• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Profil pengobatan yang diberikan pada pasien hipertensi dengan

komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih

Hipertensi dengan komplikasi stroke merupakan penyakit yang menjadi

penghuni terbanyak di bangsal-bangsal pada hampir semua pusat pelayanan rawat

inap penderita saraf. Oleh karena itu perlu diperhatikan pola pengobatan untuk

mencapai tujuan pengobatan yaitu menurunkan angka kematian dan kecacatan

jangka panjang. Pola pengobatan adalah terapi farmakologis yang digunakan

dalam pengobatan pasien hipertensi dengan komplikasi stroke. Gambaran secara

umum distribusi penggunaan obat-obatan pada pasien hipertensi dengan

komplikasi stroke menurut kelas terapinya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Kelas Terapi Obat yang Digunakan pada

Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

Pada gambar di atas, terlihat obat yang paling banyak digunakan pada

pasien hipertensi komplikasi stroke adalah obat kardiovaskuler, obat yang

mempengaruhi gizi dan darah, serta obat yang bekerja pada sistem saraf pusat.

Hipertensi komplikasi stroke merupakan kelainan yang terjadi pada pembuluh

darah dan mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga ketiga obat tersebut

memiliki peran penting dalam penanganan hipertensi stroke.

Berikut akan dibahas satu-persatu obat-obatan yang digunakan pasien

hipertensi komplikasi stroke berdasarkan kelas terapinya.

1. Obat yang digunakan untuk penyakit pada sistem kardiovaskuler

Tabel IV. Persentase Obat Kardiovaskuler yang Digunakan pada Pasien

Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh

Kasus Persen-tase (%) Amiodaron Cordarone 1 2,63 1 Antiaritmia Propafenon Rytmonorm 1 2,63 Kaptopril Generik 1 2,63 Imidapril Tanapress 7 18,42 Lisinopril Interpril 3 7,89 Penghambat ACE

Ramipril Hyperil, Triatec 1 2,63

Kandesartan Blopress 13 34,21 Irbesartan Aprovel 1 2,63 Losartan Angioten 3 7,89 Antagonis Reseptor Angiotensin II Valsartan Exforge, Valsartan-NI 2 5,26 2 Antihipertensi Antihipertensi yang

Bekerja Sentral Klonidin Generik, Catapres 12 31,58

Amlodipin Divask, Exforge,

Norvask 9 23,68

Diltiazem Generik,

Herbesser 5 13,16

Nifedipin Adalat, Generik 15 39,47

Antagonis Kalsium

Nimodipin Nimotop 12 31,58

3 Antiangina

Penyekat Beta Bisoprolol

Fumarat Concor 1 2,63

Golongan Tiazid Hidroklortiazid HCT 2 5,26

Diuretik Kuat Furosemid Generik, Lasix 3 7,89

4 Diuretik

Diuretik Osmotik Manitol Generik 1 2,63

Aspirin

Aspilets, Cardioaspirin, Farmasal

3 7,89

Silostazol Citaz, Ilos,

Pletaal 21 55,26 Antiplatelet Klopidogrel CPG, Vaclo 2 5,26 5 Obat yang Mempengaruhi Sistem Koagulasi Darah Hemostatik Asam Traneksamat Kalnex 13 34,21 Atorvastatin Lipitor 2 5,26 Fluvastatin Lescol 1 2,63 Rosuvastatin Crestor 1 2,63 Statin Simvastatin Generik 7 18,42 6 Hipolipidemik

Fibrat Gemfibrozil Lipira 1 2,63

Sitikolin Brainact, Neulin,

Nicholin 27 71,05 Co-dergocrine mesilat Ergotika, Hydergin 7 18,42 Flunarizin Unalium 2 5,26

Ginkgo Biloba Tanakan 8 21,05

Nicergolin Sermion, Serolin 6 15,79

7 Obat Gangguan Sirkulasi Darah Vasodilator Pentoksifilin Trental 3 7,89

Penggunaan obat kardiovaskuler pada pasien hipertensi komplikasi stroke

(Tabel IV), sangat penting karena penyakit ini termasuk dalam golongan penyakit

kardiovaskuler. Obat kardiovaskuler yang paling penting untuk diberikan pada

pasien hipertensi komplikasi stroke adalah golongan obat yang mempengaruhi

sistem koagulasi darah yaitu antiplatelet. Antiplatelet merupakan obat yang dapat

mengurangi agregasi platelet dan menghambat pembentukan trombus di sirkulasi

arteri dimana trombus ini memainkan peran penting dalam patogenesis stroke

iskemia. Antiplatelet yang banyak digunakan adalah silostazol yang bekerja

dengan cara menghambat aktivitas siklik AMP fosfodiesterase III (cAMP PDE

III) dan menekan degradasi cAMP yang menyebabkan peningkatan cAMP di

platelet dan pembuluh-pembuluh darah sehingga akhirnya menimbulkan

vasodilatasi dan penghambatan agregasi platelet. Selain antiplatelet digunakan

juga vasodilator untuk memperbaiki aliran darah. Vasodilator bekerja langsung

pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos. Pada pasien dengan stroke

hemoragi, digunakan obat hemostatik untuk menghentikan perdarahan kapiler

yang luas.

Obat kardiovaskuler lain yang juga penting untuk digunakan pada pasien

ini adalah golongan antihipertensi yang berfungsi untuk memantau tekanan darah

pasien setiap harinya. Pada pasien stroke yang telah memiliki riwayat hipertensi

sebelumnya, target tekanan darah sistolik adalah 180 mmHg dan diastolik

100-105 mmHg, sedangkan yang sebelumnya tidak memiliki riwayat hipertensi target

tekanan darah sistoliknya adalah 160-180 mmHg dan diastolik 90-100 mmHg

(Hacke, 2003).

Golongan obat antihipertensi yang digunakan antara lain penghambat ACE

yang bekerja dengan menghambat pembentukan zat angiotensin II (suatu senyawa

kimia yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah), antagonis reseptor

angiotensin II yang bekerja dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II

pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung, dan

antihipertensi yang bekerja sentral yaitu dengan menghambat aktivitas saraf

simpatis sehingga mencegah naiknya tekanan darah.

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh

(melalui urin), sehingga volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya

pompa jantung menjadi lebih ringan. Golongan antagonis kalsium dan penyekat

beta bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung. Obat golongan antiaritmia

diberikan pada pasien yang mengalami gangguan irama jantung. Pada pasien yang

mengalami dislipidemia, diberikan obat golongan hipolipidemik. Obat-obat dari

golongan ini dapat menurunkan kadar kolesterol dan/ atau trigliserida yang tinggi

dalam darah.

2. Obat yang mempengaruhi gizi dan darah

Tabel V. Persentase Obat Gizi dan Darah yang Digunakan pada Pasien

Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh

Kasus

Persen- tase (%)

NaCl Infusan NaCl 0,9% 6 15,79

Glukosa monohidrat Infusan D5% 1 2,63

Na, K, Cl, Ca, asetat Asering 26 68,42

Pemberian Intravena

Na, Cl, K, Ca, laktat Infusan-RL 5 13,16

1 Cairan & Elektrolit

Pemberian Oral K-I aspartat Aspar-K 4 10,53

Alinamin fulsurtiamin Alinamin F Vitamin B

Vit. B1, B6, B12 Neurobion 1 2,63

2 Vitamin

Vitamin D Alfakalsidol Bon-one 2 5,26

Coenzim Q10 Q-ten, Ubi-Q

3 Suplemen

Astaxanthin Asthin Force 5 13,16

4 Mineral Ossein hydroxyapatite Ossoral 1 2,63

Semua pasien hipertensi stroke di Rumah Sakit Panti Rapih mendapatkan

obat gizi dan darah terutama cairan dan elektrolit (Tabel V). Pasien hipertensi

stroke memerlukan keseimbangan cairan dan elektrolit untuk menghindari

terjadinya dehidrasi yang dapat menyebabkan viskositas darah meningkat. Dengan

menambahkan cairan isotonik, fungsi jantung dan perfusi otak akan meningkat

sehingga cerebral blood flow juga meningkat.

3. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat

Tabel VI. Persentase Obat Sistem Saraf Pusat yang Digunakan pada

Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh

Kasus

Persen-tase (%)

Alprazolam Generik, Xanax, Alganax 5 13,16

Klobazam Generik 1 2,63

Diazepam Generik, Valium, Valisanbe 3 7,89

Hipnotik & Ansiolitik Estazolam Esilgan 1 2,63 Haloperidol Serenace 2 5,26 1 Psikofarmaka Obat untuk Psikosis dan

Kelainan Terkait Klozapin Clozaril 1 2,63

Piritinol Enerbol 4 10,53 2 Pemacu SSP & Penekan Nafsu Makan Pemacu SSP Neuropeptida

dari ACTH Semax 8 21,05

Domperidon Vometa 2 5,26

Metoklopramid Primperan 5 13,16

3 Obat untuk Mual & Vertigo

Antiemetik

Ondansetron Cedantron, Narfoz 4 10,53

Pirasetam Generik, Neurotam, Fepiram 6 15,79

4 Antiepilepsi Pengobatan

Epilepsi Fenitoin Generik, Dilantin 3 7,89

5 Antiparkinson Obat

Antimuskarinik Triheksifenidil Generik, Artane 2 5,26

Donepezil HCl Fordesia 6 15,79

6 Obat untuk

Demensia

Rivastigmin Exelon 6 15,79

Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat yang mempengaruhi sistem saraf pusat.

Tabel VI menunjukkan obat-obatan yang mempengaruhi sistem saraf pusat

yang digunakan pasien selama dirawat di rumah sakit. Obat psikofarmaka

digunakan untuk mengatasi rasa nyeri atau kondisi neuropati pada pasien dan

memberikan ketenangan bagi pasien yang mengalami gangguan kecemasan.

Pemacu sistem saraf pusat digunakan untuk meningkatkan aktivitas psikis. Obat

golongan ini dapat menghilangkan rasa lelah, meningkatkan kemampuan

berkonsentrasi.

Antiemetik digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah pasien. Rasa

mual dan muntah ini dapat timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau

adanya gangguan saluran cerna. Selain itu juga dapat disebabkan oleh efek

samping obat seperti obat-obat hipolipidemik, metformin, dan sebagainya.

Beberapa pasien menggunakan obat golongan antiepilepsi dimana epilepsi

yang dialami merupakan serangan kejang akibat abnormalitas muatan listrik pada

neuron serebral karena kondisi stroke, yang ditandai kejang-kejang disertai

kehilangan kesadaran. Obat antimuskarinik digunakan untuk mengatasi tremor

dan rigiditas (kekakuan karena meningkatnya tonus otot) pada pasien. Selain

gejala-gejala di atas, pasien juga mengalami gejala demensia sehingga

mendapatkan obat seperti donepezil HCl dan rivastigmin untuk mengatasinya.

4. Obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi

Tabel VII. Persentase Obat Infeksi yang Digunakan pada Pasien

Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh

Kasus

Persen-tase (%)

Penisilin Amoksisilin Amoxsan 1 2,63

Sefiksim Cefspan, Starcef 2 5,26

Sefoperazon Bifotik 2 5,26 Sefotiam Ceradolan 1 2,63 Sefprozil Lizor 2 5,26 Sefradin Dynacef 3 7,89 Seftazidim Ceftum 1 2,63 Sefalosporin Seftriakson Generik 5 13,16

Levofloksasin Generik, Cravit 2 5,26

Pefloksasin Dexaflox 1 2,63

1 Antibiotik

Kuinolon

Siprofloksasin Generik, Baquinor, Ciproxin 4 10,53

2 Antijamur Nistatin Mycostatin 1 2,63

Beberapa pasien mengalami infeksi pada saat dirawat di rumah sakit

seperti infeksi saluran kemih dan saluran nafas sehingga memerlukan antiinfeksi.

Antiinfeksi yang digunakan antara lain antibiotik dan antijamur (Tabel VII).

Antibiotik yang banyak digunakan dari golongan sefalosporin. Sefalosporin

termasuk antibotik betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis

dinding sel mikroba. Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif dan gram

negatif, tapi spektrum antimikroba masing-masing turunannya bervariasi.

Golongan kuinolon bekerja dengan menghambat DNA-gyrase sehingga sintesa

DNA kuman terganggu. Golongan penisilin bekerja dengan cara menghambat

sintesis dinding sel.

Antijamur yang digunakan adalah jenis nistatin yang diindikasikan untuk

kandidiasis yang bekerja dengan mengubah permeabilitas membran sel.

5. Obat untuk penyakit otot skelet dan sendi

Tabel VIII. Persentase Obat Otot Skelet dan Sendi yang Digunakan pada

Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama

Dagang Jmlh Kasus Persen-tase (%) Asam Mefenamat Mefinal 2 5,26 Celecoxib Celebrex 1 2,63 Ketoprofen Profenid, Pronalges 5 13,16 Na Diklofenak Flamar 1 2,63 Piroksikam Generik 1 2,63 Antiinflamasi Nonsteroid Tenoksikam Artricom 1 2,63 1 Obat untuk Penyakit Reumatik dan Gout Obat untuk Mengatasi Gout Alopurinol Generik 5 13,16 Eperison HCl Myonal 1 2,63 2 Obat untuk Gangguan Neuromuskuler Pelemas Otot Rangka Tizanidin Sirdalud 1 2,63

Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat untuk penyakit otot skelet dan sendi.

rasa nyeri pada persendian sehingga memerlukan obat yang dapat menurunkan

kadar asam urat yaitu alopurinol. Selain karena kadar asam urat yang tinggi,

pasien merasakan nyeri karena otot tubuh pasien yang sudah melemah.

Kelemahan otot ini kemudian menyebabkan pasien tidak banyak bergerak

sehingga menimbulkan rasa nyeri atau encok dan memerlukan obat AINS.

Pelemas otot digunakan untuk pasien yang mengalami kekakuan otot akibat

cedera traumatik (stroke). Obat-obat yang digunakan tersaji pada Tabel VIII.

6. Obat yang bekerja sebagai analgesik

Tabel IX. Persentase Obat Analgesik yang Digunakan pada Pasien

Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Jenis Nama

Dagang

Jmlh Kasus

Persen-tase (%)

Metamizol (Dipiron) Novalgin 1 2,63

Metampiron + Diazepam (Dipiron Kombinasi dengan Psikoleptik)

Analsik 2 5,26

Parasetamol Primadol,

Sanmol 5 13,16

Parasetamol + N-Asetilsistein (Parasetamol Kombinasi dengan Bukan Psikoleptik)

Sistenol 2 5,26

1 Analgesik Non-Opioid

Ketorolak Trometamol Remopain,

Toradol 2 5,26

Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat analgesik.

Selama perawatan di rumah sakit, pasien sering mengeluh nyeri, pusing

atau demam sehingga diberikan obat golongan analgesik non-opioid yang selain

mengurangi rasa sakit juga berkhasiat menurunkan suhu tubuh (Tabel IX). Efek

analgesik dengan cara mempengaruhi talamus untuk meningkatkan nilai ambang

nyeri dan menghambat prostaglandin yang membawa impuls nyeri ke pusat dari

reseptor nyeri di tepi. Efek penurunan suhu dengan cara mempengaruhi

hipotalamus yang merangsang pelebaran pembuluh darah perifer yang

meningkatkan aktivitas kelenjar keringat sehingga panas tubuh dapat lepas

bersama keringat.

7. Obat yang bekerja pada saluran pencernaan

Tabel X. Persentase Obat Saluran Cerna yang Digunakan pada Pasien

Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama

Dagang

Jmlh Kasus

Persen-tase (%)

Antasida Antasida dengan

Kandungan Al dan/ Mg

Plantacid 1 2,63

Antagonis Reseptor-H2 Ranitidin Rantin 11 28,95

Lansoprazol Prosogan 1 2,63 Pantoprazol Pantozol 3 7,89 1 Antitukak Penghambat Pompa Proton Rebamipid Mucosta 1 2,63 Bisakodil Dulcolax 6 15,79

2 Pencahar Pencahar Stimulan

Na Pikosulfat Laxoberon 1 2,63

Keterangan : terdapat pasien yang mendapat lebih dari 1 jenis obat saluran cerna.

Obat saluran cerna yang digunakan pasien hipertensi komplikasi stroke

meliputi antitukak dan pencahar (Tabel X). Antitukak yang paling banyak

digunakan adalah antagonis reseptor-H

2

. Tukak lambung pada pasien dapat terjadi

salah satunya karena ada beberapa obat yang dikonsumsi pasien dapat mengiritasi

lambung, misalnya obat golongan AINS.

Selain itu digunakan pencahar untuk mengatasi konstipasi. Jenis pencahar

yang digunakan adalah pencahar stimulan.

8. Obat yang bekerja pada saluran pernafasan

Tabel XI. Persentase Obat Saluran Nafas yang Digunakan pada Pasien

Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama Dagang Jmlh

Kasus Persen-tase (%) Ambroxol Mucopect 1 2,63 1 Mukolitik Bromheksin Mucohexin 1 2,63

Dekstrometorfan Generik, Sanadryl DMP 2 5,26

Antitusif

Kodein Generik 1 2,63

2 Antitusif & Ekspektoran

Ekspektoran Guaifenesin Silex 1 2,63

3 Antihistamin Setirizin HCl Generik 1 2,63

Obat saluran pernafasan yang digunakan pada pasien hipertensi komplikasi

stroke meliputi golongan mukolitik, antihistamin, antitusif dan ekspektoran (Tabel

XI). Obat-obatan ini diberikan pada pasien yang memiliki keluhan batuk atau

sesak nafas. Batuk adalah reflek fisiologis baik dalam keadaan sehat maupun sakit

yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Penyebabnya antara lain karena

adanya peradangan atau infeksi, alergi atau bisa juga disebabkan oleh efek

samping obat lain yang digunakan pasien misalnya penggunaan obat

antihipertensi golongan penghambat ACE.

9. Obat yang bekerja pada saluran kemih

Dari 38 kasus, terdapat empat kasus pasien hipertensi komplikasi stroke

yang mengalami gangguan saluran kemih. Sehingga penatalaksanaannya

menggunakan detrusitol atau ketosteril (Tabel XII).

Tabel XII. Persentase Obat Saluran Kemih yang Digunakan pada Pasien

Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Jenis Nama

Dagang Jmlh Kasus Persentase (%) Tolterodin Detrusitol 3 7,89

1 Gangguan Saluran Kemih

Asam Keto Esensial Ketosteril 1 2,63

10. Obat hormonal

Pada beberapa pasien hipertensi komplikasi stroke, ditemukan komplikasi

lain yaitu diabetes mellitus. Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan

pada gangguan produksi insulin oleh pankreas. Penderita diabetes bisa memicu

stroke karena kadar gula darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah. Darah

jadi mengental dan tidak mudah membeku. Akibatnya, jika ada luka, luka sukar

sembuh dan pembuluh darah juga bisa rusak. Hal ini juga bisa terjadi pada

pembuluh darah otak, bila terjadi kerusakan maka darah tak bisa mengalir ke otak

dengan baik. Penderita bisa terkena stroke ulang. Untuk itu, perlu dijaga

kenormalan kadar gula darah. Obat yang digunakan pada pasien hipertensi stroke

disertai diabetes mellitus adalah preparat insulin dan antidiabetik oral yaitu

metformin (Tabel XIII).

Tabel XIII. Persentase Obat Hormonal yang Digunakan pada Pasien

Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama

Dagang

Jmlh Kasus

Persen-tase (%)

Preparat Insulin Insulin Generik,

NovoMix 30 2 5,26

1 Antidiabetik

Antidiabetik

Oral Metformin HCl Generik 1 2,63

11. Sediaan topikal

Tabel XIV. Persentase Sediaan Obat Topikal yang Digunakan pada

Pasien Hipertensi Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juli 2008 – Juni 2009

No. Golongan Sub Golongan Jenis Nama

Dagang Jmlh Kasus Persen-tase (%) 1 Obat yang Bekerja pada Mata Sediaan Antiinfeksi

Mata Sulfasetamid Albucid 1 2,63

2 Obat yang Bekerja pada Kulit Kortikosteroid Topikal Triamsinolon Asetonid Kenalog in Orabase 2 5,26

Obat-obatan lain yang digunakan pasien hipertensi komplikasi stroke

adalah berupa sediaan topikal seperti albucid tetes mata dan salep kenalog in

orabase (Tabel XIV). Sebanyak 3 kasus menggunakan obat golongan ini.

Dokumen terkait