• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Analisis dan Pembahasan

1. Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi

Tabel 4.3 Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi 1. Aspek memilih dan menyusun materi

Pengetahuan guru pada aspek memilih dan menyusun materi tidak terungkap. Dalam merancang materi yang akan disampaikan pada siswa, Guru A menyesuaikan dengan standar isi, kemampuan siswa dan daya dukung sekolah. Ada materi-materi yang guru A skip jika menurut guru hal itu tidak menjadi masalah jika di skip. Sedangkan untuk materi tertentu yang siswa tidak mengerti maka guru A akan menjelaskan sampai siswa mengerti. Untuk urutan materi guru mengikuti buku, namun jika menurut guru ada yang tidak pas maka guru akan mengubahnya. Seperti pernyataan guru berikut:

Saya merancang sendiri. Aku nyesuain sama siswa. jadi kalau dibukukan alokasi waktunya sudah tertentu. Padahal kan nggak. Karena siswanya kan nggak sama karakternya masing-masing. Kalau kan meteri ini bisa tak skip ya nggak masalah. Tapi ketika ini dia nggak bisa tak jelaskan sampai bisa. Tapi kalau alurnya kan saya menyebutnya ya sesuai dengan buku. Mana yang dulu, tapi untuk materi yang rasa urutanya tidak pas saya ganti. Misalnya di beberapa sekolah anak diajari GLBB sebelum vektor kan wagu. GLBB itu vektor kok vektor belum tahu. Jadi tergantung standar isi, siswanya juga dan lapangan (daya dukung sekolah) kalau dibuku penginnya suruh praktek. Di sekolah g ada alat praktek sama saja. Anak suruh cari di internet, sekolah tidak ada internet ya gimana.

Guru A tidak mengklasifikasikan materi berdasarkan tingkat kesulitan yang sering dialami siswa karena guru tidak memiliki pengetahuan tentang tingkat kesulitan materi bagi siswa. Klasifikasi tingkat kesulitan guru A berdasar perkiraan guru sendiri. Guru akan

memberi alokasi waktu yang lebih untuk materi yang menurut guru susah seperti yang diungkapkan guru berikut:

Jadi kalau untuk mengklasifikasikan materi ini susah apa nggak saya belum tahu. Soalnya mereka kan belum nyoba. Ketika saya sudah mengajarkan dalam proses pembelajaran anak-anak belajar baru tahu ...OOOh ini susah Pak dan susah bagi siswa kan berbeda-beda. Kalau saya menentukan ini diawal, materi ini kelihatannya susah saya kasih alokasi waktu yang cukup. Jadi cuma gitu aja. Perkiraanya dari saya, tapi nanti pelaksanaanya tergantung siswa. Yang susah bagi saya belum tentu susah bagi siswa. Jadi saya alokasikan dulu mana yang kira-kira susah dengan waktu yang kira-kira cukup di program mingguan dan program semester. Saya alokasikan waktu yang lebih banyak untuk porsi materi untuk kiranya yang lebih susah dan lebih banyak.

2. Aspek penggunaan metode

No. Indikator Aktivitas Guru Pengetahuan Guru 1 Guru menggunakan Simulasi Komputer Guru menggunakan simulasi komputer tentang galaksi pada awal pembelajaran. (10 Sept. 2013 menit 00:48 – 16:47)

Guru memiliki pengetahuan bahwa simulasi komputer dapat menampilkan kondisi real .

Guru memiliki pengetahuan bahwa simulasi komputer dapat menarik minat siswa dalam belajar. Guru memiliki pengetahuan bahwa simulasi komputer tidak hanya bisa digunakan untuk menjelaskan konsep tetapi juga dapat digunakan untuk

membangun pengetahuan siswa dalam pembelajaran konstruktivisme.

Guru berkeyakinan bahwa topik yang diajarkan adalah sulit, siswa tidak mungkin mengamati langsung sehingga guru menggunakan simulasi. Hal ini karena guru memiliki pengetahuan bahwa simulasi komputer dapat menampilkan kondisi real yang tidak dapat diamati oleh siswa. Guru menampilkan simulasi diawal pelajaran karena guru ingin membuat siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran, guru menggunakan simulasi karena guru memiliki pengetahuan bahwa simulasi komputer dapat membantu menarik minat siswa. Guru tidak menggunakan simulasi untuk menjelaskan konsep karena guru memiliki pengetahuan pembelajaran bukan dengan melihat simulasi kemudian dijelaskan tetapi siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui simulasi. Pengetahuan guru terungkap dari pernyataan guru berikut:

sebenarnya kalo itu simulasinya sebenarnya bukan untuk menjelaskan konsep tapi jelasin itu lho kondisi real. realnya ini nantinya kayak gini, penerapannya seperti ini gitu lho. jadi dari kejadian itu saya mah pengennya itu anak-anak menemukan konsepnya. Bukan simulasi untuk menjelaskan konsep tapi dari simulasi yang ada anak menemukan konsep apa yang muncul. jadi kebalik gitu. saoalnya saya pinginnya anak-anak yang menemukan konsepnya, kan ada gambar kayak gitu simulasinya kayak gitu. itu konsepnya seperti apa yang dapat mereka peroleh. bukan konsep, simulasinya kayak gini tapi sebaliknya. jadi kalo kemaren pengennya kayak gitu. bukan untuk menjelaskan konsep tapi menarik anak-anak untuk menemukan konsep. soalnyakan tidak mungkin anak-anak mengamati itu langsung kondisi realnya kan susah banget makanya dibuat simulasi. kalo ada kondisi real, kondisi real.

2 Metode diskusi

Guru meminta siswa membentuk kelompok dan berdiskusi untuk mengerjakan soal latihan. (10 Sept.2013 menit 23:53- 85:10) Guru memiliki pengetahuan bahwa diskusi dapat memperbanyak ilmu siswa. Guru memiliki pengetahuan bahwa diskusi akan efektif jika diterapkan pada siswa yang aktif. Guru memiliki pengetahuan bahwa diskusi memiliki kelemahan yaitu membuang-buang waktu dan tidak dapat berjalan jika diterapkan pada siswa yang pasif.

Dalam mengajar kelas XI guru A tidak menerapkan metode diskusi sebagai metode untuk menyampaikan materi. Diskusi yang dimaksud adalah dengan presentasi siswa. yang dilakukan guru adalah meminta siswa membentuk kelompok untuk memecahkan permasalahan dan soal secara berkelompok tanpa ada presentasi dari kelompok tersebut. Ada beberapa hal yang membuat guru untuk tidak menggunakan metode diskusi presentasi antaralain guru memiliki pengetahuan bahwa diskusi membutuhkan waktu yang lama sedangkan menurut guru jam efektif pada semester tersebut tidak memungkinkan; menurut guru hanya sedikit siswa yang aktif dikelas tersebut sedangkan guru memiliki pengetahuan bahwa diskusi tidak efektif jika diterapkan pada siswa yang pasif; menurut guru siswa yang diajar tidak senang dengan metode diskusi presentasi; berdasarkan pengalaman guru sebelumnya yang menerapkan metode diskusi dikelas tersebut. seperti

yang diungkapkan guru sebagai berikut:

Kalau di sini untuk diskusi anak-anak tidak mungkin. Jadi kalau misalnya kita mau ada diskusi presentasi anak-anaknya kurang senang untuk diajak diskusi. Soalnya, mereka kalau semester kemarin anak-anak diajak diskusi oleh guru lain itu blank semua. Nggak tahu apa-apa sama sekali. Bener, jadi diskusi memerlukan waktu yang lama. Semester ini saja cuma 16 belas minggu efektif.

Pengetahuan guru tentang metode diskusi terungkap dari pernyataan guru berikut:

Peneliti : Kalo metode diskusi itu kelemahannya apa pak ? Guru : Lama, buang waktu. Membuang-buang waktu. . .

Diskusi kalo semua orangnya aktif semua, ilmunya jadi lebih banyak walaupun belum tentu bener. Tapi ilmunya banyak. Tapi kalo siswanya pasif semua itu gak bakalan jalan. Jadi kalau ada yang bilang diskusi paling bagus ya gak berlaku semuanya. Cuma metode kan tergantung siswanya.

3 Metode proyek

Guru menerapkan metode proyek dengan alokasi waktu satu semester

Guru memiliki

pengetahuan bahwa model proyek dapat membuat anak jadi senang dan melatih anak untuk bertanggung jawab.

Menurut guru A, siswa akan mudah belajar fisika jika siswa menyukai fisika. Menerapkan model pembelajaran proyek merupakan usaha guru untuk membuat siswa senang pada fisika. Guru A memiliki pengetahuan bahwa metode proyek dapat membuat siswa tertarik pada fisika dan dapat melatih siswa untuk bertanggungjawab. Guru

menggunakan model proyek dengan alokasi waktu selama satu semester penuh. Siswa akan membuat alat dan kemudian diakhir semester harus dipresentasikan kepada guru dan siswa lain.

Pengetahuan guru tentang metode proyek terungkap dari pernyataan guru berikut:

Kalo saya metode proyek. Kalau proyek tu akhir semester jadi mereka tak suruh bikin alat terus maju presentasi, kemudian diterangi. selain anak sendiri seneng bisa bikin sesuatu itu untuk biar anak latihan tanggung jawab. Mereka akan presentasi Jadi ditanyain satu-satu gitu.Yang nanyain gurune. Jadi bukan presentasi cuma nglatih kerja yaaaa. Semua orang harus mengkritisi. Ada yang nangis, ada kejadian beberapa yang nangis gak papa yang penting mental udah diuji. Itu yang beneran. Itu yang pertama. Tapi itu cuma di akhir sesi.

kalau saya pribadi guru itu kan bukan ngajari ilmu,.ilmu mah,.siswa bisa belajar sendiri,.yang susah itu menularkan passionnya itu,.saya seneng fisika,..saya jadi guru fisika karena saya seneng fisika., siswa gak bisa fisika karena gak seneng fisika,.kalau mereka seneng pasti mereka belajar sendiri kok gak usah disuruh,.ya kan,.kalau saya tu senengnya siswa itu harus punya passion dulu,.pengen belajar fisika,.kalau dia seneng fisika pasti bisa fisika,.gak usah diajari wes baca buku sendiri.,,tapi kalau mereka udah gak suka mau gimana? ya gitu ilmunya cuma dari guru terus.makanya itu aku pake proyek biar mereka tertarik terus seneng fisika.

Dokumen terkait