• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Bagi guru SD Istimewa Lapas hendaknya tetap mengingat fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam melaksanakan pemebelajaran.

2. Bagi pembaca yang mempunyai minat melakukan penelitian sejenis, diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih besar dan melibatkan banyak pihak seperti psikolog anak dan Dinas kependidikan yang bersangkutan agar dapat memperluas pemahaman mengenai pembelajaran matematika di sekolah Lapas.

3. Bagi pemerintah agar lebih memberikan dukungan pada pelaksanaan pembelajaran yang ada dalam Lapas baik di Lapas Anak Pria Tangerang maupun Lapas di seluruh Indonesia, baik dari segi sarana prasarana maupun tenaga kependidikan.

51

DAFTAR PUSTAKA

A., Sardiman, M. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000.

Anitah, Sri W. dan Janet Trineke Manoy. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. 2010.

B., Hamzah Uno. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara, 2011. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Esti, Sri W. Djiwandono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2002.

J., Lexy Moleong. Metrodologi Penelitian Kualitatif,. Bandung: Rosdakarya, cet.-29, 2011.

Malik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara, Cet. 8, 2008. Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2009.

Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Nurrohmah, Hadits Menuntut Ilmu, diakses di http://belajarsambilberdakwah. Blogspot. com tanggal 23 Januari 2014.

Purnianti, Sri dkk. Analisa Situasi Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Dalam kata pengantar karya tulis yang bekerjasama dengan UNICEF Indonesia. Jakarta: Fisif UI, 2002.

Ruseffendi, E.T. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Bandung:Tarsito,1990.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2011.

Shadiq, Fadjar. Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?. Yogyakarta: Widyaiswara PPPPTK Matematika, 2007.

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: BSNP, 2006), h.145.

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 38.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D). (Bandung: Alfabeta. 2009), h. 337-345.

Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.

Suwangsih , Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS, 2006.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya, 2011. Syaodih, Nana N. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosdakarya,

2010.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemaen Agama RI, 2006.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Lampiran 1 53

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang

1. Bagaimana sejarah atau latar belakang berdirinya SD Istimewa ini?

2. Sarana dan prasaran apa saja yang disediakan sekolah untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran matematika di kelas?

3. Bagaimana kondisi guru di sekolah ini dan adakah peraturan khusus yang harus ditaati guru ketika mengajar di kelas?

4. Bagaimana pencapaian nilai UN siswa SD Istimewa?

5. Bagaimana pihak sekolah menanggulangi pembiayaan yang efisien agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik?

6. Bagaimana kondisi siswa lulusan sekolah SD Istimewa ini baik yang masa tahanannya masih ada, atau pun yang sudah habis masa tahanannya dan kembali ke masyarakat?

7. Mengapa di SD Istimewa ini kelas yang ada hanya kelas 4, 5 dan 6 tidak ada kelas 1, 2 dan 3?

8. Bagaimana prosedur penempatan siswa yang baru masuk, menjadi siswa kelas 4, 5 atau 6?

9. Apa pengalaman berkesan selama bapak menjadi kepala sekolah di SD Istimewa ini?

Pedoman Wawancara Guru Matematika SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang

1. Sudah berapa tahun Bapak/Ibu mengajar di sini, dan kendala apa saja yang Bapak/Ibu rasakan selama mengajar?

2. Persiapan apa saja yang Bapak/Ibu lakukan sebelum mengajar?

3. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat perangkat pembelajaran seperti RPP dan silabus?

4. Metode pembelajaran apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam mengajar matematika?

5. Media apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran matematika? 6. Bagaimana Bapak/Ibu membuat perencanaan penilaian pelajaran

matematika?

7. Bagaimana dengan nilai siswa dalam mata pelajaran matematika? Apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika menghapi siswa yang mendapat nilai kurang memuaskan (di bawah KKM)?

8. Apakah kasus kriminal yang melatar belakangi mereka berpengaruh dengan hasil belajar matematika di kelas?

Pedoman Wawancara Siswa SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang

1. Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran matematika?

2. Apa yang kamu persiapkan sebelum pembelajaran metematika dimulai? 3. Apa kamu mengerti setiap materi matematika yang diajarkan guru di

kelas?

4. Bagaimana cara mengajar guru matematika di sekolah ini?

5. Apasaja kendala yang kamu alami saat pembelajaran matematika di kelas? 6. Jika kamu belum mengerti materi yang sedang dipelajari, apa yang kamu

lakukan?

Lampiran 2 55

RUBRIK PENILAIAN OBSERVASI

Pedoman pengisian lembar observasi siswa SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang dalam proses pembelajaran matematika.

No. Jenis Aktivitas yang diobservasi Aktivitas Tipe 1 Aktivitas Tipe 2 Aktivitas Tipe 3 1. Kehadiran dan kesiapan TWS: Siswa datang ke kelas sebelum bel masuk berbunyi dan sudah siap mengikuti pembelajaran.

TWBS: Siswa datang ke kelas sebelum bel masuk berbunyi tapi belum siap mengikuti pembelajaran

(nongkrong di depan kelas, ngobrol, dll).

TLBS: Siswa datang ke kelas setelah bel masuk berbunyi (terlambat) dan belum siap menerima pembelajaran. 2. Mengerjakan PR MPR: Siswa mengerjakan PR yang diberikan guru dengan mandiri di luar jam sekolah. BMPR: Siswa mengerjakan PR dengan mencontek teman/saat pelajaran hendak dimulai. TMPR: Siswa tidak mengerjakan PR. 3. Memperhatikan penjelasan guru FMP: Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan petunjuk mengerjakan latihan dengan fokus. TFMP: Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan petunjuk mengerjakan latihan dengan tidak fokus.

TMP: Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran, materi pelajaran dan petunjuk mengerjakan latihan. 4. Mengajukan pertanyaan kepada guru

AB: Siswa aktif mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.

ABDM: Siswa aktif bertanya namun tidak berhubungan materi pelajaran yang sedang dipelajari. TB: Siswa tidak bertanya, cenderung pasif ketika pelajaran matemaika. 5. Mengemukakan pendapat mengenai materi pembelajaran

AMP: Selama proses pembelajaran, siswa aktif dan tidak ragu dalam mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan maupun penjelasan guru tentang materi pelajaran. MPTR: Selama proses pembelajaran, siswa hanya sesekali (masih merasa ragu) dalam mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan maupun penjelasan guru tentang materi pelajaran. TMP: Selama proses belajar, siswa tidak mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan maupun penjelasan guru tentang materi pelajaran.

6.

Mencatat materi

pembelajaran.

MML: Siswa mencatat semua materi pelajaran dengan lengkap.

MMTL: Siswa mencatat materi pelajaran dengan tidak lengkap. TMM: Siswa tidak mencatat materi pelajaran. 7. Mengerjakan latihan. MLM: Siswa mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru mengenai materi pelajaran secara mandiri. MLDB: Siswa mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru mengenai materi pelajaran, namun masih dengan bantuan guru atau temannya yang lebih menguasai.

TML: Siswa tidak mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan guru mengenai materi pelajaran..

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI SISWA KELAS IV (EMPAT)

No. Indikator Observasi ke- Rata-rata

Persentase

1 % 2 % 3 % 4 %

1. Persiapan

Siswa datang tepat waktu dan siap menerima

pembelajaran (TWS) 4 100,00% 4 100,00% 5 100,00% 5 100,00% 100,00%

Siswa datang tepat waktu tetapi belum siap

(TWBS) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00%

Siswa terlambat dan belum siap (TLBS) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00% 2. Mengerjakan PR

Siswa mengerjakan PR yang diberikan guru

(MPR) 3 75,00% 4 100,00% 5 100,00% 4 80,00% 88,75%

Siswa mengerjakan PR di dalam kelas /

mencontek teman (BMPR) 1 25,00% 0 0,00% 0 0,00% 1 20,00% 11,25%

Siswa tidak mengerjakan PR (TMPR) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00%

3. Memperhatikan penjelasan guru

Siswa fokus memperhatikan penjelasan guru

(FMP) 2 50,00% 1 25,00% 2 40,00% 2 40,00% 38,75%

Siswa memperhatikan guru dengan tidak

fokus (TFMP) 2 50,00% 3 75,00% 2 40,00% 3 60,00% 56,25%

Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru

(TMP) 0 0,00% 0 0,00% 1 20,00% 0 0,00% 5,00%

4. Mengajukan pertanyaan kepada guru Siswa aktif mengajukan pertanyaan tentang

materi yang dipelajari (AB) 1 25,00% 1 25,00% 1 20,00% 2 40,00% 27,50%

L am pi ran 3 5 7

Siswa aktif mengemukakan pendapat (AMP) 1 25,00% 1 25,00% 1 20,00% 0 0,00% 17,50% Siswa dengan ragu mengemukakan pendapat

(MPTR) 0 0,00% 1 25,00% 3 60,00% 3 60,00% 36,25%

Siswa tidak mengemukakan pendapat (TMP) 3 75,00% 2 50,00% 1 20,00% 2 40,00% 46,25% 6. Mencatat materi pembelajaran

Siswa mencatat materi yang dipelajari dengan

lengkap (MML) 2 50,00% 3 75,00% 4 80,00% 4 80,00% 71,25%

Siswa mencatat materi dengan tidak lengkap

(MMTL) 2 50,00% 1 25,00% 1 20,00% 1 20,00% 28,75%

Siswa tidak mencatat (TMM) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00%

7. Mengerjakan latihan

Siswa mengerjakan latihan secara mandiri

(MLM) 2 50,00% 2 50,00% 2 40,00% 3 60,00% 50,00%

Siswa mengerjakan latihan dengan bantuan

(MLDB) 2 50,00% 2 50,00% 2 40,00% 2 40,00% 45,00%

Siswa tidak mengerjakan latihan (TML) 0 0,00% 0 0,00% 1 20,00% 0 0,00% 5,00%

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI SISWA

KELAS V (LIMA)

No. Indikator Observasi ke- Rata-rata

Persentase

1 % 2 % 3 % 4 %

1. Datang ke kelas tepat waktu

Siswa datang tepat waktu dan siap menerima

pembelajaran (TWS) 11 100,00% 12 92,31% 6 100,00% 6 100,00% 98,08%

Siswa datang tepat waktu tetapi belum siap

(TWBS) 0 0,00% 1 7,69% 0 0,00% 0 0,00% 1,92%

Siswa terlambat dan belum siap (TLBS) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00%

2. Mengerjakan PR

Siswa mengerjakan PR yang diberikan guru

(MPR) 10 90,90% 11 84,61% 6 100,00% 6 100,00% 93,88%

Siswa mengerjakan PR di dalam kelas /

mencontek teman (BMPR) 1 9,09% 2 15,38% 0 0,00% 0 0,00% 6,12%

Siswa tidak mengerjakan PR (TMPR) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00%

3. Memperhatikan penjelasan guru

Siswa fokus memperhatikan penjelasan guru

(FMP) 4 36,36% 4 30,77% 2 33,33% 4 66,67% 41,78%

Siswa memperhatikan guru dengan tidak

fokus (TFMP) 4 36,36% 5 38,46% 4 66,67% 2 33,33% 43,71%

Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru

(TMP) 3 27,28% 4 30,77% 0 0,00% 0 0,00% 14,51% 59 L am pi ran 4

materi yang dipelajari (ABDM)

Siswa tidak bertanya (TB) 1 9,10% 2 15,38% 1 16,67% 0 0,00% 10,29%

5. Mengemukakan pendapat mengenai materi pembelajaran

Siswa aktif mengemukakan pendapat (AMP) 5 45,46% 7 53,86% 3 50,00% 2 33,33% 45,66% Siswa dengan ragu mengemukakan pendapat

(MPTR) 3 27,27% 3 23,07% 3 50,00% 3 50,00% 37,58%

Siswa tidak mengemukakan pendapat (TMP) 3 27,27% 3 23,07% 0 0,00% 1 16,67% 16,76% 6. Mencatat materi pembelajaran

Siswa mencatat materi yang dipelajari dengan

lengkap (MML) 11 100,00% 11 84,62% 5 83,33% 6 100,00% 91,99%

Siswa mencatat materi dengan tidak lengkap

(MMTL) 0 0,00% 2 15,38% 1 16,67% 0 0,00% 8,01%

Siswa tidak mencatat (TMM) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00%

7. Mengerjakan latihan

Siswa mengerjakan latihan secara mandiri

(MLM) 4 36,36% 9 69,23% 5 83,33% 5 83,33% 68,06%

Siswa mengerjakan latihan dengan bantuan

(MLDB) 5 45,46% 3 23,08% 0 0,00% 1 16,67% 21,30%

Siswa tidak mengerjakan latihan (TML) 2 18,18% 1 7,69% 1 16,67% 0 0,00% 10,64%

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI SISWA

KELAS VI (ENAM)

No. Indikator Observasi ke- Rata-rata

Persentase

1 % 2 % 3 % 4 %

1. Kehadiran dan Kesiapan

Siswa datang tepat waktu dan siap menerima

pembelajaran (TWS) 9 100% 16 100% 16 100% 15 93,75% 98,44%

Siswa datang tepat waktu tetapi belum siap

(TWBS) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 1 6,25% 1,56%

Siswa terlambat dan belum siap (TLBS) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00%

2. Mengerjakan PR

Siswa mengerjakan PR yang diberikan guru

(MPR) - - - - - - - - -

Siswa mengerjakan PR di dalam kelas /

mencontek teman (BMPR) - - - - - - - - -

Siswa tidak mengerjakan PR (TMPR) - - - -

3. Memperhatikan penjelasan guru

Siswa fokus memperhatikan penjelasan guru

(FMP) 4 44,44% 3 18,75% 4 25,00% 7 43,75% 32,98%

Siswa memperhatikan guru dengan tidak

fokus (TFMP) 5 55,56% 11 68,75% 12 75,00% 9 56,25% 63,89%

Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru

(TMP) 0 0,00% 2 12,50% 0 0,00% 0 0,00% 3,13% L am pi ran 5 6 1

materi yang dipelajari (ABDM)

Siswa tidak bertanya (TB) 1 11,11% 3 18,75% 2 12,50% 3 18,75% 15,28%

5. Mengemukakan pendapat

Siswa aktif mengemukakan pendapat (AMP) 2 22,22% 4 25,00% 7 43,75% 5 31,25% 30,55% Siswa dengan ragu mengemukakan pendapat

(MPTR) 4 44,45% 5 31,25% 7 43,75% 3 18,75% 34,55%

Siswa tidak mengemukakan pendapat (TMP) 3 33,33% 7 43,75% 2 12,50% 8 50,00% 34,90% 8. Mencatat materi pembelajaran

Siswa mencatat materi yang dipelajari dengan

lengkap (MML) 7 77,78% 16 100,00% 15 93,75% 14 87,50% 89,75%

Siswa mencatat materi dengan tidak lengkap

(MMTL) 2 22,22% 0 0,00% 1 6,25% 2 12,50% 10,25%

Siswa tidak mencatat (TMM) 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0 0,00% 0,00%

9. Mengerjakan latihan

Siswa mengerjakan latihan secara mandiri

(MLM) 8 88,89% 12 75,00% 14 87,50% 7 43,75% 73,78%

Siswa mengerjakan latihan dengan bantuan

(MLDB) 1 11,11% 4 25,00% 2 12,50% 8 50,00% 24,65%

Siswa tidak mengerjakan latihan (TML) 0 0,00% 0 0,00% 0 0 1 6,25% 1,57%

Lampiran 8 87

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SD ISTIMEWA LAPAS

1. Bagaimana sejarah atau latar belakang berdirinya SD Istimewa ini?

KS : Menurut Kementrian Kehakiman SD Istimewa ini berdiri mulai tanggal 10 September 1984, dengan SK menteri kehakiman, melalui Kanwil DKI Jakarta. Awalnya di lapas ini sekolah formal hanya SD dan SMP saja, namun sekarang sudah ada SD, SMP, SMA berupa paket C dan yang baru diresmikan tahun ini yaitu SMK. Semua ada di dalam lapas ini dan di bawah naungan Kementrian Hukum dan Ham yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan.

2. Sarana dan prasaran apa saja yang disediakan sekolah untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran matematika di kelas?

KS : Sarana dan prasaran khususnya SD istimewa ini masih dalam tahap pembenahan, dapat dikatakan kurang lengkap, umpamanya seperti sumber daya manusianya. Guru yang mengajar di sini bukan dari sarjana pendidikan, hal ini menjadi kendala untuk dapat menghadapi siswa. Kemudian perlengkapan lain seperti labolatorium dan alat-alat peraga. Sehingga proses belajar mengajar kebanyakan hanya teori. Di sini juga ada perpustakaan, namun untuk umum dari siswa SD sampai SMK. Buku-bukunya bersumber dari sumbangan, berbagai LSM yang peduli dengan perkembangan pendidikan anak di sini. Jaringan untuk mengakses ke dunia luar juga ada berupa internet, penggunaannya dijadwalkan dan diawasi.

3. Bagaimana kondisi guru di sekolah ini dan adakah peraturan khusus yang harus ditaati guru ketika mengajar di kelas?

KS : Kalau sekarang guru SD Istimewa ada 6 orang, dengan rincian wali kelas 3 orang, (wali kelas 4, 5 dan 6) dan 3 guru bidang studi yakni guru olahraga, B. Inggris dan Agama. Hanya saja latar belakang guru-guru di sini kebanyakan bukan sarjana linier dari pendidikan, ada yang dari ekonomi, sarjana hukum, dll. Dan kebanyakan dari sarjana hukum. Kalau aturan khusus

tidak ada, sama seperti guru di sekolah luar. Aturannya cuma kurikulum mengacu kepada diknas jadi untuk pembuatan perangkat pembelajaran kita dibina oleh di SDN 6 Kota Tangerang, yang merupakan pimpinan Gugus 4, dimana SD Istimewa ini masuk ke dalam Gugus 4.

4. Bagaimana pencapaian nilai UN siswa SD Istimewa ini?

KS : Pencapaian nilai UN selama saya dipindahkan ke sini sudah tiga kali mengikuti UN, Alhamdulillah tingkat kelulusannya 100%. Pertama pesertanya ada 8 siswa, tahun berikutnya 8 siswa lagi, dan tahun kemarin 2013 ada 14 siswa. Tahun 2014 ini ada 16 siswa yang ikut ujian akhir nanti di bulan Mei. Mudah-mudahan tahun ini bisa lulus 100% seperti tahun kemarin.

5. Bagaimana pihak sekolah menanggulangi pembiayaan yang efisien agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik?

KS : Selama ini sumber dana berasal dari kantor Kemenkumham baik tunai maupun berupa seragam, sepatu, tas dan semua peralatannya. Disamping itu kami juga menerima dana bos yang kami gunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti buku, pensil, pulpen dan semuanya itu dikasihkan ke anak. Jadi memang benar-benar gratis.

6. Bagaimana kondisi siswa lulusan sekolah SD Istimewa ini baik yang masa tahanannya masih ada atau pun yang sudah habis masa tahanannya dan kembali ke masyarakat?

KS : Setelah lulus apabila anak itu masa tahanan masih lama langsung melanjutkan ke SMP Istimewa. Kalau lulus dan masa tahananya tinggal sebulan atau dua bulan, tidak melanjutkan ke SMP, tetapi ikut ekstra kulikuler seperti sablon, menjahit, las dll. Lalu jika anak itu lulus dan masa tahannya habis, sudah bebas bukan tanggung jawab kita lagi, jadi pembinaan yang kami lakukan sebatas di dalam saja. Hal ini yang seharusnya disosialisasikan ke masyarakat di luar sana bahwa seharusnya masyarakat mempunyai kepedualian kepada anak-anak ini untuk memberikan pembinaan kepada mereka. Untuk saat ini belum ada dinas sosial atau LSM yang memperhatiakannya, itu lah salah satu kendalanya, terkadang di dalam sudah dibina tetapi ketika bebas dan kembali ke lingkungan asal mereka, tak jarang

89

yang mengulangi kesalahannya sampai masuk lagi ke sini, makanya disini benar-benar diberi binaan agar minimal tidak mengulangi kesalahannya.

7. Mengapa di SD Istimewa ini kelas yang ada hanya kelas 4, 5 dan 6 tidak ada

kelas 1, 2 dan 3?

KS : Karena faktor umur anak di sini yang difonis oleh pengadilan dari umur 12 sampai 18 tahun, jadi belum menerima siswa yang umur dibawah 9 tahun. Dari segi fisik pun mereka memang bukan usia anak SD lagi, tapi kalau dari segi mental ternyata mental mereka itu masih anak-anak, ada juga yang mentalnya agak terganngu sehingga belajar masih malu-malu, anggapannya “saya usia segini ko masih SD,” sehingga motivasi yang sangat dibutuhkan mereka agar tetap rajin belajar. Sehingga kami menyediakan ruang curhat, dengan seorang psikolog agar mereka bisa mencurahkan permasalahan mereka. Namun, sebenarnya pemberian motivasi tidak hanya di ruang curhat tapi disetiap ruangan pasti selalu diberi motivasi anak supaya berubah, bahkan disetiap pembelajaran selalu dimotivasi. Siswa di sini belajar karena tuntutan dari Lapas, bukan karena kemauan sendiri. Jadi hanya belajar saat jam sekolah saja, setelah pulang sekolah diluar kegiatan wajib seperti sholat berjama’ah, makan, apel, piket dan sebagainya mereka hanya nongkrong dan ngobrol dengan temannya. Padahal sudah disediakan waktu khusus untuk belajar, yaitu sesudah sholat Isya.

8. Bagaimana prosedur penempatan siswa yang baru masuk, menjadi siswa kelas 4, 5 atau 6?

KS : Ada prosedurnya apabila menerima anak baru kemudian sidang TPP (Tim Pemantau Pemasyarakatan), disidang itu kita tanya misalnya di luar terakhir kelas 4 lalu kita masukkan di kelas 4, kalau dulu di luar sampai kelas 5 ya dimasukkan di kelas 5 begitu seterusnya. Kami juga minta rapot anak, tapi kadang orang tua tidak memenuhi karena alasan yang beragam jadi kita hanya berdasarkan pengakuan anak. Lalu kita uji lagi, untuk mengetahui kompetensi anak. Jika ada anak yang tidak sekolah sebelumnya dan masa tahanannya cukup lama bisa masuk paket dulu sampai anak bisa membaca, tapi kalau masa tahanannya singkat langsung kelas 4. Tapi terkadang pengakuan anak juga kurang valid jadi ada saja kejadian seperti kemarin tiba-tiba sebagian anak kelas 5 ada yang naik ke kelas 6. Hal itu dikarenakan saat sidang PBB

ditanya ngakunya kelas 5, tapi setelah berjalan mereka mengaku kelas 6. Ini juga mempertimbangkan masa tahanan mereka yang tinggal satu atau dua bulan lagi. Ada juga anak kelas 6 yang sudah bebas sebelum ujian sekolah, bisa karena dapat remisi biasanya kita meminta dia untuk datang lagi saat hari ujiannya. Agar di luar mereka mempunyai bekal berupa ijazah yang bisa dimanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan paket atau untuk mencari pekerjaan.

9. Apa pengalaman berkesan selama bapak menjadi kepala sekolah di SD

Istimewa ini?

KS : yang berkesan itu karena latar belakang kita bukan dari pendidikan, tapi Alhamdulillah ternyata bisa mengajar atau memberikan pembinaan kepada anak, dimana anak dengan konotasi bermasalah tapi bisa mengikuti pelajaran itu sudah saya anggap luar biasa. Bisa menentaskan dia kejenjang kelulusan SD. Untuk pengalaman yang berkaitan dengan kasus kriminal anak Alhamdulillah juga tidak ada, walau pun kasus mereka bermacam-macam seperti pembunuhan, pelecehan, narkoba, dll. Karena kita menganggap mereka semua disini sama, sama-sama murid SD yang butuh dibina dan terus dimotivasi agar berubah menjadi lebih baik saat di dalam maupun saat bebas nantinya.

Lampiran 9

91

HASIL WAWANCARA GURU MATEMATIKA SD ISTIMEWA LAPAS

A. Guru Matematika Kelas IV SD (G1)

1. Sudah berapa tahun Bapak mengajar di sini, dan kendala apa saja yang Bapak rasa selama mengajar?

G1 : Saya mengajar sejak SD Istimewa ini ada, jadi dari awal didirikan sampai sekarang. Kendala mengajar disini mulai dari segi fasilitas pendukung pebelajaran, seperti buku pelajaran dan dari segi siswanya. Siswa disini semangat untuk belajar sangat rendah. Karena banyak dari mereka yang sudah lama putus sekolah. Jadi masuk kesini diwajibkan belajar jadi agak susah.

2. Persiapan apa saja yang Bapak lakukan sebelum mengajar?

G1 : saya biasanya langsung masuk kelas, karena materi pelajaran anak-anak kan setiap tahunnya sama jadi bisa dikatakan sudah hafal. Tapi sering juga saya buat soal di kertas selembar sebelum saya kasih untuk latihan anak-anak.

3. Apakah Bapak pernah membuat perangkat pembelajaran seperti RPP dan silabus?

G1 : Waktu awal pernah tapi semakin kesini karena materi pelajarannya sudah hafal jadi tidak dibuat lagi. Untuk mengajarkan anak-anak disini tidak perlu materi yang rumit-rumit, jadi khusus di kelas 4 yang saya ajarkan materi-materi dasar. Seperti operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

4. Metode pembelajaran apa saja yang Bapak gunakan dalam mengajar matematika?

G1 : Saya biasanya Cuma menerangkan lalu memberi soal untuk latihan dan mereka saya minta maju satu persatu, biar saya bisa mengetahui pemahaman mereka.

5. Media apa saja yang Bapak gunakan dalam pembelajaran matematika?

G1 : Media juga termasuk salah satu kendala kita dalam mengajar, disini sangat minim untuk bisa mengajar dengan media seperti dengan komputer atau proyektor. Saya berharap segera ada bantuan dari pemerintah agar anak-anak jadi lebih semangat dalam belajar.

6. Bagaimana Bapak membuat perencanaan penilaian pelajaran matematika?

G1 : Saya menilai anak-anak disetiap pertemuan, jadi dikasih soal-soal lalu dikoreksi. Ujian seperti UTS dan UAS juga ada setiap semesternya.

7. Bagaimana dengan nilai siswa dalam mata pelajaran matematika? Apa yang Bapak lakukan ketika menghaapi siswa yang mendapat nilai kurang memuaskan (di bawah KKM)?

G1 : Saya biasa memperbanyak latihan-latihan soal, agar anak-anak lebih siap. Kalau yang nilainya kurang diberi tambahan belajar. Karena di kelas 4 ini ada siswa yang jangankan berhitung membaca dan menulis saja dia belum lancar, jadi saya diberi perhatian lebih baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

8. Apakah kasus kriminal yang melatarbelakangi mereka berpengaruh dengan hasil belajar matematika di kelas?

G1 : Biasanya anak yang kasusnya memakai narkoba agak lelet dalam berpikir dibandingkan dengan anak-anak yang kasusnya bukan narkoba. Tapi pengalaman belajar mereka sebelum masuk kesini juga berpengaruh.

B. Guru Matematika Kelas V SD (G2)

1. Sudah berapa tahun ibu mengajar di sini, dan kendala apa saja yang ibu rasa selama mengajar?

G2 : Saya mengajar di sini kurang lebih 8 tahun. pertama kendalanyanya harus lebih sabar, karena melihat kondisi anak-anaknya. Kedua sarana dan prasarana yang kurang memadai juga menjadi penghambat. Lalu kemampuan kita sebagai pengajar, karena kita tidak memiliki basic dalam mengajar, jadi sebagai guru harus belajar dulu dan mengarahkan anak-anak. Karena kalau

93

tidak diarahkan mereka tidak mau belajar, apalagi melihat siapa yang mengajar pasti ada saja alasannya, ada yang izin ke wc, makan, dll. Apalagi anak-anak yang agak terlambat dalam berpikir. Tapi tidak menutup kemungkinan ada juga yang lebih. Anak-anak di sini minat belajarnya juga

Dokumen terkait