• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Pembangunan Permukiman

3) Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) – PNPM, usulan dan prioritas kegiatan yang dilakukan antara lain :

11.13. Profil Pembangunan Permukiman

Sistem Permukiman di Kabupaten Merangin terbentuk secara alami, dimana permukiman/kampung tempat masyarakat tinggal terdapat di pusat-pusat kecamatan yang saling berkumpul membentuk sebuah kelompok permukiman. Selain itu permukiman di Kabupaten Merangin terbentuk mengikuti jaringan jalan yang ada secara linier. Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Merangin yang kebanyakan adalah petani menyebabkan permukiman terbentuk secara menyebar sesuai dengan petak-petak lahan yang diusahakan.

Jumlah penduduk di Kabupaten Merangin tahun 2007 sebanyak 299.468 jiwa (Merangin Dalam Angka 2007), dimana kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah kecamatan Pamenang dengan penduduk 82.768 Jiwa dengan tingkat kepadatan 68 jiwa/km2,

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

kemudian diikuti oleh kecamatan Bangko sebanyak 72.349 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduknya sebesar 92 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah kecamatan Sungai tenang dengan 12.761 jiwa, dimana tingkat kepadatan penduduknya hanya 16 jiwa/km2.

Penggunaan lahan permukiman di Kabupaten Merangin merupakan penggunaan lahan yang memiliki luasan paling kecil yaitu hanya sebesar 2.976 Ha atau sekitar 0,39 % dari total lahan di Kabupaten Merangin. Berbeda dengan data yang diperoleh dari dinas pertanian dimana jumlah lahan yang diperuntukkan bagi pekarangan/permukiman adalah sebesar 12.813 Ha atau sekitar 1.61% dari total penggunaan lahan. Perincian penggunaan lahan permukiman di setiap kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 6.2. Perbandingan Luas dan Ketinggian Kecamatan Dalam Kabupaten Merangin Tahun 2007

No Kecamatan Luas ( Ha ) Luas / Ketinggian 10 - 100 (Ha) 100 - 500 (Ha) 500 - 1000 (Ha) > 1000 (Ha) 1 Bangko 69.700 30.800 38.900 - - 2 Tabir 80.333 70.338 9.995 - - 3 Tabir Selatan 18.967 18.967 - - - 4 Tabir Ulu 80.900 6.100 34.479 23.700 15.621 5 Sungai Manau 123.200 - 6.584 112.916 3.700 6 Muara Siau 81.974 1.583 14.982 64.160 1.250 7 Lembah Masurai 69.725 - 1.268 53.808 14.649 8 Jangkat 176.600 - - 38.937 136.663 9 Pamenang 66.500 56.832 9.668 - - Jumlah 766.900 173.616 125.664 296.547 172.063 % Luas Kabupaten 100,00 22,61 16,36 38,62 22,41 Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2007

Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian besar penggunaan lahan untuk permukiman berada di kawasan kota seperti di Kecamatan

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Merangin dan Kecamatan Pelawan Singkut serta Mandiangin. Jumlah pekarangan dan permukiman tersebut termasuk penggunaan untuk fasilitas sosial dan umum. Sehingga jika diasumsikan bahwa luas penggunaan lahan untuk fasilitas umum dan sosial adalah 40% dari luas lahan permukiman, 60% lahan sisanya adalah penggunaan murni utk permukiman dan pekarangan. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Merangin pada tahun 2007 adalah 112.904 rumah tangga dengan rata-rata beranggotakan 4 orang (dari RP4D tahun 2007). Kecamatan yang memiliki jumlah rumah tangga terbesar adalah kecamatan Pamenang sebesar lebih kurang 18.745 rumah tangga, sedangkan kecamatan yang memiliki rumah tangga sedikit adalah kecamatan Sungai tenang sebanyak 3.214 rumah tangga.

Pembangunan perumahan telah dilakukan oleh Pemerintah dan pihak swasta yang diperuntukkan bagi pegawai negeri dan perumahan umum sebanyak 523 unit rumah sederhana dan sedang berjalan pada tahun 2008 dibangun pula sebanyak 102 unit rumah. Apabila dibandingkan dengan dengan jumlah penduduk yang berjumlah 299.468 jiwa maka dengan asumsi bahwa satu kepala keluarga memiliki satu rumah maka dapat dihitung luas rumah dan pekarangan yang dimiliki oleh setiap keluarga. Hasil perhitungan rata-rata penggunaan lahan oleh setiap keluarga untuk permukiman dan permukiman dapat dilihat pada tabel 6.2. berikut.

Tabel 6.3. Perbandingan Luas Ruman dan Penduduk Dalam Kabupaten Merangin Tahun 2007

No Kecamatan Luas ( Ha )

Perbandingan Luas

bangunan Jumlah KK Rata-rata Luas Rumah Perban-dingan 1 Bangko 69.700 2 Tabir 80.333 3 Tabir Selatan 18.967 4 Tabir Ulu 80.900 5 Sungai Manau 123.200 6 Muara Siau 81.974 7 Lembah Masurai 69.725

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

8 Jangkat 176.600 9 Pamenang 66.500

Jumlah 766.900 % Luas Kabupaten 100,00

Dari tabel 6.2. tersebut di atas, menunjukkan bahwa jumlah penggunaan lahan yang cukup luas untuk sebuah keluarga yang rata-rata beranggotakan 4 orang. Biasanya luasan ini dipergunakan bagi masyarakat untuk bertani di area pekarangannya berupa pertanian lahan kering atau palawija dan tanaman buah-buahan.

Sistem permukiman di Kabupaten Merangin selama ini berada di pusat-pusat kota kecamatan dan mengikuti pola jaringan jalan atau akses sungai. Disanalah berkelompoknya pembangunan permukiman. Melihat dari keadaan yang terjadi di Kabupaten Merangin masih memiliki permukiman/ kawasan desa tertinggal seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.4. Daftar Desa Tertinggal di Kabupaten Merangin

No Kecamatan Nama Desa

I. Sungai Tenang 1. Desa Simpang Narso

2. Desa Batu Ampang 3. Desa Muara Air Duo 4. Desa Sungai Keradak 5. Desa Tambak Ratu 6. Desa Bathin Pengambang 6. Desa Datuk Nan Duo 8. Desa Padang Jering 9. Desa Raden Anom 10. Desa Pekan Gedang 6. Desa Kalimau Ulu 12. Desa Muaro Cuban 13. Desa Rantau Panjang 14. Desa Kasiro

15. Desa Kasiro Ilir

16. Desa Pulau Salak Baru

II. Jangkat 1. Desa Mersip

2. Desa Berkun

3. Desa Lubuk Bedorong 4. Desa Meribung 5. Desa Napal Melintang 6. Desa Pamuncak 6. Desa Demang 8. Desa Ranggo 9. Desa Tanjung Raden 10. Desa Pulau Pandan 6. Desa Lubuk Resam Ilir

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

12. Desa Tambang Tinggi 13. Desa Kampung Tujuh

III. Lembah Masurai 1. Desa Perdamaian

2. Desa Sungai Gedang 3. Desa Simpang Nibung 4. Desa Pematang Kulim 5. Desa Batu Putih 6. Desa Sungai Merah 6. Desa Penegah 8. Desa Pulau Aro 9. Desa Lubuk Sepuh 10. Desa Mekar Sari 6. Desa Siliwangi

IV. Muara Siau 1. Desa Tinting

2. Desa Sungai Abang 3. Desa Sungai Baung 4. Desa Lidung

5. Desa Ladang Panjang

V. Tiang Pumpung 1. Desa Tanjung Gagak

2. Desa Teluk Kecimbung 3. Desa Pulau Lintang 4. Desa Pulau Melako 5. Desa Pulau Buayo 6. Desa Rantau Gedang 6. Desa Muaro Lati 8. Desa Teluk Mancur

VI. Nalo Tantan 1. Desa UPT I Lubuk Napal

2. Desa UPT II Lubuk Napal 3. Desa Sepintun

4. Desa Lamban Sigatal 5. Desa Lubuk Napal 6. Desa Pangidaran 6. Desa Kasang Melintang 8. Desa Pangkal Bulian 9. Desa Batu Kucing

VII. Pangkalan Jambu 1. Desa Lubuk Jering

2. Desa Dusun Baru 3. Desa Mentawak Ulu 4. Desa Jernih

VIII. Tabir Barat 1. Desa Gurun Mudo

2. Desa Gurun Tuo Seberang 3. Desa Pemusiran

4. Desa Kertopati Seberang 5. Desa Muara Ketalo 6. Desa Petiduran Baru 6. Desa Guruh Baru 8. Desa Sungai Butang 9. Desa Butang Baru 10. Desa Merantih Baru 6. Desa Jati Baru

12. Desa Mandiangin Tuo Sumber: Peraturan Bupati Merangin no.302 tahun 2006, Penetapan Desa Tertinggal

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Dari tabel 6.4. terlihat masih banyaknya kawasan/desa tertinggal. Ini disebabkan akses untuk ke desa tersebut masih kurang. Seperti pada kecamatan Pelawan, jaringan jalan yang ada untuk kedesa sekitar hanya berupa jalan aspal dan tanah dengan kondisi kurang baik, yang terparah adalah desa Sungai merah yang kondisi jalannya tidak bisa dilalui apabila musim hujan. Dan juga Desa Lubuk sayak yang tidak dapat dijangkau melalui jalan darat karena jembatan yang menghubungkan Desa tersebut rusak sehingga tidak dapat dilalui. Untuk Kecamatan Limun, Kondisi jalan antar desa berupa jalan aspal dan tanah yang berlobang, dengan sifat tanah yang ada di daerah Kabupaten sebagian besar adalah tanah lembek, maka jalan tanah tentunya tidak berada dalam kondisi yang baik apalagi pada musim hujan. Sehingga sebagian desa yang akses jalannya berupa jalan tanah tidak dapat dilalui.

Adanya pertumbuhan penduduk secara langsung akan mempengaruhi jumlah lahan terbangun untuk permukiman. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,11 % secara langsung akan meningkatkan luas penggunaan lahan untuk permukiman. Untuk itu perlu disiapkan lahan untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk tersebut. Dengan menggunakan asumsi bahwa setiap rumah tangga membutuhkan lahan permukiman seluas 500 m2 maka dengan data pertumbuhan jumlah rumah tangga dapat diketahui proyeksi kebutuhan lahan permukiman pada tahun 2010. Proyeksi kebutuhan akan lahan permukiman dapat dilihat pada tabel 6.5. berikut.

Dari proyeksi tersebut diketahui bahwa hingga tahun 2010 diperlukan tambahan lahan seluas 502 Ha untuk kawasan permukiman atau sekitar 17,83 %. Sehingga jika dijumlahkan dengan luas lahan permukiman yang ada saat ini diketahui bahwa jumlah lahan permukiman tahun 2010 seluas 2815 Ha. Tingkat pertumbuhan guna lahan permukiman terbesar diperkirakan akan terjadi di Kecamatan Singkut sesuai dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terjadi.

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

Di Kabupaten Merangin Tahun 2010

No. Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Tahun 2002 Jumlah Rumah Tangga Tahun 2010 Pertumbuhan Rumah Tangga Tambahan Luas Permukiman (Ha) 1 Bangko 3705 4509 804 40 2 Tabir 3882 4724 842 42 3 Tabir Selatan 12028 14637 2609 130 4 Tabir Ulu 7236 8805 1569 78 5 Sungai Manau 3815 4642 827 41 6 Muara Siau 6449 7848 1399 70 7 Lembah Masurai 3828 4658 830 42 8 Jangkat 4374 5322 949 47 9 Pamenang Jumlah 46286 56326 10040 502

Penggunaan lahan terbangun yang masih sedikit memberikan kesempatan yang cukup luas bagi pengembangan kawasan permukiman. Adanya kesempatan untuk mengembangkan kawasan permukiman tidak berarti menjadikan pembangunan kawasan permukiman berjalan secara sembarangan dan tidak teratur. Pengembangan kawasan permukiman tetap harus mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip penataan ruang seperti mengikuti ketentuan kemiringan lereng, ketentuan teknis bangunan, kebebasan dari bencana banjir, bukan di kawasan lindung, memiliki aksesibilitas dan kedekatan dengan jaringan jalan dan lain sebagainya. Arahan pengembangan kawasan permukiman sebaiknya diarahkan di pusat-pusat kecamatan dan terhubung dengan jaringan jalan.

6.13.1. Aspek Pendanaan

Pendanaan dalam pembangunan dan pengembangan permukiman ini didapatkan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran pendapatan belanja Daerah provinsi (APBD I) dan Anggaran pendapatan belanja Daerah Kabupaten (APBD II). Komitmen Pemda Kab. Merangin untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan non ekonomi juga cukup besar, diantaranya adalah sektor

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

perumahan dan permukiman dan kawasan, seperti yang tercantum dalam alokasi pengeluaran pembangunan Kabupaten Merangin tahun 2009 - 2013.

6.13.2. Sasaran

Adapun Sasaran yang diinginkan dalam pengembangan pemukiman diarahkan pada:

1. Penyediaan dan pemugaran/rehabilitasi permukiman masyarakat perkotaan dengan sasaran penyediaan permukiman bercirikan perkotaan dan rehabilitasi permukiman masyarakat

2. Penyediaan dan pemugaran/rehabilitasi permukiman masyarakat pedesaan dengan sasaran penyediaan permukiman di perdesaan yang sehat dan layak huni.

6.13.3. Analisis Permasalahan dalam Permukiman dan Rekomendasi

Dari permasalahan yang timbul di kawasan permukiman, menjadikan dasar untuk dapat memberikan pemecahannya. Diantaranya adalah :

1. Kualitas permukiman

Permukiman yang ada di Kabupaten Merangin sebagian besar adalah permukiman tumbuh yang dibangun oleh masyarakat setempat dan pendatang dimana hanya mengikuti pola yang sudah ada. Sehingga permukiman terjadi berkelompok sesuai dengan kondisi daerah yang ditempati. Keadaan ini membuat kurangnya perhatian tentang penataan kawasan, sehingga tidak beraturannya penempatan bangunan yang akan berdampak kualitas lingkungan permukiman yang kurang baik.

2. Lokasi permukiman tersebar dan berkelompok

Dengan kondisi tanah yang bervariasi berupa dataran rendah dan rawa serta daerah perbukitan, dimana kehidupan masyarakat

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013

adalah bermata pencaharian pertanian, maka permukiman masyarakat pada umumnya terletak disekitar tanah pertanian. Selain itu permukiman pada umumnya terletak disepanjang akses transportasi baik darat maupun sungai.

3. Permukiman padat dan kumuh

Kawasan kumuh adalah kawasan di mana rumah/hunian dan kondisi lingkungan masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk kualitasnya. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya. Di Kabupaten Merangin dengan kondisi kepadatan pada daerah tertentu berpotensi terjadinya kawasan kumuh, apabila kurang perhatian dari pihak terkait dalam hal ini pihak pemerintah.

4. Ketersediaan rumah kurang

Dengan pertumbuhan penduduk kabupaten Merangin 2,41% setiap tahun. Memberikan gambaran bahwa kebutuhan perumahan juga akan meningkat. Seperti diproyeksikan bahwa kebutuhan lahan permukiman untuk tahun 2010 meningkat sampai 17,83% dari luas lahan peruntukan fasilitas umum dan Sosial. Dilihat dari proyeksi kebutuhan rumah bagi penduduk Kabupaten Merangin ini, masih dibutuhkan banyak pembangunan perumahan baik untuk dikawasan kota Merangin maupun untuk kota Kecamatan.

5. Keterbatasan lahan

Saat ini lahan permukiman di Kabupaten Merangin masih mencapai 0,37% dari luas lahan yang diperuntukkan untuk kawasan permukiman 1,91% dari luas lahan peruntukan di Kabupaten Merangin. Dilihat dari data yang ada maka masih terlihat kekurangan penggunaan lahan permukiman.

RPIJM Kabpaten Merangin Tahun 2009 - 2013 6. Belum adanya rumah susun sewa

Pembangunan perumahan di Kabupaten Merangin dilakukan oleh masyarakat secara swadaya dan oleh Developer. Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh pihak perumnas belum di mulai.

Berdasarkan kondisi yang ada serta permasalahan pembangunan permukiman yang ada di Kabupaten Merangin dan dikaitkan dengan peraturan yang harus dipenuhi maka perlu usulan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan :

• Penataan permukiman perkotaan

• Identifikasi permukiman padat dan kumuh • Penataan Lingkungan kawasan permukiman

• Penataan dan pembangunan permukiman perdesaan yang layak huni.

Dokumen terkait