• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Profil terapi secara khusus

41 Glikazida 1 3,0 86 Sulbenicillin 1 3,0 42 Glimepirid 3 9,1 87 Tamtumverde® 1 3,0 43 Hemobion® 1 3,0 88 Tenoxicam 1 3,0 44 Heparin 1 3,0 89 Tramadol® 1 3,0 45 Insulin 7 21,2 90 Vit K 8 24,2

Jenis keseluruhan obat yang digambarkan adalah penggunaan selain obat

gangguan sistem kardiovaskuler. Penggambaran jenis keseluruhan obat yang

digunakan oleh kasus ditujukan untuk menggambarkan profil terapi kasus secara

umum, dan melihat obat-obat apa sajakah yang paling sering digunakan oleh kasus.

Dari tabel XII dapat diketahui bahwa dari keseluruhan penggunaan obat oleh kasus,

obat yang paling banyak digunakan adalah parasetamol dan ranitidin, masing-masing

sebanyak 11 penggunaan.

2. Profil terapi secara khusus

Profil terapi secara khusus adalah gambaran terapi obat gangguan sistem

kardiovaskuler yang meliputi jumlah obat, jenis obat, rute pemberian dan aturan

pakai obat (dosis/kekuatan obat dan frekuensi pemberian obat).

a. Jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler yang diterima kasus

Tabel XIII. Jumlah jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang diterima pada pasien di

Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008

Jumlah jenis obat gangguan

sistem kardiovaskuler Jumlah kasus Persentase (%)

1 14 42,4

2 9 27,3

3 8 24,2

Dari tabel XIII dapat diketahui bahwa dari seluruh kasus yang didapatkan,

penggunaan jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler terbanyak adalah sebanyak

4 macam obat, sedangkan penggunaan jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler

paling sedikit adalah 1 macam obat.

Penggunaan jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler yang paling

banyak ditemukan pada kasus adalah 1 macam obat, yang didapatkan pada 14 kasus

(42,4 %), sedangkan penggunaan jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler yang

paling sedikit adalah 4 macam obat, ditemukan pada 2 kasus (6,1 %)

b. Jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang digunakan

Jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang digunakan pada kasus

adalah obat antihipertensi, inotropik positif, antiangina, antiaritmia, obat-obat yang

mempengaruhi sistem koagulasi darah dan terapi kombinasi.

1) Antihipertensi

Obat antihipertensi merupakan kelas terapi terbanyak yang dijumpai dari

keseluruhan kasus penggunaan obat kardiovaskuler. Kelas terapi antihipertensi

digunakan untuk terapi pasien dengan keadaan tekanan darah yang tinggi

(prehipertensi maupun hipertensi). Obat antihipertensi yang digunakan pada kasus

antara lain golongan Angiotensin Cornverter Enzym (ACE) Inhibitor, Angiotensin II

Receptor Antagonist (AIIRA), antihipertensi sentral dan golongan diuretik Dari

keseluruhan terapi antihipertensi, yang paling banyak digunakan adalah golongan

diuretik dan ACE Inhibitor. Diuretik yang digunakan pada keseluruhan kasus antara

lain golongan diuretik kuat, diuretik thiazid dan diuretik potassium sparing. Diuretik

biasanya digunakan untuk pasien dengan keadaan edema dan dapat juga digunakan

untuk terapi hipertensi.

Obat antihipertensi paling banyak digunakan karena sebagian besar kasus

yang ditemukan mengalami abnormalitas tekanan darah baik pada fase prehipertensi

maupun hipertensi. Penggunaan diuretik terbanyak adalah furosemid sebanyak 13

penggunaan (39,4 %), sedangkan penggunaan ACEI terbanyak adalah kaptopril yaitu

sebanyak 7 penggunaan (21,2 %).

Tabel XIV. Antihipertensi yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta periode Agustus-September 2008

No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%)

1. ACE Inhibitor Kaptopril 7 21,2

Lisinopril dihidrat 3 9,1

Ramipril 1 3,0

Imidapril 1 3,0

2. AIIRA Losartan K 2 6,1

Irbesartan 2 6,1

Valsartan 1 3,0

3. Antihipertensi sentral Klonidin HCl 1 3,0

4. Diuretik

Diuretik kuat Furosemid 13 39,4

Diuretik thiazid Hidroklorothiazid 1 3,0

Diuretik- antagonis

aldosteron Spironolakton 2 6,1

Diuretik Osmotik Manitol 1 3,0

2) Inotropik positif

Inotropik positif yang digunakan pada kasus adalah glikosida jantung. Obat

inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung (miokardium).

Glikosida jantung sendiri digunakan untuk terapi beberapa kondisi seperti gagal

jantung, takikardia, takiaritmia dan shock kardiogenik. Glikosida jantung didapatkan

sebanyak 3 penggunaan (9,1%).

Tabel XV. Inotropik positif yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus- September 2008

No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%)

1. Glikosida Jantung digoksin 3 9,1

3) Antiaritmia

Obat antiaritmia yang digunakan adalah agen antiaritmia kelas III, yaitu

amiodaron HCl. Antiaritmia sendiri dibagi menjadi menjadi 4 kelas terapi, yaitu kelas

I (a,b,c), II, III dan IV. Dalam kasus yang ditemukan, antiaritmia yang digunakan

adalah terapi kelas III. Obat antiaritmia digunakan untuk pasien dengan kondisi

abnormalitas irama denyut jantung. Penggunaan obat antiaritmia yang ditemukan

adalah sebanyak 1 penggunaan (3,0 %).

Tabel XVI. Antiaritmia yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus- September 2008

No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%)

1. Antiaritmia Amiodaron HCL 1 3,0

4) Antiangina

Antiangina yang digunakan pada kasus adalah golongan nitrat, beta bloker

dan antagonis kalsium. Dari keseluruhan antiangina yang digunakan, golongan

antagonis kalsium adalah yang paling banyak digunakan, yaitu amlodipin besilat

sebanyak 6 penggunaan (18,2 %).

Tabel XVII. Antiangina yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus September 2008

No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%)

1. Nitrat ISDN 5 15,2

2. β-blocker Propanolol 1 3,0

3. Antagonis Kalsium Amlodipin Besilat 6 18,2

Nifedipin 2 6,1

5) Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah

Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah yang ditemukan adalah

golongan antiplatelet dan hemostatik. Dari kedua golongan tersebut, antiplatelet

adalah yang lebih banyak digunakan, yaitu asam asetilsalisilat sejumlah 4

penggunaan (12,1 %). Antiplatelet bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet,

sehingga dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri.

Tabel XVIII. Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah yang digunakan

pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

periode Agustus-September 2008

No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%)

1. Antiplatelet Asam asetilsalisilat 4 12,1

Cilostazol 1 3,0

2. Hemostatik Asam tranexamat 3 9,1

Carbazochrome

Na sulfonat 1 3,0

6) Terapi kombinasi

Terapi kombinasi yang ditemukan pada kasus adalah terapi dengan obat

sistem kardiovaskuler yang mengandung dua jenis obat, yaitu antagonis kalsium dan

AIIRA, ditemukan sebanyak 1 penggunaan (3,0 %).

Tabel XIX. Terapi kombinasi yang digunakan pada pasien di Bangsal III

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September

2008

No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%)

1. CCB+AIIRA Amlodipin besilat

+ valsartan 1 3,0

c. Bentuk sediaan obat

Bentuk sediaan obat yang digunakan pada seluruh kasus ada dua macam

yaitu bentuk oral (tablet) dan bentuk injeksi. Dari kasus yang ditemukan, sebagian

besar penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler adalah dalam bentuk sediaan

oral (tablet).

Tabel XX. Bentuk sediaan pada jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang

digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta periode Agustus-September 2008

Jenis obat Bentuk

Sediaan

Jumlah

penggunaan Persentase (%)

Antihipertensi Tablet 30 90,9

Injeksi 11 33,3

Inotropik positif Tablet 3 9,1

Antiaritmia Tablet 1 3,0

Antiangina Tablet 14 42,4

Obat sistem koagulasi

darah

Tablet 6 18,2

Injeksi 3 9,1

d. Aturan pemakaian obat (dosis/kekuatan dan frekuensi pemakaian)

1) Antihipertensi

Tabel XXI. Aturan pakai obat antihipertensi yang digunakan pada kasus

No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase (%)

1. ACE Inhibitor Kaptopril 25 mg 2x1 3 9,1 12,5 mg 2x1 3 9,1 12,5 mg 3x1 1 3,0 Lisinopril dihidrat 5 mg 1x1 3 9,1 Ramipril 2.5 mg 1x1 1 3,0 Imidapril 10 mg 1x1 1 3,0 2. AIIRA Losartan K 50 mg 1x1 2 6,1 Irbesartan 300 mg 1x1 2 6,1 Valsartan 40mg,80mg 1x1 1 3,0 3. Antihipertensi sentral Klonidin HCl 150 mcg 2x ½ 1 3,0 4. Diuretik Diuretik kuat Furosemid 40 mg 1x ½ 2 6,1 1x1 7 21,2 20mg/2ml 3x1 1 3,0 1x2 4 12,1 1x1 5 15,2

Diuretic lemah Hidrocloro

thiazid 25 mg 1x1 1 3,0 Diuretic potassium sparing Spironolacton 100 mg 2x ½ 2 6,1

Diuretik osmotik Mannitol 20%x125cc 3x1,2x1,1x1 1 3,0

Dari tabel XXI, dapat diketahui bahwa golongan antihipertensi dengan dosis

yang bervariasi adalah ACE Inhibitor, yaitu kaptopril, sedangkan untuk golongan

lain, dosis yang digunakan adalah 1 macam dosis, termasuk untuk golongan diuretik.

Dosis yang digunakan untuk semua jenis golongan diuretik tidak bervariasi, hanya

satu macam dosis untuk masing-masing golongan diuretik kuat, diuretik lemah

diuretik potasium sparing dan diuretik osmotik.

2) Inotropik positif

Dosis yang digunakan untuk golongan digitalis jantung yaitu digoksin hanya

satu macam dosis, yaitu dengan dosis 0,25 mg. Ada dua macam frekuensi yang

digunakan, yaitu 1x1 dan 2x ½.

Tabel XXII. Aturan pakai inotropik positif yang digunakan pada kasus

No. Golongan Nama

Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase (%)

1. Digitalis jantung Digoksin 0,25mg 1x1 1 3,0

2x ½ 2 6,0

3) Antiaritmia

Penggunaan antiaritmia yaitu amiodaron HClhanya terdapat pada satu kasus,

dosis yang digunakan adalah 200 mg, dengan frekuensi 2x1.

Tabel XXIII. Aturan pakai antiaritmia yang digunakan pada kasus

No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase (%)

1. Antiaritmia Amiodaron HCl 200 mg 2x1 1 3,0

4) Antiangina

Pada penggunaan antiangina, dosis bervariasi pada golongan antagonis

kalsium, yaitu pada penggunaan nifedipin. Sedangkan untuk penggunaan golongan

lainnya, dosis yang digunakan hanya satu macam dosis. Nifedipin yang digunakan

ada dua macam yaitu short action dengan frekuensi pemberian 3x1 dan long action

dengan frekuensi pemberian 1x1.

Tabel XXIV. Aturan pakai antiangina yang digunakan pada kasus

No. Golongan Nama Obat Dosis Fekuensi Jumlah Persentase (%)

1. Antagonis

kalsium

Amlodipin Besilat 5 mg 1x1 6 18,2

Nifedipin 10 mg 3x1 1 3,0

30 mg 1x1 1 3,0

2. β bloker Propanolol 40 mg 2x1 1 3,0

3. Nitrat ISDN 5 mg 3x1 5 15,2

5) Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah

Tabel XXV. Aturan pakai obat yang mempengaruhi koagulasi darah yang

digunakan pada kasus

No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase

(%)

1. Antiplatelet Asam

asetilsalisilat

160 mg 1x1 3 9,0

80 mg 1x1 1 3,0

Cilostazol 50 mg 2x1 1 3,0

2. Hemostatik Asam

tranexamin 500 mg

3x1 1 3,0

2x1 1 3,0

3x1,2x1,1x1 1 3,0

Carbazochrome

Na Sulfonat 10 mg 3x1 1 3,0

Dari tabel XXV, dapat diketahui bahwa pada pemakaian obat-obat yang

mempengaruhi sistem koagulasi darah, dosis bervariasi pada golongan antiplatelet,

yaitu asam asetilsalisilat. Untuk golongan lain, hanya digunakan satu macam dosis.

6) Terapi kombinasi

Terapi obat kombinasi hanya ditemukan satu jenis penggunaan pada satu

kasus, sehingga dosis yang digunakan juga hanya satu macam dosis, begitu pula

dengan frekuensi pemberian, yaitu 1x1.

Tabel XXVI. Aturan pakai terapi kombinasi yang digunakan pada kasus

No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase

(%)

1. CCB +

AIIRA

Amlodipin besilat +

valsartan

80 mg 1x1 1 3,0

C. Permasalahan-Permasalahan Dalam Penggunaan Obat

Dokumen terkait