• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.3 Profil PT Saung Mirwan

PT Saung Mirwan merupakan salah satu perusahaan perdagangan yang bergerak di bidang agribisnis, tepatnya sebagai produsen sekaligus supplier dan perusahaan perdagangan pada bidang sayuran dan bunga. Perusahaan ini mengawali kegiatannya sebagai produsen sayuran dengan menerapkan teknik budi daya secara hidroponik untuk berbagai macam sayuran eksklusif seperti tomat besar (dikenal sebagai tomat beef atau tomat rianto), tomat cherry, timun jepang atau kyuuri, cabe jepang atau shisito, dan paprika. Sejak tahun 1992 perusahaan ini memperluas usahanya dengan budi daya stek bunga krisan, bunga pot krisan, dan bunga potong. Salah satu strategi yang diterapkan perusahaan sehingga perusahaan masih tetap berkiprah di bidang agribisnis sampai saat ini adalah konsep customer to customer. Konsep tersebut menitikberatkan pada pemberian pelayanan untuk kepuasaan pelanggan dengan cara memenuhi permintaan pelanggan akan sayuran yang berkualitas.

Sebagian besar tanaman yang ada dibudidayakan di dalam green house. Green house yang ada di Desa Sukamanah memiliki tipe rumah susun berganda atau shape frame dengan ventilasi di bagian atasnya, sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik. Selain membudidayakan tanaman di dalam green house, PT Saung Mirwan juga memanfaatkan lahan luar untuk membudidayakan tanaman.

Pusat kegiatan yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan mulai dari proses produksi, pengemasan, penjualan, sampai administrasi berada di Desa Sukamanah. Luas areal yang dimiliki saat ini kurang lebih 11 ha. Hampir 4 ha adalah bangunan green house. Bangunan lain yang ada di lokasi ini seperti rumah pemilik, kantor, gudang pengemasan, bengkel, sarana olah raga, sarana ibadah, mess karyawan,

serta sarana dan prasarana lainnya yang menunjang kegiatan produksi hingga distribusi dari produk yang dihasilkan dari perusahaan.

Visi PT Saung Mirwan adalah menjadi salah satu leader di bidang agribisnis dengan menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian. Sedangkan misinya, antara lain:

1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan pasar.

2. Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumber daya manusia dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan.

3. Mengembangkan sistem agribisnis melalui jaringan kemitraan. 4. Bekerjasama dengan berbagai lembaga penelitian untuk menerapkan

teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk pelaku agribisnis. 4.1.4 Hasil Produksi

PT Saung Mirwan memproduksi berbagai jenis sayuran yang terdiri dari sayuran dataran rendah dan sayuran dataran tinggi seperti berbagai jenis lettuce, kedelai jepang atau edamame, tomat, pakchoy, bawang daun, buncis mini, okra, dan lain sebagainya. Komoditi sayuran yang ditanam di dalam green house termasuk dalam kategori eksklusif diantaranya adalah tomat cherry, tomat besar (dikenal dengan tomat beef arau tomat rianto), rukola, timun mini, dan timun jepang, diproduksi sendiri oleh perusahaan dengan luasan sekitar 0.7 ha. Sebagian besar produksi yang dilakukan oleh para petani mitra tani di lahan milik mereka masing-masing dengan komoditas sayuran yang sudah direncanakan sebelumnya dan cocok pada lahan yang digunakan.

Komoditi bunga yang ditanam di dalam green house diantaranya adalah krisan pot, kalanchoe, kalandiva, dan kastuba. Lokasi tanaman induk krisan untuk produksi stek pucuk terbagi menjadi dua, yaitu 0.5 ha untuk induk krisan yang memproduksi stek pucuk untuk pasar lokal dan 0.9 ha untuk induk krisan yang memproduksi stek pucuk untuk

pasar ekspor. Lahan luar dimanfaatkan untuk produksi benih edamame, bawang daun, buncis mini, caisim, lettuce, selada keriting, dan rukola. Tetapi sekarang sebagian besar produk sayuran PT Saung Mirwan dipasok dari petani, baik dari mitra tani maupun mitra beli.

PT Saung Mirwan menyadari kemungkinan orang yang sakit diakibatkan oleh produk yang dihasilkannya. Sayur itu sehat, tetapi kalau sayuran yang bersentuhan langsung dengan lingkungan yaitu tanah harus dicuci dengan air yang bersih, bila dibersihkannya dengan air yang kotor maka akan tercemar dengan bakteri yang menyebabkan penyakit seperti E. Coli. Untuk itu pencegahan dilakukan dalam menjamin bahwa perusahaan berada di posisi paling depan dalam menyiapkan metode pengolahan dan penanganan yang benar untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Saat ini dalam persaingan yang semakin ketat, citra PT SM tetap tinggi karena konsistensinya di dalam menjaga kualitas. Kualitas adalah kesepakatan antara pembeli dan penjual untuk suatu produk yang diminta.

Produk yang diusahakan oleh PT Saung Mirwan mengutamakan kualitas yang diinginkan oleh customer. Keunggulan produk PT SM terletak pada daya tahan ketika disimpan dibandingkan dengan produk perusahaan lainnya. Faktor yang membedakan produk PT Saung Mirwan dengan perusahaan lainnya yang paling dominan adalah dari segi harga, tetapi kalau sayuran dari sumber yang sama bila sudah dikirim ke beberapa perusahaan sayuran tidak akan berbeda, akan berbeda bila sayuran yang dibudidayakan di dalam green house sendiri. Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) secara konsisten menjadi bagian dari budaya kerja dari seluruh karyawan PT SM sehingga kualitas produknya berada di atas yang lainnya. Penerapan HACCP dimulai dari sejak persiapan tanam, waktu tanam dan proses pemeliharaan sampai dengan waktu panen serta pascapanen komoditas sayuran.

Kegiatan utama yang dilakukan PT Saung mirwan diantaranya adalah:

1. Memproduksi berbagai jenis sayuran segar yang dibudidayakan secara hidroponik di dalam green house dan juga sayuran segar dibudidayakan di lahan terbuka.

2. Mengemas sayuran segar hasil produksi dalam kemasan.

3. Memproses sayuran segar menjadi sayuran fresh cut (sayuran siap masak) yang mempunyai kecenderungan besar menjadi produk pilihan bagi customer.

4. Memproduksi stek (bibit) bunga krisan untuk bunga pot krisan. Inovasi produk yang dilakukan oleh perusahaan pada sayuran segar seperti fresh cut yang sudah lama diterapkan pada hortikultura segar, tetapi tetap menjadi inovasi utama. Perusahaan sudah menerapkan pilihan produk ini sejak tahun 2003 dengan menggunakan logo fresh & quality. PT SM melakukan hal tersebut karena adanya kecenderungan bahwa dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan kepraktisan dan penghematan, permintaan sayuran fresh cut diperkirakan akan meningkat dan karena adanya permintaan dari pelanggannya. PT SM memanfaatkan peluang tersebut dengan memproduksi sayuran fresh cut yang kemudian melakukan percobaan ke beberapa supermarket dan ternyata mendapatkan respon yang cukup baik.

Produk fresh cut merupakan sayuran segar atau buah segar atau kombinasi keduanya yang secara fisik telah dirubah dari bentuknya semula, tetapi tetap dijaga kondisi kesegarannya yang ditempat pada suatu wadah. Produk fresh cut dijamin bersih, aman, dan sehat karena sudah melewati proses yang menambah nilai yang merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan, keterampilan, teknologi, dan pengawasan kualitas yang konsisten. Hal ini dilakukan pada Divisi Packaging atau Pengemasan. Divisi Packaging pada PT Saung Mirwan terdiri dari dua bagian pengemasan dan processing vegetable. Pengemasan sayuran untuk produk-produk yang akan dikirim ke supermarket, sedangkan processing sayuran untuk dikirim ke customer hotel, restoran, dan katering (Horeka) ini berdasarkan produk dan

customer-nya. Menurut unitnya dalam Divisi Packaging ada unit Penerimaan Sayur, Pengemasan Sayur, dan Processing Sayur. Divisi Packaging bekerja berdasarkan sales order dari customer pada Divisi Penjualan.

Produk untuk customer retail hanya dikemas saja tidak ada proses pada sayuran selanjutnya. Pada produk yang diminta oleh customer industri (horeka) menginginkan adanya food safety yaitu Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), produk yang diminta diolah terlebih dahulu yaitu dipotong-potong, dan bisa saja dicampur dengan sayuran lainnya yang kemudian dipack dalam satu kemasan. Produk-produk fresh cut yang langsung dikonsumsi harus ada uji laboratorium yang sesuai dengan peraturan pemerintah untuk uji mikrobiologi dan ada juga uji air untuk pencucian sayuran dengan standar air yang digunakan adalah air minum.

Beberapa faktor yang menyebabkan produk PT Saung Mirwan lebih mahal dari yang lain yaitu karena perusahaan menggunakan sistem food safety, faktor kehilangan lebih besar pada sayuran yang dibeli pada tempat yang jauh dari packing house, transportasi ganda karena sistem hanya memuat biaya pengiriman, dan ada biaya penyimpanan serta persediaan lebih besar.

Sayuran harus diperhatikan kebersihan dan suhu penyimpanan agar produk tetap baik. Kriteria penyimpanan sayuran yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan pada suhu 6-10ºC. Sayuran disimpan dalam ruang penyimpanan hasil produksi dengan suhu tertentu yaitu cold storage yang dimiliki perusahaaan ada dua yaitu raw material storage dan end product storage.

Dokumen terkait