• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan guru fisika tentang representasi materi fisika dalam pembelajaran fisika yang dimiliki oleh 3 orang guru fisika SMA di Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengetahuan guru fisika tentang representasi materi fisika dalam pembelajaran fisika yang dimiliki oleh 3 orang guru fisika SMA di Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
274
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI

MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG

DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

VINCENSIUS YUDA APRIANTO NIM : 091424026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI

MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG

DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

VINCENSIUS YUDA APRIANTO NIM : 091424026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

PENGETAHUAN GURU FISIKA TENTANG REPRESENTASI

MATERI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA YANG

DIMILIKI OLEH 3 ORANG GURU FISIKA SMA DI

YOGYAKARTA

Vincensius Yuda Aprianto Universitas Sanata Dharma.

2014

Abstrak - Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan PCK guru Fisika terkait pengetahuan guru mengenai representasi.

Subyek penelitian ini adalah 1 orang guru fisika di SMA Negeri 11 Yogyakarta, 1 orang guru fisika di SMA BOPKRI 2, dan 1 orang guru fisika di SMA Budya Wacana Yogyakarta. Data penelitian didapat melalui observasi aktivitas pembelejaran dan wawancara dengan guru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi proses pembelajaran di kelas menggunakan alat perekam video dan wawancara menggunakan alat perekam suara. Data dianalisis dengan langkah-langkah yaitu: (i) transkrip data,(ii) kategorisasi data, (iii) kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah profil pengetahuan guru tentang representasi. Profil pengetahuan guru tentang representasi terdiri dari: (1) memilih dan menyusun materi dengan siswa; (2) memilih alur penyampaian materi; (3) penggunaan metode; (4) menjelaskan konsep dengan cara-cara khusus.

(8)

vii

PHYSICS TEACHER’S KNOWLEDGE ABOUT

REPRESENTATION OF PHYSICS MATTER IN LEARNING

ACTIVITIES THAT OWNED BY THREE PHYSICS

TEACHERS OF SENIOR HIGH SCHOOL IN YOGYAKARTA

Vincensius Yuda Aprianto Sanata Dharma University

2014

Abstract-This research is a qualitative research. This research was aiming to describe physics teacher’s PCK especially related to teacher’s knowledge of representations.

Subjects of the research are three Physics teacher from SMA Negeri 11 Yogyakarta, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, and SMA Budya Wacana Yogyakarta. The data was collected through observation of learning activities and interview. Data were analyzed with the following steps: (i) Data Transcription, (ii) Data categorization, (iii) conclusion.

The result of the research is a teacher’s knowledge profile about representations. Teacher’s knowledge of representation including : (i) selecting and arrange teaching content,(ii) sequence the teaching activities, (iii) selecting teaching method, (iv) implementing specific method.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan topik umum tentang PCK (Pedagogical Content Knowledge). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan untuk Program Pendidikan Fisika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, penulis menguncapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang dengan segenap waktu, tenaga, dan pikiran memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis.

2. Bapak Drs. Ign Supatah selaku guru Fisika di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

3. Bapak Khaelani, S.Pd. selaku guru Fisika di SMA Negeri 11 Yogykarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

4. Bapak Zidiq, S.Pd. selaku guru Fisika di SMA Budya Wacana Yogykarta yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk melakukan peneltian.

5. Segenap dosen Universitas Sanata Dharma, khususnya Program Studi Pendidikan Fisika yang berperan dalam proses belajar peneliti di Universitas Sanata Dharma.

(10)

ix

7. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian ini, Tegar, Prian, dan Patar terima kasih atas kerjasamanya sehingga bisa menyelesaikan penelitian ini.

8. Terima kasih kepada Yustin (PFIS’09) atas peminjaman handycame-nya sehingga dapat membantu penulis dalam pengambilan data.

9. Teman-teman PFIS’09 dan teman-teman KMPKS Yogyakarta, terima kasih atas kebersamaan yang boleh dirasakan selama menempuh ilmu di Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Yogyakarta, 30April 2014 Penulis

(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Pengertian PCK (Pedagogy Content Knowledge)... 6

B. Pengetahuan Representasi ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Desain Penelitian ... 21

B. Subyek Penelitian ... 21

C. Obyek Penelitian ... 21

D. Metode Pengumpulan Data ... 21

E. Instrumen ... 22

F. Metode Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 25

A. Deskripsi Subyek Penelitian ... 25

B. Pelaksanaan Penelitian ... 27

C. Analisis dan Pembahasan ... 29

(12)

xi

2. Profil Pengetahuan Guru B Tentang Representasi ... 37

3. Profil Pengetahuan Guru C Tentang Representasi ... 46

BAB V PENUTUP ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Aspek Pengetahuan Representasi dan Indikator 19 4.1 Rincian kegiatan pembelajaran guru 28

4.2 Pelaksanaan Pengambilan data 29

4.3 Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi 31 4.4 Profil Pengetahuan Guru B Tentang Representasi 37 4.5 Profil Pengetahuan Guru C Tentang Representasi 46 4.6 Profil pengetahuan guru tentang representasi 54

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 62

LAMPIRAN 2 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA BOKPKRI 2 Yogyakarta ... 63

LAMPIRAN 3 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA Budya Wacana Yogyakarta ... 64

LAMPIRAN 4 : Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA N 11 Yogyakarta ... 65

LAMPIRAN 5 :Transkrip data wawancara guru A ... 66

LAMPIRAN6 : Transkrip data wawancara guru B ... 80

LAMPIRAN7 : Transkrip data wawancara guru C ... 114

LAMPIRAN8 :Field notes ... 126

LAMPIRAN9 : Tabel kategorisasi data observasi ... 129

LAMPIRAN10. Transkrip data observasi guru A... 159

LAMPIRAN11. Transkrip data observasi guru B ... 186

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Unsur terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah (1) siswa yang belajar, (2) guru yang mengajar, (3) bahan pelajaran, dan (4) hubungan antara guru dan siswa (Suparno, 2007).

Bila pembelajaran adalah suatu proses, artinya pembelajaran merupakan aktivitas-aktivitas yang berkesinambungan. Untuk membangun proses interaksi yang menghasilkan perubahan positif, guru memiliki peran yang lebih besar, karena guru berperan dalam menciptakan situasi, menyediakan kemudahan, merancang kegiatan, dan membimbing siswa agar mereka terlibat secara berkesinambungan. Sebagai hasil proses tersebut, perubahan positif yang dihasilkan dapat berupa perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, pemahaman, dan nilai sikap dalam diri siswa.

(15)

2

mau diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan siswa.

Pada kenyataanya khususnya bidang fisika, siswa sering kali mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran fisika sehingga muncul pandangan bahwa fisika itu ‘’sulit’’. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa siswa belum menerima/paham materi fisika yang disampaikan oleh guru. Padahal salah satu tugas guru adalah membantu siswa untuk memahami konten fisika itu sendiri.

Dalam mengajar, selain memahami materi yang akan diajarkan, guru perlu memikirkan bagaimana ia harus mengajarkannya. Atau dengan kata lain guru harus mampu menerapkan kemampuan pemahaman konten dengan kemampuan mengajar secara terintegrasi. Kedua pengetahuan ini (content dan pedagogi), disebut pedagogical content knowledge (PCK) . Menurut Driel,et all (1998) PCK memegang peranan penting dalam proses transformasi ilmu oleh guru kepada siswa.

(16)

3

Dalam proses pembelajaran, aktivitas pembelajaran dipengaruhi banyak hal seperti lingkungan, fasilitas, peraturan pemerintah, sistem sekolah dan faktor yang datang dari diri guru sendiri. Salah satu faktor yang datang dari diri guru adalah pengetahuan yang dimiliki guru itu sendiri. Aktivitas guru di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh guru tersebut. Masing-masing guru akan memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan materi, hal ini diasumsikan bahwa masing-masing guru memiliki pengetahuan yang berbeda-beda yang mendasari bagaimana guru harus bertindak di dalam kelas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan siswa dapat menerima apa yang diajarkan oleh guru. Pengetahuan-pengetahuan tersebut adalah (dikutip dari Driel, et all:1998):

1. Pengetahuan tentang materi

2. Pengetahuan tentang representasi dan strategi

3. Pengetahuan tentang pemahaman dan konsepsi siswa 4. Pengetahuan tentang pedagogi umum

5. Pengetahuan tentang kurikulum dan media 6. Pengetahuan tentang konteks pendidikan 7. Pengetahuan tentang tujuan pendidikan.

(17)

4

dapat mempengaruhi seperti: motivasi guru, komitmen guru,dan faktor-faktor lain yang berasal dari guru.

Dalam penelitian ini yang akan didalami adalah pengetahuan guru tentang representasi. Pengetahuan sepenuhnya ada dalam kendali guru, apakah guru akan mengembangkan pengetahuannya atau tidak. Hal ini berbeda dengan faktor lain (seperti lingkungan, sistem, dan fasilitas), Guru tidak memiliki kendali penuh untuk mengendalikan faktor-faktor tersebut. Untuk mengetahui pengetahuan yang dimiliki guru dapat dilakukan dengan pengamatan, wawancara, kuisioner atau melalui tes. Dalam penelitian ini digunakan pengamatan dan kemudian didalami melalui wawancara. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Pengamatan dilakukan karena pengetahuan guru tersebut terwujud dalam proses pembelajaran yang berdampak dalam tindakan guru tersebut di kelas. Dalam penelitian ini akan dilibatkan 3 orang guru dari SMA yang berbeda-beda.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah profil pengetahuan guru tentang representasi materi fisika?

C. Batasan Masalah

(18)

5

subyek yang akan diteliti juga dibatasi, yakni 3 guru fisika dari 3 SMA di Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan PCK yang dimiliki guru khususnya terkait pengetahuan guru fisika tentang representasi materi fisika.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Melalui proses dan hasil penelitian ini, peneliti dapat mempelajari pengetahuan guru tentang representasi materi fisika sehingga dapat dijadikan sumber belajar saat peneliti menjadi guru. Dari penelitian ini peneliti juga dapat memperoleh informasi seberapa jauh pengetahuan yang diperlukan untuk dapat mengajar dengan baik.

2. Bagi guru

(19)
(20)

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pedagogical Content Knowledge

Dalam proses pembelajaran, guru perlu memiliki pengetahuan tentang cara mengelola pembelajaran hingga peserta didik dapat menerima materi yang diajarkan. Oleh karena itu guru harus menguasai materi yang diajarkan, atau dengan kata lain guru harus memiliki pengetahuan tentang materi. Pengetahuan tentang materi yang dimaksud adalah pengetahuan atau pemahaman yang dimiliki guru tentang materi ajar. Pengetahuan materi termasuk pengetahuan tentang konsep, teori, ide, kerangka berpikir, metode pembuktian dan bukti (Shulman 1986). Selain pengetahuan tentang materi, seorang guru harus memiliki pengetahuan pedagogi, pengetahuan pedagogi merupakan pengetahuan guru yang merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Perpaduan antara kedua pengetahuan tersebut (pengetahuan materi dan pengetahuan pedagogi) dikenal sebagai Pedagogical Content Knowledge (PCK).

Pedagogical Content Knowledge (PCK), pertama kali dikenalkan oleh Lee Shulman pada tahun 1986. Shulman (1987), merumuskan

(21)

Pedagogical Content Knowledge (PCK) merepresentasikan campuran/perpaduan dari pengetahuan tentang mata pelajaran dan pengetahuan pedagogi ke dalam suatu pemahaman tentang bagaimana topik-topik, permasalahan-permasalahan, atau isu-isu tertentu diorganisir, direpresentasikan, dan di sesuaikan dengan beragam minat dan kemampuan yang dimiliki siswa, dan yang disampaikan sebagai intruksi.

PCK dapat dipandang sebagai proses, hasil (pengetahuan), dan keterampilan.

Sebagai proses, PCK dimaknai oleh Shulman (dalam Budi,2005) sebagai “the ways content and pedagogy are blended into an understanding of how particular topic represented and adapted learner’s various interest and abilities.”

Suatu cara dimana isi dan ilmu mendidik dicampurkan ke dalam pengetahuan tentang bagaimana topik-tertentu direpresentasikan dan disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa yang beragam.

(22)

Sebagai kemampuan atau keterampilan, menurut Shulman (dalam Budi,2005) PCK merupakan “ teacher’s ability to convey the constructs underlying element of the content knowledge in manner that accessible to students”.

Dari kutipan diatas dapat dimaknai, Sebagai kemampuan atau keterampilan PCK merupakan kemampuan guru untuk menyampaikan elemen pokok dari pengetahuan tentang konten yang dimiliki dengan cara yang membuat siswa menjadi mudah untuk menerimanya.

PCK mencakup pengetahuan akan bahan ajar dan juga merangkum pengetahuan pedagogi untuk kemudian diungkapkan menjadi suatu aktivitas pembelajaran. Menurut Shulman (1986), PCK dikelompokan kedalam dua kategori kunci yaitu:

1. Pengetahuan tentang bentuk representasi dari suatu konsep, hal ini berhubungan dengan pengetahuan strategi yang mungkin berguna dalam membantu siswa memahami konsep tersebut. Analogi yang kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh, dan demonstrasi merupakan cara untuk merepresentasikan dan memformulasikan konsep.

(23)

kembali pemahaman siswa, karena siswa tidak mungkin datang dalam keadaan kosong.

Ahli-ahli lain seperti Grossman (1990), Marks (1990), Chochran, et all (1993), Fernandez-Balboa & Stiehl (1995) dalam Driel,et all (1998) telah memperluas konsep komponen-komponen pengetahuan PCK melalui penelitian dan berdasarkan pengetahuan dasar menurut Shulman. Ada tujuh komponen pengetahuan termasuk komponen PCK Shulman yaitu:

1. Pengetahuan tentang materi

2. Pengetahuan tentang representasi dan strategi

3. Pengetahuan tentang pemahaman dan konsepsi siswa 4. Pengetahuan tentang pedagogi umum

5. Pengetahuan tentang kurikulum dan media 6. Pengetahuan tentang konteks pendidikan 7. Pengetahuan tentang tujuan pendidikan.

Senada dengan hal tersebut, menurut Trowbridge & Bybee,1996 dalam Suparno (2007), ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan dilatih guru fisika secara terus-menerus agar menjadi guru profesional, yaitu:

1. Menguasai bahan ajar fisika

(24)

pengetahuannya terhadap bahan ajar, maka guru harus terus belajar dan tidak boleh lekas puas.

2. Mengerti tujuan pengajaran

Guru fisika yang baik harus mengerti tujuan dari pembelajaran fisika sehingga dapat mengarahkan siswa pada tujuan yang ingin dicapai secara lebih efektif dan efesien, misalnya guru perlu mengetahui tujuan umum pembelajaran fisika seperti:

- Mengerti dan menggunakan metode ilmiah - Mengetahui pengetahuan fisika (materi / konsep) - Menggunakan sikap ilmiah

- Kebutuhan akan karier masa depan 3. Guru dapat mengorganisir pengajaran fisika

Guru fisika harus dapat mempersiapkan pembelajaran sesuai dengan tujuan. Ia juga harus mengerti cara menyampaikan bahan ajar, dapat memilih alat atau sarana pembelajaran, dapat memilih evaluasi dan latihan yang akan diberikan kepada siswa. selain itu guru juga harus memiliki perencanaan mengenai alokasi waktu yang digunakan dan tugas apa yang harus dilakukan siswa.

4. Mengerti situasi siswa

(25)

situasi siswa yang perlu diperhatikan misalnya konsep awal siswa, pemikiran siswa, tingkah laku, perkembangan kognitif, dan situasi psikologis siswa.

5. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa

Guru perlu melatih diri untuk dapat berkomunikasi dengan siswa sehingga bisa akrab dengan siswa. guru juga perlu melatih kemampuan memotivasi siswa, mengaktifkan siswa, menegur tanpa membuat siswa “down” atau malu, mengerti kesulitan siswa serta mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa.

6. Guru menguasai berbagai metode

Situasi siswa yang bermacam-macam membuat guru perlu menguasai berbagai metode dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat membuat konsep / bahan ajar yang disampaikan diterima dan diserap oleh siswa dengan baik dan dapat membuat siswa menyukai belajar fisika atau materi yang diajarkan.

Guru memiliki berbagai sumber untuk memperoleh dan mengembangkan PCK yang dimiliki. Sumber-sumber tersebut antaralain:

(26)

Dari studi disiplin ilmu guru mendapat pengetahuan dan pemehaman tentang materi yang akan diajarkan, misalnya pemahaman tentang materi fisika.

2. Studi bidang pendidikan

Dari studi pendidikan, guru mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar.

3. Pengalaman mengajar

Shulman (1987) mengungkapkan point penting dari pengalaman pada pengembangan PCK guru. Shulman berpendapat bahwa “kebijaksanaan praktek” memberikan refleksi rasional pada para guru. Pengetahuan dasar untuk mengajar tidak ada habisnya. Guru harus terus menerus merekonstruksi dan mengembangkan pemahaman tentang mengajar berdasarkan pengalaman mengajar mereka melalui proses reflektif (Sarkim 2006).

(27)

Pedagogical Content Knowledge (PCK) diyakini sebagai faktor penting yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran karena PCK menjadi dasar bagaimana guru akan menyajikan isi materi ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran (Driel,et all:1998).

B. Pengetahuan Representasi

Menurut Budi (2005), guru fisika yang telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi pembelajaran (konsep,prinsip,teori) dan menguasai ilmu mendidik (pedagogi), belumlah cukup. Guru perlu memiliki keterampilan untuk merepresentasikan pengetahuan materi (content) ke dalam bangunan yang dapat dimengerti, dapat dicerna, dan dapat diadaptasi oleh siswa.

Representasi merupakan sesuatu yang mewakili, menggambarkan, menyimbolkan objek atau proses. Dalam kegiatan pembelajaran, yang dimaksud dengan representasi adalah cara guru menyampaikan, menggambarkan materi kepada siswa. Cara yang dipilih guru bertujuan untuk membantu siswa menerima dan memahami apa yang diajarkan guru dengan baik. Hal ini berhubungan dengan pengetahuan strategi yang mungkin berguna dalam membantu siswa memahami konsep tersebut. Guru perlu mempersiapkan bagaimana ia akan mentransfer pengetahuannya tentang konsep fisika kepada muridnya.

(28)

proses transformasi sangat diperlukan kemampuan dan pengetahuan guru tentang bentuk-bentuk representasi. Hal ini karena menurut Tomas Janik (2009) representasi memegang peran penting dalam mengenalkan, mendemonstrasikan, menjelaskan dan memanipulasi materi yang akan diajarkan.

Menurut Baker & Chick (2006), kemampuan representasi guru juga mencakup bagaimana srategi/cara guru membantu siswa mengorganisir kembali pemahaman mereka serta bagaimana metode-metode pembelajaran yang digunakan guru agar siswa memahami materi yang diajarkan. Termasuk didalamnya bentuk-bentuk representasi yang digunakan guru dalam menyampaikan materi menggunakan media seperti media gambar, power point, alat peraga, papan tulis. Selain itu penggunaan Analogi yang kuat, ilustrasi-ilustrasi, contoh, dan demonstrasi merupakan cara untuk merepresentasikan konsep (Shulman:1986).

(29)

multiple intelligences anak, karena menurut Gardner (dalam Suparno 2007), siswa lebih mudah belajar atau menangkap bahan yang diajarkan guru bila bahan tersebut disajikan sesuai dengan intelegensi siswa yang menonjol. Artinya guru harus mampu menyampaikan suatu konsep melalui berbagai cara dan bentuk.

Seperti yang dikatakan Shulman (1986) bahwa tidak ada satu bentuk representasi yang paling bagus, guru harus memiliki bentuk-bentuk representasi alternatif lainnya. Sehingga guru harus mempertimbangkan apa dan kapan representasi akan berguna dalam mendukung dan meningkatkan pemahaman siswa dalam situasi mengajar tertentu (Magnusson, et all: 1999).

Bagi guru, representasi materi memberi gambaran lebih tentang bagaimana pendekatan guru dalam mengajar keseluruhan dari topik dan alasan untuk pendekatan tersebut, content apa yang akan diajarkan dan bagaimana dan mengapa dalam bentuk yang seimbang sehingga ilmu yang dimiliki guru dapat ditransformasikan oleh guru kepada siswa. Menurut Sarkim (2005: dikutip dari Nita Kisnandari:2010) Proses transformasi ilmu isi materi pelajaran menjadi bentuk pembelajaran meliputi:

(30)

mungkin pula karena sering ditanyakan dalam soal-soal ulangan atau ujian, atau alasan-alasan lain.

2. Menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Pada proses ini guru mungkin akan menyajikan bahan pelajaran mulai dari yang konkrit kemudian ke yang abstrak, dari yang sederhana kemudian ke yang kompleks, mengikuti alur pada buku pelajaran, atau alur penyampaian disusun oleh guru dengan alasan-alasan tertentu.

3. Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang diajarkan. Penjelasan dapat disampaikan secara logis-struktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil pengamatan, menggunakan analogi-analogi, atau guru mempunyai cara lainnya yang memudahkan murid untuk memahami materi pelajaran.

4. Memilih metode pembelajaran, misalnya demonstrasi, eksperimen, metode ceramah, atau metode-metode lain yang dipilih oleh guru dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

(31)

pengetahuan isi materi pelajaran menjadi bentuk pembelajaran juga terdapat pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi yaitu pada waktu guru menyusun alur penyampaian bahan pelajaran. Guru memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang diajarkan dan ketika guru memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Ada beberapa tipe representasi menurut Thomas Janik,et al (2009) antara lain:

1. Eksperimen

Konsep fisika disampaikan secara eksperimental dan sangat memungkinkan timbul interaksi nyata.

2. Gambar

Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita representasikan dalam bentuk gambar. Gambar dapat membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat abstrak.

3. diagram

(32)

4. Grafik

Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu kemampuan membuat dan membaca grafik adalah keterampilan yang sangat diperlukan.

5. simbolik

Banyak digunakan sistem simbol misalnya simbol matematik,pernyataan matematik/notasi matematik yang mana lebih menuntut pemikiran abstrak siswa

6. verbal

Bertipe definisi dan memungkinkan siswa menangkap konsep-konsep yang abstrak.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan guru tentang representasi adalah pengetahuan yang dimiliki guru tentang bagaimana ia memilih dan akan menyampaikan konten fisika (konsep, masalah, definisi, dan lain-lain) kepada siswa dengan cara yang tepat dan sesuai dengan keadaan, kemampuan dan minat siswa yang diwujudkan dalam suatu proses pembelajaran sehingga konten tersebut dapat diterima oleh siswa.

(33)

1. memilih dan menyusun materi

2. alur penyampaian materi yang digunakan 3. penggunaan metode

4. Cara guru menjelaskan konsep/materi agar mudah dipahami siswa.

Secara umum jika pengetahuan guru tentang representasi ditampilkan kedalam tabel akan tampak seperti tabel 2.1 dibawah ini. Didalam Tabel 2.1 dirumuskan hal-hal yang menunjukkan pengetahuan guru tentang representasi. Tabel 2.1 juga digunakan sebagai kerangka untuk mengidentifikasi pengetahuan guru tentang representasi.

Tabel 2.1 Aspek Pengetahuan Representasi dan Indikator

NO Aspek Pengetahun

Guru

Indikator

1 Memilih dan menyusun materi

Guru memilih materi sesuai dengan kemampuan siswa

Guru menyusun materi dengan alasan tertentu

2 Alur penyampaian materi

Guru menyajikan bahan pelajaran mengikuti alur pada buku pelajaran yang digunakan

Guru menyajikan bahan pelajaran dari yang konkrit kemudian ke yang abstrak

(34)

sederhana kemudian ke yang kompleks 3 Penggunaan Metode Guru menggunakan metode ceramah

Guru menggunakan metode demonstrasi Guru menggunakan metode eksperimen Guru menggunakan metode lain

4 Penjelasan konsep yang dapat

membantu siswa

Guru menganalogikan konsep fisika sesuai dengan hal-hal yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari

Guru memberikan ilustrasi-ilustrasi dalam penjelasan

Guru memberikan contoh-contoh Guru menggunakan gambar

Penjelasan guru didominasi dengan cara verbal/definitif

Guru menggunakan grafik

(35)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penilitian ini merupakan penelitian kualitatif bentuk Nonparticipan Observation. Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang diteliti, peneliti hanya mengamati,mencatat dan merekam apa yang terjadi tanpa memmanipulasi kegiatan yang diamati.

B. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada guru fisika SMA di Yogyakarta

C. Obyek Penelitian

Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah PCK guru yang menunjukkan pengetahuan guru tentang representasi materi fisika.

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yaitu observasi kegiatan pembelajaran dan melalui wawancara dengan guru.

(36)

dimiliki guru. Wawancara dilakukan dalam dua sesi, yaitu wawancara sebelum proses pembelajaran dan wawancara setelah proses pembelajaran. Wawancara sebelum pembelajaran digunakan untuk memperoleh data-data profil guru dan mengungkap pengetahuan guru tentang representasi materi khususnya materi yang akan diajarkan. Wawancara setelah pembelajaran bersifat konfirmasi untuk mengungkap pengetahuan yang mendasari guru menggunakan bentuk-bentuk representasi selama proses pembelajaran yang telah dilakukan. Wawancara kedua juga digunakan untuk melengkapi data yang dirasa belum terungkap dari wawancara pertama.

E. Instrumen

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa instrumen, antara lain: 1. Rekaman proses pembelajaran

Proses pembelajaran akan direkam menggunakan alat perekam video. Alat perekam ini digunakan untuk membantu peneliti memperoleh data. Dengan menggunakan alat perekam, proses pembelajaran dapat terekam secara keseluruhan dan detail.

2. Fieldnotes

(37)

3. Pertanyaan wawancara

Pertanyaan wawancara ditujukan untuk subyek penelitian (guru fisika), Pertanyaan wawancara dalam penelitian ini merupakan pertanyaan bebas terpimpin.

Pertanyaan wawancara sesi satu (sebelum pembelajaran) disusun untuk memperoleh data-data profil guru dan mengungkap pengetahuan guru tentang representasi materi khususnya materi yang akan diajarkan

Pertanyaan wawancara sesi dua (setelah pembelajaran) dibuat untuk mengungkap pengetahuan guru yang mendasari guru untuk menggunakan bentuk-bentuk representasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu pertanyaan wawancara ini dibuat setelah peneliti melakukan observasi dan mengkategorikan data transkip rekaman pelaksanaan proses pembelajaran guru di kelas.

F. Metode Analisis Data

Proses analisis data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap transkrip data

Pada tahap ini data dari hasil rekaman video dan wawancara ditranskrip. Data rekaman video dan wawancara akan disajikan ulang dalam bentuk tulisan. Hasil rekaman diputar ulang, diamati dan dicermati untuk meminimalkan kesalahan transkrip.

2. Tahap pengkategorian data

(38)

gambar yang mendukung (jika ada). Tiap judul pengelompokan dibahas satu persatu dalam pembahasan sesuai dengan data yang diperoleh. Pemiilihan judul pengelompokkan diambil dari teori yang mendasarinya dan disesuaikan pula dengan data yang diperoleh.

3. Penarikan kesimpulan

(39)

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Yogyakarta. Salah satu dari tiga sekolah tersebut merupakan sekolah Negeri dan yang lain adalah sekolah swasta, ketiganya merupakan sekolah dengan kelas heterogen (putra-putri). Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA mata pelajaran fisika.

Dari masing-masing sekolah peneliti mengamati satu guru fisika sebagai partisipan penelitian. Guru yang menjadi partisipan dipilih atas rekomendasi dari pihak sekolah, kecuali untuk SMA A yang kebetulan hanya memiliki seorang guru fisika. Ketiga Guru memiliki pengalaman mengajar yang berbeda-beda.

(40)

Guru yang kedua adalah guru B dari SMA B. Guru B memiliki pengalaman yang dapat dibilang sangat lama. Beliau telah mengajar selama 35 tahun sejak tahun 1978 hingga sekarang (2013). Selama periode tahun 1978 hingga 1983 beliau mengajar dibeberapa sekolah swasta diantara SMA Santa Maria tahun 1978-1980; SMA Marsudi Luhur tahun 1979-1987; SMA Patria Bantul tahun 1978-1983. Guru B mengajar di SMA B sejak tahun 1985 hingga sekarang. Di SMA B guru B mengampu mata pelajaran fisika untuk kelas XI IPA dan XII IPA. Selama tiga tahun terakhir ini, pembelajaran fisika selalu dilakukan di dalam ruang Laboratorium. Guru B beralasan kalau pembelajaran dilakukan diruang laboratorium akan memudahkan jika dalam pembelajaran dibutuhkan alat-alat untuk mendukung. Selain alasan tersebut, belajar dilakukan dalam laboratorium karena dalam laboratorium siswa akan duduk secara berkelompok (menyesuaikan meja laboratorium yang memiliki kapasitas sampai dengan 4 siswa) dengan tujuan supaya siswa dapat berdiskusi, berkomunikasi dan saling bekerja sama. Namun pada saat pengamatan pertemuan yang kedua pembelajaran dilakukan didalam ruang kelas karena pada saat itu ruang laboratorium digunakan oleh siswa kelas X.

(41)

sebanyak 6 jam, SMAN 1 gombong sebanyak 6 jam, sementara untuk SMA C sebanyak 5 jam. Di SMA C beliau mengampu untuk kelas XI IPA VI dan penelitian ini dilakukan di kelas tersebut.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian di tiga sekolah tersebut dilaksanakan pada hari yang berbeda sesuai dengan jadwal mengajar dari guru yang bersangkutan. Sehingga peneliti hanya mengikuti jadwal mengajar guru. Untuk proses pengambilan data wawancara, peneliti juga mengikuti jadwal kosong masing-masing guru. Oleh karena itu, untuk guru C hanya dapat dilakukan wawancara sekali. Peneliti tidak melakukan wawancara sebelum kegiatan pembelajaran (Observasi) karena guru berhalangan pada saat jadwal wawancara yang telah dijadwalkan dan tidak memungkinkan lagi untuk menjadwal ulang sebelum observasi dilakukan. Untuk itu wawancara dilakukan satu kali setelah observasi dengan tetap menyertakan pertanyaan wawancara yang tertunda.

(42)

Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan merekam proses pembelajaran yang dilakukan guru.

Proses pengambilan data dimulai dengan wawancara pertama, wawancara pertama dengan tiap-tiap guru dilakukan sebelum guru mengajar. Data yang diperoleh berupa transkrip wawancara.

Proses pengambilan data selanjutnya melalui observasi (peneliti mengamati proses pembelajaran secara langsung) kegiatan pembelajaran yang direkam menggunakan video recorder. Data yang diperoleh adalah transkrip video dan fieldnotes. Pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran dalam materi yang masih berkesinambungan atau masih dalam satu topik bahasan yang sama

Data pengamatan kegiatan pembelajaran diperoleh dari dua pertemuan untuk masing-masing guru namun dengan jam pelajaran (JP) dan materi yang berbeda-beda dengan rincian sebagai berikut,

Tabel 4.1 rincian kegiatan pembelajaran guru Nama

Guru/kelas

Pertemuan I Pertemuan II JP Materi JP Materi

A/XI IPA 2

Latihan soal hukum Newton tentang gravitasi

2

Energi Potensial gravitasi

(43)

Setelah diperoleh data berupa transkrip video, proses pengambilan data berikutnya adalah wawancara kedua dengan masing-masing guru. Wawancara ini digunakan sebagai konfirmasi dan untuk melengkapi data yang dirasa kurang. Dari proses ini diperoleh data transkrip wawancara.

Rincian waktu pelaksanaan pengambilan data secara keseluruhan yang telah dilakukan peneliti dapat dilihat dalam tabel berikut,

Tabel 4.2 Pelaksanaan Pengambilan data

Nama Sekolah Pengambilan Data

Wawancara Observasi

SMA A 07 September dan 23

November 2013 10 dan 13 September 2013

SMA B

16 September dan

12 November 2013 17 dan 18 September 2013

SMA C 14 Desember 2013 26 September dan 31 Oktober 2013

C. Analisis Data dan Pembahasan

Pada subbab ini akan dipaparkan pembahasan mengenai pengetahuan guru tentang representasi oleh tiga orang guru fisika SMA di Yogyakarta. Dalam pembahasan ini peneliti sedapat mungkin tidak memberi penilaian terhadap masing-masing guru tetapi peneliti hanya mendeskripsikan pengetahuan masing-masing guru tentang representasi.

(44)

disampaikan dengan memperhatikan keadaan, kemampuan dan minat siswa sehingga apa yang disampaikan guru menjadi lebih mudah bagi siswa. Pada pembahasan ini diungkapkan pengetahuan guru tentang representasi baik yang diwujudkan guru dalam aktivitas pembelajaran ataupun yang tidak diwujudkan guru. Dalam pembelajaran, pengetahuan guru tentang representasi akan diwujudkan menjadi bentuk-bentuk representasi yang digunakan guru selama proses pembelajaran maka pembahasan ini mendeskripsikan aktivitas guru menggunakan bentuk-bentuk representasi dan pengetahuan yang mendorong atau mendasari guru untuk menggunakan bentuk representasi tersebut. yang digunakan digunakan guru selama proses pembelajaran dan hal-hal yang mendasari guru menggunakan bentuk-bentuk representasi tersebut.

(45)

1. Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi

Tabel 4.3 Profil Pengetahuan Guru A Tentang Representasi 1. Aspek memilih dan menyusun materi

Pengetahuan guru pada aspek memilih dan menyusun materi tidak terungkap. Dalam merancang materi yang akan disampaikan pada siswa, Guru A menyesuaikan dengan standar isi, kemampuan siswa dan daya dukung sekolah. Ada materi-materi yang guru A skip jika menurut guru hal itu tidak menjadi masalah jika di skip. Sedangkan untuk materi tertentu yang siswa tidak mengerti maka guru A akan menjelaskan sampai siswa mengerti. Untuk urutan materi guru mengikuti buku, namun jika menurut guru ada yang tidak pas maka guru akan mengubahnya. Seperti pernyataan guru berikut:

Saya merancang sendiri. Aku nyesuain sama siswa. jadi kalau dibukukan alokasi waktunya sudah tertentu. Padahal kan nggak. Karena siswanya kan nggak sama karakternya masing-masing. Kalau kan meteri ini bisa tak skip ya nggak masalah. Tapi ketika ini dia nggak bisa tak jelaskan sampai bisa. Tapi kalau alurnya kan saya menyebutnya ya sesuai dengan buku. Mana yang dulu, tapi untuk materi yang rasa urutanya tidak pas saya ganti. Misalnya di beberapa sekolah anak diajari GLBB sebelum vektor kan wagu. GLBB itu vektor kok vektor belum tahu. Jadi tergantung standar isi, siswanya juga dan lapangan (daya dukung sekolah) kalau dibuku penginnya suruh praktek. Di sekolah g ada alat praktek sama saja. Anak suruh cari di internet, sekolah tidak ada internet ya gimana.

(46)

memberi alokasi waktu yang lebih untuk materi yang menurut guru susah seperti yang diungkapkan guru berikut:

Jadi kalau untuk mengklasifikasikan materi ini susah apa nggak saya belum tahu. Soalnya mereka kan belum nyoba. Ketika saya sudah mengajarkan dalam proses pembelajaran anak-anak belajar baru tahu ...OOOh ini susah Pak dan susah bagi siswa kan berbeda-beda. Kalau saya menentukan ini diawal, materi ini kelihatannya susah saya kasih alokasi waktu yang cukup. Jadi cuma gitu aja. Perkiraanya dari saya, tapi nanti pelaksanaanya tergantung siswa. Yang susah bagi saya belum tentu susah bagi siswa. Jadi saya alokasikan dulu mana yang kira-kira susah dengan waktu yang kira-kira cukup di program mingguan dan program semester. Saya alokasikan waktu yang lebih banyak untuk porsi materi untuk kiranya yang lebih susah dan lebih banyak.

2. Aspek penggunaan metode

No. Indikator Aktivitas Guru Pengetahuan Guru 1 Guru (10 Sept. 2013 menit 00:48 – 16:47) konsep tetapi juga dapat digunakan untuk

(47)

Guru berkeyakinan bahwa topik yang diajarkan adalah sulit, siswa tidak mungkin mengamati langsung sehingga guru menggunakan simulasi. Hal ini karena guru memiliki pengetahuan bahwa simulasi komputer dapat menampilkan kondisi real yang tidak dapat diamati oleh siswa. Guru menampilkan simulasi diawal pelajaran karena guru ingin membuat siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran, guru menggunakan simulasi karena guru memiliki pengetahuan bahwa simulasi komputer dapat membantu menarik minat siswa. Guru tidak menggunakan simulasi untuk menjelaskan konsep karena guru memiliki pengetahuan pembelajaran bukan dengan melihat simulasi kemudian dijelaskan tetapi siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui simulasi. Pengetahuan guru terungkap dari pernyataan guru berikut:

(48)

2 Metode diskusi akan efektif jika diterapkan pada siswa dan tidak dapat berjalan jika diterapkan pada siswa yang pasif.

(49)

yang diungkapkan guru sebagai berikut:

Kalau di sini untuk diskusi anak-anak tidak mungkin. Jadi kalau misalnya kita mau ada diskusi presentasi anak-anaknya kurang senang untuk diajak diskusi. Soalnya, mereka kalau semester kemarin anak-anak diajak diskusi oleh guru lain itu blank semua. Nggak tahu apa-apa sama sekali. Bener, jadi diskusi memerlukan waktu yang lama. Semester ini saja cuma 16 belas minggu efektif.

Pengetahuan guru tentang metode diskusi terungkap dari pernyataan guru berikut:

Peneliti : Kalo metode diskusi itu kelemahannya apa pak ? Guru : Lama, buang waktu. Membuang-buang waktu. . .

Diskusi kalo semua orangnya aktif semua, ilmunya jadi lebih banyak walaupun belum tentu bener. Tapi ilmunya banyak. Tapi kalo siswanya pasif semua itu gak bakalan jalan. Jadi kalau ada yang bilang diskusi paling bagus ya gak berlaku semuanya. Cuma metode kan tergantung siswanya.

3 Metode proyek

Guru menerapkan metode proyek dengan alokasi waktu satu semester

Guru memiliki

(50)

Menurut guru A, siswa akan mudah belajar fisika jika siswa menyukai fisika. Menerapkan model pembelajaran proyek merupakan usaha guru untuk membuat siswa senang pada fisika. Guru A memiliki pengetahuan bahwa metode proyek dapat membuat siswa tertarik pada fisika dan dapat melatih siswa untuk bertanggungjawab. Guru

menggunakan model proyek dengan alokasi waktu selama satu semester penuh. Siswa akan membuat alat dan kemudian diakhir semester harus dipresentasikan kepada guru dan siswa lain.

Pengetahuan guru tentang metode proyek terungkap dari pernyataan guru berikut:

Kalo saya metode proyek. Kalau proyek tu akhir semester jadi mereka tak suruh bikin alat terus maju presentasi, kemudian diterangi. selain anak sendiri seneng bisa bikin

sesuatu itu untuk biar anak latihan tanggung jawab. Mereka akan presentasi Jadi ditanyain satu-satu gitu.Yang nanyain gurune. Jadi bukan presentasi cuma nglatih kerja yaaaa. Semua orang harus mengkritisi. Ada yang nangis, ada kejadian beberapa yang nangis gak papa yang penting mental udah diuji. Itu yang beneran. Itu yang pertama. Tapi itu cuma di akhir sesi.

(51)

2. Profil Pengetahuan Guru B Tentang Representasi Tabel 4.4 Profil Pengetahuan Guru B Tentang Representasi

1. Aspek Memilih dan menyusun materi

No. Indikator Aktivitas Guru Pengetahuan Guru 1 Guru

(52)

bagian-bagian materi yang biasanya siswa kesulitan. Hal ini menunjukkan jika guru B mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya melalui proses reflektif dari pengalaman guru.

2 Alur lebih sulit adalah alur pembelajaran yang sulit agak sulit dan seterusnya.

Pada saat pengamatan dilakukan (2 pertemuan) guru mengajarkan materi Usaha dan Energi. Dari pertemuan pertama dan kedua guru menyampaikan materi dengan urutan/alur seperti berikut, Guru menjelaskan konsep usaha. Guru menjelaskan bahwa untuk menghasilkan usaha harus ada gaya dan gaya tersebut harus

(53)

persamaan Usaha jika gaya dan perpindahan membentuk sudut tertentu (W = F cos θ). Kemudian guru menjelaskan usaha positif dan negatif.

Guru menyampaikan pengertian energi dengan cara bertanya jawab menggali pengetahuan siswa tentang yang dimaksud energi. Setelah itu guru bertanya mengenai Hukum Kekekalan Energi. Guru menjelaskan pengertian energi kinetik dan persamaan energi kinetik lewat tanya jawab dengan siswa.

Guru menjelaskan energi potensial dan persamaannya dengan tanya jawab dan analogi. Setelah menjelaskan energi kinetik dan energi potensial guru masuk pada persamaan energi mekanik kemudian

Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Kemudian guru menjelaskan usaha yang dilakukan berat benda (w) hingga memperoleh persamaan W= - mg h. Guru menyampaikan persamaan Usaha sama dengan perubahan energi kinetik.

2. Aspek penggunaan metode

(54)

mengaktifkan

konsentrasi anak yang kadang-kadang anak lemah, dan menggugah partisipasi anak dan memungkinakan terjadi diskusi.

Dari dua pertemuan, guru selalu menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Selama guru menjelaskan dengan ceramah, guru selalu memberi pertanyaan-pertanyaan kepada siswa sehingga siswa juga terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Guru meyakini bahwa untuk materi yang diajarkan tetap bisa (cukup) bila disampaikan dengan ceramah informatif. Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa merupakan strategi yang diterapkan guru. Guru memiliki pengetahuan bahwa dengan memberi pertanyaan kepada siswa saat menjelaskan dapat menggali kemampuan anak, mengaktifkan konsentrasi anak yang kadang-kadang anak lemah, dan menggugah partisipasi anak dan memungkinakan terjadi diskusi jika ada anak yang kritis terhadap jawaban temannya.

Pengetahuan-pengetahuan guru tersebut terungkap dari pernyataan guru berikut:

(55)

3. Aspek penjelasan konsep yang dapat membantu siswa

No. Indikator Aktivitas Guru Pengetahuan Guru 1 Guru

menjelaskan konsep penunjang

Guru menjelaskan operasi vektor (cross product dan dot product) sebelum menjelaskan persamaan usaha. (17 Sept. 2013 menit 10:01 – 14:29) (17 sept. 2013 menit 2:59 - 6:13).

Guru memiliki pengetahuan bahwa ilustrasi adalah hal yang sulit dilakukan itu paling sulit itu dan itu justru yang paling membantu (17 Sept. 2013 menit 12:29-13:18).

(56)

konsep yang dijelaskan guru dengan ceramah (17 sept.2013 menit benda bergerak ke arah xy (17 sept.2013 21:23- 22:36)

Guru memberi ilustrasi untuk menjelaskan usaha sama dengan perubahan energi kinetik (18 sept 2013 menit 10:34-11:51).

Guru memiliki pengetahuan bahwa ilustrasi merupakan hal yang sulit dilakukan tetapi justru sangat membantu siswa. Pengetahuan dan keyakinan tersebut diwujudkan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru beberapa kali menggunakan ilustrasi, Guru menggunakan ilustrasi untuk menjelaskan konsep penting dan konsep yang siswa sering mengalami miskonsepsi. Guru mengilustrasikan konsep yang akan disampaikan dengan benda nyata (pulpen,penghapus dan spidol) dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

(57)

Guru menggunakan efektif bagi siswa.

Guru memiliki

Guru memiliki pengetahuan bahwa analogi dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu siswa agar lebih mudah untuk mengingat. Pengetahuan guru tersebut terungkap dari pernyataan guru berikut;

Wong itu diperoleh analogi dalam kehidupan kok ? Ya paling mudah belajar mengajar fisika manakala anda mempunyai referensi yang banyak yang hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. itu mudah untuk mengingatkan . efektif sekali, itu penting sekali karena apa? anak itu ya jangan diberi beban yang dia itu dengan kata lain terlalu, terlalu ilmiah gitulah. tapi juga diaplikasikan atau dianalogikan dalam kehidupan sehari-hari maka dia tidak akan mudah lupa. tidak akan mudah lupa.

(58)

energi potensial dengan tingkatan jabatan di Indonesia.

Guru memiliki pengetahuan bahwa contoh-contoh real dapat membantu siswa lebih untuk memahami materi. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru beberapa kali menggunakan contoh real untuk menjelaskan konsep. Guru menggunakan tiga contoh berbeda saat menjelaskan pengertian energi potensial, dan guru juga menggunakan contoh real untuk menjelaskan perubahan energi kinetik.

he'eem.. iya kan anak-anak muda kan suka sama, cah lanang bal-balan, lalu kemudian bulu tangkis, nah itu tadi dipilih yang paling dekat. dan yang seharian mereka alami. mereka alami. kalau misalnya saya berikan pake contoh nyirami itu kesana, itu juga kan anak hampir setiap hari melihat toh? melihat bahkan mungkin pernah mengalami juga. Jadi mereka jadi mudah paham karena udah tau.

(59)

mudah diterima, karena menurut guru belajar sambil melihat proses pasti akan lebih mudah. Pengetahuan guru tentang metode demonstrasi tidak terlihat dalam penelitian. Dalam aktivitas pembelajaran, guru menjelaskan konsep usaha positif dan negatif dengan melakukan demonstrasi sederhana. Demonstrasi dilakukan guru karena siswa belum paham tentang usaha positif dan usaha negatif. Guru memiliki keyakinan bahwa mengajar dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan siswa maka materi yang disampaikan guru akan lebih mudah diterima, karena menurut guru belajar sambil melihat proses pasti akan lebih mudah. Pengetahuan guru inilah yang mendasari guru menggunakan demonstrasi sederhana menggunakan penghapus untuk menjelaskan konsep sebagai usaha untuk membantu siswa memahami konsep. Pengetahuan guru tersebut terungkap dari pernyataan guru dalam wawancara seperti berikut;

(60)

3. Profil Pengetahuan Guru C Tentang Representasi

Tabel 4.5 Profil Pengetahuan Guru C Tentang Representasi 1. Aspek memilih dan menyusun materi

No. Indikator Aktivitas Guru Pengetahuan Guru 1 Guru memilih Guru memilih menjelaskan pengertian getaran sebagai proyeksi gerak melingkar beraturan. Dengan menghubungkannya dengan konsep gerak melingkar, menurut guru siswa dapat mengamati kejadiannya terutama untuk menjelaskan tentang persamaan-persamaan yang berlaku pada getaran. Guru menyampaikan persamaan getaran dengan menganalisis arah-arah vektor besaran pada gerak melingkar beraturan. Menurut guru cara ini akan lebih diterima siswa karena siswa dapat mengamati arah-arah vektor besarannya berdasarkan gambar dan simulasi. Selain itu, menurut guru akan susah jika disampaikan dengan cara penurunan karena menurut guru siswa belum memiliki dasar tentang turunan sinus dan cenderung akan ada pemaksaan bagi siswa jika diterapkan.

Berikut adalah pernyataan-pernyataan guru yang menunjukkan pengetahuan tersebut:

Guru: Kalau turunan juga lebih mudah sebenarnya tapi anak-anak belum punya dasar itu ada turunan dari sinus adalah min cos.

(61)

yang lebih bagus.tapi kalau menurut saya untuk turunan yang sinus cosinus itu memang susah.

2. Aspek Penggunaan Metode

NO. Indikator Aktivitas Pengetahuan Guru 1 Metode Guru memiliki pengetahuan bahwa metode praktikum dapat memberi gambaran keadaan yang sesungguhnya pada siswa dan membantu siswa dalam pembelajaran. Hal ini karena menurut guru dengan praktikum siswa melihat kejadiannya secara langsung. Untuk materi elastisitas, menurut guru jika di ajarkan dengan metode praktikum siswa akan langsung dapat mengamati bagaimana konstanta elastisitas untuk berbagai pegas dan rangkaian pegas. Namun demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak menerapkan metode praktikum karena ketersediaan alat dan waktu seperti yang diungkapkan guru berikut.

itu memang kalo kita mau praktikum istilahnya batal karena alatnya saya mau pinjam disana jangan-jangan sampai disini bisa pas apa gak waktunya gitu. ternyata gak pas untuk memberi itu. dengan adanya ulangan itu juga membatasi.

(62)

guru tentang metode praktik:

Sebenarnya kita inginkan satu ya kalau praktikum kita itu sudah dapat mencari konstantanya masing-masing sehingga nanti kalo kita membuat tambahan pengetahuan tentang rangkaian seri, paralel walaupun kita harus memberikan petunjuk persamaannya, tapi seolah-olah kan anak-anak punya gambaran ada yang pegas lentur, ada yang agak keras, lha itu kan kalo dirangkai seperti apa. kalo misalkan dirangkai seri atau paralel, paralel harusnya ini lentur ini kaku ini agak kaku, diberi beban gimana? mungkin melenceng gini gitu ya. ibaratnya anak punya gagasan begitu mestinya. kalau kita memang mempraktekkan. tapi kalau gak gambaran kita kan semua manipulasi. gak ada misalkan pegas lentur, agak keras sangat keras dirangkai paralel ditarik itu nanti apa memanjangnya bersama eeh itu paling nggak yang satunya tetap yang kendor itu akan mudah ditarik. gak gak gak harus menempati itu. kalo diberi beban kalo gak tengah-tengah persis itu nanti gak narik bersama-sama. misalkan diberi beban sebelah sini akan melenceng. sebenarnya kalo anak-anak sudah praktikum itu tau yang mana yang agak konstantanya gede, konstantanya agak kecil yang lentur itu yang nanti kalo rangkai lebih mudah punya angan-angan masalah itu rangkaian. kalo masalah matematis saya rasa rata-rata sih bisa. rata-rata bisa. tapi menggambarkan keadaan yang seharusnya itu masih susah padahal fisika harusnya punya gambaran itu.

(63)

26:50 – 28:14). Guru menunjukkan simpangan maksimum dan simpangan sama dengan nol. (31 Okt. 2013 menit 28:14- 18:56)

Guru menunjukkan arah vektor kecepatan jika benda/titik bergerak melingkar beraturan dengan simulasi. (31 Okt.2013 menit 29:16- 29:38)

Guru memiliki pengetahuan bahwa simulasi dapat menampilkan hal-hal yang abstrak sehingga memudahkan siswa karena siswa dapat mengamati hal-hal tersebut. Guru C menggunakan simulasi agar siswa dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan guru misalkan seperti apa yang dimaksud getaran sebagai proyeksi gerak melingkar, simpangan getar, arah-rah vektor, dll.

Berikut adalah pernyataan guru yang mengungkap pengetahuan guru:

Guru : Satu untuk tadi ya dicari bayangannya ya atau proyeksi gerak melingkar beraturan dapat dicari bayangannya sebagai satu simpangan yang kedua nanti kecepatan linearnya ya kemudian ada percepatan pada gerak melingkar beraturan sekaligus nanti di dalam getaran juga muncul semacam itu. Satu simpangannya, yang kedua adalah percepatan getaran atau nanti yang omega. (a cos omega t) itu nanti juga aaa. aplikasi ya gerak melingkar beraturan. Iya itu munculnya di situ.

P : Jadi untuk memudahkan siswa?

(64)

menghubungkan antara gerak melingkar beraturan dengan getaran. Nanti percepatan juga ada, percepatan sentripental sedangkan di situ nanti percepatan pada getaran. Itu juga eeeeeee...proyeksi dari percepatan. Itu nanti muncul jadi satu kesatuanlah istilahnya, hanya dilihat sebagai proyeksinya satunya sebagai yang utuh. Tanda arah itu juga berpengaruh karena misalkan pada percepatan itu ternyata pusat lingkaran ini bayangannya selalu aaaa...ada kebalikan kalau kan pas gerakannya ke atas itu malah ke bawah ada tanda negatif sehingga pada percepatan getaran itu min (-) omega kuadrat y. Itu satu masalah arah dan tanda negatif positif.

3. Aspek Penjelasan konsep yang dapat membantu siswa

(65)

siswa kalau yang seri itu kan semakin panjang lha nek yang paralel itu tetep atau gimana? (26

Sept.2013 menit 34:00).

Guru memberikan contoh gerakan selaras dalam kehidupan sehari-hari sebelum menjelaskan getaran selaras. (31 Oktober 2013 menit 07:51). Guru memberi contoh aplikasi gerak

harmonik (31 Oktober 2013 10:44).

Pengetahuan guru tentang contoh-contoh real tidak terlihat dalam penelitian ini. Namun ada pengetahuan guru yang mendorong guru untuk memberi banyak contoh-contoh real pada saat mengajar. Guru memiliki pengetahuan bahwa fisika seharusnya tidak terlalu matematis, menurut guru baik jika dalam belajar fisika siswa diberi aplikasi dari konsep tersebut. Memberikan contoh real merupakan cara guru untuk memberi aplikasi-aplikasi dari fisika yang diajarkan. Dalam pembelajaran guru menggunakan memberi contoh setelah menjelaskan, dan guru juga menggunakan contoh untuk menjawab pertanyaan siswa. pengetahuan guru tersebut terungkap dari pernyataan guru dalam wawancara berikut;

(66)

apa?..lalu di internet yang nyambung,.misalkan di internet cari,..hubunganya apa informasi yang umum..aplikasi pengetahuanlah yang jelas,.karena secara realnya kita jumpai fisika seolah-olah jadi banyak matematiknya,.banyak

ngitungnya,,.padahal harusnya kejadian dulu baru di aplikasi apa ya,.untuk ngitung kejadiannya gini-gini gini hubungannya dengan fisika,..fisika sebenarnya kejadianya dulu,..

Peneliti: jadi oleh sebab itu bapak sering memberi contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari gitu ya pak?

Guru: yaa..harusnya memang contohnya dulu.itu baru nanti ini masuk kategori pembelajaran fisika gak. . .

2 Guru Sept. 2013 menit 08:10 – 12:49).

(67)

(31 Oktober 2013 menit 55:04 – 60:35)

Guru memiliki pengetahuan bahwa gambar dapat memudahkan siswa karena siswa dapat mengamati. Dalam pembelajaran guru beberapa kali menggunakan gambar. Guru menggambarkan hukum Hooke dengan pegas sebelum menjelaskan hukum Hooke kepada siswa. Guru juga menggunakan gambar untuk menurunkan persamaan-persamaan getaran. Guru menampilkan arah vektor posisi, kecepatan dan percepatan pada gerak melingkar beraturan dengan gambar kemudian berdasarkan gambar guru menurunkan persamaan untuk masing-masing besaran tersebut.

(68)

demonstrasi, contoh-conh real dan menjelaskan konsep penunjang. Sedangkan untuk guru C, Aspek yang terungkap adalah aspek memilh dan menyusun materi, aspek penggunaan metode, dan aspek penjelasan konsep yang dapat membantu siswa. Secara keseluruhan, profil pengetahuan guru tentang representasi materi yang terungkap dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.6 Profil Pengetahuan Guru Tentang Representasi materi fisika NO Aspek

(69)
(70)
(71)

57

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru di kelas dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh guru. Namun demikian tidak semua pengetahuan berpengaruh langsung terhadap aktivitas guru, hal ini karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Seperti yang terjadi pada guru C, guru C memiliki pengetahuan tentang metode praktikum dan siswa akan menjadi mudah jika disampaikan dengan praktikum. Namun karena faktor ketersediaan alat dan pertimbangan alokasi waktu yang terbatas maka guru tidak menerapkan metode praktikum.

Selain itu, penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa dari tiga orang guru Fisika tersebut mempunyai pengetahuan tentang representasi materi meskipun tidak semua aspeknya bisa terungkap. Profil pengetahuan tentang representasi materi fisika dari ketiga guru tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek pengetahuannya, seperti yang diuraikanberikut ini:

1. Aspek memilih dan menyusun materi

(72)

Pengetahuan guru A dan C terkait alur penyampaian tidak terungkap, sedangkan guru B terungkap. Guru B terungkap memiliki pengetahuan bahwa menyampaikan materi dengan alur mudah ke sulit merupakan alur pembelajaran yang bagus.

3. Aspek penggunaan metode

Pengetahuan ketiga guru terkait metode pembelajaran terungkap. Dari aspek ini, terungkap pengetahuan ketiga guru juga bervariasi. Guru A terungkap memiliki pengetahuan tentang metode simulasi komputer, metode diskusi, dan metode proyek. Dari guru B terungkap pengetahuan guru tentang metode ceramah dengan tanya jawab. Sedangkan dari guru C terungkap pengetahuan guru tentang metode simulasi komputer dan metode praktikum.

4. Penjelasan konsep yang dapat membantu siswa

Pengetahuan guru A terkait aspek ini tidak terungkap, sedangkan guru B dan guru C terungkap dan terlihat dalam proses pembelajaran. Dalam menjelaskan konsep agar dapat membantu siswa guru B menggunakan ilustrasi, analogi, contoh-contoh real, demonstrasi, dan menjelaskan konsep penunjang. Sedangkan cara guru C adalah dengan contoh-contoh real dan gambar.

Dari penelitian juga diperoleh bahwa guru dengan pengalaman mengajar yang lebih lama (guru B), aspek pengetahuan yang terungkap lebih banyak dan bervariasi.

(73)

B. Saran

1. Bagi guru

a. Penting bagi seorang guru untuk mempersiapkan pembelajaran dengan baik

b. Penting bagi seorang guru untuk mengelola pengetahuan yang dimiliki agar dapat semakin berkembang. Dapat dilakukan dengan belajar melalui pengalaman selama mengajar dan membuat dokumentasi atau catatan-catatan pribadi agar pengalaman mengajar dapat terdokumentasi dan dijadikan sumber belajar.

2. Bagi penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin meneliti topik serupa, akan baik jika memilih guru dengan pengalaman mengajar yang berbeda tetapi dengan topik materi yang sama. Dengan demikian, akan diperoleh bagaimana topik materi yang sama dapat disampaikan dengan cara yang mungkin akan berbeda-beda oleh masing-masing guru sehingga dapat memperkaya pengetahuan pembaca dari hasil penelitian tersebut.

(74)

60

Baker, M & Chick, H. 2006. Pedagogical Content Knowledge for Teaching Primary Mathematics: A Case Study of Two Teachers. University of Melbourne.

Budi, Kartika.2005. Pelaksanaan Kuliah Listrik Magnet dengan Pendekatan Pedagogical Content Knowledge dan Efektivitasnya, dalam Widya Dharma. Vol.15. No.2, April. Hal 101-104.

Driel van, Nico Verloop, Wobbe de Vos. 1998. Developing Science Teacher’s Pedagogical Content Knowledge. Dalam Journal of Research in Science Teaching, Vol.35. No 6.

Janik Tomas, Petr Najvar, Jan Slavik, Josef Trna.2009. On The Dynamic Nature Of Physics Teacher’s Pedagogical Content Knowledge. Dalam Orbis Scholae. Vol.3. No.2.pp 47-62.

Krisnandari Nita, Representasi materi pembelajaran oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta. Skripsi Nita krisnandari. 2010.

Magnusson Shirley, Joseph Krajcik & Hilda Borko. 1999. Nature, sources, and development of Pedagogical content knowledge for science Teaching. Dalam J. Gess-Newsome and N. G. Lederman (Eds.) PCK and Science Education,pp.95-132. Kluwer Academic Publishers. Printed in the Netherlands.

(75)

Shulman Lee, S. 1986. Those Who Understand: Knowledge Growth in Teaching. Dalam Educational Researcher, Vol 15. No 2, Februari. Hal 9-10.

Shulman Lee, S. 1987. Knowledge and Teaching: Foundation of The New Reform. Dalam Harvard Educational Review, Vol 57. No 1, Februari 1987.

Suparno Paul.2007. Metodologi Pembelajaran Fisika:Konstruktivistik dan Menyenangkan . Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

66

Transkrip Wawancara I guru A tanggal 7 September 2013

Peneliti : Berapa lama bapak mengajar di SMA Budya Wacana ?

Guru : Kurang lebih 6 bulan.

Peneliti : Sebelum mengajar di SMA ini bapak mengajar di mana saja?

Guru : Di Instansi resmi tidak ada formal tidak ada. Kalau dibimbel atau

privat itu sejak 5 tahun yang lalu.

Peneliti : Dalam satu minggu, kalau di sini bapak mengajar berapa jam ?

Guru : 15 jam. Kelas 1 ada 3 kelas setiap kelas 2 jam total 6 jam

Kelas 2, ada 1 kelas 4 jam, Kelas 3, ada 1 kelas 5 jam

Peneliti : Terkait tentang persiapan mengajar untuk hari Selasa besuk Pak.

Kami ingin tanya, dari mana saja bapak mendapatkan materi Hukum Newton tentang Gravitasi.

Guru : Banyak, dari buku text Australia Physics Grade 10-12. Dari

Indonesia, buku BSE karya Pak Bambang Sumarno, Fisika Dasar karyanya Giancolli. Sumber lain, internet jelas.

Peneliti : Bagi bapak yang lebih membantu dari baca buku atau pengalaman ?

Guru : Dua-duanya tetapi perkuliahan sangat membantu. Banyak dosen

yang mengajarnya bagus memberi inspirasi. Banyak dosen yang membuat alat peraga bisa ditiru.

Peneliti : Misalnya bapak mau memulai bab baru, bagaimana persiapan bapak

? Apa ada persiapan yang khusus ?

Guru : Tidak ada, soalnya sudah disiapkan di awal semester materi itu. Tapi

kalau yang tak persiapkan cuma informasi buat anak-anak pada bab itu anak-anak harus tahu apa. Jadi tujuan belajarnya bab itu apa, tujuannya apa jadi harus jelas. Kira-kira untuk di materi itu bisa ada percobaan nggak, soalnya nggak semua materi fisika bisa dipercobakan.

Peneliti : Untuk materi Hukum Newton tentang Gravitasi rencanannya mau

(81)

67

Guru : Kalau gravitasi newton yang ditekani teori. Jadi secara teoritis. Soalnya kan

kemarin udah praktikum. Jadi yang ini teori dan tidak mungkin diskusi

karena walaupun kurikulum itu menginginkan siswa belajar aktif CBSA.

Subjeknya saja di siswa, tapi kalau di beberapa sekolah dengan kemampuan

anak yang berbeda-beda. Kalau di sini untuk diskusi anak-anak tidak

mungkin. Jadi kalau misalnya kita mau ada diskusi presentasi anak-anaknya

kurang senang untuk diajak diskusi. Soalnya, mereka kalau semester

kemarin anak-anak diajak diskusi oleh guru lain itu blank semua. Nggak

tahu apa-apa sama sekali. Bener, jadi diskusi memerlukan waktu yang lama.

Semester ini saja cuma 16 belas minggu efektif.

Peneliti : Menurut bapak, materi ini bagian yang sulit bagi siswa yang mana ?

Guru : Kalau materi Hukum Gravitasi Newton harusnya tidak ada yang susah

tingkatnya standar semua. Mungkin setelah ini yang aplikasi hukum newton

agak susah. Tapi kalau hukum Newton tentang gravitasi harusnya masih

bisa. Jadi levelnya bagi mereka susah doang nggak pake banget. Mungkin

untuk beberapa anak yang kemampuanya bagus ini materi gampang.

Peneliti : Bagaimana cara bapak untuk mengetahui apa yang ada dipikiran siswa ?

Guru : Iseng nanya. Misalnya saya pengin tahu, anak tentang gravitasi mikirnya apa

sih ? Ya tak tanyain gravitasi itu apa ? Misalnya grvitasi hubungannyaa

dengan berat. Tak tanyain aja kamu pingin nurunin berat badan nggak?

Mau pak caranya gimana? Kamu naik gunung aja berat badanmu pasti

turun. Lha kok bisa pak ? Lha ternyata mereka selama ini miskonsepsi

antara berat dan massa. Berat badan diturunin gampang. Naik aja gravitasi

berkurang berat badan pasti berkurang. Ke Bulan berat berkurang tapi massa

kan enggak. Ya jadi saya nggalinya seperti itu. Jadi apa yang ada dipikirian

mereka saya tanyakan dengan pertanyaan- pertanyaan yang dibilang agak

nyeleneh, jadi biar mereka keluar apa yang ada didalam pikirannya. Untuk

kasus berat badan mereka selama ini berat itu satuane Kg itu kan salah.

Peneliti : Sering terjadi itu, Pak ?

Guru : Sering terjadi itu. Jadi tidak tahu bedanya, taunya berat itu ya massa, padahal

salah.

Peneliti : Dalam mengajarkan materi ini, menurut bapak apa yang penting dalam

materi ini ?

Gambar

Tabel Judul Tabel
grafik adalah
Tabel 2.1  Aspek Pengetahuan  Representasi dan Indikator
gambar yang mendukung (jika ada). Tiap judul pengelompokan dibahas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ini  adalah  dasar  dari  pengertian  tiga  macam  kedatangan  Kristus  yang  dipahami  Gereja  Katolik.  Pemahaman  ini  menjiwai  persiapan  rohani  umat;  dan 

Adapun langkah-langkah peng- gunaan model Project Based Learning (PjBL) dengan media benda konkret yaitu: (1) guru menyajikan benda konkret untuk menentukan

Hal tersebut sejalan dengan hal yang diperoleh dalam penelitian ini di mana rasio keuangan memiliki ketepatan prediksi yang tinggi (dengan nilai 94,3%) terhadap peringkat obligasi

Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan turun sebesar 0,90 persen,

Peserta yang proposalnya dinyatakan “lolos” akan mengikuti lomba ke tahap berikutnya, yaitu pembuatan, pengujian kuda – kuda, dan presentasi mengenai rancangan kuda – kuda pada

Berdasarkan dari hasil angket dan wawancara dengan 15 pelaku dari tabel 3.6 di atas maka dapat dilihat bahwa, 5 orang atau 35 % yang memberikan jawaban bahwa

Ketika bunga bank dipersepsikan negatif karena dimaknai sama dengan Riba, maka value atau nilai produk Bank Konvensional menjadi berkurang nilainya bagi informan yang

Pada menu ini Konselor diminta untuk menginput tanggal awal dan tanggal akhir history antrean yang ingin ditampilkan, Sistem akan menampilkan nomor antrean mahasiswa, NIM