• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: HASIL PENELITIAN

1. Profil SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang

a. Sejarah Berdirinya SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang

Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Pria Tangerang terletak di Jl. Daan Mogot No. 29C Kota Tangerang, Banten. Lapas ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1925 di atas tanah seluas 12.150 m2, dengan kapasitas hunian 220 anak.

Secara historis sejak tahun 1934 pengelolaan diserahkan kepada Pro Juventute untuk mengasingkan anak keturunan Belanda yang berbuat nakal. Tahun 1945 berubah menjadi Markas Resimen IV Tangerang, lalu tahun 1957 - 1961 dikelola oleh jawatan kepenjaraan dan namanya dirubah menjadi Pendidikan Negara. Kemudian pada tahun 1964 diserahkan kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan namanya diubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang.1

Menurut Kementrian Kehakiman dan Ham SD Istimewa Lapas berdiri mulai tanggal 10 September 1984, dengan SK Menteri Kehakiman melalui Kanwil DKI Jakarta. Dalam Lapas Anak Pria Tangerang terdapat beberapa sekolah formal yaitu SD, SMP, SMA (paket C) dan SMK Istimewa. Awalnya hanya ada SD dan SMP, lalu bertambah SMA berupa paket C dan terakhir SMK yang baru diresmikan pada tahun 2014.

b. Visi dan Misi SD Istimewa Lapas

Visi dan misi SD Istimewa Lapas sama dengan visi dan misi Lapas Anak Pria Tangerang. Adapun visinya adalah “Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan anak didik pemasyarakatan sebagai

individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa”. sedangkan misinya antara lain:

1) Mewujudkan sistem yang menumbuhkan rasa aman bagi anak didik baik secara internal dan eksternal.

2) Melaksanakan perawatan, pelayanan, pendidikan dan pembimbingan untuk kepentingan terbaik bagi anak dimasa pertumbuhannya.

3) Menumbuhkembangkan ketaqwaan, kecerdasan, kesatuan, dan keceriaan anak agar dapat menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab.

c. Keadaan Siswa, Guru dan Sarana Prasarana

Sekolah ini diberi nama “SD ISTIMEWA LAPAS” disebabkan beberapa alasan, yaitu2:

a. Sangat uniknya murid-murid yang ikut pendidikan. Keunikan tersebut karena murid-muridnya adalah anak-anak yang sedang menjalani pembinaan akibat masalah hukum yang dihadapi.

b. Rentang usia anak-anak didik tersebut sangat jauh dan berbeda dengan usia anak sekolah dasar pada umumnya.

c. Latar belakang dan keluarga juga siswa berbeda dan bahkan ada anak didik yang telah ditinggal oleh orangtuanya dan tidak pernah melihat orang tuanya sama sekali.

Berbeda dengan SD pada umumnya yang terdiri dari enam tingkatan kelas, SD Istimewa Lapas ini hanya terdiri dari tiga tingkatan kelas yakni kelas 4, 5 dan 6, hal ini dikarenakan faktor usia siswa yakni dari 14-20 tahun.3 Semua anak yang ada di Lapas Anak Pria Tangerang dipanggil dengan sebutan “ANDIKPAS” yang merupakan singkatan dari Anak Didik Lapas.

Adapun penempatan andikpas menjadi kelas 4, 5, atau 6 harus melewati beberapa prosedur. Pada tahap awal sidang TPP (Tim Pemantau Pemasyarakatan), calon siswa didata pendidikan terakhirnya ketika di luar, selanjutnya orang tua ataupun keluarga diminta untuk menyerahkan buku rapor terakhir yang mereka miliki. Jika tidak ada keluarga yang bisa

3

25

dihubungi, maka siswa diberi tes penempatan. Dalam hal ini masa tahanan pun menjadi pertimbangan.

SD Istimewa Lapas mempunyai 6 orang guru, dengan rincian 3 orang wali kelas (kelas 4, 5 dan 6) dan 3 guru bidang studi. Dari guru-guru tersebut ada dua orang yang merangkap sebagai staff kantor sekolah. Karena semua guru tersebut merupakan pegawai Kementrian Hukum dan Ham, mereka juga mempunyai tugas administratif kelembagaan di luar tugas mereka di sekolah.

Sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran di SD Istimewa Lapas, antara lain: 3 ruang kelas, 1 ruang kantor kepala sekolah sekaligus ruang guru, perpustakaan, mushola, gereja, lapangan, aula, ruang kreasi, toilet, dan laboratorium komputer dengan akses internet. Adapula ruangan lain dalam lapas tersebut seperti ruang kamar tidur anak (blok), dapur umum, pojok curhat, ruang karantina dan ruang-ruang lain dengan fungsinya masing-masing. Selain ruang kelas dan kantor SD semua sarana dan fasilitas yang ada digunakan bersama oleh warga lapas.

Untuk dapat melakukan penelitian di SD Istimewa Lapas harus mempunyai surat izin dari Kemenkumham Provinsi Banten dan melalui beberapa prosedur. Saat hendak memasuki Lapas ada kurang lebih 5 orang petugas yang selalu berjaga di pintu masuk setiap hari selama 24 jam. Petugas tersebut memeriksa perizinan, barang bawaan hingga yang menempel di tubuh sehingga harus diperiksa (cek body) di sebuah ruang kecil dekat pintu masuk. Barang-barang berharga seperti telepon genggam, kamera dan uang dilarang dibawa masuk, sehingga harus dititipkan di loker khusus petugas piket.

Setelah melewati pemeriksaa tersebut, untuk menuju ke SD Istimewa harus melewati beberapa kantor administratif Lapas, kantor sekolah SMK Istimewa dan ruang kelas SMP Istimewa. Kesan pertama yang terlihat oleh peneliti saat memasuki Lapas adalah pemandangan asri, bersih dan rimbun karena terdapat taman dengan banyak pepohonan yang ditata dengan rapi, selain itu keramahan para petugas yang menyambut tamu dengan baik menghilangkan kengerian gambaran sebuah penjara yang peneliti bayangkan.

Gambar 4.1

Lapas Anak Pria Tangerang dari Sisi Depan

Gambar 4.2

Taman di dalam Lapas Anak Pria Tangerang

Peralatan sekolah yang ada di ruang kelas SD Istimewa terdiri dari kursi, meja, lemari buku, dan papan tulis. Dilengkapi juga dengan alat pendukung pembelajaran seperti globe, peta, gambar dan patung anatomi tubuh untuk pelajaran IPA dan gambar pahlawan-pahlawan Indonesia.

27

Gambar 4.3

Ruang Kelas SD Istimewa dari Bagian Luar dan Dalam

Sumber ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh di luar kelas, seperti perpustakaan dan laboratorium komputer dengan akses internet dapat dimanfaatkan secara terjadwal oleh Andikpas.

Buku-buku yang ada di perpustakaan banyak yang berasal dari sumber dari sumbangan berbagai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memiliki keperdulian terhadap pendidikan anak di sekolah Lapas ini. Selain buku-buku pelajaran di dalam perpustakaan juga terdapat buku mengenai cara berwirswasta dan budidaya, yang dapat menjadi ilmu pengetahuan tambahan dan bekal jika mereka ingin berwirswasta setelah bebas nanti.

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Fasilitas Laboratorium Komputer dengan Akses Internet

d. Kurikulum SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang

SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang merupakan bagian dari komponen pendidikan di Indonesia yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Ham yang dalam pelaksanannnya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Tangerang. Pendidikan yang berlangsung di sekolah Istimewa ini disebut juga sekolah layanan khusus. Khusus dalam arti pembinaan, sistem pengajaran, tenaga pendidik dan sarana prasarana yang dibutuhkan.

Sekolah ini termasuk ke dalam gugus 4, dengan sekolah yang menjadi pimpinannya adalah SDN 6 Kota Tangerang. SDN 6 Kota Tangerang ini menjadi kiblat bagi SD Istimewa Lapas, dimana kurikulum, buku pelajaran dan soal-soal yang digunakan sama dengan yang digunakan di SDN 6 Kota Tangerang. Kurikulum di SDN 6 Kota Tangerang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dokumen terkait