V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.4. Profil Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dan
Berdasarkan persentase nilai komponen pertumbuhan proporsional (PP) dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW), dapat diperoleh profil pertumbuhan PDRB dengan cara mengekspresikan persentase nilai PP dan PPW ke dalam sumbu vertikal dan horizontal. PP diletakkan pada sumbu horizontal sebagai absis, sedangkan PPW diletakkan pada sumbu vertikal sebagai ordinat.
Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 -35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 PPW PP ppw
Gambar 5.1. Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara (1993-1996)
Keterangan : (1) pertanian, (2) pertambangan, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5)
bangunan, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8)
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa.
Pada kondisi sebelum otonomi daerah, yaitu pada kurun waktu 1993 sampai 1996, tidak ada satupun dari sektor-sektor ekonomi berada pada kuadran I. Hal ini berarti tidak ada satupun dari sektor-sektor ekonomi tersebut yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan juga tidak ada satupun dari sektor ekonomi tersebut yang dapat bersaing dengan kabupaten lain.
2 3 9 5 4 8 6 1 7
Pada kuadran II ditempati oleh listrik, gas dan air bersih, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini berarti ketiga sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang cepat, akan tetapi tidak dapat bersaing dengan baik bila dibandingkan dengan kabupaten lain. Besarnya presentase PP dan PPW dari masing-masing sektor tersebut berturut-turut ádalah 10,38 persen dan -9,85 persen untuk sektor listrik, gas dan air bersih, 12,40 persen dan -20,34 persen untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan 12,70 persen dan - 22,94 persen untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran.
Kuadran selanjutnya, yaitu kuadran III ditempati oleh sektor pertanian, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor bangunan. Ini ditandai dengan persentase PP dan PPW yang bernilai negatif, yaitu -3,59 persen dan -3,14 persen untuk sektor pertanian, -4,44 persen dan -1,80 persen untuk sektor pangangkutan dan komunikasi, dan -5,43 persen dan -11,29 persen untuk sektor bangunan. Hal ini berarti ketiga sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat dan tidak dapat bersaing dengan baik bila dibandingkan dengan kabupaten yang lain.
Terakhir, yaitu kuadran IV ditempati oleh sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa-jasa. Hal ini menginterpretasikan ketiga sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lambat, tetapi mampu bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Persentase PP dan PPW dari masing-masing sektor tersebut berturut-turut ádalah -30,53 persen dan 27,73 persen untuk sektor pertambangan, -1,62 persen dan 6,43 persen untuk sektor industri pengolahan, dan -0,92 persen dan 0,76 persen untuk sektor jasa-jasa.
Pada kurun waktu 1997 sampai 2000, sektor listrik, gas dan air bersih berada pada kuadran I, karena nilai PP dan PPW yang bernilai positif, yakni sebesar 19,24
persen dan 8,00 persen . Hal ini berarti sektor listrik, gas dan air bersih memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan mampu bersaing dengan baik bila dibandingkan dengan kabupaten yang lainnya.
Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi
-40 -30 -20 -10 0 10 20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 PPW PP PPW
Gambar 5.2. Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara (1997-2000)
Keterangan : (1) pertanian, (2) pertambangan, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5)
bangunan, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8)
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa.
Kuadran II ditempati oleh sektor jasa-jasa, sektor pertanian. Hal ini berarti kedua sektor tersebut mempunyai laju pertumbuhan yang cepat, akan tetapi tidak dapat bersaing dengan kabupaten lain. Persentase PP dan PPW untuk kedua sektor tersebut ádalah 14,89 persen dan -3,36 untuk sektor pertanian, 6,49 persen dan -1,40 persen untuk sektor jasa-ja sa.
Kuadran selanjutnya, yaitu kuadran III diduduki oleh sektor bangunan dengan persentase PP sebesar -5,43 persen dan persentase PPW sebesar -31,25 persen, sektor
4 1 9 5 8 7 2 6 3
pengangkutan dan komunikasi dengan persentase PP sebesar -4,02 persen dan persentase PPW sebesar -16,25 persen, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan persentase PP sebesar -3,84 persen dan persentase PPW sebesar - 22,82 persen. Hal ini berarti sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan tidak dapat bersaing dengan kabupaten yang lain.
Kuadran terakhir, yaitu kuadran IV ditempati oleh sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini berarti ketiga sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat, tetapi mampu bersaing dengan kabupaten yang lainnya. Persentase PP dan PPW untuk ketiga sektor tersebut berturut- turut adalah -6,74 persen dan 2,88 persen untuk sektor pertambangan, -9,55 persen dan 14,46 persen untuk sektor industri pengolahan, -8,06 persen dan 12,69 persen untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi
100 102 104 106 108 110 112 114 116 -2 0 2 4 6 8 10 12 PPW PP PPW
Gambar 5.3. Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara (2001-2004)
Keterangan : (1) pertanian, (2) pertambangan, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5)
bangunan, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8)
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa
Pada masa otonomi daerah tahun 2001 sampai 2004, di Kabupaten Tapanuli Utara hanya terdapat satu sektor yang memiliki laju pertumbuhan cepat dan memiliki daya saing yang baik bila dibandingkan dengan kabupaten lain (kuadran I). Pada kuadran I ditempati oleh sektor pertanian. Ini dikarenakan sektor pertanian memiliki persentase PP dan PPW yang positif. Persentase PP dan PPW untuk sektor pertanian adalah 9,96 persen dan 102,52 persen.
Kuadran II tidak terdapat sektor yang mempunyai laju pertumbuhan yang cepat dan tidak memiliki daya saing yang baik bila dibandingkan dengan kabupaten yang lain. Kuadran III juga tidak ditempati oleh satu sektor ekonomipun.
Kuadran IV ditempati oleh sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Hal ini berarti sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat, tetapi memiliki daya saing yang baik bila dibandingkan dengan kabupaten yang lain. Persentase PP dan PPW untuk masing-masing sektor berturut-turut adalah -0,88 persen dan 114,49 untuk sektor pertambangan, -0,87 persen dan 113,18 persen untuk sektor industri pengolahan, -0,87 persen dan 112,85 persen untuk sektor listrik, gas dan air bersih, -0,86 persen dan 115,04 persen untuk sektor bangunan, -0,87 persen dan 113,91 persen untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, -0,86 persen dan 113,96 persen untuk sektor pengangkutan dan komunikasi, -0,86 persen dan 113,02 persen untuk sektor keuangan, hotel dan restoran, dan -0,86 persen dan 113,84 persen untuk sektor jasa-jasa. Sektor-sektor tersebut berada pada kuadran IV karena nilai PP yang negatif dan nilai PPW yang positif.
Nilai pergeseran bersih (PB) diperolah dari penjumlahan nilai PP dan PPW. Tabel 5.6. Pergeseran Bersih Sektor-sektor Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara
Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah (Juta Rupiah).
Sebelum Otonomi daerah Setelah Otonomi Daerah Tahun 1993-1996 Tahun 1997-2000 Tahun 2001-2004 Pergeseran Bersih Pergeseran Bersih Pergeseran bersih No Sektor (Rp) (%) (Rp) (%) (Rp) (%) 1. Pertanian -9302.98 -3.59 39567.13 11.53 23088.74 9.96 2. Pertambangan -170.36 -37.20 -24.58 -3.86 -4.57 -1.09 3. Industri pengolahan -54.26 -1.67 231.78 4.90 -39.65 -0.89 4. Listrik, Gas, dan
Air Bersih 159.65 11.10 553.12 27.24 -17.51 -0.91 5. Bangunan -1546.03 -5.45 -11066.92 -36.68 -118.71 -0.86 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8083.20 12.72 3800.58 4.63 -429.76 -0.87 7. Pengangkutan dan Komunikasi -929.18 -4.46 -5648.14 -20.27 -133.30 -0.86 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2180.21 12.48 -6059.78 -26.66 -94.48 -0.87 9. Jasa-Jasa -624.18 -0.922 4573.42 5.09 -466.18 -0.87 Total -2203.91 -17.02 -25926.60 -34.08 21784.57 2.75
Berdasarkan Tabel 5.6 terlihat pada masa sebelum otonomi daerah tahun 1993- 1996 terdapat tiga sektor yang memiliki nilai PB yang positif (PB>0), yaitu sektor listrik, gas dan air bersih (11,10 persen), sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,72 persen), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (12,48 persen). Hal ini berarti bahwa ketiga sektor itu termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang progresif.
Sektor yang lainnya mempunyai nilai PB yang negatif (PB<0), yaitu sektor pertanian (- 3,59 persen), sektor pertambangan (-37,20 persen), sektor industri pengolahan (-1,70 persen), sektor bangunan (-5,45 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi (-4,46 persen), dan sektor jasa-jasa (-0,92 persen). Hal ini berarti pertumbuhan sektor tersebut termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang lambat. Jadi dalam kurun waktu 1993 sampai1996, sektor yang paling maju adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan
sektor yang pertumbuhannya paling lambat adalah sektor pertambangan. Apabila nilai PB dari setiap sektor (PBij) dijumlahkan, maka akan diperoleh nilai total PB Kabupaten Tapanuli Utara (PB.j) yaitu sebesar -17,02 persen. Hal ini berarti bahwa perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang lambat. Pada masa terjadinya krisis ekonomi tahun 1997-2000, terlihat bahwa ada sektor yang mempunyai nilai PB yang positif dan ada sektor yang mempunyai nilai PB yang negatif. Sektor yang mempunyai nilai PB yang positif antara lain, sektor pertanian sebesar 11,53 persen, sektor industri pengolahan sebesar 4,90 persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 27,24 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 4,63 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 5,09 persen. Hal ini berarti sektor-sektor tersebut tergolong dalam pertumbuhan progresif karena memiliki nilai PB yang positif (PB>0).
Sektor lainnya yang memiliki nilai PB yang negatif antara lain, sektor pertambangan sebesar -3,86 persen, sektor bangunan sebesar -36,68 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar -20,27 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar -26,66 persen. Karena sektor-sektor tersebut memiliki nilai PB yang negatif (PB<0), maka keempat sektor tersebut termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang lambat. Apabila nilai PB dari setiap sektor (PBij) dijumlahkan, maka akan diperoleh total nilai PB Kabupaten Tapanuli Utara (PB.j) yaitu sebesar -34,08 persen. Walaupun banyak sektor-sekor ekonomi yang termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang progresif, tetapi karena terpuruknya sektor bangunan, sehingga berdampak pada perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara. Kabupaten Tapanuli Utara termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang lambat.
Pada masa setelah otonomi daerah, yaitu periode tahun 2001-2004 terlihat bahwa sebagian besar sektor-sektor perekonomian yang ada di Kabupaten Tapanuli
Utara memiliki nilai PB yang negatif. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertambangan sebesar -1,09 persen, sektor industri pengolahan sebesar -0,89 persen, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar –0,91 persen, sektor bangunan sebesar -0,86 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar -0,87 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar -0,86 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar -0,87 persen, sektor jasa-jasa sebesar -0,87 persen. Karena sektor-sektor tersebut memiliki nilai PB yang negatif (PB<0), maka sektor-sektor tersebut termasuk dalam kelompok pertumbuhan lambat.
Sektor yang memiliki nilai PB yang positif hanya satu sektor saja, yaitu sektor pertanian dengan persentase sebesar 9,96 persen. Karena sektor pertanian memiliki nilai PB yang positif (PB>0), maka sektor tersebut termasuk dalam kelompok pertumbuhan progresif. Apabila nilai PB dari setiap sektor (PBij) dijumlahkan, maka akan diperoleh total nilai PB Kabupaten Tapanuli Utara (PB.j), yaitu sebesar 2,75 persen. Walaupun sebagian besar sektor perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara termasuk dalam kelompok pertumbuhan lambat, tetapi karena berkembangnya sektor pertanian,sehingga membawa dampak yang baik terhadap perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara. Akibatnya secara keseluruhan perekonomian Tapanuli Utara termasuk dalam kelompok pertumbuhan progresif.