Profil vegetasi merupakan gambaran struktur vertikal dan stratifikasi kanopi pohon (Gambar 11-20). Habitat kukang jawa di seluruh lokasi penelitian memperlihatkan daerah bukaan (gap horizontal) dan kanopi yang tidak
bersambungan antarlapisan kanopinya (gap vertikal). Gap di talun dapat terjadi
secara alami maupun buatan atau akibat perbuatan manusia, antara lain karena pohon tumbang, atau pembukaan lahan untuk rotasi pertanian sistem kebun-talun. Luas gap diukur pada pengamatan di lapangan dan penafsiran gambar profil
vegetasi.
Gap horizontal dengan tinggi vegetasi yang pendek terdapat di transek Ct,
PR, PCu, PCi, dan P. Vegetasi semak di transek Ct dan PCi mengisi gap
horizontal berupa ruang di bawah rumpun bambu dan sela-sela pohon. Sedangkan vegetasi pengisi kolom gap pada PR, PCu, dan P adalah tanaman teh Thea cinensis, singkong Manihot utilisima Pohl., dan ki rinyuh Eupathorium odoratum
L. Transek PCu hampir seluruh lantainya diisi oleh teh Thea cinensis dan P
hampir seluruhnya tertutup oleh singkong Manihot utilisima Pohl. dan ki rinyuh Eupathorium odoratum L.
Lebak Pari (LP) merupakan lereng bagian selatan dari Pasir Pareang di Dusun Leuwinanggung Desa Sukamaju (Gambar 11). Kisaran tinggi LP adalah 400-564 m dpl. Kemiringan lokasi tergolong curam jika dibandingkan dengan delapan transek lainnya, kecuali transek Pasir Cupu di Desa Kawungsari. LP merupakan talun sempurna dan sudah jarang dikunjungi. Di LP terdapat beberapa area yang dibuka menjadi kebun singkong Manihot utilisima Pohl. Gap horizontal
lainnya adalah lahan yang dipersiapkan untuk ditanami tanaman kayu keras berupa mahoni Swietenia mahagonii Jacq.dan sengon Paraserianthes falcataria
(L) I. C. Nielsen. Sepanjang jalur transek terdapat tiga kolom gap atau bukaan
vegetasi dengan kisaran luas 4-15 m2. Secara umum kanopi vegetasi LP bersambungan kecuali di tiga kolom gap tersebut.
Gambar 11 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Lebak Pari
Balangendong (B) merupakan area pertanian di tengah pemukiman Dusun Balangendong Desa Sukamaju (Gambar 12). Kisaran tinggi B lebih rendah daripada LP, yaitu adalah 350-395 m dpl. B merupakan talun kebun dimana hampir sebagian besar area merupakan kebun mahoni Swietenia mahagonii Jacq.
55
Gambar 12 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Balangendong
Di talun B juga terdapat beberapa area kebun singkong Manihot utilisima
Pohl. Sepanjang jalur transek terdapat enam kolom gap dengan kisaran luas 2-12
m2. Kanopi vegetasi tidak bersambungan di area kebun mahoni Swietenia mahagonii Jacq. Kebun tersebut diperkirakan berumur 1-2 tahun sehingga
kanopinya belum luas lebih kurang 1-2 m2/pohon.
Cimencek (Cm) merupakan area pertanian di tengah pemukiman Kampung Gembor Dusun Cimencek Desa Raksajaya (Gambar 13). Topografi Cm datar dengan kisaran ketinggian 515-550 m dpl. Cm merupakan talun kebun yang jarang dikunjungi dan jarang digarap. Struktur vegetasi Cm lebih mirip fase talun sempurna namun masih terdapat lahan yang ditanami dengan singkong Manihot utilisima Pohl. Di beberapa area Cm juga merupakan bekas kebun kapol Amomum cardamomum Wild.namun sekarang sudah tidak digarap lagi. Secara umum tidak
terdapat gap yang luas di lokasi ini. Kanopi vegetasi di transek Cm
bersambungan. Kolom gap horizontal yang luas ada pada area kebun singkong Manihot utilisima Pohl.
Gambar 13 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Cimencek
Citamiang (Ct) merupakan area perbukitan Pasir Pongporang di Dusun Citamiang Desa Raksajaya (Gambar 14). Kisaran tinggi Ct adalah 525-608 m dpl. Ct merupakan talun sempurna dan jarang dikunjungi. Di transek Ct tidak terdapat lahan yang masih digarap. Vegetasi pohon di transek Ct tinggi, namun kanopinya tidak bersambungan. Kolom gap terdapat di sepanjang jalur dengan kisaran luas 1-4m2.
Gambar 14 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Citamiang
Pasir Pari (PP) merupakan bukit di Dusun Parakan Kawung Desa Kawungsari (Gambar 15). Kisaran tinggi PP adalah 800-975 m dpl. PP merupakan talun sempurna yang jarang dikunjungi. Di transek PP tidak terdapat
57
lahan garapan, hanya ada kebun singkong Manihot utilisima Pohl. yang sudah
tidak dirawat di beberapa area. Sepanjang jalur transek terdapat enam kolom gap
dengan kisaran luas 3-15 m2. Secara umum kanopi vegetasi LP bersambungan kecuali di enam kolom gap tersebut.
Gambar 15 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Pasir Pari
Pasir Raweuy (PR) merupakan bukit di Dusun Cicantel Desa Kawungsari (Gambar 16). Transek PR berada di area puncak bukit sehingga topografinya tidak curam. PR paling tinggi dibandingkan dengan sepuluh lokasi transek lainnya, yaitu 925-990 m dpl. PR merupakan talun kebun dengan area pertanian tumpangsari berupa tanaman kayu keras pada kebun teh Thea cinensis dan kebun
singkong Manihot utilisima Pohl. Di beberapa area terdapat lahan garapan berupa
kebun palawija. Secara umum struktur vegetasi PR terbuka dan banyak gap
horizontal dan vertikal. Kanopi yang bersambungan hanya terdapat pada area rumpun bambu saja.
Pasir Cupu (PCu) merupakan bukit perkebunan teh Thea cinensis di Dusun
Sodong Desa Kawungsari (Gambar 17). PCu Kisaran tinggi PCu adalah 900-975 m dpl. Kemiringan lokasi tergolong curam jika dibandingkan dengan delapan transek lainnya, kecuali transek LP di Desa Sukamaju. Seperti juga PR, PCu merupakan talun kebun yang menjadi bagian dari area perkebunan teh Thea cinensis dengan sistem tumpangsari. Tanaman kayu keras seperti yang terdapat di
transek PCu antara lain sengon Paraserianthes falcataria (L) I. C. Nielsen,
cengkeh Syzygium aromaticum, damar Agathis dammara (Lamb.) Rich. serta
tanaman palawija seperti singkong Manihot utilisima Pohl., cabe rawit Capsicum frutescens L., dan leunca Solanum nigrum L. Secara umum struktur vegetasi PCu
terbuka dengan banyak gap horizontal dan vertikal. Kanopi vegetasi PCu
bersambungan di separuh bagian dari transek.
Gambar 17 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Pasir Cupu
Pasir Ciputat (PCi) merupakan bukit di Dusun Cimanggu Desa Sarimanggu (Gambar 18). Transek PCi berada di kaki bukit sehingga topografinya landai. Kisaran tinggi PCi adalah 300-371 m dpl. PCi merupakan talun sempurna yang jarang dikunjungi. Terdapat beberapa area kebun bambu dan sisa kebun singkong
Manihot utilisima Pohl. dan jahe Zingiber aromaticum Vahl. Sepanjang jalur
transek terdapat enam kolom gap dengan kisaran luas 3-15 m2. Di transek PCi
terdapat sengon Paraserianthes falcataria (L) I. C. Nielsen yang tinggi dan
59
Gambar 18 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Pasir Ciputat
Pojok (P) merupakan bagian dari area bukit Pasir Kerud di Dusun Pojok Desa Sarimanggu (Gambar 19). P terletak paling rendah dibandingkan dengan sepuluh lokasi transek lainnya, yaitu 237-433 m dpl. P merupakan talun kebun di kaki bukit yang yang sudah tidak diurus. Hampir seluruh lahan di lokasi P tertutup oleh tanaman singkong Manihot utilisima Pohl. dan ki rinyuh Eupathorium odoratum L. Hanya sedikit tegakan pohon di P. Secara umum struktur vegetasi P
terbuka dan banyak gap horizontal dan vertikal.
Gambar 19 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Pojok
Awilega (Al) merupakan area pertanian di tengah pemukiman Dusun Cidoyang (Gambar 20). Ketinggian Al adalah 436-536 m dpl. Al merupakan talun sempurna dengan beberapa area kebun singkong Manihot utilisima Pohl. Pada
saat penelitian ini dilakukan, gap horizontal terdapat pada lahan yang
dipersiapkan untuk ditanami tanaman kayu keras berupa suren Toona sureni (Bl.)
Merr.) dan sengon Paraserianthes falcataria (L) I. C. Nielsen. Secara umum
vegetasi di transek Al bersambungan kecuali pada kolom gap horizontal tersebut
yang dibuka untuk ditanami tanaman kayu keras.
Gambar 20 Profil vegetasi habitat kukang jawa di Awilega
Berdasarkan rentang tinggi vegetasi dan kanopi vegetasi habitat kukang jawa (Gambar 11-20), terdapat empat strata vegetasi sebagai berikut:
- strata atas
Strata atas merupakan lapisan dengan kanopi tertinggi. Strata ini terdiri atas vegetasi dengan tinggi lebih besar dari 12 m atau pohon kategori dewasa. Spesies yang umum terdapat pada strata ini yaitu terdapat sekurangnya di lima transek vegetasi, adalah sengon Paraserianthes falcataria (L) I. C. Nielsen,
aren Arenga pinnata Merr., bambu tali Gigantochloa apus Kurz., dan tisuk Hibiscus macrophyllus Roxb. Spesies yang dominan berdasarkan penutupan
kanopinya dalam strata ini adalah bambu tali G. apus Kurz. Jumlah jenis
vegetasi yang termasuk strata atas paling sedikit dibandingkan dengan strata lainnya. Penutupan dominansi oleh kanopi bambu mengakibatkan vegetasi lain tidak dapat tumbuh dan berkembang baik di dalam naungan bambu. Hal ini menyebabkan terjadinya gap vertikal dengan strata tengah pada area talun yang
61
terdapat karena kanopi bambu yang berkembang mencapai kanopi vegetasi sekitarnya, baik vegetasi di strata yang sama maupun dengan vegetasi di strata bawahnya.
- strata tengah
Strata tengah terdiri atas vegetasi dengan tinggi lebih besar dari 5 m hingga 12 m. Jenis yang umum mengisi strata ini adalah mahoni Swietenia mahagonii Jacq., bambu tali G. apus Kurz., pisang Musa paradisiaca L.,
sengon Paraserianthes falcataria (L) I. C. Nielsen, aren Arenga pinnata Merr.,
dan raksania Maesopsis eminii Engl. Tiga spesies di antaranya, yaitu bambu
tali, sengon, dan aren merupakan vegetasi yang juga secara umum terdapat di strata atas. Spesies yang dominan berdasarkan penutupan kanopi dalam strara ini adalah bambu tali G. apus Kurz. dan aren Arenga pinnata Merr.
- strata bawah
Strata bawah terdiri atas vegetasi dengan tinggi lebih kecil dari 1-5 m. Strata bawah secara dominan diisi oleh vegetasi semak tinggi dan anakan pohon (semai). Spesies yang umum mengisi strata bawah adalah pisang Musa paradisiaca L., mahoni Swietenia mahagonii Jacq. dan aren Arenga pinnata
Merr. - strata lantai
Strata lantai terdiri atas vegetasi dengan tinggi sekurangnya sebesar 1 m, yaitu vegetasi penutup lantai berupa herba, rumput, dan semak rendah serta anakan pohon yang masih kecil. Strata lantai umumnya memiliki penutupan kanopi yang dominan karena jumlahnya yang banyak dan mengelompok. Tabel 14 Komposisi spesies di tiap strata
Transek Σ spesies di tiap strata Σ Spesies lantai bawah tengah Atas Total
LP 24 34 30 7 58 B 26 19 16 11 45 Cm 33 15 19 14 51 Ct 25 27 34 18 63 PP 14 15 9 10 31 PR 11 13 23 6 29 PCu 11 15 15 8 27 PCi 31 37 10 3 50 P 19 15 20 6 37 Al 28 36 17 11 50
Semakin tinggi strata, keanekaragaman spesies semakin menurun (Tabel 14). Jumlah spesies terbanyak di transek B, Cm, dan AL terdapat pada strata lantai, di transek LP, PP, PCi, jumlah spesies terbanyak terdapat pada strata bawah, dan di transek Ct, PR, dan P terdapat pada strata tengah. Jumlah spesies yang sama ditunjukkan oleh strata bawah dan tengah pada transek PCu.