting

Adapun latar yang terdapat pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong sebagai berikut :

a. Latar Tempat

Latar tempat menunjuk lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi(Nurgiyanto, 2013:314).

Adapun latar tempat yang terdapat pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong, sebagai berikut :

1) Ruang keluarga, yang ditunjukkan pada kalimat :

Menahan rasa jenhgkel, aku akhirnya memilih meningglkan

56

2) Sekolah, yang ditunjukkan pada kalimat :

Tadi pagi, seluruh teman di sekolah sibhuk meributkan

pertandingan ini, bertengkar membela klub kesayngan

masing-masing.” (Liye, 2016:8).

3) Angkutan kota, yang ditunjukkan pada kalimat :

Angkutan umum yang kami tumpangi berhenti untuk kesekian

kali.”(Liye,2016:22).

4) Kolam renang, yang ditunjukkan pada kalimat :

Cahaya matahari terhalang dinding tribun dan pohon, kolam

renang tidak panas lagi.”(Liye,2016:44).

5) Ruang kerja, yang ditunjukkan pada kalimat :

Aku bergegas meraih charger laptop yang tertinggal, kembali

masuk ke ruang kerja.”(Liye,2016:31).

6) Halaman sekolah, yang ditunjukkan pada kalimat :

Esok harinya, di halaman sekolah, aku bertengkar dengan Jajrit.

57

7) Lorong sekolah, yang ditunjukkan pada kalimat :

Di lorong sekolah, ibu berkali-kali minta maaf pada ibu Jajrtit.

(Liye,2016:37).

8) Toilet sekolah, yang ditunjukkan pada kalimat :

Jajrit membersihkan toilet laki-laki, bagianku toilet

perempuan.”(Liye, 2016:40).

9) Ruang ganti, yang ditunjukkan pada kalimat :

Anak-anak yang berada di ruangan ganti berusaha melerai.”

(Liye, 2016:46).

10)Kamar , yang ditunjukkan pada kalimat :

Aku hanya mendengarkan diskusi mereka dari kamarku sambil

belajar.”(Liye, 2016:51).

11)Dapur, yang ditunjukkan pada kalimat :

…membuat langit-langit dapur hanya menyisakan suara ketel air

58

12)Stadion, yang ditunjukka pada kalimat :

…lautan manusia yang sudah memenuhi stadion.

(Liye,2016:103).

13)Akademi Gajah, yang ditunjukkan pada kalimat:

Tahun pertama di Akademi gajah terlewati.” (Liye,2016:115).

14)Stasiun, yang ditunjukkan pada kalimat:

Pagi ini Ayah dan Ibu mengantarku ke stasiun kereta.”

(Liye,2016:122).

15)Halaman rumah, yang ditunjukkan pada kalimat:

Kami membawa meja dan kursi ke halaman rumah, makan malam

beratapan bintang gemintang.” (Liye,2016:117).

16)Bangunan rumah kaca, yang ditunjukka pada kalimat:

Kepala sekolah menghukum kami di bangunan rumah kaca

(tempat praktik pelajaran tumbuh-tumbuhan).”(Liye,2016:119).

17)Perpustakaan sekolah, yang ditunjukkan pada kalimat:

Kami datang ke gedung perpustakaan pukul lima, saat pintu

59

18)Pinggir danau, yang ditunjukka pada kalimat:

Salah satu perahu merapat ke pinggir danau, menyilakan kami

loncat ke dalamnya, mendayung kembali ke perahu satunya.

(Liye,2016:203).

19)Hutan, yang ditunjukkan pada kalimat:

Di bagian hutan lain, kelompok lain juga mulai mengejar

sasaran.”(Liye,2016:222).

20)Rumah Sakit, yang ditunjukkan pada kalimat:

Saat aku selesai menumpang mandi di toilet rumah sakit, kembali

menunggui Ibu….” (Liye,2016:230).

Ayah masih di ruang gawat darurat.” (Liye,2016:285).

21)Makam, yang ditunjukkan pada kalimat:

Langit mendung, awan gelap sejauh mata memandang. Taman

perkuburan hanya menyisakan aku dan Ayah.” (Liye,2016:236).

Di tepi pemakaman terdengar teriakan-teriakan.”

60

22)Kampus, yang ditunjukkan pada kalimat:

Jurusan ini berisik sekali, berbeda dengan gedung

jurusanku.Wajah mahasiswa jurusanku tertekuk seperti gambar

arsitek.”(Liye,2016:244).

23)Kantin, yang ditunjukkan pada kalimat:

Tidak ada kembaliannya. Petugas kantin menggeleng.”

(Liye,2016:244).

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi(Nurgiyanto, 2013:318).

Adapun latar waktu yang terdapat pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong , sebagai berikut:

1) Pagi, yang ditunjukkan pada kalimat:

Masih pagi, sekolah belum ramai saat Taani tergopoh-gopoh

datang.”(Liye,2016:40).

Pagi yang cerah, hari libur, deadline desainku tinggal

61

2) Malam, yang ditunjukkan pada kalimat:

Kota bercahaya.Ini malam festival kembang api.”

(Liye,2016:248).

3) Sore, yang ditunjukkan pada kalimat:

“Sore ini kolam renang kota kami ramai.” (Liye,2016:42).

Persis pukul lima sore, tibalah pertandingan besar itu.

(Liye,2016:105).

4) Dini hari, yang ditunjukkan pada kalimat:

“Dini hari, pertandingan putaran kedua semifinal Liga

Champions Eropa tiga puluh tahun lalu.”(Liye,2016:49).

5) Tiga puluh menit, yang ditunjukkan pada kalimat:

Tiga puluh menit lepas, cuaca semakin menyenangkan.”

(Liye,2016:44).

6) Empat puluh lima menit, yang ditunjukkan pada kalimat:

Empat puluh lima menitterlewati, salah satu anak

62

7) Lima puluh lima menit, yang ditunjukkan pada kalimat:

Menit lima puluh lima menit, separuh undangan mulai berdiri,

menyemangati.”(Liye,2016:44).

6. Amanat

Amanat yang terkandung dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye ini yaitu agar tidak mudah putus asa dan tetap semangat dengan apa yang dicita-citakan, meskipun berbagai rintangan besar menghadang. Mendidik anak dengan cara yang sederhana dan berbeda dengan cara orang lain, bukanlah hal yang salah selama itu akan tetap berdampak positif untuk anak dan orang sekitarnya. Karena setiap orang tua memiliki cara yang berbeda-beda untuk mendidik dan menjadikan anak-anaknya orang yang lebih baik di masa depan. Menyadarkan semua manusia bahwa kemewahan bukanlah kebahagiaan yang sesungguhnya. Karena kebahagiaan itu tumbuh dan tercipta dari diri kita sendiri meskipun dengan sebuah kesederhanaa. Keluarga adalah harta terbesar, maka dengan menjalin komunikasi yang baik akan menciptakan sebuah keharmonisan dan kebahagiaan tersendiri.

Dokumen terkait