• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

2.1.4 Program Acara Hiburan (Entertainment) .1 Pengertian Hiburan .1 Pengertian Hiburan

Hiburan atau entertainment adalah jenis program acara televisi yang bertujuan memberikan kesenangan pada penonton yang umumnya dikemas dengan gaya artistik meskipun karya jurnalistik juga bisa dijadikan program hiburan tentunya dengan sentuhan artistik. Berbagai bentuk program acara dapat masuk kategori Entertainment atau hiburan antara lain program musik, drama, permainan atau gameshow, reality show, pertunjukkan seni budaya, komedi dan lain sebagainya (Morrison, 2005 : 105).

Hiburan yang disajikan bertujuan untuk menghibur khalayak melalui sifatnya yang dapat mengalihkan perhatian dan meredakan khalayak dari ketegangan-ketegangan sosial sehingga menjadi sarana relaksasi. Dan jenis hiburan yang paling tepat adalah menonton acara komedi.

Menonton acara komedi dapat dikatakan sebagai aktivitas hiburan yang paling banyak penggemarnya. Ini ditandai dengan banyaknya stasiun televisi yang menyajikan acara hiburan berupa komedi yang bertujuan untuk menghibur pemirsa televisi yang menonton acara tersebut. Salah satunya ialah Metro TV yang sukses merebut hati pemirsa dengan Stand Up Comedy. Ini karena materi yang disiapkan oleh komedian berasal dari isu isu yang sedang hangat dibicarakan sekaligus juga menjadi sumber informasi terkini dan aktualisasi diri bagi masyarakat yang menontonnya.

2.1.4.2 Fungsi Hiburan

Fungsi hiburan pada zaman ini untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga.

Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu sendiri, karena masing-masing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri-sendiri, misalnya suami dan istri kerja seharian, sedangkan anak-anak sekolah. Setelah kelelahan dengan aktivitasnya masing-masing, ketika malam hari berada dirumah, kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media hiburan dan sekaligus alternatif untuk berkumpul bersama keluarga (untuk melepas lelah). Acara hiburan itu juga dianggap perekat keluarga karena dapat ditonton bersama-sama. Pentingnya aspek hiburan dalam komunikasi juga diakui Charles R. Wright sehingga ia perlu membuat tabel untuk memperjelasnya (Nuruddi, 2004:71).

Tabel Aktivitas Komunikasi Massa

Masyarakat Individu Subkelompok Tertentu

Kebudayaan

Fungsi Pelepasan lelah bagi kelompok massa Pelepasan lelah Memperluas kekuasaan, mengendalikan bidang kehidupan Disfungsi Mengalihkan public menghindarkan aksi sosial Meningkatka n kepastian, memperenda h cita rasa, memungkink an pelarian atau pengasingan diri Memperlemah astetik “budaya pop”

(Sumber : Charles R. Wright, 1988)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa program acara hiburan di televisi, khususnya komedi mempunyai fungsi yang telah meluas. Ini dapat dilihat dari seberapa besar atensi penonton yang menyaksikan acara Stand Up Comedy di Metro TV karena tidak hanya dikenal sebagai acara yang menghibur, tapi juga sebagai sarana untuk mendapatkan informasi terkini lewat materi yang disuguhkan oleh comics di atas panggung berasal dari isu isu sosial yang menjadi masalah kompleks sehingga membutuhkan jalan keluar yang konkret dan disinilah diharapkan peran mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan yang harus turut berpartisipasi demi menciptakan solusi yang berguna bagi kepentingan masyarakat

2.1.5 Persepsi

2.1.5.1 Pengertian Persepsi

Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.

Menurut beberapa ahli, seperti yang diungkapkan oleh Desiderato yang dikutip oleh Rahkmat dalam buku Psikologi Komunikasi menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Selain itu, persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi yang melibatkan sensasi, atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori (Rahkmat, 2005 :51). Sedangkan menurut DeVito (1997:75), persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.

Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihatnya itu. Secara umum terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhu persepsi seseorang, yaitu:

1. Diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individu yang turut mempengaruhi seperti sikap, motif,kepentingan, minat pengalaman dan harapannya.

2. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara pandang orang melihatnya.

3. Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pertumbuhan persepsi seseorang (Siagian,1989:101). Jalaluddin rakhmat dalam bukunya, Psikologi Komunikasi (2005), mengungkapkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor struktural yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada system saraf individu dan faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk faktor personal.

Dalam Sobur (2003:446), dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga komponen utama, yaitu :

1. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap ransangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Sejalan dengan pendapat Renan Khasali, menurut Sobur

interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

2.1.6 Teori S-O-R

Pada awalnya model teori ini dikenal sebagai model Stimulus – Responden (S-R) akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan Organism dalam bagiannya sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response (S-O-R). Teori S-O-R merupakan model penelitian yang beranjak dari anggapan bahwa organisms akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya.

Efek yang timbul adalah reaksi terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dengan reaksi komunikan. Elemen-elemen utama dari model ini adalah pesan (Stimulus), penerima/komunikan (Organisms), dan efek (Respon) (Effendy, 2005).

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Stimulus atau pesan yaitu sebuah bentuk informasi yang disampaikan melalui seseorang atau media yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya dikonsumsi oleh pribadi. Adapun dalam penelitian ini, pesan berupa bahan atau materi lawakan pada tayangan Stand Up Comedy yang disampaikan oleh komedian atau comic baik secara verbal dan non verbal yang mengandung unsur vulgar di dalamnya.

2. Organism atau penerima pesan yaitu seseorang atau suatu kelompok massa dalam menerima informasi yang disebarkan oleh media massa, terdiri dalam jumlah yang besar dan menyebar dimana-mana. Penerima pesan dapat berupa pemirsa yang menonton tayangan Stand Up Comedy

3. Respon atau umpan balik yaitu tanggapan terhadap pesan yang diterima

Adapun respon yang ditimbulkan stimulus berupa perubahan sikap melalui tahap tahap sebagai berikut :

a. Tahap Kognitif meliputi ingatan terhadap pesan, pengenalan terhadap pesan,dan pengetahuan terhadap pesan tersebut. Dalam hal ini, dibahas bagaimana peran media massa atau televisi dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.

b. Tahap Afektif meliputi perasaan yang timbul karena mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu, baik perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Dalam hal ini, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan tertarik , suka/senang, tertawa, gembira dan puas setelah menonton lawakan atau lelucon yang disampaikan pada program acara Stand Up Comedy di Metro TV. c. Tahap Behavioral meliputi perubahan sikap terhadap pesan sebagai akibat yang

timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dalam hal ini, setelah menonton lelucon pada tayangan Stand Up Comedy pemirsa akan ikut mengalami perubahan sikap yang tercermin dari penggunaan bahasa yang cenderung vulgar dalam interaksi sosialnya sehari hari.