• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Profil Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada seluruh responden yaitu 59 pelaku UMKM yang memasarkan produknya di outlet LotteMart Bintaro, diperoleh kondisi responden menurut jenis kelamin, usia, status pernikahan, profesi utama dan jenis usaha.

1. Jenis Kelamin

Gambar 4.B.1 menyatakan jenis kelamin dari 59 responden, yaitu sebanyak 40 orang responden atau setara dengan 68% didominasi oleh perempuan dan sisanya sebanyak 18 orang atau setara dengan 31% adalah laki-laki, sedangkan terdapat 1 responden yang tidak menjawab karena mewakili usaha yang dikelola atas nama yayasan. Ini berarti

94 2 26 24 6 1 Gambar 4.B.2 Usia Responden

< 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun > 50 tahun Tidak menjawab

44%

10%

3%

41%

2%

Sumber: Data primer yang diolah

bahwa UMKM yang dikelola oleh perempuanlah yang lebih banyak ikut serta dalam kemitraan di LotteMart.

2. Usia

Gambar 4.B.2 menyatakan usia dari 59 responden, yaitu sebanyak 26 responden atau setara dengan 44% berada pada usia antara 31 – 40 tahun, usia antara 41-50 tahun sebanyak 24 responden atau setara dengan 41%, usia di atas 50 tahun sebanyak 6 responden atau setara dengan 10%. Sisanya sebanyak 2 responden atau setara dengan 3% berada pada usia di bawah 30 tahun, sedangkan terdapat 1 responden yang tidak menjawab karena mewakili usaha yang dikelola atas nama yayasan.

Pada penelitian ini responden pada usia di bawah 30 tahun dianggap tengah memasuki usia produktif dan berani mengambil risiko dalam

95

5

53 1

Gambar 4.B.3

Status Pernikahan Responden

Lajang Menikah Tidak menjawab

90% 8%

2%

Sumber: Data primer yang diolah

menjalankan usaha. Usia 31 – 40 tahun dianggap telah mapan dalam menjalankan usaha, lalu pada usia di atas 40 tahun responden dianggap memiliki mental dan emosi yang lebih stabil, sehingga bisa lebih konsisten dan berkesinambungan dalam menjalankan usaha serta bisa lebih bertanggung jawab dalam menjalin suatu kemitraan usaha.

3. Status Pernikahan

Gambar 4.B.3 menyatakan status pernikahan dari 59 responden, yaitu sebanyak 53 responden atau setara dengan 90% telah menikah. Sisanya sebanyak 5 responden atau setara dengan 8% belum menikah. Sedangkan terdapat 1 responden yang tidak menjawab karena mewakili usaha yang dikelola atas nama yayasan.

Pada penelitian ini responden yang telah menikah dianggap lebih mampu untuk menjalin suatu kemitraan, karena dengan adanya

96

52 7 0 Gambar 4.B.4 Profesi Utama Responden

Wirausaha Pegawai Swasta Pegawai Negeri

88% 12%

0%

Sumber: Data primer yang diolah

pernikahan mereka dituntut untuk melakukan kerja sama antara suami dan istri demi memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Hal ini bisa menunjang jalinan kemitraan usaha karena dasar dari suatu kemitraan adalah bekerja sama.

4. Profesi Utama

Gambar 4.B.4 menyatakan profesi utama dari 59 responden, yaitu sebanyak 52 responden atau setara dengan 88% berprofesi sebagai wirausaha. Sisanya sebanyak 7 responden atau setara dengan 12% berprofesi sebagai pegawai swasta, dan tidak terdapat responden yang berprofesi utama sebagai pegawai negeri.

Pada penelitian ini responden yang berprofesi utama sebagai wirausaha dianggap lebih fokus dalam menjalankan kegiatan usahanya,

97 25 28 311 6 Gambar 4.B.5 Jenis Usaha Responden

Kerajinan Tangan Busana / Pakaian

Pangan Obat-obatan / Medis

Perabotan Rumah / Furniture Alat Elektronik

44% 39% 9% 5% 2% 2%

Sumber: Data primer yang diolah

karena responden tidak memiliki profesi lain yang bisa menghambat dan membebani kegiatan usahanya. Begitu pula dengan kemitraan usaha yang terjalin, profesi utama responden yang hanya sebagai wirausaha bisa mendukung responden untuk fokus dan berkesinambungan dalam menjalankan kerja sama usaha dengan pihak-pihak terkait.

5. Jenis Usaha

Gambar 4.B.5 menyatakan jenis-jenis usaha dari 59 responden, yaitu sebanyak 28 responden atau setara dengan 44% mengelola usaha di bidang sandang atau busana siap pakai, selanjutnya sebanyak 25 responden atau setara dengan 39% mengelola usaha kerajinan tangan, di samping itu terdapat 6 responden atau setara dengan 9% yang mengelola

98

usaha berupa alat-alat elektronik. Tidak hanya produk-produk tahan lama saja yang dipajang di outlet UKM LotteMart karena terdapat 3 responden atau setara dengan 5% yang mengelola usaha pangan atau makanan siap saji, sisanya terdapat 1 responden yang mengelola usaha medis atau obat-obatan dan 1 responden yang mengelola usaha furnitur atau perabotan rumah.

Pada penelitian ini jenis-jenis usaha yang dijalankan oleh responden sebagian besar bergerak di bidang sandang atau pakaian. Usaha di bidang sandang atau pakaian dianggap sebagai usaha yang paling cepat mengalami perubahan permintaan pasar seiring dengan perkembangan trend fashion di dunia. Melihat bahwa sebagian besar produk pakaian jadi di Indonesia mengalami persaingan dengan produk-produk Cina, di sinilah peran kemitraan usaha dalam meningkatkan produksi dan memasarkan produk-produk dalam negeri. Hal ini bertujuan supaya produk pakaian jadi di Indonesia khususnya yang di pajang di outlet UKM LotteMart Bintaro tidak kalah saing dengan produk-produk asing dan bisa memenuhi kebutuhan primer konsumen lokal.

Selain dari produk pakaian, produk kerajinan tangan juga dianggap sebagai produk padat karya karena bisa memaksimalkan potensi SDM yang lemah karena rendahnya keahlian, di samping itu usaha di bidang kerajinan tangan juga membutuhkan kreativitas yang tinggi karena memanfaatkan suatu bahan baku yang biasanya sudah tidak terpakai dan

99

tidak bernilai menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Kenyataannya bahwa terdapat produk kerajinan tangan yang dijual di outlet UKM LotteMart berupa produk daur ulang atau memanfaatkan sampah plastik kemasan menjadi produk siap pakai seperti tas, dompet dsb. Hal ini menunjukkan bahwa responden memanfaatkan setiap detail kecil bahan baku yang awalnya tidak bernilai untuk dijadikan produk yang memiliki nilai ekonomis dan tentunya bisa mengurangi polusi karena pembuangan dan pembakaran sampah.

6. Sumber Permodalan

Gambar 4.C.1

Sumber Permodalan Responden S u m b e r : D a t a p

rimer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.C.1 mengenai sumber utama modal usaha responden, diperoleh data sebesar 20 responden atau setara dengan 34% memiliki modal usaha yang bersumber dari Lembaga Keuangan

20

18 8

13

0

Lembaga Keuangan Formal Patungan

Pinjaman ke keluarga/kerabat Penghasilan pribadi/tabungan Jasa Rentenir

34%

30%

22%

100

Formal (Bank, BPR, Koperasi, BMT), sebanyak 18 responden atau setara dengan 30 % memiliki modal yang bersumber dari patungan usaha, sebanyak 13 responden atau setara dengan 22% bersumber dari penghasilan pribadi atau tabungan, sisanya sebanyak 8 responden atau setara dengan 14% bersumber dari pinjaman keluarga atau kerabat dan tidak ada responden yang mempergunakan jasa rentenir.

Dokumen terkait